Anda di halaman 1dari 17

BAB II

Pembahasan
1. PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) sejak berdiri tahun 1995 senantiasa mengabdikan
diri untuk bangsa dan negara Indonesia, serta mendorong perkembangan
perekonomian nasional dengan menyediakan energi listrik yang bermutu tinggi, andal
dan ramah lingkungan. Dengan visi menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik
Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas dunia, PJB tiada henti berbenah dan
melakukan inovasi dengan tetap berpegang pada kaidah tata kelola perusahaan yang
baik (Good Corporate Governance/GCG).
PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) adalah anak perusahaan dari PT. PLN Persero.
2. PT. PJB adalah salah satu pembangkit listrik terbesar yang ada di indonesiasebagai
pembangkit listrik tentu saja barang yang dijual adalah energy listrik.
3. PLN yang membeli energi listrik adalah P2B (Pusat Pengatur Beban)
yang menjadi konsumen dari PT. PJB UP Paiton adalah
a. GI Krian
b. GI Kraksaan
c. GI Situbondo
4. Sarana penjualannya adalah Kwh meter, jumlahnya ada 3
Ada di folder
5. GENERATOR
TIPE

:THREE PHASE SYNCRONOUS GENERATOR


TOTALLY ENCLOSED DIRECT COUPLED TO STEAM
TURBINE
: TOSHIBA CORPORATION, JAPAN

PABRIK
RATING
KAPASITAS: 473.000 kVA
ARUS
: 15.172 AMPERE
TEGANGAN
: 18.000 VOLT
PUTARAN
: 3000 rpm
FREKUENSI
: 50 Hz.
FAKTOR DAYA : 0,85 LAGGING
TEKANAN GAS HYDROGEN: 4,2 Kg/cm2
PENGUAT GENERATOR
SISTEM
: PENGUAT STATIS DGN THYRISTOR
TIPE
: FULL BRIDGE
RATING
: 1,920 kW
VOLTAGE
: 490 VOLT
RATING (EACH) : 4.050 AMPERE
SISTEM PENDINGIN
LILITAN STATOR : DIDINGINKANLANGSUNG DG AIR
INTI STATOR
: DIDINGINKAN DENGAN H2 GAS
LILITAN ROTOR : DIDINGINKAN DENGAN H2 GAS
6. proses pembangkitan PLTU

1. Pertama-tama air demin ini berada disebuah tempat bernama Hotwell.


2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan
menuju LP Heater (Low Pressure Heater) yang pungsinya untuk menghangatkan
tahap pertama. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar
dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Selanjutnya air mengalir masuk
keDeaerator.
3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa
di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Bisa pula dikatakan deaerator
memiliki pungsi untuk menghilangkan buble/balon yang biasa terdapat pada
permukaan air. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus
memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju
Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP
Heater. Letak dearator berada di lantai atas (tetapi bukan yang paling atas). Sebagai
ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di lantai 5 dari 7 lantai yang
ada.
4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air
langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump/BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler
atau tempat memasak air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti drum, tetapi drum
berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena
itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi
PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena
dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
5. Sebelum masuk ke Boiler untuk direbus, lagi-lagi air mengalami beberapa proses
pemanasan di HP Heater (High Pressure Heater). Setelah itu barulah air masuk boiler
yang letaknya berada dilantai atas.
6. Didalam Boiler inilah terjadi proses memasak air untuk menghasilkan uap. Proses ini
memerlukan api yang pada umumnya menggunakan batubara sebagai bahan dasar
pembakaran dengan dibantu oleh udara dari FD Fan (Force Draft Fan) dan pelumas
yang berasal dari Fuel Oil tank.
7. Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU
bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya
dual firing dan batubara.
8. Sedangkan udara diproduksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil
udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju
boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara) agar proses
pembakaran bisa terjadi di boiler.
9. Kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi
uap. Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena
masih berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini
berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup
untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi terkikis.

10. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater
sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan
untuk memutar turbin.
11. Ketika Turbin berhasil berputar berputar maka secara otomastis generator akan
berputar, karena antara turbin dan generator berada pada satu poros. Generator inilah
yang menghasilkan energi listrik.
12. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan
beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.
13. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar.
Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada
akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.
Cara Penjualan
Cara penjualannya adalah adanya spesifikasi dari apa yang dijual semisal PT. PJB
menjual energi listrik yang dilihat adalah tegangan, frekuensi, dan urutan fasa. Dan
juga dalam penjualan terdapat timbangan (alat ukur) untuk syarat jual beli yang sah.
7. PERJANJIAN JUAL BELI LISTRIK
1. Mempunyai tegangan kerja yang sama
Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel dengan beban
kosong power faktornya.
a) Dengan power factor 1 berarti tegangan antara 2 generator persisi sama .jika 2
sumber tegangan itu berasal dari dua sumber yang sifatnya statis misal dari battery
atau

transformator

maka tidak akan ada arus antara kedunya. Namun karena dua sumber merupakan
sumber tegangan yang dinamis (generator) Maka power factornya akan terjadi
deviasi naik dan turun secara periodic bergantian dan berlawanan. Hal ini terjadi
karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang sesekali bergeser karena factor
gerak dinamis daripenggerak.Itu bisa dibuktikan dengan membaca secara bersamaan
Rpm dari misal dua Generator dalam keadaan sinkron Generator 1 mempunyai
kecepatan putar 1500 dan generator.

b) mempunyai kecepatan putar 1501 maka terdapat selisih 1 putaran / menit Dengan
perhitungan

1/1500

360

derajat

maka

terdapat

beda fase 0,24 derajat dan jika dihitung selisih teganan sebesar cos phi 0,24 derajat x
tegangan nominal (400 V) tegangan nominal (400 V) dan selisihnya sekitar V dan
selisih tegangan yang kecil cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara 2
buah generator tersebut dan sifatnya tarik menarik. Dan itu tidak membahayakan.
Dan pada saat dibebani bersama sama maka power faktornya akan relative sama
sesuai dengan power faktor beban. Memang sebaiknya dan idealnya masing masing
generator menunjukkan power factor yang sama. Namun jika terjadi power factor
yang berbeda dengan selisih tidak terlalu banyak tidak terjadi akibat apa apa.
Akibatnya

salah

satu

generator

yang

mempunyai

nilai

power.

Factor rendah akan mempunyai nilai arus yang sedikit lebih tinggi. Yang penting
diperhatikan adalah tidak melebihi arus nominal dan daya nominal dari generator.
Pada generator yang akan diparalel biasanya didalam alternatornya ditambahkan
peralatan yang dinamakan Droop kit . Droop kit ini berupa current transformer yang
dipasang. disebagian lilitan dan outputnya disambungkan ke AVR. Droop kit ini
berfungsi untuk mengatur power factor berdasarkan besarnya arus beban, Sehingga
pembagian beban KVAR diharapkan sama pada KW yang sama.

2. Mempunyai urutan phase yang sama


Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan ini
dalam dunia industri dikenal dengan nama CW (clock wise) yang artinya searah jarum
jam dan CCW (counter clock wise) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal
ini dapat diukur dengan alat phase sequence type jarum.Dimana jika pada saat
mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan jika berputar kekiri
dinamakan CCW. Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC dan CBA. ABC
identik dengan CW sedangkan CBA identik dengan CCW.

3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama

Didalam dunia industri dikenal 2 buah system frekuensi yaitu 50 hz dan 60 hz Dalam
operasionalnya sebuah generator bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif
(berubah ubah) karena factor factor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat
pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 hz dan maksimal
51,5 Hz. Namun pada Generator pabrik over frekuensi dibatasi sampai 55 Hz
sebagai overspeed.Pada saat hendak paralel, dua buah generator tentu tidak
mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis
maka generator tidak akan bisa parallel karena sudut phasanya belum Sesuai, salah
satu harus dikurang sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut phase yang
tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua generator mempunyai
frekuensi yang sama-sama persis.

