Anda di halaman 1dari 21
Buku rujukan 1.Stewart, J. 2003. Kalkulus. Terjemahan edisi ke-4, jilid 2. Erlangga, Jakarta. 2. Purcell, E.J. dan D. Varberg. 1991. Kalkulus dan Geometri Analitis. Terjemahan edisi ke-5, jilid 2. Erlangga, Jakarta We | Pokok Bahasan Barisan & Deret Tak hingga : (Bab 12, Buku1) — Barisan, deret, uji integral dan taksiran deret, uji perbandingan, deret berganti tanda, konversi mutlak dan uji rasio dan akar, deret pangkat, deret Taylor, McLaurin, binomial. Turunan Parsial : (Bab 15 Buku 1) — fungsi beberapa variable, limit dan kekontinuan, turunan parsial, bidang singgung dan hampiran linear, aturan rantai, turunan berarah dan vektor gradien, nilai maksimum dan minimum, pengali Lagrange. Integral Lipat : (Bab 16 Buku 1) — integral lipat dua pada berbagai bentuk bidang, dalam koordinat kartesius dan koordinat polar, integral lipat tiga dalam koordinat Kartesius, silinder dan tabung, penerapan integral lipat. 12.1 Barisan (Sekuens) Definisi : Barisan tak hingga Suatu barisan takhingga aj, a2, a3,... adalah su- sunan bilangan terurut sesuai dengan urutan bilangan asli sebagai indeksnya, atau, suatu fungsi yang daerah asalnya adalah himpunan bilangan asli. Barisan aj,a2,a3,... dapat disajikan sebagai fan} 4 atau {an}. Ingat: a,,,#a,+1 Kadangkala kita memperhatikan barisan yang indeksnya terdiri atas semua bilangan asli atau bilangan asli yang lebih besar. Contohnya: {bn}P2@g = {bg, bo, b10, -- -}- Suatu barisan dapat dispesifikasi dengan be- berapa cara berikut: a. Dengan memberikan suku awal yang cu- kup untuk membentuk suatu pola. Misal- nya barisan: 2,5,8,11,14,... Coba tuliskan 5 suku berikutnya b. Dengan rumus eksplisit untuk suku ke-n. Misalnya: an = 3n-1,n>1. Coba tuliskan 5 suku pertama c. Dengan rumus rekursif. Misalnya: a; = 2, dan untuk semua n> 2 an = an_-1 +3. Coba tuliskan 5 suku pertama Contoh: tuliskan beberapa suku pertama dari barisan: n+l" yy : “ ae ” ; | (©) {,} 41> b, =n" digit of z KEKONVERGENAN Definisi : Kekonvergenan Suatu barisan {a,} disebut konvergen ke L, atau berlimit L, dan ditulis an — L, jikan-+o, atau lim an=L, n—00 jika untuk setiap bilangan positif «, ada_ bi- langan positif N, sehingga jika n > N maka jan — L| <€. Suatu barisan yang tidak konvergen ke suatu bilangan L yang terhingga disebut divergen. Contoh: a. an = 1-—1/n, untuk n > 1, atau 0, 1/2, 2/3, 3/4,4/5,---- kenvergen ke 1 by = 1—(-1)"1/n, untuk n > 1, atau 2,1/2,4/3, 3/4, 6/5,.... konvergen ke 1 en = (-1)"(n—1)/n, untuk n > 1, atau 0, 1/2, -2/3, 3/4, —4/5, 5/6, —6/7,.... . dn = 0.999, untuk n > 1, atau 0.999, 0.999, 0.999, 0.999, .... Teorema: Misalkan {an} dan {b,} adalah barisan-barisan yang konvergen dan k adalah suatu konstanta. Maka: 1. iim. (han) = & (Lim, an) lim, (an + bn) (im. an) (im. bn) . N00 tim (an bn) = (lim. an) (lim, bn) - nls (*) = (im, an) / (im, bn) , asalkan