Istiqomah Fkik PDF
Istiqomah Fkik PDF
SKRIPSI
ISTIQOMAH
109102000017
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
ISTIQOMAH
109102000017
ii
Nama
: Istiqomah
NIM
: 109102000017
Tanda tangan
Tanggal
: Desember 2013
iii
iv
ABSTRAK
Nama
: Istiqomah
Program Studi
: Farmasi
Judul
: Perbandingan
Metode
Ekstraksi
Maserasi
dan
Piperin merupakan senyawa utama dan zat berkhasiat yang terkandung dalam
buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dan berfungsi sebagai penurun
demam, mengurangi rasa sakit, antioksidan, mengurangi peradangan, mempunyai
aktivitas pada penyakit tukak lambung, antitumor, dan sebagai imunomodulator.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metoda ekstraksi maserasi dan
sokletasi terhadap kadar piperin yang dihasilkan ekstrak etanol 95% buah cabe
jawa (Piperis retrofracti fructus). Ekstrak yang dihasilkan dikarakterisasi meliputi
parameter spesifik dan nonspesifik, kemudian dianalisis kadar piperin dalam
ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dengan metode
KLT-Densitometri. Hasil menunjukkan kadar piperin dari ekstrak etanol 95%
buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dengan metode maserasi yaitu
70,6255 ng (8,8281%) dan ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) dengan metode sokletasi yaitu 126,0098 ng (15,7512%). Kadar piperin
tertinggi diperoleh dari hasil ekstraksi sokletasi.
Kata Kunci : Piperin, kadar piperin, metode ekstraksi maserasi, metode ekstraksi
sokletasi, ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus), KLT-Densitometri.
vi
ABSTRACT
Name
: Istiqomah
Program Study
: Farmasi
Title
Piperine is a main compound and potent substance contained in long pepper fruit
(Piperis retrofracti fructus) and serves to reduce fever and inflammation, relieve
pain, as antioxidant, and has activity in gastric ulcer disease, antitumor, and as
immunomodulatory. The aim of this study was to compare two extraction
methods, maceration and soxhlet, on piperine level yielded from long pepper fruit
(Piperis retrofracti fructus) ethanol 95% extract. The yield was characterized with
specific and nonspecific parameters, and then the piperine level on the ethanol
95% extract long pepper fruit (Piperis retrofracti fructus) was analyzed using
TLC-Densitometry method. The obtained piperine level of ethanol 95% extract of
long pepper fruit (Piperis retrofracti fructus) from maceration was 70.6255 ng
(8.8281%) and soxhlet 126.0098 ng (15.7512%). The highest piperine level was
obtained from the product of soxhlet extraction.
Keyword
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Dengan mengucap Alhamdulillahirabbilalamin serta puji syukur kehadirat
Allah SWT karena atas limpahan nikmat, karunia dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semogga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut-Nya yang telah membawa
umat-Nya dari zaman kegelapan hingga zaman yang kaya akan ilmu pengetahuan
dan kemajuan teknologi seperti sekarang ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian
akhir guna mendapatkan gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Adapun judul skripsi ini adalah Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi
dan Sokletasi Terhadap Kadar Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti
fructus).
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka
dalam kesempatan kali ini penulis mengucapan terimakasih kepada :
1.
Ibu Prof. Dr. Atiek Soemiati, M.Si., Apt selaku pembimbing pertama dan Ibu
Sabrina, M. Farm., Apt selaku pembimbing kedua, yang selalu membimbing,
mendampingi dan memberi dukungan hingga selesainya skripsi ini.
2.
Bapak Prof. Dr. (hc). Dr. M.K Tadjuddin Sp. And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Drs. Umar Mansur, M. Sc., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Yuni Anggraeni, M. Farm., Apt selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan masukan dan kemudahan selama penelitian dan penulisan skripsi
ini.
5.
6.
viii
7.
Ramadi, Kak lisna, Kak Liken, Kak Eris, dan Kak Tiwi yang telah banyak
membantu selama proses penelitian.
8.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan dukungan,
sehingga penulis bisa meyelesaikan skripsi ini.
9.
Sahabat-sahabat yang selalu ada (Widiya, Bela, Gian, Vivi, Agung, Arif,
Ulfa, Nisa, Fitri, Caca, Nida, Migi, Ota, Nadya) yang tak henti-hentinya
memberikan doa, semagat, serta masukan kepada penulis untuk kelancaran
skripsi.
Jakarta,
Desember 2013
Penulis
ix
: Istiqomah
NIM
: 109102000017
Program Studi
: Farmasi
Fakultas
Jenis Karya
: Skripsi
Dibuat di
: Jakarta
Pada Tanggal
: Desember 2013
Yang menyatakan,
(Istiqomah)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................
ABSTRAK ................................................................................................
ABSTRACT ..............................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ............
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xi
xiii
xiv
xv
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1
4
4
4
5
5
6
7
7
7
7
7
8
8
8
11
11
11
15
16
17
17
xi
20
20
20
20
20
20
20
20
21
21
22
22
23
26
26
26
26
26
27
28
28
28
29
29
30
30
31
32
33
34
39
39
39
40
LAMPIRAN ...............................................................................................
43
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7.
Tabel 4.8.
Tabel 4.9.
Tabel 4.10.
Tabel 4.11.
xiii
28
29
29
30
31
31
32
33
35
36
37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tanaman Cabe Jawa ...............................................................
Gambar 2.2. Strukur Piperin .......................................................................
Gambar 4.1. Kurva Kalibrasi Piperin ..........................................................
xiv
5
17
36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Determinasi .................................................................
Lampiran 2. Certificate of Analysis (COA) Piperin .................................
Lampiran 3. Spesifikasi Standar Piperin ...................................................
Lampiran 4. Alat dan Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian .............
Lampiran 5. Alur Penelitian .....................................................................
Lampiran 6. Cara Kerja Metode Ekstraksi Secara Maserasi.....................
Lampiran 7. Cara Kerja Metode Ekstraksi Secara Sokletasi ....................
Lampiran 8. Cara Kerja Metode KLT Densitometri .................................
