Anda di halaman 1dari 3

MINI CASE REPORT

PENYAKIT NON-INFEKSI : INKONTINENSIA URIN


1. IDENTITAS PASIEN :
A. Nama
B. Umur
C. Bangsa/suku
D. Jenis Kelamin
E. Agama
F. Pekerjaan
G. Alamat
H. Tanggal Pemeriksaan
I. KK

: Nn. M
: 13 Tahun
: Makassar
: Perempuan
: Islam
: Siswa
: Bonto-Bonto
: 21 Januari 2016
: Jabbar

2. ANAMNESIS LENGKAP
A. Keluhan Utama
B. Anamnesis Terpimpin

: Tidak tahan jika hendak buang air


: Sering buang air kecil 5 kali dalam sehari. Sakit perut

regio epigastrium dan regio hipogastric.


C. Dialami sejak
: Setahun yang lalu
D. Riwayat Penyakit sebelumnya : Tidak ada
E. Riwayat Penyakit Keluarga
: Tidak ada
F. Riwayat Kebiasaan
: Tidak ada
3. PEMERIKSAAN FISIS:
A. Tinggi Badan
: 150 cm
B. Berat Badan
: 45 kg
C. Tanda Vital
a. Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
b. Nadi
:c. Pernapasan
:d. Suhu
:D. Kepala
: Normocephal
E. Abdomen
: Normal
F. Ekstremitas
:4. PEMERIKSAAN FISIS
- Inspeksi
- Palpasi abdomen
- Perkusi
- Auskultasi

: Compos Mentis
: nyeri regio epigastrium
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Tidak Dilakukan
6. DIAGNOSIS
- INKONTINENSIA URIN KRONIK

7. PENATALAKSANAAN
A. Pengobatan farmakologi yang diberikan :
B comp. B6 2x1, B1 2x1, Papaverin 3x1
B. Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain : Jika
sedang sementara membuang air kecil, tahan sedikit lalu dibuang, setelah itu
ditahan lagi lalu di buang. Begitu seterusnya hingga kantong kencing sudah dirasa
kosong.
8. PEMBAHASAN
INKONTINENSIA URIN KRONIK
A. Definisi
Keluarnya urin yang tidak dapat dikendalikan atau dikontrol yang secara
objekstif dapat diperlihatkan dan dapat menjadi maslaah untuk sosial atau
higienis
B. Klasifikasi
Berdasarkan sifat irreversibelnya, inkontinensia urin dapat dibagi menjadi
dua kelompok yaitu :
a. Inkontinensia Urin Akut (Transient Incontinence)
Terjadi secara mendadak, kurang dari 6 bulan dan biasanya berkaitan
dengan kondisi sakit akut atau iatrogenik dimana menghilang jika kondisi
akut tersebut di tangani.
b. Inkontinensia Kronik (Persisten)
Inkontinensia urin ini tidak berkaitan dengan kondisi aut dan
berlansung lama. (lebih dari enam bulan). Ada 2 Penyebab kelainan
yang melatar belakangi inkontinensia kronik (persisten) ini, yaitu
Menurunnya kapasitas kandung kemih atau hipeaktif dan karena
kegagalan pengosongan kandung kemih akibat lemahnya kontraksi
otot detrusor. Inkontinensia tipe ini dibagi lagi menjadi beberapa
bagian atau tipe lagi, antara lain :
i.
ii.
iii.
iv.

Inkontinensia Urin tipe stres


Inkontinensia urin tipe urge
Inkontinensia urin tipe overflow
Inkontinensia tipe campuran (mixed)

C. ETIOLOGI
a. Inkontinensia Urin tipe stress
- Peningkatan tekanan di dalam perut

- Melemahnya otot dasar pangul


- Post operasi
- Penurunan Estrogen
b. Inkontinensia urin tipe urge
- Kandung kemih tidak stabil
c. Inkontinensia urin tipe overflow
- Tergantung dari tipe yang ada
d. Inkontinensia tipe campuran (mixed)
D. FAKTOR RESIKO
a. Faktor Kehamilan Dan Persalinan
b. IMT berlebih
c. Menopause
E. PATOMEKANISME
F. DIAGNOSIS DAN GEJALA KLINIK
a. Anamnesis
i.
Inkontinensia Urin tipe stress
Kencing secara tiba tiba saat batuk, mengedan, tertawa, bersin,
lari atau hal lain yang dapat meningkatkan tekanan pada rongga perut.
ii.

Inkontinensia urin tipe urge


Timbul saat otot detrusor kandung kemih tidak stabil, yang
mana otot ini bereaksi secara berlebihan. Pasien tidak dapat menahan
atau menunda berkemih jika merasakan sensasi berkemih mucul.

iii.

Inkontinensia urin tipe overflow


Rasa tidak puas setelah berkemih, urin keluarnya sedikit dan
pancarannya lemah.

iv.

Inkontinensia tipe campuran (mixed)


Tergantung dari Inkontinensia tipe apa yang dialami oleh
pasien

b. Pemeriksaan
- Cough Stress Test
- Cytoscopy
G. PENATALAKSANAAN
a. Inkontinensia Urin tipe stres
b. Inkontinensia urin tipe urge
c. Inkontinensia urin tipe overflow
d. Inkontinensia tipe campuran (mixed)

Anda mungkin juga menyukai