wim, bn FO. Teorema : (Apit) Jika {an} dan {en} adalah barisan-barisan yang konvergen menuju L, serta an < by < en un- tuk semua n > kK dengan Kk adalah konstanta bilangan asli, maka barisan {b,} konvergen me- nuju L. Teorema : Jika liMn—oo Jan| = O maka liMp—x0oan = 0. Bukti : -la,| 1 berlaku an < an41- b. Suatu barisan {a,} disebut barisan turun jika untuk semua n > 1 berlaku an > n41- . Suatu barisan {an} disebut barisan taktu- run jika untuk semua n > 1 berlaku ay < an+1- d. Suatu barisan {an} disebut barisan taknaik jika untuk semua n > 1 berlaku an > an44- Definisi : Barisan Monoton Barisan yang memenuhi salah satu sifat di atas disebut barisan monoton. Teorema: a. Jika U adalah suatu batas atas barisan tak- turun {an}, Maka barisan ini konvergen me- nuju suatu limit A yang kurang dari atau sama dengan U. b. Jika L adalah suatu batas bawah_ barisan taknaik {b,}, maka barisan ini konvergen menuju suatu limit B yang kurang dari atau sama dengan L. Teorema: Jika {a,} monoton dan berbatas maka {a,} konvergen Contoh: Periksa apakah barisan berikut monoton dan/atau berbatas? arr oy", {2h Jawab: (a) {-n?}" -n >-(n+1) ==> menurun n=0 Jadi monoton dan berbatas atas karena —n* <0 (b) {yh F{4-t,4,-14..3 n=l Jadi tidak monoton, tapi berbatas karena -1 430000 ~ 13.16 => Fungsi turun; »>13 > Brs turun 18 12.2 Deret Definisi : Deret takhingga (kadangkala hanya disebut de- ret saja) adalah jumlah dari suku-suku suatu barisan takhingga {a,}, yaitu ay tagtagt+...= ay. k=1 8 Definisi : Barisan jumlah parsial dari deret takhingga Yee ap adalah n Sy =aytagtazg+...t¢4an,= + Ap. k=1 Sy = a S, =a,+a, S3 =a, +a, +a, & I 4 =a td, +a,+a, n S, =a, +a, +a, +a,+---+a, =a, i=l n n lim s,, = lim > a= > 4g, noe noe o Definisi : Kekonvergenan deret Deret takhingga Dee a, disebut konvergen ke suatu jumlah S jika barisan jumlah-jumlah par- sial {Sy} dari deret tersebut konvergen ke S. Jika barisan {S;,} divergen, maka deret tak- hingga S[72_, a, disebut divergen. Suatu deret takhingga yang divergen tidak memiliki jumlah. Salah satu jenis deret yang relatif mudah un- tuk menentukan kekonvergenannya adalah de- ret geometri. 2 Definisi : Deret geometri Suatu deret takhingga disebut deret geometri jJika deret tersebut memiliki bentuk umum atartar2+tar+...= > ark}, k=1 dengan r dan a konstanta bilangan nyata dan a#zO. Uji kKekonvergenan deret geometri diberikan da- lam teorema berikut. 22 Teorema : Kekonvergenan deret geometri Perhatikan deret geometri ei ark-1. a. Jika |r| < 1 maka deret geometri tersebut konvergen dengan jumlah S = a/(1-—r). b. Jika |r| > 1 maka deret geometri tersebut divergen, Bukti: Untuk r = 1 maka Sp =a+tar+ar?+...+ ar?-1 = na, yang menuju oo jika n 3 oo. Jadi Sy, adalah divergen untuk r= 1. 23 Untuk r #1, maka Sn—rSn = (atar+tar?+...+ar"1) —(ar far? +are+...