Anda di halaman 1dari 5

Piutang

1. Devinisi Piutang
Piutang (Account Receivable) ialah hak perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima dalam
bentuk kas. Piutang biasanya digolongkan kedalam kelompok piutang usaha dan piutang diluar usaha. Untuk
keperluan fiscal sebaiknya sistem akuntansi dapat menyajikan saldo piutang yang ada dalam hubungan
istimewa. Pemisahan ini dimaksudkan untuk mempermudah fiskus dalam mengatahui WP melakukan
penghindaran pembayaran pajak melalui penetapan harga transfer (Transfer Pricing).
Agar dari pembukuan piutang dapat diperoleh keadaan mengenai saldo piutang, maka rekening
piutang dikhususnya untuk keperluan fiscal harus dapat memberikan keterangan data sebagai berikut:
a. Nama dan Alamat Lengkap Debitur
b. Jumlah Piutang kepada masing-masing Debitur
c. Saat timbul maupun berkurangnya piutang
d. Jenis piutang, Misalnya Piutang Usaha, Piutang kepada pemegang saham, dan piutang bunga
e. Hak penerima bunga
f. Tanggal jatuh tempo piutang
g. Jumlah piutang yang dapat dihapuskan
h. Keterangan lainya yang berkaitan dengan piutang
2. Piutag Usaha
Piutang usaha terjadi akibat transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa untuk kegiatan usaha
normal perusahaan. Piutang usaha terjadi karena penjualan barang atau penyerahan barang secara kredit.
Piutang dapat dicatat jika barang telah diserahkan. Dalam usaha pelayanan jasa, piutang dicatat pada saat
pelayanan jasa dilaksanakan. Pada umumnya piutang seperti ini tidak disertai suatu surat-surat perjanjian
yang formal. Akan tetapi, adakalanya bentuk piutang usaha dinyatakan dalam bentuk surat dagang komersial
yaitu wesel tagih. Piutang yang dapat ditagih dalam satu tahun dapat digolongkan kedalam aset lancer,
sedangkan piutang yang tidak dapat ditagih dalam satu periode dapat digolongkan pada aset lain-lain. WP
merupakan Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib memungut PPN atas penyerahan barang dan jasa kena
pajak yang dilakukannya.
Dalam akuntansi komersial, Wild dan Kwok (2011:154-161), sering terjadi pemberian potongan
peniagaan (Trade discount
potongan yang diberikan pada saat terjadi transaksi penjualan dengan
mengurangi harga jual yang berlaku) dan potongan tunai (Cash Discount
potongan yang
diberikan kepada pelanggan dengan tujuan agar pelanggan segera melakukan pembayaran tagihan ). Selain
itu, sering terjadi retur penjualan. Praktik akuntansi komersial membutuhkan potongan tersebut dengan
mengurangkannya kepada penjulan bruto. Pembukuan seperti ini diperbolehkan oleh ketentuan perpajakan.
Namun, pembukuan penyisihan (Allowance) untuk potongan tunai dan retur penjualan tidak diperkenan untuk
tujuan perpajakan karena ketentuan perpajakan lebih menekannkan pada keadaan senyatanya dan bukan
bersifat antisipatif dengan penyisihan tersebut.
Dalam praktik akuntansi komersial, pembentukan penyisihan (Cadangan) berguna untuk
mengantisipasi kemungkinan kerugian dari piutang tak tertagih merupakan hal yang lazim. Terhadap piutang
yang diragukan tingkat kolegtibilatasnya, perusahaan dapat mengahpuskan dan membebankannya kepada
cadangan dimaksud.
Menurut Weygandt, Kimmel dan Kieso (2011:353-355) pembentukan estimasi penyisihan piutang tak
tertagih didasarkan pada :
1. Persentase penjualan
Income Statement Approach ;
2. Persentase piutang usaha
Balance Sheet Approach.
Selain itu perusahaan dapat membuat analisa umur piutang (Aging schedule of account receivable) yang
menerapkan persentase yang berbeda untuk berbagai kategori umur piutang.
Meskipun demikian, ketentuan perpajakan tidak memperkenankan pembentukan cadangan
penghapusan tersebut. Ketentuan perpajakan lebih melihat Realitas dan memberlakukan metode penghapusan
langsung (Direct written of method). Adapun syarat-syarat pengahpusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat
ditagih menurut UU PPh No.36 Tahun 2008 Pasal 6 Ayat (1) huruf h sebagai berikut.
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial.
2. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada dirjen Pajak.
Nama
Nim
MK

