Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ARUS TRANSIEN PADA SISI PRIMER TRANSFORMATOR TERHADAP

PELEPASAN BEBAN DI GARDU INDUK PLTU GRESIK GARDU INDUK KRIAN


MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP
Zulfikar Ainur Rohman
Jurusan Teknik Elektro - FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih - Sukolilo Surabaya 60111
Abstrak: Gejala Transien dapat terjadi pada
perlengkapan elektrik, seperti pada sisi primer
transformator, sirkuit transmisi, generator, dan lain lain.
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan peralatan internal
atau eksternal, seperti hubung singkat, proses switching.
Kondisi ini dapat terjadi karena singkatnya waktu dan
karena terlalu besarnya nilai magnitude, kejadian ini bisa
berpengaruh ke perlengkapan elektrik. Jika transformator
mempunyai gangguan hubung singkat a tau proses
switching, maka arus yang sangat besar akan mengalir ke
sirkuit transformator.
Penelitian ini akan menghitung nilai arus transien
yang berada pada sisi primer transformator, dengan
penggunaan ATP/EMTP (Electromagnetic Transient
Program).
Berdasarkan pada simulasi untuk transformator 250
MVA, arus normal 2699,7 A. Saat terjadi proses switching
besar arus transien mencapai 21,672 kA, dengan beban
total sebesar 570,4728 MVA.
I. PENDAHULUAN
Transformator memegang peranan yang vital dalam
proses penyaluran daya. Agar dapat melayani kebutuhan
beban tersebut maka diperlukan sistem tenaga listrik yang
handal dengan tingkat keamanan yang tinggi. Pada saat
operasi sering mengalami gangguan yang mengakibatkan
terhentinya penyaluran daya. Salah satu gangguan tersebut
adalah transien. Trasien yang terjadi pada pada
transformator disebabkan oleh faktor ekternal misalnya
petir, dan faktor internal misalnya pada proses alih hubung
(switching).
Dalam prakteknya tidak selamanya transformator
dapat beroperasi norma l, ada kalanya mendapat gangguan,
baik gangguan dari luar maupun dari dalam transformator
itu sendiri. Salah satu gangguan tersebut berupa gangguan
hubung singkat yang dapat menimbulkan gejala transien dan
dapat mengakibatkan kerusakan pada transformator t ersebut,
agar kerusakan pada transformator dapat diminimalisasi
maka arus transien yang terjadi disaat switching dianalisis
agar diketahui apakah besar arus transien yang terjadi masih
dalam batasan toleransi sehingga dapat diketahui akibat
yang akan ditimbulkan oleh arus transien tersebut.
Transien adalah perwujudan dari perubahan yang
mendadak karena terjadi pembukaan dan penutupan saklar
atau adanya gangguan pada suatu sistem. Transien
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan

magnetudenya sangat berpengaruh terhadap komponen komponennya yang ada dalam satu sistem. Saat terjadi
transien komponen-komponen mengalami tekanan yang
sangat besar berupa tegangan dan arus, yang keadaan paling
buruk dapat menyebabkan kerusakan peralatan pada sistem
dimana transien itu terjadi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu
dilakukan pengujian pada transformator yang disebabkan
oleh penutupan saklar terhadap gangguan arus transien pada
transformator. Untuk pengujian tersebut dilakukan dengan
cara mengevaluasi besar arus transien yang terjadi pada
belitan primer transformator ketika switching. Untuk
pemodelan yang berupa simulasi ini dilakukan dengan
perangkat lunak ATP/EMTP (Electro Magnetic Transients
Program) dengan demikian akan dapat diketahui tingkat
keandalan dari transformator sebagai sistem operasi
penyaluran beban yang berdaya guna optimal dan efektif.
II. TEORI PENUNJANG
2.1 Gardu Induk dan Saluran Transmisi
Sistem tenaga listrik terdiri dari pembangkitan,
transmisi, distribusi, dan pemakaian tenaga lis trik. Standar
tegangan transmisi di luar negeri adalah 70 kV, 150 kV, 220
kV untuk tegangan tinggi dan 500 kV dan 700 kV untuk
tegangan ekstra tinggi. Standar ini mengikuti IEC
(International Electrotechnical Commission ).

Gambar 2.1 Diagram Segaris Sistem Tenaga Listrik Sederhana

Sistem transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari


pusat pembangkit ke pusat beban melalui saluran transmisi,
karena adakalanya pembangkit tenaga listrik dibagun
ditempat yang jauh dari pusat -pusat beban (load centres).
Tegangan generator pada umumnya rendah antara 6
kV sampai 24 kV, maka tegangan ini biasanya dinaikan
dengan pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan
yang lebih tinggi antara 30 kV sampai 500 kV (dibeberapa
negara maju bahkan sudah sampai 1000 kV ).
Tingkat tegangan yang lebih tinggi ini, selain untuk
memperbesar daya hantar dari saluran yang berbanding
lurus dengan kuadrat tegangan, juga memperkecil rugi -rugi
daya dan jatuh tegangan pada saluran. Penurunan tegangan
dari tingkat tegangan transmisi pertama-pertama dilakukan

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI -ITS

pada gardu induk (GI), dimana tegangan diturunkan ke


tegangan yang lebih rendah, misalnya dari 500 kV ke 150
kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Kemudian penurunan kedua
dilakukan pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV
atau dari 70 kV ke 20 kV. Tegangan 20 kV ini disebut
tegangan distribusi primer.
2.2 PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) Unit
Pembangkitan Gresik
Spesifikasi dari generator pada PLTGU PT. PJB Unit
Pembangkit Listrik Turbin Uap ( Blok 2 dan 3) Gresik, yaitu:
Turbin
: Turbin Uap
Tipe
: Siemens THRI 100/42
Daya Output
: 251,75 MVA
Tegangan Output : 15,75 kV
Arus Output
: 9228 A
Power factor
: 0,8
Frekuensi
: 50 Hz
Spesifikasi dari generator pada PLTGU PT. PJB Unit
Pembangkit Listrik Turbin Uap ( Blok 2 dan 3) Gresik, yaitu:
a. Tipe (2 winding)
Daya (MVA)
: 150/200/250
Tegangan (kV)
: 157.5/15.75
Vektor
: YN, D1
b. Tipe (2 winding)
Daya (MVA)
: 150/200/250
Tegangan (kV)
: 512.5/15.75
Vektor
: YN, D1
Spesifikasi dari generator pada PLTU Unit III dan IV PT.
PJB Unit Pembangkitan Gresik, yaitu :
Kapasitas
: 250 MVA
Tegangan nominal : 15 kV
Arus nominal
: 9623 A
Power factor
: 0,8
Frekuensi
: 50 Hz
Kecepatan putar
: 3000 rpm
Main Transformator digunakan untuk menaikkan
tegangan generator 15 kV menjadi 154 kV, dengan
spesifikasi :
Kapasitas
: 240 MVA
Tegangan sisi tinggi
: 154 kV (wye)
Tegangan sisi rendah
: 15 kV (delta)
Frekuensi
: 50 Hz

III. GEJALA TRANSIEN, SWITCHING DAN


PEMODELAN MENGGUNAKAN EMTP
3.1 Switching
Semua operasi switching pada sistem tenaga sangat
potensial menimbulkan gejala transien. Beberapa peralatan
switching antara lain :
a. Pemutus daya (circuit breaker)
b. DC circuit breaker
c. Pemisah (disconnector)
d. Thyristor, dll.
3.1.1. Pemutus Daya
Setiap sistem tenaga listrik dilengkapi dengan sistem
proteksi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada
peralatan sistem dan mempertahankan kestabilan sistem
ketika terjadi gangguan, sehingga kontinuitas pelayanan
dapat dipertahankan. Salah satu komponen sistem proteksi
adalah pemutus daya (circuit breaker).
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu
pemutus daya agar dapat mempertahankan kontinuitas
pelayanan :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus
menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam
keadaan berbeban maupun terhubung singkat tanpa
menimbulkan kerusakan pada pemutus daya itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan
kecepatan tinggi agar arus hubung singkat tidak sampai
merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan
kestabilan, dan merusak pemutus daya itu sendiri.
3.2 Pemodelan Menggunakan ATP/EMTP
Dalam simulasi kali ini kita menggunakan fasilitas
ATPDraw dari software EMTP untuk memodelkan dan
mensimulasikan pengaruh switching (pelepasan beban)
terhadap sisi primer transformator pembangkit 500 kV.
ATPDraw adalah program grafis untuk versi ATP
dari electromagnetic Transient Program (EMTP) untuk
Windows. ATP termasuk salah satu program yang
digunakan secara luas untuk simulasi digital dari fenomena
transien
elektromagnetik,
sebagaimana
kejadian
elektromagnetik sesungguhnya pada sistem tenaga. Pada
program ini pengguna dapat merancang rangkaian elektronik
dengan memilih komponen-komponen yang telah tersedia.

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI -ITS

Tcl = -1 det
Top = 0,1 det

Titik Gangguan

Gambar 3.1 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit Gresik (500kV dan 150 kV) - Gardu Induk Krian pada Pemodelan
Sistem dengan simulasi ATP -EMTP

IV. SIMULASI DAN ANALISIS ARUS TRANSIEN


PADA SISI PRIMER TRANSFORMATOR AKIBAT
PELEPASAN BEBAN
Pada bagian ini dilakukan simulasi untuk mengamati
karakteristik, dari arus transien saat terjadi pelepasan beban
(switching). Simulasi pada sistem dilakukan dengan
parameter sebagai berikut :
1. Saat Kondisi Normal (Tanpa Gangguan) pada Jaringan
Transmisi Tegangan Tinggi 500 kV.
2. Saat Kondisi Switching (Ada Gangguan) pada Jaringan
Transmisi Tegangan Tinggi 500 kV.
3. Saat Kondisi Switching pada Jaringan Transmisi
Tegangan Tinggi 500 kV dengan Setting Waktu Tetap
dan Beban yang Berbeda
4.1 Saat Kondisi Normal (Tanpa Gangg uan) pada
Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi 500 kV.

b. Transformator Pembangkit 200 MVA


2162,4 A

Gambar 4.2 Arus pada sisi Primer Trafo 200 MVA Kondisi
Normal

c. Transformator Pembangkit 150 MVA

a. Transformator Pembangkit 250 MVA

1622,5 A

2699,7 A

Gambar 4.3 Arus pada sisi Primer Trafo 150 MVA Kondisi
Normal
Gambar 4.1 Arus pada sisi Primer Trafo 250 MVA Kondisi
Normal

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI -ITS

Berdasarkan hasil simulasi pada kondisi normal


menunjukkan profil arus seperti gambar 4 .1 - gambar 4.3
Hasil simulasi dalam kondisi normal menamp ilkan
karakteristik gelombang dimana sedang beroperasi secara
normal dengan arus puncak pada sisi primer trafo 250 MVA
yaitu sebesar 2699,7 A, pada sisi primer trafo 200 MVA
yaitu sebesar 2162,4 A, dan pada sisi primer trafo 150 MVA
yaitu sebesar 1622,5 A.

412,47 kV

139,92 kV

4.2 Saat Kondisi Switching (Ada Gangguan) pada


Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi 500 kV.
a. Transformator Pembangkit 250 MVA

2,6997 kA

21,672 kA

Gambar 4.4 Arus Transien pada sisi Primer Trafo

b. Transformator Pembangkit 200 MVA

2,1624 kA

17,355 kA

Gambar 4.5 Arus Transien pada sisi Primer Trafo

c. Transformator Pembangkit 150 MVA

Gambar 4.7 Tegangan pada Sisi Sekunder Trafo Pembangkit


(250, 200, dan 150) MVA akibat Pelepasan Beban (Switching)