+ ar”) = a- ar”. Sehingga diperoleh Sn€l—r)=aCl—r”) atau , a(l — rr”) Sp = I. " lor Jika |r| <1 maka r” — O jika n — oo, sehingga 2 47 _ a S= lim Sn = 7 Jika |r| > 1 maka {r”} divergen, sehingga {S,} juga divergen. Sebagai akibat deret di atas juga divergen. 24 Contoh: Angka 0.125125125... dapat dinyatakan sebagai deret geometri berikut. 0.125125125... 125 125 125 = 1.000 + 1.000.000 + 1.000.000.000 rere 125 1 i \ ~~ 1.000 (: + T0007 ( Dos “Digegs 5 4 v a nl 2 a = D160) - = diai{ 4) konvergen 144 1296 = = 2(144)= 26 1-— 9 a 5! (4)" _< ((-4)) =F 5 (4) -5() =" 55" n=O 5" =F a=5 r=— — divergen Tentukan kekonvergenan deret berikut: (71) Jawab: s, =1 = s,=1-1=0 s, =1-1+1=1 5, =1-1+1-1=0 Limit S,, tidak ada, jadi deret divergen {5,}°, ={1,0,1,0,1,0,1L0,1...} 27 Teorema: Jika deret S>°°_4 an konvergen maka liMn—oco an = O. Jika liMn—ooan # O maka deret °C divergen. n=1 Buktikan: S41 (2n?) /(n? +7) adalah divergen. Bukti: 2n? (Ms 2 247 =20, maka berdasarkan uji kedivergenan dengan Suku ke-n dapat disimpulkan bahwa deret ©, (2n?)/(n? +7) adalah divergen, 28 Catatan: liMn-co@n = 0, belum tentu deret P24 an konvergen. Contohnya adalah deret harmonik: 1.161 Teorema: Deret harmonik adalah divergen Bukti: 1,1,1 Sn = eto = 1 1 _f4,14,1,1)\, wl 1+5+(S t(=+e+Ste)t..+= 2°\3 5'6'°7'8 n 29 ¢il rata(2atetatys Ll 2 3° 4)" \5 6°78) ° mn 1,2,4 > 144+ 5+5 2°4'8 1 1.1 14445 1 eo 9 @ Untuk n — oo maka ruas kanan dari (1) ada- lah divergen, sehingga S;, divergen. Jadi deret harmonik adalah divergen. Deret kolaps: Selain deret geometri, jenis de- ret yang bisa kita tentukan jumlahnya adalah deret kolaps, seperti yang diilustrasikan pada contoh berikut. 30 Contoh: Perlihatkan bahwa Sy7<_, 1/((k-+3)(k+4)) ada- lah divergen dan tentukan jumlahnya. 1 1 1 Jawab: ————____ = (hK+3)(R+ 4) RES kpa oo — tb Sno Ere a) (5 7) + ( 1 4. ) 5 6 vet n+3 nt+a4 1 1 1 S= lim S, = lim |—-—— ] =— n—00 n=0 \4 n+4 Tentukan kekonvergenan deret berikut: Jawab: s, ay | . “47? 43142 1 1 1 1 M: ae 4 3 + P4+3i+2 (7+2)i+1) i+] i+2 LEY Tei} ASE - | - ! Lat nt2, n+2 7 1 =1 = = 1 n+2 ‘29 1 +3n+2 = 1 1? +4n+3 Bab) akla aa) i+l “HS 25 HES} (fe 1 ef Yo ) ~i[iet- 1 a Ari n+3)| 2 lims, = lim | 1- n> nx Tentukan jumlah deret berikut: 5 1 1 5 =< 1 _> tins, Se aa) Lae Tentukan jumlah deret berikut: = _4 ee) Ea _yorge 1 mia +4n+3 77? +4n+3 7 one 5) 1296 aetna pone “i n? +4n+3 = (3) 5 3863 15 Teorema: Sifat-sifat deret konvergen Jika deret S72, ag dan S{P2., by keduanya kon- vergen dan ¢ adalah konstanta bilangan nyata, maka a. deret S72, cay adalah konvergen, b. deret 72, (a,,+6;,) adalah konvergen. C. ph otk = CL PR Mh d. pe (On by) = Re Oe + DRY Op. 35 Teorema: Jika deret 72.4 a, divergen dan ¢ # 0 adalah konstanta bilangan nyata, maka deret SPL cap adalah divergen. Contoh: Deret Se. 1/(10k) adalah divergen, sebab deret harmonik adalah divergen. 