Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

TENTANG DIABETES MELLITUS (DM)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
MANAJEMEN DIABETES MELLITUS (DM)

A. Latar Belakang
Diagnosa penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang
meningkat jumlahnya adalah diabetes melitus. Meningkatnya prevalensi
diabetes melitus di beberapa negara berkembang seperti Indonesia akibat
peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan (Slamet Suyono : 2006).
Di Indonesia dengan penduduk sekitar 180 juta, prevalensi diabetes
melitus yang diketahui sekitar 1,5% atau diperkirakan sekitar dua juta
orang. Dari jumlah tersebut sebagian besar yaitu 98% adalah penderita
DM tipe II non insulin dependen diabetes mellitus. Sebenarnya diabetes
mellitus tidaklah menakutkan bila diketahui lebih awal, tetapi bila
dibiarkan akan menghanyutkan pasien ke komplikasi fatal.
Pengetahuan dini mengenai diabetes mellitus sangatlah penting
bagi masyarakat awam guna peningkatan kesehatan individu serta sebagai
pencegahan dan penanganan awal terhadap diabetes mellitus. Perlunya
pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus ini yang mendasari penulis
dalam mengadakan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat di desa
Selokaton, Gondangrejo, Karanganyar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pengetahuan
peserta meningkat mengenai diabetes mellitus dan mengetahui
manajemen Diabetes Mellitus
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan peserta diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian diabetes mellitus
b. Mengetahui penyebab diabetes mellitus
c. Mengetahui resiko terjadi luka diabetes mellitus
d. Mengetahui tanda dan gejala diabetes mellitus
e. Mengetahui penatalaksanaan DM

f. Mengetahui senam kaki diabetik

C. Sasaran
Warga Desa Selokaton
D. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal
: Minggu, 23 Oktober 2016
Tempat
: Balai Desa Selokaton
Waktu
: 30 menit
E. Metode
Metode yang digunakan dengan demonstrasi dan tanya jawab
F. Media
1. LCD & proyektor
2. Leafleat
G. Setting Tempat
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator
: Pemberi Materi
: Moderator
H. Pengorganisasian
Moderator
Pemberi Materi
Fasilitator

:
:
:

I. SUSUNAN ACARA
Kegiatan
1.Pembukaan

Lama
Penyaji
5 menit Mengucapkan salam
Menyampaikan tujuan
penyuluhan

Peserta
Menjawab salam
Mendengarkan
penyampaian tujuan dari

2.
Penyampaian
materi

3. Diskusi

4.Evaluasi

5.Penutup

Kontrak waktu
Apersepsi
10 menit Menjelaskan tentang
pengertian diabetes
mellitus
Menjelaskan tentang
penyebab DM
Menjelaskan resiko
terjadi luka DM
Menjelaskan tanda dan
gejala DM
Menjelaskan
penatalaksanaan DM
Mengajarkan senam
kaki diabetik
8 menit Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
mengajukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
peserta
5 menit Memberikan pertanyaan
pada peserta tentang
materi penyuluhan
2 menit Mengucapkan terima
kasih
Mengucapkan salam
penutup

penyuluhan
Menyepakati kontrak waktu
Mendengarkan
penyampaian materi dari
penyaji

Mengajukan pertanyaan

Mendengarkan jawaban dari


penyaji
Menjawab pertanyaan dari
penyaji
Mendengarkan dan
menjawab salam

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Membuat SAP 3 hari sebelum penyuluhan
b. Kesiapan media meliputi : leaflet dan LCD proyektor
c. Pemberitahuan kepada warga
d. Pengorganisasian panitia kecil dari masyarakat
2. Evaluasi proses

a. Kegiatan pendidikan kesehatan dimulai tepat pada waktu yang


telah ditentukan
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan Pengertian Diabetes Mellitus
b. Peserta dapat menyebutkan 3 macam penyebab dan resiko terjadi
luka DM
c. Peserta dapat menyebutkan 3 macam tanda dan gejala DM
d. Peserta dapat menyebutkan penatalaksanaan DM
e. Peserta dapat mengulangi senam kaki diabetik

Lampiran Materi
DIABETES MELLITUS
A. PENGERTIAN
Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronik yang komplek
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan
pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan membran elektron. (Arief, 2005)
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
(Smeltzer, 2002 : 1220)

Diabetus mellitus merupakan penyakit yang berlangsung kronik


dimana pasien tidak mampu memproduksi insulin secara efektif sehingga
terjadilah peningkatan gula darah. Peningkatan kadar gula darah terjadi
akibat kekurangan hormon insulin. Diabetus mellitus merupakan masalah
serius yang dapat menyebabkan masalah yang lainnya. Diabetus mellitus
telah dikategorikan sebagai penyakit yang terjadi di seluruh dunia dengan
jumlah penderita 347 juta jiwa dan 4,6 juta penderita DM meninggal
(2011)
B. PENYEBAB
Faktor penyebab terjadinya Diabetes Mellitus (Sjaifoellah, 1996 : 692)
yaitu :
1.
Usia
Gangguan hormon insulin sering terjadi pada usia lebih dari 65 tahun
2.
Kegemukan atau obesitas
Terjadi karena hipertrofi sel betha pancreas dan hiperinsulinemia dan
intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan
diabetes mellitus dan insulin insufisiensi relative. Berat badan dibagi

3.

tinggi badan dalam (m) kuadrat.


kurang < 18
lebih > 23
normal 19-22
obesitas > 32
Riwayat keluarga
Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah selsel betha pancreas
yang bersifat genetic dan diturunkan secara autosom dominant
sehingga mempengaruhi sel betha serta mengubah kemampuannya
dalam mengenali dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian
dari sintesis insulin.

