ABSTRAK
TPA Burangkeng kabupaten Bekasi merupakan tempat pembuangan akhir seluruh
sampah di kabupaten Bekasi. Saat ini TPA Burangkeng sudah penuh dan memerlukan
penerapan teknologi pengolahan sampah. Beberapa macam teknologi pengolahan
sampah menjadi pertimbangan bagi pemerintah daerah kabupaten Bekasi. Hal ini
memerlukan sistem pemilihan teknologi untuk memperoleh pilihan terbaik dengan
pertimbangan kriteria dan subkriteria dari teknologi pengolahan sampah tersebut.
Beberapa kriteria dan subkriteria yang menjadi pertimbangan pemerintah daerah
kabupaten Bekasi, tidak independen melainkan memiliki keterkaitan satu sama lain.
Pemilihan teknologi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Proses
Jejaring Analitik (Analytic Network Process). Penelitian diawali dengan menetapkan
pakar untuk menentukan unsur-unsur yang terdapat dalam proses pemilihan teknologi
pengolahan sampah. Pengambilan data preferensi terhadap unsur-unsur tersebut
dilakukan melalui kuesioner perbandingan berpasangan, yang selanjutnya diolah untuk
memperoleh bobot masing-masing unsur. Pengolahan lebih lanjut dilakukan dengan
software Superdecision, dan hasil yang diperoleh adalah, teknologi composting
menduduki prioritas tertinggi dengan bobot sebesar 0.635, yang didominasi oleh kriteria
resiko dan harga.
Kata kunci : teknologi pengolahan sampah, ANP
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daerah yang merasakan permasalahan sampah salah satunya adalah daerah
kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Burangkeng di kecamatan Setu, untuk menampung sampah dari Kabupaten Bekasi.
Badan Pusat Statistik kabupaten Bekasi, mengeluarkan data pada tahun 2000 sampai
2005, yang menunjukkan tingkat pertambahan penduduk di Kabupaten Bekasi adalah
sebesar 4.33%. Menurut data dari Pemda kabupaten Bekasi, rata-rata produksi sampah
penduduk di Kabupaten Bekasi adalah 2.5 liter/orang/hari. Sampah juga dihasilkan
oleh sektor industri yaitu dari industri pabrik, hotel dan restoran serta usaha niaga
lainnya. Rata-rata produksi sampah yang dihasilkan oleh industri pabrik adalah 1.5
m3/hari/pabrik, hotel dan restoran serta usaha niaga lainnya adalah 2.8 m3/hari/unit
niaga. Tingkat pelayanan pengelolaan sampah yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten
Bekasi sekitar 4.85%. Sisa sampah lainnya dikelola oleh masyarakat atau dibiarkan
berserakan di jalan-jalan maupun di sungai. Sampah di Kabupaten Bekasi diperkirakan
terus meningkat sesuai dengan tingkat perkembangan penduduk.
Sampah yang dibawa ke TPA Burangkeng akan dikelola dengan cara sanitary
landfill dan open dumping. TPA Burangkeng dibangun sejak tahun 1993/1994 dengan
rencana 10 Ha dan mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan luas lahan aktif 7.6 Ha
dan rata-rata volume sampah per hari sebesar 400-500 ton/hari. Lahan yang digunakan
untuk open dumping adalah seluas 3.5 Ha dan untuk sanitary landfill adalah seluas 2
Ha dengan rencana perluasan 2.4 Ha.
Laju pertambahan jumlah sampah yang meningkat setiap tahunnya, dan jumlah
luas TPA yang tetap, akan menimbulkan masalah ketika jumlah sampah tidak dapat
ditampung lagi oleh TPA. Pengelolaan sampah dengan sanitary landfill-pun memiliki
jangka waktu sampai tanah tidak dapat digunakan untuk mengubur sampah lagi.
Sedangkan open dumping bukanlah suatu bentuk pengolahan sampah, karena hanya
membiarkan sampah menumpuk di TPA dan memakan lahan TPA tersebut. Belajar dari
evaluasi TPA Bantar Gebang dengan sanitary landfill dan open dumping yang
memperlihatkan hasil menghawatirkan, dan dapat menimbulkan masalah bagi
lingkungan, masyarakat maupun pemerintah. TPA Bantar Gebang pernah memakan 3
korban jiwa karena tertimpa runtuhan sampah. Berdasarkan kutipan yang diambil dari
Media cetak KOMPAS tanggal 16 September 2006, runtuhnya tumpukan sampah
yang menggunung akibat dari adanya reaksi gas bertekanan tinggi yang mengakibat
meledaknya sampah tersebut.
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka diperlukan suatu teknologi
pengolahan sampah yang paling sesuai untuk diterapkan di Kabupaten Bekasi. Dari
beberapa jenis teknologi pengolahan sampah yang ada, Kabupaten Bekasi melalui
Pemerintah Daerahnya harus memilih sistem yang terbaik, yang dapat menguntungkan
banyak pihak terutama masyarakat Kabupaten Bekasi. Pencapaian dari sistem
pengolahan sampah terpadu yang baik, adalah berkurangnya jumlah sisa buangan akhir,
berkurangnya luas lahan TPA, berkurangnya polusi udara, tanah dan air di lingkungan
sekitar TPA.