4. Mempunyai sudut phase yang sama


Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan , kedua phase dari 2 Generator
mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya
tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar
meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama namun jika
dilihat menggunakan synchronoscope pasti bergerak labil. kekiri dan kekanan, dengan
kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit
dalam jangka waktu 0,5 detik. Breaker butuh waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk
close pada saat ada perintah close pada proses sinkron masih diperkenankan
perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan perbedaan sudut maksimal 10 derajat
selisih tegangan yang terjadi berkisar 4 Volt. Peralatan modul untuk mengakomodasi
kebutuhan synhcrone Generator, yaitu Load sharing, Synchronizing, Dependent start
stop, dan lain lain.

8.

Ada di folder

9.

Kerja Electric Governor Agar Putaran Mesin Tetap Stabil Pada Berbagai Level Beban
Governor system terdiri menjadi 3 bagian :
1. Governoor Control

Yaitu bagian yang mengontrol secara elektronik dan membandingkan antara input
berupa pulse dari magnetic pick-up dengan output berupa tegangan DC yang
menggerakan actuator
2. Governoor Actuator
Yaitu bagian yang menggerakan mekanisme fuel pump yang mengatur pembukaan
katup bahan bakar sehingga putaran mesin dapat naik atau turun
3. Magnetic Pick Up
Yaitu peralatan yang dapat menbangkitkan tegangan antara 5 50 VAC dengan
frekuensi sebesar 1000-2750 Hz. Dengan dasar induksi magnetic yang timbul
dikarenakan perputaran flywheel dimana terdapat gigi gigi antara 118 teeth sampai
148 teeth.
System Kerja:
1. Dalam keadaan running dan beban kosong engine di set dalam putaran 1500 Rpm
atau setara dengan 50 Hz.
2. Jika terjadi kenaikan beban pada generator maka arus yang mengalir ke stator
membuat perlawanan/ interaksi terhadap main rotor sehingga timbul gaya yang
sifatnya melawan dan menghambat putaran. Dengan demikian poros diesel generator
cenderung menurun putarannya karena beban tersebut. Semakin besar beban yang tiba
tiba masuk semakin kuat dan semakin turun putaran generator.
3. Melalui tranducer berupa magnetic pick up ini frekuensi impulse yang terbaca
menjadi ikut turun. Melalui referensi pulse, MPU ini dibaca dan di compare oleh
speed control. Karena sudah di set sedemikian rupa pada impulse 2,75 KHz akan
berputar pada 1500 Rpm. Maka jika terjadi penurunan impulse maka sesaat/ segera
speed control memerintahkan actuator untuk menabahkan sudut buka fuel sehingga
kecepatan ditambah sampai MPU mengirimkan sinyal pulse sebesar 2,75 KHz.
Dengan berbagai level beban maka didapat speed yang konstan. Waktu dan reaksi
yang dibutuhkan unutk kembali ke putaran nominal dapat diatur melalui setela
Proporsional, Diferensial dan Integral yang ada pada speed control.
4. Jika pada saat beban tinggi kemudian ada pengurangan beban yang tiba tiba atau
perlahan, maka terjadi pengurangan arus listrik yang ada pada stator generator.
Sehingga interaksi perlawanan medan magnet berkurang. Dengan demikian putaran
poros generator cenderung naik karena beban lebih ringan. Maka terjadi kenaikan

impulse pada MPU, segera speed control memerintahkan actuator untuk mengurangi
sudut buka fuel, sehingga kecepatan berkurang dan mendekati putaran nominal.
5. Demikian terus berkelanjutan berulang ulang sehingga dapat disimpulkan putaran
generator dan frekusensi generator akan tetap dengan berbagai level beban.

10.