Lampiran 9. Organoleptik Ekstrak Etanol 95% Buah Cabe Jawa ............
Lampiran 10. Hasil Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid.......................
Lampiran 11. Perhitungan Nilai Rendemen ................................................
Lampiran 12. Parameter Non Spesifik ........................................................
Lampiran 13. Perhitungan Pengenceran Larutan Baku Standar Piperin .....
Lampiran 14. Perhitngan Konfersi Standar Piperin Dari ppm ke ng ..........
Lampiran 15. Luas Area Standar Piperin ....................................................
Lampiran 16. Luas Area Ekstrak ................................................................
Lampiran 17. Perhitungan Kadar Piperin....................................................
xv
43
44
45
46
47
48
49
50
52
53
54
55
57
59
61
64
65
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Valh) merupakan tumbuhan
saponin,
polifenol,
minyak
atsiri
dan asam piperat. Mempunyai berat molekul 285,3377, titik lebur 128-1320C, titik
didih 498,5240C, kelarutan air 40 mg/L (180C) (cas.ChemNet.com).
Dari beberapa hasil penelitian telah dilaporkan bahwa piperin mempunyai
aktivitas sebagai penurunkan demam dengan daya antipiretiknya, mengurangi rasa
sakit, antioksidan dan mengurangi peradangan. Senyawa ini mempunyai aktivitas
farmakologi yang telah teruji secara invivo (pada tikus) yaitu mempunyai aktivitas
terhadap
penyakit
tukak
lambung,
antitumor,
dan
berfungsi
sebagai
pelarut esktraksi pada suhu kamar. Sedangkan metode ekstraksi cara panas
(sokletasi) merupakan metode esktraksi terbaik untuk memperoleh hasil esktrak
yang banyak dan juga pelarut yang digunakan lebih sedikit (efisiensi bahan)
waktu yang digunakan lebih cepat, sampel yang diekstraksi secara sempurna
karena dilakukan berulang-ulang. Selain itu karena aktivitas biologis tidak hilang
saat dipanaskan teknik ini dapat digunakan dalam pencarian induk obat (Heinrich,
2004).
Penentuan kadar piperin menggunakan alat TLC-Scanner dengan metode
kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri. Pemilihan metode ini karena
memiliki kepekaan dan ketelitian yang tinggi sehingga dimanfaatkan untuk tujuan
analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam campuran dengan waktu yang
singkat, relatif sederhana, dan murah serta mudah dilaksanakan dan dapat
dilaksanakan pada kadar kecil. Kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometer yaitu
alat untuk pengukur kuantitatif secara langsung pada lempeng kromatografi lapis
tipis (KLT). Densitometri merupakan metode analisis instrumental yang
didasarkan pada interaksi radiasi elektromagnetik dengan analit yang merupakan
bercak kromatografi lapis tipis (KLT) (Farmakope Herbal, 2009).
Metode densitometri dimaksudkan untuk analisis kuantitatif analit dengan
kadar kecil, yang sebelumnya dilakukan pemisahan dengan kromatografi lapis
tipis (KLT). Densitometer terdiri dari alat mekanik yang menggerakan lempeng
atau suatu alat pengukur sepanjang sumbu x dan sumbu y, perekam integrator atau
komputer yang sesuai, dan untuk zat yang memberikan respon pada UV-Vis,
fotometer dengan sumber cahaya, alat optik yang mampu menghasilkan cahaya
monokromatis dan foto sel dengan sensitifitas yang sesuai, digunakan untuk
mengukur pantulan (Farmakope Herbal, 2009).
Bedasarkan literatur Farmakope Herbal (2009) fase gerak yang digunakan
pada penelitian ini yaitu pelarut diklorometan, Sedangkan fase diam yaitu
lempeng kromatografi lapis tipis (KLT) silika gel 60 GF254. Diklorometan
merupakan pelarut yang bersifat non polar sehingga dapat memisahkan alkaloid,
yang bersifat semipolar dengan senyawa lain, di dalam ekstrak buah cabe jawa
(Piperis retrofracti fructus).
1.2.
Rumusan Masalah
Apakah metode ekstraksi maserasi dan sokletasi akan menghasilkan
ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dengan kadar
piperin yang berbeda?.
1.3.
Tujuan
Untuk membandingkan metode ekstraksi maserasi dan sokletasi terhadap
kadar piperin tertinggi dari hasil ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus).
1.4.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
akan
memberikan
sumbangsih
dalam
pengembangan obat berbasis herbal dengan bahan baku ekstrak etanol 95% buah
cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) sebagai pengobatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Magnoliopsida/ Dicotyledonae
Ordo
: Piperales
Famili/ Suku
: Piperaceae
Genus/ Marga
: Piper
Species
Nama Umum
Sinonim
Nama Daerah
Nama Asing
Tanaman
Tanaman cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan
tumbuhan menahun, percabangan tidak teratur, tumbuh memanjat, melilit,
atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10m.
Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu.
Daun tunggal, bertangkai, bentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal
seperti jantung atau membulat, ujung agak runcing atau meruncing, tepi
rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah
berbintik-bintik, helaian daun seperti daging, warna hijau, panjang 8,530cm, lebar 3-13cm, tangkai daun 0,5-3cm.
Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh
tegak atau sedikit merunduk; ibu tangkai bunga 0,5-2cm; daun pelindung
bentuk bulat telur sampai elips, 1-2mm, berwarna kuning selama
perkembangan bunga; bulir betina 1,5-3cm; kepala putik 2-3cm, pendek,
tumpul. Buah majemuk, termasuk tipe buah batu, keras, berlekatan atau
bergerombol teratur dan menempel pada ibu tangkai buah, bentuk bulat
panjang sampai silindris dengan bagian ujung menyempit, warna buah
merah cerah; biji diameter 2-3 mm2.
2.
Simplisia
Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris,
bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur,
panjang 2-7cm, garis tengah 4-8mm, bertangkai panjang, berwarna hijau
coklat kehitaman atau hitam, keras. Biji bulat pipih, keras, coklat
kehitaman. Bau khas, aromatis, rasa pedas.