C. RESIKO TERJADI LUKA DIABETUS


1. Berdasar jenis kelamin, laki-laki lebih beresiko

terjadi luka

diabetikum 75%
2. Penderita DM yang tidak melakukan pengecekan kadar gula darah
secara rutin
3. Penderita yang tidak melakukan perawatan kaki dengan baik

D. TANDA DAN GEJALA


Gejala diabetes mellitus type 1 muncul secara tibatiba pada usia
anakanak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak
memproduksi insulin dengan baik. Gejalagejalanya antara lain adalah
sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat badan turun,
kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang,
meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni, cenderung terjadi pada
mereka yang berusia dibawah 20 tahun.
Sedangkan diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahanlahan
sampai menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap permulaannya
seperti gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat lemah, kehilangan
tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil, terus menerus lapar
dan haus, kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya,
mudah sakit yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang
berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya kini semakin tinggi pada
golongan anakanak dan remaja.
Gejalagejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai
keletihan akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urine
sehingga bila urine tersebut tidak disiram akan dikerubungi oleh semut
adalah tanda adanya gula. Gejala lain yang biasa muncul adalah
penglihatan kabur, luka yang lama sembuh, kaki terasa keras, infeksi jamur
pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada pria.
Tanda dan Gejala kadar gula darah tinggi
Gejala klasik : 3 poli (Banyak makan, banyak minum, banyak BAK)
Penurunan berat badan
Kesemutan pada daerah sendi
Gatal-gatal
Luka lama tidak sembuh
4 L lemah, letih, lesu, loyo,,

Cek gula darah sewaktu > 200mg/dl


E. PENATALAKSANAAN.
Dalam jangka pendek penatalaksanaan DM bertujuan untuk
menghilangkan keluhan atau gejala DM. Sedangkan tujuan jangka
panjangnya adalah untuk mencegah komplikasi. Tujuan utama terapi
diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi Tujuan
terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah
normal. Untuk mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien secara holistik dan
mengajarkan kegiatan mandiri.
Kerangka utama penatalaksanaan DM yaitu perencanaan :
Diet Nutrisi
Prinsip Pengaturan makan
3

J : Jadwal makan, Jumlah kalori, Jenis makanan


Jenis makanan yang diperbolehkan : nasi, mie, kentang, roti,
singkong, jagung, tempe, tahu, telur, kacang hijau, ikan, ayam
Penentuan jumlah kalori/hari penderita DM :
-

Penentuan jumlah asupan nutrisi yang dibutuhkan penerita


DM :

Penentuan berat badan relatif


BB
TB-100

Kurus

: BBR < 90%

Normal

: BBR 90-110 %

Gemuk

: BBR > 110 %

Obesitas

: > 120 %

Pedoman penentuan jumlah kalori


Kurus

: BB x 40-60 kalori/hari

Normal

: BB x 30 kalori/hari

Gemuk

: BB x 20 kalori/hari

Obesitas

: BB x 10-15 kalori/hari

Contoh : Ny T menderita penyakit DM 5 tahun yang lalu, berat


badan terakhir 67 kg, tinggi badan 167 cm. Berapa kkal
diit Ny T?
65
(167-100)= 67
Termasuk dalam kategori normal sehingga 97 x 30 kkal
Sehingga kebutuhan kalori Ny T yaitu 2910 kkal/hari
Jenis bahan makanan yang dihindari/ dibatasi : gula pasir, gula jawa,
makanan yang terlalu manis berasal dari gula ( jenang dodol, snack
manis )
Sayuran

Dapat dikonsumsi dalam jumlah bebas: ketimun, pepaya muda, sawi,


tauge, terong, tomat, kangkung
Dikonsumsi dalam jumlah terbatas : bayam, buncis, pare, daun
singkong, daun pepaya, wortel, nangka muda
Buah yang perlu dibatasi : apel, salak, pepaya, melon, semangka, pear
Pendidikan Kesehatan
Pemantauan (kadar gula darah)
Pemantauan gadar gula darah dapat dilakukan sewaktu waktu agar
penderita dapat mengetahui secara langsung gadar gula daranya
dengan menggunakan alat gluko dr/ accu cek.
Kadar GDS : >200 mg/dl
Kadar Gula Darah puasa : >140 mg/dl)
Kadar Gula 2 jam PP: >200 mg/dl
Latihan jasmani (olahraga/ aktivitas)
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh
pasien diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan
membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki
Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan
bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan kekuatan otot betis, otot
paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.Obat obatan
(Arief, 2005)

F. SENAM KAKI DIABETIK


Tujuan senam kaki diabetik
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

Pelaksanaan
1. Dengan Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan
keatas lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak
10 kali
2. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke
atas. Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan
kanan secara bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.
3. Dilanjutkan menggunakan kertas koran

DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi
8. Jakarta: EGC
Depkes RI. 2002. Modul Pedoman Kader PHC. Magelang: Bapelkes
Salaman Magelang
Mansjoer, Arief. 2005. Kapita Selekta Kedokteran. EGC: Jakarta
(www.asuhan_keperawatan.com)
Syaifuddin .2005. Anatomi Fisiologi; untuk mahasiswa keperawatan (edisi
3), Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai