Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pokok Bahasan
Sasaran
: Andikpas
Tempat
Waktu
Tanggal
Pemberi Materi
I.
II.
2.
3.
III.
Materi
1.
2.
3.
4.
IV.
Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab
V.
Media Penyuluhan
VI.
No
.
1
Kegiatan
Uraian Kegiatan
Penyuluh
Kegiatan
b. Menyampaikan
kontrak
waktu,
Peserta
a. Menjawab
perkenalan,
tujuan
salam.
dan b. Mendengarkan
Penyuluha a. Menanyakan
n
20 Menit
mengenai
kepada
tujuan
peserta a. Menyimak
di
masa
penjelasan.
depan
b. Memberi
reinforcement
kemauan
atas
peserta
mendengarkan
c. Memberikan
penjelasan
d.Peserta
dan bertanya
e.
f. Menganjurkan/memotivasi
menyimak
peserta
untuk
Peserta
menjelaskan f.peserta
Penutup
5 Menit
a. Melakukan evaluasi
menjelaskan
a. Menjawab
pertanyaan
dan
b. Menyimpulkan
materi b. Menyimak
penyuluhan
kesimpulan.
c. Menjawab
c. Mengucapkan salam
VI.
salam.
Evaluasi
Untuk
mengetahui
sejauhmana
pemahaman
sasaran
setelah
2.
3.
4.
5.
VII.
Lampiran
Materi
Lampiran Materi
Frekuensi
2
14
19
35
Persentase (%)
5,7
40
54,3
100
Sebagian besar (54,3%) memiliki orientasi yang jelas dalam bidang pendidikan di
masa depan. Hanya sebagian kecil (5,7%) yang memiliki orientasi tidak jelas
dalam bidang pendidikan di masa depan.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Orientasi Masa Depan Dalam Bidang Pekerjaan
Pada Anak Didik Lapas di LPKA Jawa Barat (n:35)
Kategori
Tidak Jelas
Sedang
Jelas
Total
Frekuensi
0
11
24
35
Persentase
0
31,4
68,6
100
Sebagian besar (68,6%) memiliki orientasi yang jelas dalam bidang pekerjaan di
masa depan. Tidak ada yang memiliki orientasi tidak jelas dalam bidang pekerjaan
di masa depan.
Frekuensi
2
9
24
35
Persentase
5,7
25,7
68,6
100
Sebagian anak didik lapas memiliki motivasi yang tinggi (68,6%) dalam bidang
pendidikan di masa depan. Sebagian kecil (25,7%) memiliki motivasi yang sedang
dalam bidang pendidikan. Sebagian kecil (5,7%) yang memiliki motivasi yang
rendah.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Dimensi Planning Dalam Bidang Pendidikan
Pada Anak Didik Lapas di LPKA Jawa Barat (n:35)
Kategori
Tidak Terarah
Cukup Terarah
Terarah
Total
Frekuensi
3
14
18
35
Persentase (%)
8,6
40
51,4
100
Sebagian (51,4) anak didik lapas memiliki rencana pendidikan yang terarah.
Sebagian (40%) memiliki rencana pendidikan yang cukup terarah.Hanya sebagian
kecil (8,6%) yang memiliki rencana pendidikan yang tidak terarah.
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Dimensi Evaluasi Dalam Bidang Pendidikan Pada
Anak Didik Lapas di LPKA Jawa Barat (n:35)
Kategori
Negatif
Ragu-Ragu
Positif
Total
Frekuensi
0
7
28
35
Persentase
0
20
80
100
Sebagian besar(80%) anak didik lapas memiliki penilaian yang positif terhadap
rencana masa depan dalam bidang pendidikan. Hanya sebagian kecil (20%) yang
ragu-ragu terhadap rencana masa depan dalam bidang pendidikan. Tidak ada yang
memiliki pandangan negatif tentang pekerjaan di masa depan.
Frekuensi
0
7
28
35
Persentase
0
20
80
100
Sebagian besar (80%) anak didik lapas memiliki motivasi yang tinggi dalam bidang
pekerjaan.Hanya sebagian kecil (20%) yang memiliki motivasi yang sedang dalam
bidang pekerjaan.Tidak da yang memiliki motivasi yang rendah dalam bidang
pekerjaan.
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Dimensi Planning Dalam Bidang Pekerjaan Pada
Anak Didik Lapas di LPKA JawaBarat (n:35)
Kategori
Tidak Terarah
Cukup Terarah
Terarah
Total
Frekuensi
0
15
20
35
Persentase
0
42,9
57,1
100
Sebagian (57,1%) anak didik lapas memiliki rencana pekerjaan yang terarah.
Sebagian lagi (42,9%) yang memiliki rencana pekerjaan yang cukup terarahterarah.
Tidak ada yang tidak memiliki arahan dalam pekerjaan di masa depan.
Frekuensi
0
8
27
35
Persentase
0
22,9
77,1
100
Sebagian besar(77,1%) anak didik lapas memiliki penilaian yang positif terhadap
rencana masa depan dalam bidang pekerjaan. Hanya sebagian kecil (22,9%) yang
ragu-ragu terhadap rencana masa depan dalam bidang pendidikan. Tidak ada yang
memiliki pandangan negatif terhadap pekerjaan di masa yang akan datang.
menjalani
hidup.
Rumus
mendapatkan
tujuan
hidup
yang
baik:SMART
1. Tujuan hidup harus spesifik; Berikan gambaran yang spesifik yang
dapat dituangkan dalam bentuk yang sangat jelas.
hidup
harus
realistis,
tujuan
yang
memperhitungkan
dengan
nilai-nilai
didalam
masyarakat
dan
kebudayaannya.
dan
informal
yang
dapat
saling
melengkapi
dan
terdiri
dari
lembaga
kursus
dan
lembaga
pelatihan,
dan
terus
berusaha,
perlahan
namun
pasti,
Anda
akan
Hal ini tentu bukanlah perbuatan baik, bila kita merujuk pada suatu
masalah,
pastinya
akan
ada
banyak
masalah
yang
akan
terus
diakui
bahwa
bangkit
dari
keterpurukan
bukanlah
pekerjaan mudah, kita harus melawan diri kita sendiri. Disaat jatuh kita
sering kali menyalahkan keadaan, menyalahkan diri sendiri dan tidak
mampu berbuat banyak selain meratapi kesalahan yang telah diperbuat.
Memang kita disarankan untuk mengevaluasi apa yang sudah dilakukan,
penyesalan tidak akan membuat Anda menjadi lebih baik. Justru
seharusnya Anda berpikir bagaimana caranya untuk menyelesaikan
masalah yang sedang menimpa Anda. Anda harus mencari solusi atas apa
yang sudah Anda jalankan.
Jangan sampai Anda tiba-tiba menyerah di tengah jalan karena ada
beberapa masalah, menyerah begitu saja menunjukkan bahwa mental
kita adalah pecundang. Bukanlah kemenangan dan makna kehidupan
yang menjadi tujuan kita, melainkan menikmati setiap proses dan
mensyukuri setiap karunia merupakan tujuan yang sebenarnya. Jadi bila
Anda
memiliki
masalah
dan
terjatung,
maka bangkit
dari
keterpurukan merupakan satu solusi tepat agar Anda tetap berdiri dan
semangat kembali.
mengenali
diri
sendiri,
karena
sebagian
besar
keterpurukan
F. KOPING
Koping adalah segala usaha individu yang digunakan untuk
mengatasi masalah, mengurangi ketidaksesuaian/kesenjangan antara
tuntutan yang menekan dan kemampuan individu dalam memenuhi
tuntutan tersebut. Terdapat dua jenis strategi koping:
1. Berfokus pada masalah
Merupakan bentuk koping yang diarahkan kepada upaya
mengurangi tuntutan dari situasi yang penuh tekanan.
2. Berfokus pada emosi
Mengurangi respon emosional pada stres dengan mengubah pikiran
atau perasaan individu terhadap sumber stresor.
Sebagaimana dikutip oleh Nila Anggreiny dalam tesisnya, Goleman
mengemukakan bahwa kemampuan regulasi emosi dapat dilihat dalam
enam kecakapan, yakni:
a. Kendali diri, yakni mampu mengelola emosi dan impuls yang
merusak dengan efektif. membuat table johari window)
b. Memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain.
c. Memiliki sikap hati-hati.
d. Memiliki adaptibilitas, yakni luwes dalam menangani perubahan dan
tantangan.
e. Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi.
b. Memiliki pandangan positif terhadap diri dan lingkungan.
Sedangkan menurut Martin ciri-ciri dari individu yang memiliki regulasi
emosi adalah:
a. Bertanggung
jawab
secara
pribadi
atas
perasaan
dan
kebahagiaannya.
b. Mampu mengubah emosi negatif menjadi proses belajar dan
c.
d.
e.
f.
DAFTAR PUSTAKA
Jembarwati , O. (2015). Pelatihan Orientasi Masa Depan dan Harapan Keberhasilan Studi
pada SIswa SMA.
Luhpuri, D., & Satriawan. (2004). Modul Diklat Pekerjaan Sosial Koreksional. Bandung:
Balai Besar Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial Bandung.
Solusisupersukses.com