Khasiat dari Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus) (Depkes RI,
1985; Munim, 2011)
Buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) berkhasiat sebagai penurun
panas, peluruh air seni, peluruh keringat, pereda kejang, dan mengatasi gangguan
pencernaan. Efek farmakologi yaitu mempunyai banyak aktivitas antara lain
kardiovaskuler, antiamuba (Entamoeba histolytica), antimikroba (beberapa bakteri
patogen seperti S.thypi, E.coli, P.aeruginosa), antiulser, antidiabetes, analgesik
(induksi asam asetat), antiinflamasi (induksi Karagenan), efek terhadap saluran
pernafasan dan preventif terhadap hati.
2.4.
jawa yang diberikan secara oral pada mencit menunjukan LD50 sebesar 3,32
mg/10g mencit. Sedangkan hasil uji subkronik yang dilakukan selama 90 hari
dengan dosis ekstrak etanol cabe jawa 1,25; 3,75 dan 12,5 mg/200 gBB tikus,
menunjukan tidak menimbulkan kerusakan pada organ penting.
2.5.
Simplisia
10
tertentu dapat merupakan media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.
Proses pengeringan sudah dapat menghentikan proses enzimatik dalam sel bila
kadar airnya dapat mencapai kurang dari 10%. Hal-hal yang perlu diperhatikan
selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara, aliran
udara, waktu pengeringan, dan luas permukaan bahan.
Suhu yang terbaik pada pengeringan adalah tidak melebihi 600C, tetapi
bahan aktif yang tidak tahan pemanasan atau mudah menguap harus
dikeringkan pada suhu serendah mungkin, misalnya 300C sampai 450C.
Terdapat dua cara pengeringan yaitu pengeringan alamiah (dengan sinar
matahari langsung atau dengan diangin-anginkan) dan pengeringan buatan
(menggunakan instrumen).
e. Sortasi Kering
Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir
pembuatan simplisia. Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda-benda
asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak
pengotoran lainnya yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. Pada
simplisia bentuk rimpang, sering jumlah akar yang melekat pada rimpang
terlalu besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-partikel pasir,
besi, dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus dibuang sebelum
simplisia di bungkus.
f. Penyimpanan
Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia
perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur
antara simplisia satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, wadah-wadah yang
berisi simplisia disimpan dalam rak pada gudang penyimpanan. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi pengepakan dan penyimpanan simplisia adalah
cahaya, oksigen, atau sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara
kandungan aktif tanaman dengan wadah, penyerapan air, kemungkinan
terjadinya proses dehidrasi, pengotoraan atau pencemaran, baik yang
diakibatkan oleh serangga, kapang atau lainnya.
Untuk persyaratan wadah yang akan digunakan sebagai pembungkus
simplisia adalah harus inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan lain,
11
12
1. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan
pelarut
dengan
beberapa
kali
pengocokan
atau
cairan.
Sedangkan
keadaan
diam
selama
maserasi
pengulangan
penambahan
pelarut
setelah
dilakukan
13
2.
14
4. Infus
Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur
terukur 96-980C selama waktu tertentu (15-20 menit).
5. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (suhu lebih dari
300C) dan temperatur sampai titik didih air.
Destilasi Uap (Depkes RI, 2000)
Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak
atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air bedasarkan peristiwa
tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara
kontinu sampai sempurna diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran
(senyawa kandungan menguap ikut tersdestilasi) menjadi destilat air bersama
senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.
Destilasi uap, bahan simplisia benar-benar tidak tercelup ke air yang
mendidih, namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut
terdestilasi. Destilasi uap dan air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau
sebagian dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinu ikut
terdestilasi.
Cara Ekstraksi Lainnya (Depkes RI, 2000)
a. Ekstraksi Berkesinambungan
Proses ekstraksi yang dilakukan berulangkali dengan pelarut yang
berbeda atau resirkulasi cairan pelarut dan prosesnya tersusun berturutan
beberapa kali. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi (jumlah
pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah besar yang terbagi dalam
beberapa bejana ekstraksi.
b. Superkritikal Karbondioksida
Penggunaan prinsip superkritik untuk ekstraksi serbuk simplisia dan
umumnya digunakan gas karbondioksida. Dengan variabel tekanan dan
temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi polaritas tertentu yang sesuai
untuk melarutkan golongan senyawa kandungan tertentu. Penghilangan cairan
15
serbuk
dilakukan
pada
penyarian,
dimaksudkan
16
17
maksimum dari zat aktif dan yang seminimum mungkin bagi unsur yang tidak
diinginkan (Depkes RI, 2000).
2.7.
Senyawa Piperin
suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase,
salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dengan arah tertentu
dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya
perbedaan dalam absorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau
kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat diidentifikasi
atau ditetapkan dengan metode analitik (Farmakope Herbal, 2009).
Teknik kromatografi umum membutuhkan zat terlarut terdistribusi
diantara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam), yang lainnya bergerak (fase
gerak). Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat
18
terlarut lainnya, yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut
dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau
gas yang disebut eluen (Farmakope Herbal, 2009).
Pada hakikatnya kromatografi lapis tipis (KLT) melibatkan sifat fase diam
dan sifat fase gerak. Fase diam dapat berupa serbuk halus dan dapat bertindak
sebagai sel penjerap, seperti halnya alumina yang diaktifkan, silika gel, dan resin
penukar ion, atau bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara
fase diam dan fase gerak. Dalam proses terakhir ini suatu lapisan cairan pada
suatu penyangga yang inert berfungsi sebagai fase diam (Farmakope Herbal,
2009).
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu metode yang paling
banyak digunakan dan paling mudah untuk memurnikan sejumlah kecil
komponen. Metode ini menggunakan lempeng kaca atau aluminium yang telah
dilapisi dengan penyerap (misalnya silika gel) dengan ketebalan tertentu
tergantung pada jumlah bahan yang akan dimuat ke dalam lempeng analisis
biasanya memiliki ketebalan 0,2 mm; lempeng preparatif dapat memiliki
ketebalan hingga 1-2 cm (Heinrich et al., 2004).
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan salah satu tipe kromatografi
partisi dengan menggunakan sebuah lapis silika atau alumina yang seragam pada
sebuah lempeng gelas atau logam. Silika gel merupakan fase diam untuk
kromatografi lapis tipis (KLT) seringkali juga mengandung substansi yang mana
dapat berpendar dalam sinar ultraviolet. Pada kromatografi lapis tipis (KLT), zat
penjerap merupakan lapisan tipis serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng
kaca, plastik, atau logam secara merata, umumnya digunakan lempeng kaca.
Lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai kolom kromatogarafi terbuka dan
pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada absorpsi, partisi, atau kombinasi
kedua efek, yang tergantung dari jenis lempeng, cara pembuatan, dan jenis pelarut
yang digunakan (Farmakope Herbal, 2009).
Lempeng lapis-penjerap sering menggunakan indikator flouresensi (F254),
sehingga bahan alam yang mengabsorpsi sinar UV pendek (254nm) akan tampak
sebagai bercak hitam pada latar hijau,pada sinar UV gelombang panjang, senyawa
tertentu dapat menampakkan flouresensi biru atau kuning terang. Baik sifat
19
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain perangkat alat
kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometer (CAMAG TLC-Scanner 4),
perangkat sokletasi, rotary evaporator (Eyela), oven (Memmert), timbangan
analitik, penangas air, mikropipet (Eppendorf Research Plus), krus silikat, tang
krus, ayakan mesh 60, bejana kromatografi, lempeng kromatografi lapis tipis
(KLT) silika gel 60 GF254, kertas saring, kertas saring bebas abu (Whatman No.3),
kapas, kain kassa, erlenmeyer, gelas beker 50 mL, gelas beker 100 mL, gelas ukur
5 mL, gelas ukur 10 mL, gelas ukur 50 mL, gelas ukur 100 mL, labu ukur 5 mL,
labu ukur 10 mL, labu ukur 20 mL, labu ukur 50 mL, corong, cawan porselen,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, batang pengaduk, pinset, spatula, pipet tetes.
3.2.2. Bahan
Simplisia buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus), Standar Piperin
(Sigma-Aldrich), pelarut Etanol 95 % P, pelarut Etanol p.a, pelarut Diklorometan
P, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, H2SO4 0,1N
3.3.
Prosedur Penelitian
20
21
b.
Hitung hasil rendemen ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) dengan rumus sebagai berikut:
% Rendemen :
100%
22
Nilai rendemen ekstrak buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) tidak kurang
dari 12,0% (Farmakope Herbal, 2009).
3.3.5. Skrining Fitokimia Golongan Alkaloid (Swapna et al., 2012)
a. Tes Meyer
1 mL ekstrak ditambahkan 2 mL reagen Meyer dilihat jika ada endapan
putih maka estrak tersebut mengandung alkaloid.
b. Tes Dragendorf
1 mL ekstrak ditambahkan 1 mL reagen Dragendorf kemudian jika ada
endapan merah bata, maka ekstrak tersebut mengandung alkaloid.
3.3.6. Pengujian Parameter Ekstrak
Parameter Spesifik Ekstrak (Depkes RI, 2000)
1. Identitas
Tujuannya adalah untuk memberikan identitas obyektif dari nama dan
spesifik dari senyawa identitas. Parameter identitas ekstrak deskripsi tata nama
yaitu nama ekstrak, nama latin tumbuhan (sistematika botani), bagian
tumbuhan yang digunakan, nama Indonesia tumbuhan dan ekstrak dapat
mempunyai senyawa identitas artinya senyawa tertentu yang menjadi petunjuk
spesifik dengan metode tertentu.
2. Organoleptik
Tujuannya pengenalan awal yang sederhana seobyektif mungkin.
Parameter organoleptik ekstrak adalah penggunaan panca indera mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa.
Parameter Non Spesifik Ekstrak (Farmakope Herbal, 2009; Depkes RI, 2000)
1. Penetapan Kadar Air (tidak lebih dari 12%)
Tujuannya yaitu memberikan batasan minimal atau rentang tentang
besarnya kandungan air didalam bahan. Cara kerja mengunakan metode
gravimetri yaitu masukan lebih kurang 10 gram ekstrak dan timbang saksama
dalam wadah yang telah ditara. Keringkan pada suhu 1050 C selama 5 jam dan
ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan timbang setelah1 jam sampai perbedaan
(selisih) antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25%.
23
% Kadar air =
100%
100%
3. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam (tidak lebih dari 0,5%)
Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu, didihkan dengan 25 ml
asam sulfat encer P selama 5 menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam
asam,saring melalui krus kaca masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan
air panas,pijarkan hingga bobot tetap, timbang. Hitung kadar abu yang tidak
larut dalam asam terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara.
100%
24
Larutan Uji
Timbang saksama lebih kurang 50 mg ekstrak etanol 95% buah cabe
jawa (Piperis retrofracti fructus), larutkan dalam 25 mL etanol p.a didalam
tabung reaksi. Saring kedalam labu terukur 50 mL, bilas kertas saring dengan
etanol p.a secukupnya sampai tanda sehingga didapat konsentrasi 1000 ppm
kemudian diencerkan menjadi 800 ppm.
c.
25
d.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
sokletasi terhadap kadar piperin buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus).
Sampel buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) diperoleh dari BALITRO
(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat), Bogor, Jawa Barat. Hasil
Determinasi tanaman menunjukkan bahwa buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) berasal dari tanaman jenis Piper retrofractum Vahl dari famili
Piperaceae, seperti yang tertera pada Lampiran 1.
4.2.
retrofractum Vahl). Bagian tanaman yang diambil yaitu buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) yang yang telah matang dan berusia 6 bulan. Proses
pengeringan buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) yaitu dengan cara
dijemur secara langsung sinar matahari dari jam 8 pagi, setelah lewat dari jam 11
siang buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) ditutup dengan kain hitam tipis
agar kandungan kimia yang terdapat dalam buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) tidak menguap. Untuk mendapatkan hasil simplisia buah cabe jawa
(Piperis retrofracti fructus) yang kering dilakukan pengeringan selama 5 hari.
