Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Ny. GY, umur 34 tahun pekerjaan sebagai karyawan sebuah butik pakaian muslim.
Setelah sakit selama 1 bulan ini, beliau tidak bekerja lagi, sedangkan suami sudah
meninggal 6 tahun yang lalu. Ibu memiliki seorang anak berusia 7 tahun yang diasuh oleh
kakek dan neneknya. Satu tahun yang lalu, pasien didiagnosis TBC dan menjalani
pengobatan di puskesmas tetapi tidak tuntas. Sejak 2 bulan SMRS pasien mengeluh sering
lemas, pucat, tidak ada nafsu makan, dan BB turun 4 kg dalam waktu 2 bulan. Satu minggu
SMRS pasien mengeluh nyeri perut terutama di ulu hati dan terasa menusuk sampai ke
tulang belakang, mual, muntah 5x sehari. Sejak 2 hari SMRS pasien diare 5x sehari,
badan demam, BAB hitam, BAK biasa, berkeringat setiap malam, sesak nafas pada malam
hari. Satu bulan SMRS, pasien pernah dirawat 1 minggu di RS karena Gastritis. Riwayat
penyakit keluarga: kakek pasien ada riwayat batuk-batuk dalam waktu lama tetapi tidak
diperiksakan. Pasien MRS saat ini dengan diagnosa medis TB. Abdomen, TB.Paru dan
Anemia Inflamasi. Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap pasien hemoglobin: 9,4 g/dl
(12-16), Leukosit: 3.300 mm3 (4400-11300), Hematokrit : 28% (35-47), trombosit: 156.000
mm3 (150.000-450.000), Eritrosit : 3,44 juta/UI (3,6-5,8), Natrium: 132 mg/dl (135-145),
Kalium: 3,1 mg/ml (3,6-5,5). Data antropometri BB sebelum sakit: 50 kg, BB saat ini 46 Kg,
TB: 155 cm. Pemeriksaan fisik/ klinis: tekanan darah: 100/70 mmHg (120/80 mmHg), suhu:
37,7 oC (37oC), respirasi: 20x/menit (20-24 x/menit), nadi: 88 x/menit (88-100 x/menit).
Riwayat gizi sebelum MRS: pasien hanya mampu makan makanan lunak (bubur nasi), lauk
hewani yang biasa dikonsumsi adalah ayam dicincang dan telur rebus, lauk nabati yang
sering dikonsumsi adalah tahu digoreng, buah biasanya di jus 2x sehari. Anamnesa
kuantitaif asupan makan SMRS: Energi: 850 kkal, Protein: 16 gr, Lemak: 14,5 gr,
Karbohidrat 104,5 gr. Hasil recall 24 jam menu RS: Energi: 437,5 kkal, Protein: 16 gr,
Lemak: 14,5 gr, Karbohidrat: 57,5 gr. Terapi medis yang diterima selama perawatan adalah
Omeprazole 2x20 mg. KSR 1x600 mg, OAT kat, Vit. B6, infus RL: 1500 cc/24 jam.
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Sex
Pekerjaan
Diagnosa medis
GY
34 tahun
Perempuan
Karyawan toko
Tb Abdomen, Tb Paru dan Anemia
Inflamasi
Energi (Kkal)
850
1798,18
47,27
Protein (g)
16
47,67
33,56
Lemak (g)
14,5
50,18
28,89
KH(g)
104,5
270,14
38,68
Energi (Kkal)
437,5
1798,18
24,45
Protein (g)
16
47,67
33,56
Lemak (g)
14,5
50,18
28,89
KH(g)
57,5
270,14
21,28
Kesimpulan:
Dari hasil anamnesa riwayat makan pasien SMRS diketahui variasi dalam pemilihan
bahan makanan makan terbatas terutama pada makanan sumber serat yang kurang.
Diketahui juga asupan cairan pasien kurang. Analisa kuantitatif SMRS untuk riwayat
gizi diketahui prosentase asupan makan dibandingakan dengan KGA (koreksi BBA)
untuk energi, protein, lemak dan karbohidrat
Hasil
Pemeriksaan
9,4 g/dl
3.300 mm3
28%
156.000 mm3
3,44 juta/UI
132 mg/dl
3,1 mg/ml
Satuan/Nilai normal
12-16 g/dls
4400-11300 mm3
35-47 %
150.000-450.000 mm3
3,6-5,8 juta/UI
135-145 mg/dl
3,6-5,5 mg/ml
Keterangan
Rendah
Rendah
Rendah
Normal
Rendah
Rendah
Rendah
Kesimpulan:
Hasil laboratorium menunjukkan bahwa pasien mengalami anemi yang ditandai
dengan nilai Hb rendah, hamtoktrit rendah dan eritrosit rendah. Kondisi anemia
berkaitan dengan gangguan metabolisme besi. Menurut Oehadian (2003), gangguan
metabolisme besi pada anemia inflamasi terjadi karena adanya pengikatan zat besi
2
oleh laktoferin yang dihasilkan granulosit akibat inflamasi, kemudian terjadi sekuestrasi
zat besi di limpa. Kondisi natrium dan kalium yang rendah berkaitan dengan muntah
dan diare yang dialami oleh pasien. Kondisi muntah dan diare yang berlebiahan
menyebabkan kehilangan cairan tubuh.