Padasaatsebelumdisambung, beban=nol. Makasaatbebandisambung,


bagaimanakondisi generator?
Berikut penjelasan :

Jika generator tersebut dalam keadaan beban kosong ,maka generator yang
tegangannya yang lebih rendah mempunyai Power factor leading. Pada saat leading
ini kw generator akan Minus dan bisa dikatakan Reveverse Power. Asal nilai reverse
powernya tidak mencapai lebihdari 5 % ( sesuai setting standar) maka tidak ada hal
yang dikhawatirkan. Hanya saja jika akan terjadi arus sirkulasi antar genset yang
cukup besar. Kondisi ini juga bisa dinamakan Los Of Excitation dimana dalam
beberapa modul memiliki fitur proteksi ini dan di setting pada nilai 10 %

Dan jika generator dalam keadaan berbeban kurang lebih 50 % maka Masing masing
generator akan menunjuk power factor yang berlainan .yang tegangannya lebih besar
akan menunjuk lebih induktif .Sebagai contoh :Beban motor listrik mempunyai power
factor 0,85 , maka diperkirakan generator yang awalnya tadi mempunyai tegangan
yang lebih besar akan menunjukkan power factor 0,7 dan generator yang awalnya
tegangan lebih rendah akan menunjuk 1.

Berbeda lagi jika beban bertambah sampai 80 100 % , maka penujukkan power
factor akan berbeda yang semula PF nya 0,7 berubah menjadi 0,8 dan yang semula PF
nya 1 menjadi 0,9 . Sehingga meskipun Tegangannya berbeda sebelum sinkron maka
setelah sinkron tegangannya seakan akan sama , yang membedakan adalah besarnya
arus excitasi yang akan merubah besarnya power factor. Dan dalam kondisi diatas
dapat disimpulkan bahwa perbedaan tegangan masih diperbolehkan sampai batas
tidak terjadi reverse power pada saat beban kosong dan tidak terjadi over current pada
saat beban penuh.

Peralatan

Instrumentasi

Untuk

Proses

Double

Sinkronisasi
Voltmeter

Adalah voltmeter dengan tampilan 2 pengukuran tegangan yaitu tegangan dari


peralatan yang akan disinkron (generator) dan tegangan sistem yang bekerja
simultan.

Double
Menampilkan

Frequency
nilai

frekuensi

dari

Meter
kedua

sumber

AC.

Synchroscope
Alat yang digunakan untuk mengetahui sudut phase dari kedua sumber. Terdiri dari
jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar tersebut berada pada posisi tepat
di jam 12, maka sudut phase dari kedua sumber sama dengan nol dan dapat dikatakan
kedua

Phase

sumber

sefase,

dalam

Sequence

sudut

phase

yang

sama.

Indikator

Alat ini sama dengan yang digunakan untuk mengetahui sequence phase dari motor
induksi. Dilengkapi dengan jarum berputar (rotating pointer), jika jarum berputar
searah jarum jam, maka dapat dikatakan memiliki sequence positif RST dan jika
berputar

sebaliknya

ber-sequence

negative

atau

RTS.

Namun biasanya peralatan Phase Sequence tidak diikut sertakan di panel sinkron.

11. Adapun struktur organisasi PT. PJB UP Paiton adalah sebagai berikut :

MG
Ee
QM
Aa
eU
P
n

ea

nn

rn a j
ua
g s se
P
a i

il r i
an l i
ur r

j e
n

r
g

t y
a n

t o

Gambar Struktur Organisasi PT. PJB UP Paiton

General Manager

&
c

Mengelola Unit Pembangkit Paiton meliputi Peningkatan Kinerja Operasi dan Kompetensi
SDM Unit Pembangkitan sehingga mampu memproduksi tenaga listrik dengan efisien, mutu
dan keandalan yang tinggi dengan tetap memperhatikan aspek komersial, dengan harga jual
kompetitif sesuai kontrak kinerja yang ditetapkan oleh direksi PT. PJB (Pembangkitan Jawa
Bali).

Manajer Enjiniring dan Quality Assurance


Menyelenggarakan pelaksanaan evaluasi, analisis dan perbaikan penyelenggaraan
pembangkitan listrik meliputi sistem dan prosedur serta pre-assurance untuk emastikan
produksi listrik yang efisien, serta melaksanakan program Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Sistem Manajemen Lingkungan (SML),
sistem manajemen mutu dan manajemen resiko.
-

Supervisor Senior System Owner


Membantu manajer dalam menyediakan dana dan implementasi proyek sistem
informasi untuk menunjang proses produksi listrik di lingkungan PT. PJB UP Paiton.