Pada penelitian ini menggunakan simplisia utuh buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) yaitu diperoleh dari BALITRO (Balai Penelitian Tanaman
Rempah dan Obat), Bogor, Jawa Barat. Simplisia utuh buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) yang diperoleh kemudian diserbuk dengan menggunakan
blender setelah itu di ayak dengan menggunakan ayakan mesh 40. Serbuk
simplisia buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebanyak 240 gram.
4.3.
Hasil Ekstraksi
27
etanol 95% sebanyak 400mL, kemudian direndam selama 24 jam sambil sesekali
diaduk, setelah 24 jam didiamkan kemudian disaring dengan mengunakan corong
yang dilapisi kertas saring sehingga didapat filtrat kemudian ampas yang didapat
diremaserasi sebanyak empat kali sampai larutan mendekati tidak berwarna
(tersari semua). Maserasi sampel dilakukan dengan mengunakan pelarut etanol
95% karena sifatnya yang mampu melarutkan hampir semua zat, baik yang
bersifat polar, semi polar, dan non polar (Arifin et al., 2006). Filtrat yang telah
dihasilkan kemudian dikentalkan dengan rotary evaporator pada suhu 500C
hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus extractum spissum) diperoleh yaitu sebanyak 6,95 gram.
Ekstraksi maserasi dilakukan sebanyak 3 kali maserasi, dikarenakan
ekstrak yang didapat dari hasil maserasi yang pertama kurang mencukupi,
sehingga ekstraksi maserasi dilakukan tiga kali. Hasil maserasi yang kedua dan
ketiga dengan metode maserasi yang sama, maka diperoleh ekstrak kental buah
cabe jawa (Piperis retrofracti fructus extractum spissum) maserasi kedua 5,65
gram dan maserasi yang ketiga 5,33 gram.
4.3.2. Metode Ekstraksi Sokletasi
Sebanyak 40 gram serbuk simplisia buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) yang telah diayak dengan menggunakan ayakan mesh 40 dibungkus
dengan kertas saring disesuaikan dengan besarnya alat sokletasi kemudian
dimasukkan kedalam alat sokletasi. Pelarut etanol 95% sebanyak 400mL
dimasukkan kedalam labu sokletasi dan dilakukan sokletasi dengan suhu 700C
sampai tetesan siklus mendekati tidak berwarna (tersari sempurna). Pelarut etanol
95% digunakan karena merupakan pelarut serbaguna yang baik untuk ekstraksi
pendahuluan (J.B. Harbone, 1987). Etanol 95% juga memiliki kemampuan
menyari dengan polaritas yang lebar mulai dari senyawa nonpolar sampai dengan
polar (Saifudin et al., 2011).
Ekstraksi sokletasi untuk mendapatkan tetesan siklus yang tidak berwarna
lagi (tersari sempurna) yaitu 7 jam. Hasil sokletasi dipekatkan dengan rotary
evaporator pada suhu 500C dengan tujuan untuk menghilangkan pelarut sehingga
didapat ekstrak kental buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus extractum
28
spissum). Ekstrak kental buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus extractum
spissum) pada hasil sokletasi yang pertama yaitu didapat sebanyak 4,81 gram.
Ekstraksi sokletasi dilakukan sebanyak 3 kali, dikarenakan ekstrak yang
didapat dari hasil sokletasi yang pertama kurang mencukupi, sehingga ekstraksi
sokletasi dilakukan tiga kali. Hasil sokletasi yang kedua dan ketiga dengan
metode sokletasi yang sama, maka diperoleh ekstrak kental buah cabe jawa
(Piperis retrofracti fructus extractum spissum) maserasi kedua 6,88 gram dan
maserasi yang ketiga 5,11 gram.
4.4.
Identitas
1.
Nama ekstrak
2.
Nama latin
3.
4.
Keterangan
Hasil Maserasi
Hasil Sokletasi
Piperis retrofracti
Piperis retrofracti
fructus
fructus
Bagian tumbuhan
Buah
Buah
Nama Indonesia
Identitas ekstrak yang diperoleh memiliki nama yaitu ekstrak etanol 95%
buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) yang diambil dari buah tanaman Piper
retrofractum Vahl atau nama Indonesia ialah cabe jawa.
4.4.2. Hasil Organoleptik Ekstrak
Organoleptik ekstrak bertujuan sebagai pengenalan awal yang sederhana
seobyektif mungkin menggunakan panca indra dengan mendeskripsikan bentuk,
29
warna, bau, dan rasa (Depkes, 2000). Hasil organoleptik ekstrak etanol 95% buah
cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Organoleptik Ekstrak Etanol 95% Buah Cabe Jawa
No.
Organoleptik
Keterangan
Hasil Maserasi
Hasil Sokletasi
Bentuk
Kental
Kental
2.
Warna
Coklat tua
Coklat tua
3.
Bau
Khas
Khas
Ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dari hasil
ekstraksi maserasi dan sokletasi dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil
organoleptik ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus)
maserasi dan sokletasi telah sesuai dengan Farmakope Herbal (2009) yang
menyatakan identitas ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) yaitu ekstrak berkosistensi kental, berwarna coklat tua dan bau khas.
4.5.
Hasil Rendemen
Nilai
Maserasi (gram)
Rendemen (%)
1.
40 gram
6,94
17,35
2.
40 gram
5,65
13,9
3.
40 gram
5,33
13,32
14,8566
Rendemen ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus)
hasil ekstrak maserasi yaitu 14,93%. Besar kecilnya nilai rendemen menunjukkan
keefektifan proses ekstraksi. Efektifitas proses ekstraksi dipengaruhi oleh jenis
pelarut yang digunakan sebagai penyari, ukuran partikel simplisia, metode dan
30
Nilai
Maserasi (gram)
Rendemen (%)
1.
40 gram
4,81
12,025
2.
40 gram
6,88
17,2
3.