d. Data Antropometri
BB SMRS
BB MRS
TB
50 Kg
46 Kg
155 cm
Kesimpulan:
Status gizi pasien berdasarkan IMT adalah 46/(1,55)2= 19,14 (normal). Terjadi
penurunan berat badan sebesar 4 Kg. Penururnan berat badan disebabkan kondisi
kurang nafsu makan. Walaupun nilai IMT normal, akan tetapi perlu pemantauan berat
badan dikarenakan IMT pasien hampir mendekati dibawah nilai normal.
e. Data Fisiki Klinis
Keadaan Umum:
a. Satu minggu SMRS pasien mengeluh nyeri perut terutama di ulu hati dan terasa
menusuk sampai ke tulang belakang, mual, muntah 5x sehari.
b. 2 hari SMRS pasien diare 5x sehari, badan demam, BAB hitam, BAK biasa,
berkeringat setiap malam, sesak nafas pada malam hari
c. Sejak 2 bulan SMRS pasien mengeluh sering lemas, pucat tanda-tanda anemia
Vital Sign:
TD 100/70 mmHg (Rendah), RR 20x/menit (Normal), N 88x/menit (Normal), t 37,7c
(Tinggi)
Kesimpulan:
Dari keadaan umum menunjukkan pasien mengalami gejala Tuberkulosis yaitu
demam, berkeringat setiap malam dan sesak nafas. Selain itu, keluhan mual dan
munta disertai diare >5x sehari menunjukkan gangguan keseimbangan cairan. Kondisi
sering lemas dan pucat berkaitan dengan tanda-tanda anemia yang dialami pasien.
Pasien juga mengalami kondisi peningkatan suhu tubuh.
f.
Riwayat Personal
Riwayat Penyakit
Sekarang
Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Kesimpulan:
Pasien berumur 34 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama diare 5x
sehari, demam, BAB hitam, BAK biasa, berkeringat malam hari dan sesak nafas.
Pasien juga pernah menjalani pengobatan TBC namun tidak tuntas. Pengobatan yang
tidak tuntas tersebut kemungkinan dapat menyebabkan penyakit menjadi lebih ganas ,
kondisi ini disebabkan karena bakteri mycobacterium mengalami resisten/kebal
terhadap obat. Diagnosa sekarang yaitu TB abdomen dan TB paru disebabkan
mungkin berkaitan dengan pengobatan TBC yang tidak tuntas.
Adanya sesak nafas akan mengganggu asupan makan pasien, khususnya bila
disajikan dalam bentuk makanan padat (nasi). Akibatnya diperlukan pemberian
makanan dalam bentuk lunak agar mempermudah pasien untuk makan dan
diharapkan dapat mencukupi kebutuhan gizi pasien. Pada kondisi sesak nafas Asupan
karbohidrat perlu dibatasi karena untuk menurunkan kadar CO2 dalam darah sehingga
membantu menurunkan gangguan pernapasan.
g. Riwayat Obat/terapi medis
Jenis obat/
Fungsi
tindakan
Omeprazole
2x20 mg
1x600
mg
lambung.
Pengobatan & pencegahan
Dikonsumsi bersamaan
hipokalemia.
dengan makanan
OAT kat
Vitamin B6,
tuberkulosis aktif
Untuk mencegah terjadinya
Dikonsumsi setelah makan
anemmia
infus
1500
RL
Mengembalikan
jam
2. Diagnosa Gizi
Domain Intake
NI.1.1 Peningkatan energi ekspenditur (Hipermetabolisme) berkaitan dengan infeksi TB
yang dialami oleh pasien ditandai oleh diagnosa medis TB abdomen dan TB paru,
Penurunan BB 4 kg selama 2 bulan, suhu tubuh yang meningkat (37,7C).
NI.5.1 Peningkatan zat gizi protein berkaitan dengan anemia inflamsi dan infeksi TB paru
ditandai oleh kadar Hb 9,4 g/dl.
Domain Clinic
NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan berkaitan dengan kondisi infeksi
TB paru yang menyebabkan tidak nafsu makan dan penurunan asupan makan yang
ditandai oleh selama 2 bulan SMRS terjadi penurunan BB 4 Kg.
3. Nutrition Intervension
a. Jenis Diit
: Diit Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) Tinggi Fe 2145,5 kkal
b. Bentuk
: Makanan Lunak
c. Route
: Oral
d. Jumlah
: 2145,5 kkal
e. Frekuensi
f.
Tujuan diit
1) Memberikan makanan tinggi energi dan protein secara bertahap sesaui kemapuan
pasien untuk mencapai keadaan gizi optimal.
2) Memberikan makanan adekuat untuk meningkatkan berat badan agar ideal.
3) Mengupayakan peningkatkan kadar Hb melalui pemberian makanan yang adekuat.
g. Syarat Diit
6) Makanan dan minuman yang dihindari adalah susu, teh dan kopi. Tidak boleh
dikonsumsi secara bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi tinggi.
Harus ada jeda waktu -1 jam setelah dan sebelum makan.
7) Makanan mudah dicerna, rendah sisa dan tidak mengandung bumbu yang tajam.
8) Asupan serat dianjurkan 25 gr/hr dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat didalam sayur dan buah. Menu seimbang rata-rata memenuhi kebutuhan
serat sehari.
9) Cairan cukup, yaitu 8-10 gelas/ hari.
10) Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup, penambahan
vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.
h. Perhitungan Kebutuhan
Perhitungan kebutuhan energi Haris Benedict
Kebutuhan Kalori
1) Perhitungan Energi
BMR
= 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 46) + (1,7 x 155) (4,7 x 34)
= 1100,3 kkal
Total Energi = 1100,3 x 1,3 x 1,5
= 2145,5 kkal
2) Protein
= 1,5 g x 46 Kg
= 69 gram x 4 kkal
= 276 kkal
3) Lemak
= 20% x 2145,5 kkal
= 429,1 kkal / 9 gram
= 47,6 gram
4) Karbohidrat = Energi (Protein- Lemak)
= 2145,5 (276 + 429,1) kkal
= 1440,4 kkal / 4 gram
= 360,1 gram
5) Besi
= 46/55 x 26 gram
= 21,47 gram
i.
Rekomendasi
Domain Pemberian Makanan atau Zat Gizi (ND)
ND.1.2.1 pemberian makanan dengan tekstur menyesuaikan dengan
keadaan pasien yaitu makanan tekstur lunak
Domain Edukasi (E)
E.1 Pemberian edukasi kepada pasien atau keluarga pasien terkait dengan
diet yang akan dijalani oleh pasien
E.1.1 Menyampaikan tujuan edukasi gizi kepada pasien
Domain Konseling (C)
C.1.1 Konseling Gizi terkait motivasi dan peningkatan kesadaran pasien
terhadap anjuran diet.
Domain Koordinasi Asuhan Gizi (RC)
6
Yang diukur
Waktu
Antropometr
(AD-1.1.2) Pemantauan BB
Pengukuran
Setiap hari
Evaluasi/ target
BB normal dan
status gizi normal
(AD-1.1.4) Pemantauan
Biokimia
Asupan Gizi
Sesuai
Membandingkan
kadar GPT
keputusan
(BD-1.1.1.5) Pemantauan
dokter
standar sehingga
kadar GOT
(FH-1.1.1.1) Asupan energi
Setiap hari
diharapkan Normal
Membandingkan
asupan energi
dengan kebutuhan.
(FH-1.5.3) Asupan
Target mencapai
karbohidrat
50% dari
kebutuahan gizi.
b. Topik
c. Waktu
d. Tempat
: Bangsal
e. Media
f.
Metode
g. Masalah gizi
h. Tujuan
1) Agar pasien dan anggota keluarga mengetahui makanan yang dianjurkan dan
makanan yang tidak dianjurkan sehingga dapat menunjang keberhasilan diet yang
diberikan.
2) Agar pasien mengetahui pola makan yang baik dan seimbang agar dapat mencapai
tujuan diet
3) Agar pasien mematuhi diet yang diberikan
7
Sumber
protein
hewani
Sumber
protein
nabati
Sayuran
Buahbuahan
Minuman
Lemak
Lain-lain
Dianjurkan
Tidak dianjurkan
-dimasak
dengan
banyak
santan dan minyak kelapa
C. Kesimpulan
1. Berdasarkan IMT, status gizi pasien termasuk Normal (19,14)
2. Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui bahwa pasien mengalami penurunan kadar
Hemoglobin, leukosit, hematokrit, natrium dan kalium. Adanya penurunan kadar Hb dan
hematokrit berkaitan dengan anemia.
3. Dari data fisik/klinis keluahan utama pasien mual, muntah dan diare 5 x, BAB hitam,
sesak nafas dan berkeringat pada malam hari.
4. Asupan gizi pasien berdasarkan recall 24 jam tergolong defisit berat karena kurang dari
AKG pasien.
5. Preskripsi diet yang diberikan kepada pasien adalah Diet TETP Tinggi Fe 2145,5 kkal
DAFTAR PUSTAKA
http://www.simassehat.com/tanya_dokter/detail.asp?id=102, Diakses pada tanggal 18
April 2016.
Oeihadian, Amaylia. 2003. Aspek Hematologi Tuberkulosis. Bandung: FK Universitas
Padjajaran.
Almatsier, S. (2009). Penuntun Diet Edisi Baru, Tahun 2009. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Instalasi Gizi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung.2013. Terminologi dalam PAGT
(Proses Asuhan Gizi Terstandar). Jawa Barat: ASDI-DPC.