36 12.3 Uji integral dan taksiran deret Deret positif adalah deret yang suku-sukunya terdiri atas bilangan-bilangan tak negatif. Teorema: Uji jumlah terbatas Suatu deret 72.44, yang suku-sukunya tak negatif adalah konvergen jika dan hanya jika jumlah parsialnya terbatas di atas. Contoh: Buktikan deret S72, 1/(k!) adalah konvergen. 37 Bukti: k! 1x2x3x...xk>1xK2x2x...x2 ak-t Dengan demikian 1/(k!) < 1/(2*-), atau n 1 n 1 = 2, a kl kal fA 1 1\2 1\nr-1 = = ae < eG at@l hs Sn Teorema: Uji integral Misalkan f adalah suatu fungsi yang kontinu, positif, dan tidak naik pada selang [1,oo). Jika a, = f(k) untuk semua k bulat positif, maka deret takhingga S°7°.,a, konvergen jika dan hanya jika integral takwajar /T° f(a) dx konver- gen. Dengan kata lain, deret takhingga 77°, a, dan integral takwajar {7° f(a) dx adalah keduanya konvergen atau keduanya divergen. 39 Catatan: Pada teorema di atas, angka 1 da- pat diganti dengan sembarang bilangan bulat positif m. “1 Periksa kekonvergenan deret berikut: > nnn Jawab: | 1 dx = lim dx u=lInx J2 xiInx rm JoxInx = lim (In (In x)) = lim (In (Ins) —In(In 2)) =o Jadi divergen 40 | + Ujilah kekonvergenan deret re Jawab: Krn f()= + > adalah fungsi kontinu, positif dan tak naik pada|1 ,0© ) maka dengan ui integral didapat dx = lim (arctanx) | ey 22 t J ! dx = lim 1 ,1+x? rome ltx =2_7_2 2 4 4 Jadi deret konvergen. a Teorema: Uji kekonvergenan deret-p Deret-p, yaitu eS 1 1 1 ett opt apt apt adalah konvergen jika dan hanya jika p> 1. Bukti: Untuk p < O, suku ke-n dari deret S71 1/(K?) tidak konvergen ke 0, maka deret divergen. Untuk p > O, maka fungsi f(z) = 1/(2?) adalah kontinu, positif, dan tidak naik, sehingga kita bisa menggunakan uji integral sebagai berikut. 42 poo 1 . pt | rip)? f —p de = lim TP dis = jim 1 & tsooJ/1 —col—p 1 t1—pP 1 = lim _ ° t>oo \l—p 1l—p Ruas Kanan di atas adalah konvergen jika p > 1, tidak terdefinisi jika p = 1, dan menuju co jika O < p< 1. Jadi terbukti bahwa deret-p konvergen jika dan hanya jika p> 1. Contoh: Periksa kekonvergenan deret berikut: a. DRL, 1/(k4-0%), Jawab: Deret ini adalah deret-p dengan p= 1.003 > 1, jadi konvergen. 43 b. EPL, 1/ VR. Jawab: Deret ini adalah deret-p dengan p= 2/3 <1, jadi divergen. c. Ye 1/lnk). Jawab: Misalkan f(r) = 1/(@Inx) dengan x bilangan nyata dan 2 < x < co. Maka f(z) adalah kontinu, positif, dan tak-naik pada selang [2,00). Sehingga, kita dapat menggunakan uji integral untuk memeriksa kekonvergenan deret di atas. Ekor suatu deret Awal suatu deret tidaklah penting untuk ke- konvergenan atau kedivergenannya. Yang pen- ting untuk diselidiki adalah ekornya, yaitu: ay +ay41tan+2t.-- dengan N adalah suatu bilangan bulat positif yang besar. Sehingga untuk uji kekonvergenan, kita dapat mengabaikan beberapa suku awal dari suatu deret. Tetapi, jumlah dari suatu deret adalah tergantung dari semua sukunya, termasuk suku awalnya. 45

Anda mungkin juga menyukai