: Lisnawati Kikilo
: 911414027
: Akuntansi Perpajakan

Page 1

Piutang
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri (PN) atau isntansi pemerintah yang
menangani piutang Negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan
piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan
dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapuskan untuk jumlah utang tertentu.
4. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih
debitur kecil.
Akan tetapi, pembentukan cadangan/pemupukan dana cadangan untuk jenis usaha tertentu seperti :
1. Usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak
opsi, perushaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS);
3. Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk
usaha pengolahan limbah industry.
Memperkenankan adanya pembentukan penyisihan (cadangan) sesuai dengan ketentuan
perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 Ayat (1) huruf c jo. PMK-81/PMK.03/2009.
Piutang wesel (notes receivable)
Piutang wesel adalah asset (bagi pemegangnya) yang mempunyai hak untuk menerima sejumlah nilai
pokok uang cash yang terkandung didalam surat perjanjian piutang yang sudah dituliskan di surat promes. Surat
promes atau lebih dikenal dengan surat wesel adalah surat yang berisikan perjanjian tertulis dalam jual beli
barang dan jasa secara kredit dimana pembeli menyatakan akan memenuhi kesanggupannya dalam membayar
sejumlah uang dengan nilai tertentu dan pada tanggal tertentu dimasa depan.
Nilai pokok yang akan diterima dalam waktu satu tahun dari tanggal neraca akan dilaporkan sebagai
asset lancar/aktiva lancar.sedangkan piutang wesel yang tidak jatuh tempo dalam satu tahun dari tanggal neraca
akan dilaporkan sebagai asset jangka panjang (investment).
Dengan demikian, pengertian piutang wesel dalam akuntansi adalah janji tertulis untuk menerima
sejumlah uang tunai dalam nominal tertentu dari pihak lain pada satu tanggal atau lebih dimasa depan dan akan
diperlakukan sebagai asset oleh pemegangnya.
Piutang lain-lain (other receivable)
Piutang lain-lain, mencakup semua tagihan yang bukan piutang usaha.termasuk dalam jenis piutang ini
adalah piutang yang timbul dan memberi pinjaman kepada pihak lain, pinjaman kepada para karyawan, uang
muka gaji kepada para karyawan, dan uang muka pajak (pajak yang ditangguhkan).
Penjualan kredit mengandung risiko bagi perusahaan yang berupa kerugian yang harus di derita
apabila debitur tidak membayar kewajibannya.
Perusahaan besar yang banyak melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya memiliki
bagian khusus yang disebut bagian kredit. Bagian ini bertugas untuk mengevaluasi calon pembeli yang akan
melakukan secara kredit.
Apabila penjualan kredit dapat disetujui, maka tugas bagian kredit selanjutnya adalah monitor catatan
pembayaran dari debitur yang bersangkutan.
Agar tercipta pengendalian intern yang baik atas penerimaan kas dari piutang,bagian kredit tidak boleh
merangkap sebagai penerimaan pelunasan piutang. Sebaiknya, petugas penerimaan kas tidak berwenang untuk
memberi petunjuk kredit.
Nama
Nim
MK

: Lisnawati Kikilo
: 911414027
: Akuntansi Perpajakan

Page 2

Piutang
Penilaian piutang usaha
Apabila piutang usaha telah dicatat dalam pembukuan, persoalan berikutnya adalah bagaimana
melaporkan piutang usaha dalam laporan keuangan. sesuai dengan prinsip akuntansi, perusahaan harus
melaporkan piutang usaha sebagai asset. Kesulitan sering dijumpai dalam menentukan jumlah rupiah yang akan
akan dilaporkan, karena sebagai piutang kadang-kadang tidak tertagih.
Kerugian piutang
Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik bagi calon pembeli
sehingga volume penjualan meningkat yang berarti menaikkan pendapatan perusahaan. Dalam akuntansi,
kerugian akibat piutang tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet akun kerugian piutang. Kerugian semacam
itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal dan merupakan resiko yang sudah selayaknya bagi
perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk
bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu ketat, sebaiknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikan
bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:
Metode penghapusan
Metode cadangan

Metode penghapusan
Dalam metode ini, kerugian piutang akan dicatat pada saat perusahaan mendapat kepastian bahwa
suatu piutang kepada debitur tertentu tidak akan ditagih. Apabila keyakinan piutang diyakini tidak akan dapat
ditagih lagi, maka kerugian akibat tidak tertagihnya piutang tersebut langsung di debetkan ke dalam akun
kerugian piutang dan akun piutang usaha kredit. Dalam metode penghapusan, akun beban kerugian piutang
hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita, dan asset piutang usaha akan
dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya. Walaupun metodenya ini sederhana, namun menerapkan
metode ini akan mengurangi kemanfaatan laporan keuangan, baik laporan laba-rugi maupun neraca.
Dipihak lain neraca perusahaan juga tidak memberi gambaran tentang nilai tunai piutang yang dapat
direalisasi. Oleh karena itu, metode penghapusan langsung tidak di akui untuk laporan keuangan, kecuali bila
kerugian piutang kecil sekali jumlahnya.
Metode cadangan
Dalam metode cadangan untuk akuntansi atas piutang tak tertagih perusahaan harus menaksir
besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih, pada setiap tahun. Dengan cara seperti itu diperoleh
penandingan (matching) antara pendapatan dan beban yang lebih tepat. Selain itu dalam laporan posisi
keuangan (neraca), piutang dapat disajikan sebesar nilai bersih piutang yang dapat direalisasi.
Prinsip akuntansi menegaskan bahwa metode cadangan sebaiknya digunakan apabila kerugian piutang
berjumlah signifikan (material). Ada 3 hal penting yang terkandung di dalam metode ini, yaitu:
1. Perusahan menafsirkan jumlah piutang yang akan diperkirakan tak tertagih.
2. Perusahaan mendebetkan taksiran kerugian ke dalam akun kerugian piutang dan mengedit akun
cadangan kerugian piutang (sebuah akun kontra-aset ) melalui jurnal penyesuaian yang di buat pada
setiap akhir periode.
3. Apabila perusahaan akan menghapus piutang tertentu yang sudah tidak dapat ditagih (write off), maka
jumlah yang sesungguhnya tidak dapat ditagih tersebut didebetkan ke akun cadangan kerugian piutang
dan jumlah yang sama dikredit ke akun piutang usaha.
Nama
Nim
MK

: Lisnawati Kikilo
: 911414027
: Akuntansi Perpajakan

Page 3

Piutang

Pengelolaan piutang
Piutang meruoakan asset yang cukup material. Oleh karena itu, diperlukan manajemen pengelolaan
piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat
kemampuan perusahan sehingga tidak mengganggu aliran kas.
Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan yaitu akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Standar kredit
Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat diterima
oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualannya
melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.
Perusahan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan diperoleh
bagi perusahaan dari pada biaya yang akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar tersebut.
2. Syarat kredit
Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan potongan tunai (bila ada)
untuk pembayaran yang lebih awal. Factor yang mempengaruhi syarat kredit adalah:
a) Sifat ekonomi produk
b) Kondisi penjual
c) Kondisi pembeli
d) Periode kredit
e) Potongan tunai, dan
f) Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank).
3. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang
Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan yaitu:
a) Kualitas jumlah yang diterima
b) Periode kredit
c) Potongan tunai
d) Persyaratan khusus, dan
e) Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.
Banyaknya piutang yang tak tertagih akan membuat biaya penagihan meningkat. Akan tetapi, usaha
pengumpulan piutang juga tidak dianjurkan terlalu agresif, karena dapat mengurangi penjualan dan keuntungan
perusahaan dimasa mendatang karena pelanggan akan beralih ke perusahaan lain, dalam hal ini pesaing.
3. Piutang Dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Piutang dalam hubungan istimewa merupak saldo tagihan dari transaksi yang dilakukan dengan pihak
dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa. Hubungan istimewa dapat merupakan memiliki /
menguasai. Piutang ddalam hubungan istimewa dapat timbul karena terjadinya transaksi seperti penjualan, atau
pengalihan barang / jasa, sewa penjaminan, dan penyelesaian oleh perusahaan atas nama pihak yang
mempunyai hubungan istimewa.
Dalam praktik bisnis, harga yang dibebankan kepada pihak pembeli dapat menggunakan dengan harga
yang tidak wajar, misalnya menjual aset dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga harta yang sejenis.
Definisi harga wajar disini adalah harga yang berlaku umum atau sama, apabila transaksi tersebut dilakukan
dengan pihak lain yang tidak mempunyai hubungan hubungan istimewa.
4. Nilai Piutang Dalam Neraca

Nama
Nim
MK

: Lisnawati Kikilo
: 911414027
: Akuntansi Perpajakan

Page 4

Piutang
Biasanya nilai piutang yang tercantum dalam neraca ialah nilai piutang neto. Pengertian piutang neto
yang harus dicantumkan pada neraca fiscal dan komersial tidaklah sama. Saldo piutang neto pada neraca fiscal
selain usaha :
a. bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
b. usaha asuransi termasuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
c. Lembaga Penjamin Simpanan;
d. Usaha pertambangan
e. Usaha kehutanan ; dan
f. Usaha pengolahan limbah industry
Saldo piutang dikurangi dengan piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih. Sedangkan, saldo
piutang neto pada neraca menurut akuntansi komersal ialah saldo piutang neto pada neraca menurut akuntansi
komersial ialah saldo piutang dikurangi penyisihan piutang tak tertagih (piutang yang ditaksir tidak dapat
tertagih). Jadi, metode penghapusan piutang yang diperkenankan dalam perpajakan, diluar 6 usaha yang diatur
dalam PMK-81/PMK.03/2009, adalah metode langsung (direct write-off method ; sedangkan dalam akuntansi
diperbolehkan memilih metode langsung (direct write-off method) atau metode pencadangan (allowance
method).
5. Piutang Diluar Usaha
Piutang tidak hanya terjadi karena penjualan barang atau jasa. Seiring itu pula piutang timbul karena
pemberian pinjaman kepada pihak ketigfa dan pegawai, klaim asuransi, restitusi pajak, royalty, dan lain-lain.
Apabila yang diharapkan dapat ditagih dalam waktu singkat maka piutang-piutang tersebut dapat digolongkan
sebagai aset lancer. Apabila ternyata penagihannya dilakukan lebih dari 1 tahun, maka sebaiknya digolongkan
sebagai aset lain-lain.

Nama
Nim
MK

: Lisnawati Kikilo
: 911414027
: Akuntansi Perpajakan

Page 5

Anda mungkin juga menyukai