40 gram
5,11
12,775
14
Rata-rata nilai rendemen ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) yang diperoleh dengan metode sokletasi yaitu 14%. Menurut
literatur Farmakope Herbal (2010) nilai rendemen ekstrak kental buah cabe jawa
(Piperis retrofracti fructus) tidak kurang dari 12%. Jadi nilai rendemen ekstrak
etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dengan metode sokletasi
sesuai dengan literatur.
4.6.
31
Tabel 4.5. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Cabe Jawa
No.
Hasil Skrining
Pengujian
1.
Tes Mayer
2.
Tes Dragendorff
besarnya kandungan air didalam bahan (Depkes RI, 2000). Kadar air ditetapkan
untuk menjaga kualitas ekstrak ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus). Hasil kadar air ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) didapat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Kadar Air
Berat Awal
Berat Akhir
(gram)
(gram)
Maserasi
1,0064
0,8479
15,7492
Sokletasi
1,0013
0,8438
15,7295
Hasil Ekstrak
Menurut Voigt (2005) range kadar air tergantung terhadap jenis ekstrak
yaitu ekstrak kering kadar air <10%, ekstrak kental 5-30%, ekstrak cair >30%.
Syarat untuk kadar air ekstrak buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus)
menurut Farmakope Herbal (2009) yaitu tidak lebih dari 12 %, dari hasil ini
menunjukkan kadar air dalam ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) yang telah diuapkkan pelarut etanol 95% dengan alat rotari
32
evaporator pada suhu 500C yaitu hasil ekstraksi secara maserasi adalah 15,7492%
sedangkan ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil
ekstraksi sokletasi adalah 15,7295%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar air
ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil maserasi
maupun hasil sokletasi telah melebihi batas yang disyaratkan pada literatur
Farmakope Herbal (2009).
Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan daya
tahan produk pangan dan terkait dengan aktivitas mikroorganisme selama
penyimpanan. Produk yang mempunyai kadar air yang tinggi lebih mudah rusak
karena produk tersebut dapat menjadi media yang kondusif bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Produk dengan kadar air rendah relatif lebih stabil dalam
penyimpanan jangka panjang dari pada produk yang berkadar air tinggi (Pardede
et al., 2013).
4.8.
fructus) dipanaskan pada suhu 6250C hingga senyawa organik serta turunannya
terdestruksi dan menguap sampai tinggal unsur mineral dan anorganik saja. Abu
adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar
abu total bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan
eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak (Depkes RI,
2000). Hasil kadar abu ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) total dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Hasil Kadar Abu Total
Hasil
Berat Cawan
Ekstrak
kosong (gram)
Berat
Sampel
(gram)
Berat
Berat
Cawan+Ekstrak
Abu
Setelah Pemijaran
(gram)
(gram)
%Kadar
Abu
Total
Maserasi
23,8643
23,9155
0,0512
5,12
Sokletasi
23,3649
1,0015
23,4013
0,0364
3,63
Besarnya kadar abu total ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) hasil maserasi dan hasil sokletasi menunjukkan bahwa sisa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
33
anorganik yang terdapat dalam ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) hasil maserasi sebesar 5,12% sedangkan pada ekstrak etanol
95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil sokletasi yaitu 3,63%.
Hasil tersebut menunjukkan perbedaan kadar abu total ekstrak etanol 95% buah
cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dari hasil ekstraksi maserasi dan sokletasi.
Syarat untuk kadar abu total untuk ekstrak etanol 95% buah cabe jawa
(Piperis retrofracti fructus) menurut Farmakope Herbal (2009) yaitu tidak lebih
dari 1,0%, hasil tersebut menunjukkan kadar abu total dalam ekstrak etanol 95%
buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil ekstraksi secara maserasi dan
sokletasi melebih batas yang disyaratkan.
Kadar abu ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus)
hasil ekstraksi maserasi lebih tinggi dibandingkan hasil sokletasi, hal tersebut
dikarenakan pada metode ekstraksi maserasi terjadi perendaman simplisia buah
cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) selama 4 hari sehingga banyak logamlogam yang ikut tersari, sedangkan pada metode ekstraksi sokletasi penyariannya
hanya dilakukan satu hari. Kadar abu menunjukkan oksida logam dan mineral
yang terdapat
pada
suatu bahan.
Tingginya
kadar
abu suatu
bahan
Berat
Cawan+Ekstrak
Abu
Setelah Pemijaran
(gram)
Berat Cawan
Berat
kosong
Sampel
(gram)
(gram)
Maserasi
41,3934
41,3955
0,0021
0,21
Sokletasi
33,2385
1,0015
33,2402
0,0017
0,169
Hasil
Ekstrak
(gram)
%Kadar
Abu
Total
34
Menurut Farmakope Herbal (2009) syarat untuk kadar abu tidak larut asam
ekstrak buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) yaitu tidak lebih dari 0,5%.
Hasil kadar abu tidak larut asam menunjukkan bahwa unsur anorganik yang tidak
larut dalam asam ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus)
hasil ekstraksi secara maserasi sebesar 0,21% dan ekstrak etanol 95% buah cabe
jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil sokletasi sebesar 0,169%. Hasil tersebut
menunjukkan kadar abu abu tidak larut asam dalam ekstrak etanol 95% buah cabe
jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil ekstraksi secara maserasi dan sokletasi
tidak melebihi batas yang disyaratkan. Adanya kandungan abu tidak larut asam
yang rendah menunjukkan adannya pasir atau kotoran lain dalam kadar rendah.
4.10. Hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri
Kadar piperin ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) diukur menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri
dengan alat TLC-Scanner. Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan
senyawa kimia secara kimia fisika bedasarkan perbedaan kecepatan migrasi atau
rasio distribusi dari komponen campuran fase diam dan fase gerak
(Kusumaningtyas et al., 2008). Pelarut yang digunakan untuk melarutkan ekstrak
etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) ialah etanol p.a. Pada
penentuan kadar senyawa Marker ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis
retrofracti fructus) peneliti menggunakan senyawa identitas yang merupakan
senyawa khas yang terdapat dalam buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus)
yaitu senyawa piperin.
Pada proses kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan fase diam yaitu
silika gel 60 GF 254 berukuran 810 cm dan fase geraknya menggunakan pelarut
diklorometan. Diklorometan merupakan pelarut yang bersifat non polar karena
alkaloid bersifat semipolar sehingga dapat memisahkan alkaloid dengan senyawa
lain didalam ekstrak. Penotolan pada plat kromatografi lapis tipis (KLT) yaitu 1
L menggunakan mikropipet. Setelah dilakukan penotolan kemudian dielusi
dengan menggunakan fase gerak diklorometan, yang sebelumnya telah dilakukan
proses penjenuhan pada chamber. Proses penjenuhan chamber bertujuan
mempercepat proses elusi.
35
Proses elusi pada plat kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan selama
kurang lebih 15 menit sampai tanda batas rambat yang telah ditandai. Plat yang
telah dielusi atau dikembangkan kemudian dikeringkan dengan cara didiamkan.
Setelah selesai kemudian plat kromatografi lapis tipis (KLT) dianalisis dengan
menggunakan alat TLC-Scanner. Alat TLC-Scanner digunakan untuk menentukan
kadar piperin ekstrak buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) dengan metode
kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri dan juga dapat dilakukan analisa
kualitatif piperin bedasarkan nilai Rf. Pada analisa kuantitatif, bercak fase diam
dapat langsung diukur menggunakan teknik Densitometri. Densitometri dapat
bekerja secara serapan atau fluoresensi (Gandjar et al., 2008). Pengamatan kadar
senyawa piperin dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri pada
panjang gelombang 254 nm (Farmakope Herbal, 2009). Hasil kromatografi lapis
tipis (KLT) Densitometri dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil KLT Densitometri
Konsentrasi
Bobot Piperin
(ppm)
(ng)
Standar Piperin
200
Standar Piperin
Track
Track Type
Rf
Area
200
0,03
3323,27
400
400
0,04
5420,19
Standar Piperin
600
600
0,03
7451,89
Standar Piperin
800
800
0,04
8641,72
Standar Piperin
1000
1000
0,03
9840,99
0,04
2632,60
0,03
3082,79
Ekstrak Hasil
Maserasi
Ekstrak Hasil
Sokletasi
800
800
X ekstrak hasil
maserasi
X ekstrak hasil
sokletasi
Setelah proses scan selesai maka didapat hasil luas area dan peak
kromatogram sampel dan selanjutnya dibuat kurva kalibrasi dengan menggunakan
persamaan regresi linear. Kurva kalibrasi piperin, dibuat dengan rentang deret
standar seperti terlihat pada Tabel 4.10.
36
200
3323,27
400
5420,19
600
7451,89
800
8641,72
1000
9840,99
10000
8000
6000
4000
y = 2058,521+8,128485x
r = 0,990026
2000
0
0
200
400
600
800
1000
1200
: 0,990026
Persamaan garis
: y = 2058,521+8,128485x
x= (y-2058,521)/ 8,128485
Hasil persamaan regresi linear yang didapat kemudian dibuat kurva
kalibrasi standar sehingga didapat hubungan antara berat senyawa standar dengan
luas area. Setelah didapat hasil dari kurva kalibrasi, luas area sampel dimasukkan
kedalam persamaan regresi linear, lalu akan mendapatkan berat senyawa sampel
kemudian dilakukan perhitungan kadar senyawa piperin dalam ekstrak etanol 95%
buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus). Linearitas merupakan salah satu
parameter untuk menilai kesahihan metode analisis dengan melihat nilai
37
hubungan respon dari berbagai konsentrasi zat baku pada suatu kurva baku yang
dilihat sebagai nilai koefisien korelasi (Murrukmihadi, 2013).
Pembuatan kurva kalibrasi standar piperin yang terdiri dari lima deret
standar yang berbeda, yaitu larutan standar 200; 400; 600; 800; 1000 ng diperoleh
persamaan garis y = 2058,521+8,128485x dengan koefisien korelasi 0,990026.
Hasil persamaan garis yang didapat kemudian dihitung kadar piperin ekstrak
etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus). Kenaikan konsentrasi
atau kadar standar piperin sebanding dengan kenaikan nilai AUC (Area Under
Curve) pada pada kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri. Hal ini sesuai
dengan apa yang didapat. Semakin tinggi kadar piperin dalam larutan standar
maka semakin besar nilai AUC (Area Under Curve) (Murrukmihadi, 2013).
% Kadar Piperin=
Ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil
ekstraksi maserasi dan sokletasi dapat dilihat hasil kadar piperin yaitu pada Tabel
4.11.
Tabel 4.11. Hasil Kadar Piperin dalam Ekstrak
Ekstrak Buah Cabe Jawa
Kadar Piperin
Sampel (ng)
(% b/b)
70,6255
8,8281
126,0098
15,7512
38
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
1.
Persen kadar piperin dalam ekstrak etanol 95% buah cabe jawa
(Piperis retrofracti fructus) hasil maserasi yaitu 8,8281 %.
2.
Persen kadar piperin dalam ekstrak etanol 95% buah cabe jawa
(Piperis retrofracti fructus) hasil sokletasi yaitu 15,7512 %.
3.
Dari
kedua
metode
ekstraksi
maserasi
dan
sokletasi
yang
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang validasi metode penentuan
kadar piperin dalam ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) dengan mengunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri
(TLC-Scanner).
39
DAFTAR PUSTAKA
40
41
42
LAMPIRAN
43
44
45
46
Gambar 1.
rotary evaporator
Gambar 2.
Tanur
Gambar 3.
Camber
Gambar 4.
TLC-Scanner
Gambar 5.