Berdasarkan dari rangka ian simulasi yang


ditunjukkan pada gambar diatas memperlihatkan hasil
simulasi dalam kondisi switching saat terjadi gangguan
hubung singkat 3 phasa ketanah , transien akan terlihat disaat
switching dengan pengaturan waktu pada PMT. Hasil
simulasi saat switching menunjukkan profil arus seperti
gambar 4.4 - gambar 4.6, hasil simulasi saat pelepasan
beban dengan arus puncak transien yang paling tinggi pada
sisi primer trafo 250 MVA sebesar 21,672 kA, pada sisi
primer trafo 200 MVA sebesar 17,355 kA, dan pada sisi
primer trafo 150 MVA sebesar 13,018 kA. Dengan total
beban sebesar 570,4728 MVA.
Dapat dilihat adanya perubahan pada arus yang
diakibatkan terjadinya pelepasan beban (switching), Arus
transien yang terjadi berlangsung selama 0,05 detik setelah
itu arus akan menjadi nol (0) dikarenakan PMT pada kondis i
terbuka.
Sedangkan untuk tegangan pada sisi sekunder trafo,
pada saat terjadinya pelepasan beban terjadi penurunan
tegangan. Tegangan puncak yang sebelumnya sebesar
412,47 kV mengalami penurunan sebesar 139,92 kV.
4.3 Saat Kondisi Switching pada Jaringan Transmisi
Tegangan Tinggi 500 kV dengan Setting Waktu
Tetap dan Beban yang Berbeda
Dari simulasi dan hasil simulasi pada semua trafo
pembangkit, maka bisa didapatkan besar arus transien pada
trafo pembangkit 250 MVA, 200 MVA, dan 150 MVA
dengan beban yang berbeda. Tabel dibawah akan
menampilkan hasil dari simulasi menggunakan ATP/EMTP.
Tabel 4.1 Nilai Arus Transien pada Trafo Pembangkit 250 MVA
dengan Setting Waktu Tetap dan Beban yang Berbeda

1,6225 kA

No.
1
13,018 kA

Gambar 4.6 Arus Transien pada sisi Primer Trafo

2
3

Kondisi
dan Total
Beban
(MVA)
(570,4728)
Semua on
(524,7782)
Sawahan off
(452,166)
Sawahan,
Tandes off

Arus (A)
Pelepasan
Normal
Beban
(Switching)

Selisih
(%)

2699,7

21672

87,54

2470,4

21584

88,55

2331,8

21561

89,18

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI -ITS

(355,3402)
Sawahan,
Tandes,
Driyorejo off
(290,408)
Sawahan,
Tandes,
Driyorejo,
Sekar Putih
off

1799,8

21334

91,56

1452,6

21188

93,14

Tabel 4.2 Nilai Arus Transien pada Trafo Pembangkit 200


MVA dengan Setting Waktu Tetap dan Beban yang Berbeda

No.
1
2
3

Kondisi
dan Total
Beban
(MVA)
(570,4728)
Semua on
(524,7782)
Sawahan off
(452,166)
Sawahan,
Tandes off
(355,3402)
Sawahan,
Tandes,
Driyorejo off
(290,408)
Sawahan,
Tandes,
Driyorejo,
Sekar Putih
off

Arus (A)
Pelepasan
Normal
Beban
(Switching)

Selisih
(%)

2162,4

17355

87,54

1978,7

17284

88,5

1867,1

17267

89,18

1441,6

17085

91,56

1163,5

16968

93,14

Tabel 4.3 Nilai Arus Transien pada Trafo Pembangkit 150


MVA dengan Setting Waktu Tetap dan Beban yang Berbeda

No.
1
2
3

Kondisi
dan Total
Beban
(MVA)
(570,4728)
Semua on
(524,7782)
Sawahan off
(452,166)
Sawahan,
Tandes off
(355,3402)
Sawahan,
Tandes,
Driyorejo off
(290,408)
Sawahan,
Tandes,
Driyorejo,
Sekar Putih
off

Arus (A)
Pelepasan
Normal
Beban
(Switching)

Selisih
(%)