Supervisor Senior Technology Owner


Membantu manajer dalam menyediakan dana dan implementasi kebutuhan teknologi
untuk menunjang proses produksi listrik di lingkungan PT. PJB UP Paiton.

Supervisor Senior Teknologi dan Informasi


Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola pekerjaan
teknologi informasi meliputi aplikasi dan software dalam operasional rutin di
lingkungan PT. PJB UP Paiton serta memberikan solusi maupun konsultasi teknologi
informasi untuk mencapai tujuan dan strategi bisnis perusahaan.

Supervisor Senior Manajemen Mutu, Resiko dan Kepatuhan


Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan
bidang audit internal yang mencakup penentuan dan penilaian kualitas ( efektifitas dan
efisiensi ) dari pelaksanaan pengendalian operasi UP Paiton atau unit bisnis.
Melaksanakan tanggung jawab bidang audit operasional keuangan dan administrasi
dengan prinsip reliabilitas dan integritas sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang
berlaku, sehingga ketentuan perusahaan terlindungi dan tercapai kinerja perusahaan
yang optimal. Melaksanakan program Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3), Sistem Manajemen Lingkungan (SML), sistem manajemen mutu dan
manajemen resiko.

Manajer Operasi
Merencanakan, memonitor dan mengevaluasi program di bidang operasi dan pengendalian
bahan bakar yang mencakup penentuan dan penilaian kualitas ( efektifitas dan efisiensi )
pelaksanaan pengendalian operasi UP Paiton serta mengmupulkan data dan mengevaluasi
pelaksanaan bidang operasi dan bahan bakar.
-

Supervisor Senior Perencanaan dan Pengendalian Operasi


Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
operasi pada unit 1 dan 2 serta menentukan tindakan teknis yang diperlukan dalam
pelaksanaan program kerja.

Supervisor Senior Produksi PLTU 1-2 (A,B,C,D)


Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran bidang pengendalian operasi
dan menjabarkan rencana tersebut dalam fungsi produksi, melaksanakan dan
mengendalikan agar dicapai proses tenaga listrik yang efektif dan efisien sesuai
rencana operasi.

Supervisor Senior Bahan Bakar dan Niaga


Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran penyediaan dan perniagaan
bahan bakar yang dibutuhkan dalam proses produksi litrik di UP Paiton.

Supervisor Senior Kimia dan Laboratorium


Membantu manajer dalam merencanakan anggaran bidang kimia dan menjabarkan
rencana tersebut dalam fungsi kimia teknik dan laboratorium sesuai dengan standar
yang berlaku agar sasaran tercapai.

Manajer Pemeliharaan
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan bidang pengendalian dan
pemeliharaan agar selalu siap beroperasi setiap saat sehingga mampu mendukung upaya
pencapaian sasaran Unit Pembangkitan Paiton sesuai dengan kontrak kinerja yang
ditetapkan direksi.
-

Supervisor Perencanaan, Pengendalian dan Pemeliharaan

Melakukan koordinasi atas pelaksanaan kegiatan perencanaan, pengendalian dan


pemeliharaan secara prediktif, preventif, korektif dan emergency di Unit Pembangkitan
Paiton untuk mendukung pengoperasian Unit secara optimal dalam mencapai sasaran
Unit Pembangkit sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan direksi.
-

Supervisor Senior Outage Management


Melakukan perencanaan dan koordinasi atas pelaksanaan shutdown Unit 1 maupun 2
Unit Pembangkitan Paiton untuk mendukung pengoperasian unit secara optimal dalam
mencapai sasaran Unit Pembangkit sesuai dengan kontrak kinerja yang ditetapkan
direksi.

Supervisor Pemeliharaan Mesin 1 (Boiler, Turbin dan Alat-alat bantu)


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada bidang mekanis
Unit 1 dan Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk mendukung pengoperasian unit
secara optimal.

Supervisor Senior Pemeliharaan Mesin 2 ( Sistem Bahan Bakar dan Abu)


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada sistem bahan
bakar dan abu baik Unit 1 dan Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk mendukung
pengoperasianunit secara optimal.