Analytic Network Process (ANP) merupakan salah satu metode pengambilan
keputusan yang dapat digunakan untuk para pemimpin dalam menganalisa dan
mengambil keputusan. ANP merupakan pengembangan dari metode Analytic Hierarchy
Process (AHP), yang didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara beberapa
komponen, sehingga ANP merupakan bentuk khusus dalam AHP (Saaty, 1996). ANP
mengijinkan adanya interaksi dan umpan balik antara elemen dari persepsi manusia.
Permasalahan pengambilan keputusan dalam pemilihan teknologi pengolahan samapah
di kabupaten Bekasi dapat menggunakan metode ANP.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan alternatif terbaik teknologi
pengolahan sampah di kabupaten Bekasi, dengan menggunakan metoda Analytic
Network Process.
TINJAUAN PUSTAKA
Analytic Network Process (ANP) merupakan metode pemecahan suatu masalah
yang tidak terstruktur dan membutuhkan ketergantungan hubungan antar elemennya.
Konsep ANP dikembangkan dari metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang
didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara beberapa komponen, sehingga
AHP merupakan bentuk khusus dalam ANP (Saaty,1996).
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-2
C1
C2
e11e12 ...e1n1
e21e22 ...e2 n 2
e N 1e N 2 ...e NnN
e11
C1
e12
e1n1
e21
C2
e22
e2 n2
eN 1
eN 2
CN
eN nN
W 11
W 12
W 21
W 22
W N1
WN2
W1 N
W2N
W NN
Bentuk Wij di dalam supermatriks disebut sebagai blok supermatrik dan diikuti
matrik sebagai berikut :
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-3
Wij
(j )
Wi1( j1 )
Wi1( j2 )
Wi1 nj
Wi (2 j1 )
Wi (2 j2 )
Wi 2 nj
Win( ij1 )
Win( ij2 )
Wini nj
(j )
(j )
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-4
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-5
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-6
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-7
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-8
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Urutan prioritas alternatif dalam pemilihan teknologi pengolahan sampah dengan
metode Analytic Network Process adalah: teknologi pengolahan sampah dengan
composting (A2) dengan bobot 0.63547, sedangkan prioritas kedua adalah teknologi
pengolahan sampah dengan incenerator (A1) dengan bobot 0.36453.
2. Prioritas dari alternatif ini didominasi oleh kriteria resiko dan harga dengan bobot
masing-masing 26.9%. Kriteria resiko meliputi subkriteria resiko tingkat
pencemaran lingkungan (49%) dan resiko sosial kemasyarakatan (51%), sedangkan
kriteria harga dengan bobot subkriteria Operasional (48%), Pemeliharaan (45%),
dan Investasi (7%)
DAFTAR PUSTAKA
Bebassari, Sri. 2006a. Laporan Hasil Kunjungan Presiden Republik Indonesia ke
Instalasi Pembakaran Sampah / Incinerator (Waste to Energy) di Pudong,
Shanghai Cina Sabtu, 28 Oktober 2006. Jakarta: Indonesia Solid Waste
Asscociation dan Dana Mitra Lingkungan, Tidak dipublikasikan.
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-9
Bebassari, Sri. 2003. Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan Secara Terpadu. Makalah
Pelatihan Teknologi Pengolahan Sampah Kota Secara Terpadu Menuju Zero
Waste 29-31 Juli 2006. Jakarta: Kelompok Teknologi Pengelolaan Sampah dan
Limbah Padat Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan
Pengkaijan dan Penerapan Teknologi.
Saaty, R.W. (2003). Decision Making in Complex Environments : The Analytic
Hierarchy Process (AHP) for Decision Making and The Analytic Network
Process (ANP) for Decision Making with Dependence and Feedback. Super
Decisions Software. Retrieved from http://www.superdecision.com.
Saaty, T.L. (1996). Decision Making With Dependence and Feedback : The Analytic
Network Process. RWS Publications. Pittsburgh.
Saaty, T.L and L. Vargas. (1998). Decision Making in Economic, Political, Social and
Technological Environments with the Analytic Hierarchy Process. Vol.VII, AHP
series. RWS Publications. Pittsburgh.
Sidik, M. Ansorudin. 1985. Teknologi Pemusnahan Sampah dengan Incenerator dan
Landfill. Makalah disampaikan pada Lokakarya Pengelolaan Sampah Model
Padang. Jakarta : BPPT. Tidak diterbitkan
Tim Evaluasi Insinerator BPPT. 2003. Evaluasi Penerapan Teknologi Insinerator Skala
Kecil dalam Sistem Pengelolaan Sampah di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta:
Kerjasama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Dinas
Kebersihan DKI Jakarta.
Tchobanoglous, George, et.al. 1993. Integrated Solid Waste Management: Engineering
Principles and Management Issues. Singapore: McGraw-Hill, Inc.
Tchobanoglous, George dan Frank Kreith. 2002. Habdbook of Solid Waste
Management, Second Edition. New York: McGraw-Hill.
Wahyono, Sri. 2003a. Menyulap Sampah Menjadi Kompos, Sistem Open Windrow
Bergulir. Jakarta: Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan
BPPT.
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-10
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-11
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-39-12