1622,5

13018

87,54

1484,6

12966

88,55

1401,3

12952

89,18

1081,6

12817

91,56

872,92

12729

93,14

Berdasarkan dari rangkaian simulasi memperlihatkan


hasil simulasi dalam kondisi switching saat terjadi gangguan
hubung singkat 3 phasa ketanah , hasil simulasi saat
switching ditunjukkan pada tabel 4. 1 table 4.3. Dan dari
table diatas juga bisa dilihat hasil simulasi saat pelepasan
beban dengan beban yang berbeda-beda. Pada tabel

menunjukkan perubahan yang terjadi pada arus transien


disisi primer transformator, penurunan nilai arus transien
diakibatkan karena berkurangnya daya beban (MVA) yang
terpasang.
Dari hasil simulasi dan karakteristik a rus transien
terhadap kondisi pada sisi primer trafo pembangkit (250
MVA), nilai arus puncak transiennya cenderung lebih besar
daripada trafo pembangkit (250 dan 150) MVA. Hal ini
disebabkan karena besar daya dari masing -masing trafo
mempunyai nilai yang berbeda, trafo dengan daya besar
mempunyai nilai arus transien yang besar dibanding dengan
trafo dengan daya kecil. Pada tabel diatas juga bisa dilihat
bahwa meskipun pada tiap trafo mempunyai nilai arus
puncak transien yang berbeda, tetapi dengan beban yan g
sama maka nilai selisih antara arus normal dan saat terjadi
pelepasan beban (switching) pada masing-masing trafo akan
sama. Dikarenakan tiap trafo memiliki rasio perbandingan
tegangan primer dan tegangan sekunder yang sama.
V. PENUTUP
Berdasarkan analisis simulasi ATP-EMTP dan
pembahasan perhitungan, maka pada Tugas Akhir ini
didapatkan beberapa kesimpulan dan saran, yaitu :
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari analisis dan
pembahasan perhitungan adalah :
1. Besar beban total dari transformator pembangk it
PLTU gresik 500 kV sebesar 570,4728 MVA dengan
besar arus normal tiap trafo pembangkit masing masing sebesar (trafo 250 MVA = 2699,7 A, trafo
200 MVA = 2162,4 A, trafo 150 MVA = 1622,5 A).
Berdasarkan hasil dari simulasi untuk semua beban
yang terpasang pada busbar Surabaya Barat saat
terjadi pelepasan beban akibat gangguan hubung
singkat 3 phasa ketanah, maka arus puncak transien
pada sisi primer masing-masing transformator yang
akan ditimbulkan sebesar (trafo 250 MVA = 21,672
kA, trafo 200 MVA = 17,355 kA, trafo 150 MVA =
13,018 kA). Itu berarti besar arus puncak transien
melebihi arus nominal (In) transformator pembangkit.
2. Berdasarkan standar (SPLN 64:1985) tentang garis
batas ketahanan trafo terhadap arus transien.
Sehingga transformator untuk semua pembangkit
masih berada dalam kondisi batas aman saat terjadi
pelepasan beban, karena besar arus puncak transien
sebesar 2,4 In.
3. Selisih nilai antara kondisi normal dan saat terjadi
pelepasan beban pada semua transformator
pembangkit PLTU Gresik 500 kV dengan setting
waktu tetap dan beban yang berbeda , nilai arus
transiennya rata-rata sebesar 89,99 %.
4. Jika beban naik maka besar arus pada sisi primer
tranformator akan juga naik. Dan sebaliknya, Jika
beban turun maka besar arus pada sisi primer
tranformator akan juga turun. Begitu juga saat terjadi
pelepasan beban.

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI -ITS

5.