Supervisor Senior Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada kontrol dan
instrument baik di Unit 1 maupun Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk mendukung
pengoperasian unit secara optimal.

Supervisor Senior Pemeliharaan Listrik


Membantu Manager dalam pelaksanaan dan pemeliharaan harian pada sistem
kelistrikan baik Unit 1 dan Unit 2 Unit Pembangkitan Paiton untuk membantu
pengoperasian unit secara optimal.

Supervisor Senior Sarana


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang sarana dan
prasarana dan menjabarkan rencana tersebut ke dalam fungsi sarana dan prasarana
serta melaksanakan dan mengendalikan kegiatan inventarisasi dan pemeliharaan sarana
non instalasi secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

Supervisor Senior Lingkungan


Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran bidang lingkungan

serta

menjabarkan fungsi tersebut ke fungsi tata letak, perawatan, kelestarian lingkungan di


lingkup kerja UP Paiton sesuai dengan standar nasional dan internasional yang berlaku.
-

Supervisor Senior K3
Membantu manajer dalam menyusun rencana anggaran bidang lingkungan

serta

menjabarkan fungsi tersebut ke fungsi kesehatan karyawan, keselamatan kerja di


lingkup kerja UP Paiton sesuai dengan standar nasional dan internasional yang berlaku.

Manajer Logistik
Merencanakan, menentukan, dan menyediakan kebutuhan barang yang diperlukan untuk
menunjang kelancaran proses produksi listrik secara kontinyu di UP Paiton.
-

Supervisor Senior Inventori Kontrol dan Kataloger


Membantu Manager dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pengendalian,
pemeliharaan dan menjabarkan rencana tersebut ke dalam fungsi inventori control dan
cataloger, melaksanakan dan mengendalikan agar dicapai tingkat inventori yang
optimal.

Supervisor Senior Pengadaan dan Kontrak Bisnis


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang pengadaan
dan kontrak bisnis serta melaksanakan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan
kontrak bisnis secara terorganisir dengan efektif dan efisien.

Supervisor Senior Administrasi Gudang


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran dalam bidang pergudangan
serta menjabarkan rencana tersebut ke dalam fungsi administrasi pergudangan serta
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan administrasi gudang dengan efektif dan efisien.

Manajer Keuangan dan Administrasi


Menjabarkan rencana tahunan UP Paiton, termasuk didalamnya adalah rencana setiap
bidang UP Paiton ked lam rencana anggaran tahunan UP Paiton. Mengendalikan kegiatan
pengelolaan keuangan dan mengawasi pelaksanaannya untuk mendukung upaya
pencapaian sasaran dan tujuan UP Paiton dengan efektif dan efisien sesuai kontrak kerja

yang ditetapkan direksi. Merencanakan, memonitor, mengevaluasi program administrasi


kepegawaian pada seluruh jenjang jabatan untuk menciptakan sistem SDM yang rapid an
tertib dan rapi sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan perusahaan.
-

Supervisor Senior SDM


Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan kegiatan
dalam bidang SDM yang mencakup sistem dan organisasi bidang SDM serta
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penyediaan fasilitas kerja, pembinaan
mutu terpadu untuk mencapai tujuan perusahaan.

Supervisor Senior Umum


Membantu manajer dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan kegiatan
bidang umum untuk mendukung upaya pencapaian sasaran yang telah direncanakan
UP Paiton.Menyusun rencana dan anggaran bidang umum, menjabarkan rencana
tersebut dalam fungsi sekretariat dan humas serta melaksanakan hubungan dengan
masyarakat secara efektif dan efisien.

Supervisor Senior Keuangan


Membantu manajer dalam menyusun rencana dan anggaran bidang pengendalian
keuangan serta menjabarkan rencana tersebut dalam fungsi akuntansi, mencatat secara
sitematis segala transaksi yang mempengaruhi harta dan kewajiban perusahaan
sehingga dapat diketahui laba dan rugi perusahaan.

12. Ada di folder

Anda mungkin juga menyukai