Simplisia Buah Cabe jawa
47
Skrining Fitokimia
(Alkaloid)
Parameter
Spesifik
Ekstrak
Skrining Fitokimia
(Alkaloid)
Diekstraksi
Maserasi
Sokletasi
Parameter
non-spesifik
Parameter
Spesifik
Ekstrak
Parameter
Non Spesifik
Penetapan Kadar Piperin Dalam Ekstrak Etanol 95% Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus)
Dengan Mengunakan Metode kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri (TLC-Scanner)
Kadar Piperin
48
Filtrat 1
Ampas
- Ditambahkan pelarut etanol 95% sebanyak 400 mL
- Direndam selama 24 jam sambil sesekali diaduk
- Disaring dengan kapas dan kain kasa kemudian
dengan kertas saring
Filtrat 2
Ampas
-P
- Perlakuan sama seperti yang diatas
Filtrat 3
Ampas
- Perlakuan sama seperti yang diatas
Filtrat 4
- Hasil filtrat maserasi
mendekati warna
pelarut etanol 95%
(tersari sempurna)
Ampas
Dibuang
49
50
Tambahkan Etanol p.a Kemudian Dikocok PelanPelan Hingga Larut Kemudian di add 10 mL
Pembuatan larutan uji ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) hasil maserasi untuk diukur kadar piperin dengan mengunakan metode
kromatografi lapis tipis (KLT) Densitometri
Ditimbang Seksama 50 mg Ekstrak Etanol 95% Buah Cabe
Jawa (Piperis retrofracti fructus) Hasil Maserasi
51
Penentuan Linearitas
Tentukan Linearitas Dengan Menotolkan Larutan
Deret Standar Piperin Sebanyak 1 L
Scan Lempeng Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Dengan Alat TLCScanner Untuk Menentukan Kadar Piperin Pada Hasil ekstraksi Masearsi
52
Hasil Maserasi
Hasil Sokletasi
53
Hasil Skrining
Pengujian
Tes Mayer
Tes
Dragendorff
54
= 6,94 gram
= 40 gram
b. Ekstrak 2
Bobot ekstrak yang didapat
= 5,65 gram
= 40 gram
c. Ekstrak 3
Bobot ekstrak yang didapat
= 5,33 gram
= 40 gram
Rata-rata:
2. Nilai rendemen ekstrak etanol 95% (Piperis retrofracti fructus) buah cabe jawa
hasil ekstraksi secara sokletasi.
a. Ekstrak 1
Bobot ekstrak yang didapat
= 4,81 gram
= 40 gram
5
b. Ekstrak 2
Bobot ekstrak yang didapat
= 6,88 gram
= 40 gram
c. Ekstrak 3
Bobot ekstrak yang didapat
= 5,11 gram
= 40 gram
55
Rata-rata:
% Kadar air
2. Kadar air ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil
ekstraksi secara sokletasi.
Berat awal = 1,0013 gram
Berat akhir = 0,8438 gram
% Kadar air
100%
1. Ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil ekstraksi
secara maserasi.
Berat sampel
= 1 gram
= 23,8643 gram
56
= 1,0015 gram
= 23,3649 gram
100%
1. Ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil ekstraksi
secara maserasi.
Berat sampel
= 1 gram
= 41,3934 gram
100% = 0,21%
2. Ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil ekstraksi
secara sokletasi.
Berat sampel
= 1,0015 gram
= 33,2385 gram
100% = 0,1697%
57
58
e. 1000 ppm
N1V1= N2V2
2000 ppm V1 = 5 mL1000 ppm
2000 ppm V1 = 5000
V1 =
V1 = 2,5 mL (Jumlah yang dipipet dari larutan induk piperin)
Kemudian ditambahkan etanol p.a sampai dengan 5 mL di labu ukur
59
2000 g/mL 10 mL
= 20000 g
= 20 mg (bobot piperin dalam larutan induk induk 2000 ppm)
200 g/mL 5 mL
= 1000 g
= 1 mg (bobot piperin dalam larutan standar piperin 200 ppm)
V= 1 L
200 g/103 L 1 L
= 200 10-3 1
= 0,2 g (bobot piperin yang ditotolkan dalam plat KLT)
400 g/mL 5 mL
= 2000 g
= 2 mg (bobot piperin dalam larutan standar piperin 200 ppm)
V= 1 L
400 g/103 L 1 L
= 400 10-3 1
= 0,4 g
= 400 ng (bobot piperin yang ditotolkan dalam plat KLT)
600 g/mL 5 mL
= 3000 g
= 3 mg (bobot piperin dalam larutan standar piperin 200 ppm)
60
V= 1 L
600 g/103 L 1 L
= 600 10-3 1
= 0,6 g
= 600 ng (bobot piperin yang ditotolkan dalam plat KLT)
800 g/mL 5 mL
= 4000 g
= 4 mg (bobot piperin dalam larutan standar piperin 200 ppm)
V= 1 L
800 g/103 L 1 L
= 800 10-3 1
= 0,8 g
= 800 ng (bobot piperin yang ditotolkan dalam plat KLT)
1000 g/mL 5 mL
= 5000 g
= 5 mg (bobot piperin dalam larutan standar piperin 200 ppm)
V= 1 L
1000 g/103 L 1 L
= 1000 10-3 1
= 1 g
= 1000 ng (bobot piperin yang ditotolkan dalam plat KLT)
61
62
63
64
2. Ekstrak Etanol 95% Buah Cabe Jawa (Piperis retrofracti fructus) Hasil
Ekstraksi Secara Sokletasi.
65
= Berat
= Nilai Intersep
= Nilai Slope
= Koefisien Korelasi
= 0,990026
= 2058.521
= 8,128485
= 2058,521+8,128485x
1.
Ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil
ekstraksi maserasi diketahui AUC ekstrak hasil ekstraksi secara maserasi
yaitu 2632,60.
x
= 70,6455 ng
%KadarPiperin=
=
100%
= 8,8281 %
Hasil % kadar piperin ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) hasil ekstraksi secara maserasi pada larutan dengan konsentrasi 800
ppm yaitu 8,8281 %.
66
2.
Ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti fructus) hasil
ekstraksi secara sokletasi diketahui AUC ekstrak hasil sokletasi yaitu
3082,79.
x
= 126,0098 ng
%Kadar Piperin=
100%
= 15,7512 %
Hasil % kadar piperin ekstrak etanol 95% buah cabe jawa (Piperis retrofracti
fructus) hasil ekstraksi secara sokletasi pada larutan dengan konsentrasi 800
ppm yaitu 15,7512 %.