Arus transien yang besarnya melebihi batas aman


akan dapat merusak peralatan atau elemen -elemen
sirkuit. Juga dapat menyebabkan jatuhnya tegangan
dan frekuensi sistem, sehingga kerja paralel d ari unitunit pembangkit menjadi terganggu.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan setelah mengerjakan
Tugas Akhir ini adalah :
1. Untuk pengkajian yang lebih mendalam tentang
penelitian, analisis arus transien akibat pelepasan
beban ini masih diperlukan pengetahuan serta
ketelitian yang lebih baik lagi. Sedangkan
penggunaan program ATP/EMTP dalam penyelesaian
tugas akhir ini hanya untuk melihat tampilan harga
dan bentuk profil gelombang arus yang terjadi pada
sisi primer transformator dalam keadaan normal
maupun pada saat terjadi pelepasan beban
(switching). Namun program ATP/EMTP ini masih
dapat
dikembangkan
penggunaannya
dalam
melakukan suatu penelitian.
2. Program ATP-EMTP ini dapat juga dijadikan sebagai
sarana dan salah satu metoda untuk menyelesaikan
dan menganalisis permasalahan transien pada sistem
tenaga listrik, rangkaian control, mesin -mesin listrik,
maupun masalah tegangan tinggi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Arismunandar., Teknik Tegangan Tinggi, (1975)
[2] A. Kadir., Transmisi Tenaga Listrik, (1998)
[3] Ahmad Dayan., Simulasi Tegangan Dip Pada Sistem
Distribusi Tegangan Menengah 20 kV PT. PLN
(PERSERO) APJ Surabaya Utara Menggunakan ATP EMTP. Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya (2009)
[4] Arfita Yuana Dewi., Analisis Arus Transien Pada Sisi
Primer Transformator Terhadap Pelepasan Beban
Menggunakan Simulasi EMTP - TEKNOIN, Vol. 11,
No.3, September 2006.
[5] Daniel Prahara Eka Ramadhani ., Eko Prasetyo.,
Nalendra Permana., Sistem Pengaman Elektris Pada
Generator PLTGU PT PJB Unit Pembangkitan
Gresik. Kerja Praktek ., Jurusan Teknik Elektro,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (2008)
[6] Data Beban Puncak Transformator & Transmisi
Region Jawa
Timur dan Bali Desember 2009.
PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA B ALI.
[7] Dugan R.C., McGranaghan M.F., Beaty H.W.,
Electrical Power Systems Quality, The McGraw Hill
Companies. (1996)
[8] Fallon C.M., McDermott B.A., Development and
Testing of a Real-Time Digital Voltage Flickermeter ,
IEEE. (1996)
[9] Fikri KA., Eko FS., Purwadi., Transformator Tenaga
Pada PLTU Unit III dan IV 2X200 MW Di PT. PJB
Unit Pembangkitan Gresik. Laporan Kerja Praktek ,.
Teknik Elektro Universitas Jember (2006)

[10] Gupta., Power System Analysis and Design , S.chand


& Company LTD. (2004)
[11] Nadu., High Voltage Engineering , The McGraw Hill
Companies. (1982)
[12] Profil Unit Pembangkitan Gresik .2007. PT PJB.
Gresik.
[13] Raditya Hari Nugraha., Analisis Transien Akibat
Shunt Reaktor Switching Terhadap P eralatan Di Gitet
500
kV
Dengan
Menggunakan
Pemodelan
ATP/EMTP. Jurusan Teknik Elektro, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (2009)
[14] Saadat, H., Power System Analysis , International
Edition EPRI, McGraw-Hill., New York. (1999)
[15] Suhadi., dkk., Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid
1, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan
Nasional. (2008)
[16] Syariffuddin. M., Diktat Kulah Teknik Tegangan
Tinggi, ITS, Surabaya.
[17] Tobing., Peralatan Tegangan Tinggi , PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta. (2003)
[18] T. S. Hutahuruk., Gelombang Berjalan dan Proteksi
Surja, Jakarta : Erlangga. (1989)
RIWAYAT HIDUP
Zulfikar Ainur
Rohman
dilahirkan di kota Banyuwangi, 22
April 1986. Penulis adalah putra
kedua dari dua bersaudara pasangan
Alm.Moch. Anwar dan Kanama Al
Marhamah.
Penulis
memulai
je njang
pendidikannya di TK Muslimat dan
MI Rogojampi Banyuwangi hingga
lulus tahun 1998. Setelah itu penulis
melanjutkan studinya di SLTP Negeri 1 Rogojampi
Banyuwangi. Tahun 2001, penulis diterima sebagai murid
SMK Negeri 1Glagah Banyuwangi Jurusan Teknik Elektro
hingga lulus tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis
mengikuti Tes Lokal D3 Teknik Elektro Universitas Je mber
hingga lulus tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan Studi ke Strata 1 Jurusan Teknik Elektro
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan
mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga.

Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI -ITS

Anda mungkin juga menyukai