Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. PENDAHULUAN
Kelenjar endokrin adalah organ yang membuat, menyimpan dan
mengeluarkan hormone ke dalam aliran darah. Terdapat banyak kelenjar endokrin
didalam tubuh, mencakup: kelenjar hipofisis (pituitary), Tiroid, Paratiroid,
Adrenal, Pulau-pulau langerhans pancreas, Ovarium dan testes
Hormon adalah suatu perantara kimiawi yang dilepaskan oleh suatu
kelenjar endokrin kedalam sirkulasi. Setelah dilepaskan hormone mengalir dalam
darah dan hanya mempengaruhi sel-sel tubuh yang memiliki reseptor ( tempat
pengikatan) spesifik untuknya. Sel-sel yang berespon terhadap hormone tertentu
disebut sel sasaran untuk hormon tersebut.
Fungsi hormone :
1. Reproduksi
2. Pertumbuhan dan perkembangan
3. Homeostasis
4. Pengaturan pengadaan energy
Sistem endokrin, seperti sistem syaraf, memungkinkan bagian-bagian yang
terletak jauh didalam tubuh untuk saling berkomunikasi. Terdapat tiga komponen
dalam system endokrin : kelenjar endokrin yang mengeluarkan zat-zat antara
kimiawi ke dalam aliran darah; zat antara kimiawi itu sendiri yang disebut
hormone; dan sel atau organ sasaran yang berespon terhadap hormone tersebut.
Salah satu bentuk kelainan pada sistem endokrin yaitu penyakit diabetes
melitus.
B. DIABETES MELITUS
1. Definisi
Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis
terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya
keadaan glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria)
atau merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan
dengan kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya
Klasifikasi
Diabetes melitus tipe I: Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut baik melalui proses imunologik maupun idiopatik.
Karakteristik Diabetes Melitus tipe I:
a. Mudah terjadi ketoasidosis
b. Pengobatan harus dengan insulin
c. Onset akut
d. Biasanya kurus
e. Biasanya terjadi pada umur yang masih muda
f. Berhubungan dengan HLA-DR3 dan DR4
g. Didapatkan antibodi sel islet
h. 10%nya ada riwayat diabetes pada keluarga
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
6. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peranan penting
yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan
bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yang dihasilkan oleh sel beta di
pankreas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan
akibat glukosa akan tetap berada di pembuluh darah yang artinya kadar
glukosa di dalam darah meningkat
Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan genetik yang
merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pankreas.
Respon autoimun dipacu oleh aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau
langerhans dan terhadap insulin itu sendiri.
Pada diabetes melitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah
insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan
sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan
glukosa dalam darah menjadi meningkat.
7. Pathway
Terlampir
8. Penatalaksanaan
Tujuan utama
terapi
diabetes
mellitus
adalah
mencoba
menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk
mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada
setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
a. Diet
Suatu perencanaan makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein,
75% Karbohidrat kompleks direkomendasikan untuk mencegah
diabetes. Kandungan rendah lemak dalam diet ini tidak hanya
mencegah arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas reseptor
insulin.
b. Latihan
Latihan juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes.
Pemeriksaan sebelum latihan sebaiknya dilakukan untuk memastikan
bahwa klien lansia secara fisik mampu mengikuti program latihan
kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien yang terbaru dan
pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan yang
mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan
dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik untuk para
pemula. Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung
meningkatkan fungsi fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa
darah, meningkatkan stamina dan kesejahteraan emosional, dan
meningkatkan sirkulasi, serta membantu menurunkan berat badan.
c. Pemantauan
Pada pasien dengan diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa
secara rutin. Selain itu, perubahan berat badan lansia juga harus
dipantau
untuk
mengetahui
terjadinya
obesitas
yang
dapat
Bukan DM
Belum pasti DM
DM
< 100
100-200
>200
<80
80-200
>200
<110
110-120
>126
<90
90-110
>110
(DKA),
dan hyperglycemic
hyperosmolar
nonketocic
Komplikasi kronis:
a. Retinopati diabetis
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh
retina. Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya
aliran darah retina. Respon terhadap iskemik retina ini adalah
11. Penatalaksanaan
1. Pencegahan Primer
a. Mempertahankan berat badan ideal adalah pertimbangan yang penting
untuk semua lansia, tidak hanya untuk menghilangkan stress pada
sendi dan meningkatkan mobilitas, tetapi juga untuk mengurangi
risiko terjadinya diabetes.
b. Masalah keuangan dapat membatasi kemampuan lansia untuk membeli
makanan bergizi, karena dengan petunjuk konsumen yang sangat baik
untuk membeli dan menyiapkan sejumlah kecil makanan yang tidak
mahal telah tersedia dan terbukti sangat membantu.
c. Pendidikan tentang kebutuhan diet mungkin diperlukan, karena dapat
membantu lansia tentang kandungan makanan yang baik untuk
dikonsumsi, misalnya kandungan rendah lemak dapat mencegah
aterosklerosis serta meningkatkan aktivitas reseptor insulin.
d. Latihan fisik juga diperlukan untuk membantu mencegah diabetes,
seperti berjalan atau berenang.
2. Pencegahan Sekunder
a. Penapisan
Deteksi dan intervensi dini membantu membatasi efek serius dari
NIDDM pada lansia, misalnya kadar gula darah puasa harus diperiksa
secara rutin sebagai komponen dari penapisan dan tes toleransi
glukosa oral pada umumnya dianggap lebih sensitif dan merupakan
indikator yang dapat diandalkan.
b. Nutrisi
Mengajarkan kepada lansia tentang membaca label untuk menghindari
asupan natrium dan lemak yang berlebihan, memasukkan sumbersumber makanan yang direkomendasikan dalam asupan sehari-hari,
memilih sumber-sumber makanan rendah kolesterol, dan memasukkan
serat yang adekuat dalam diet mereka.
c. Olahraga
Untuk lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung
meningkatkan fungsi fisiologis dengan kadar glukosa darah,
meningkatkan
stamina
dan
kesejahteraan
emosional,
dan
b.
yang lalu, Ny S. pernah sakit dan tidak bisa bangun dari tempat tidur. Selama ini,
Ny.R aktif dalam hal pemenuhan ADL. Fungsi intelektualnya masih bagus.
Saat pengkajian, Ny R. mengatakan sering merasa tiba-tiba lemas dan
sakit kepala. Hal ini sudah dirasakan sejak dua bulan lalu. Ny R. juga mengatakan
sering buang air kecil dari biasanya 5 kali sehari menjadi 10 kali sehari. Selalu
merasa haus, minum air 11 gelas perhari. Berat badan bulan lalu 45 kg dan
sekarang sisa 40 kg, dengan tinggi badan 146 cm. Ny R mengatakan alergi
terhadap makanan tertentu seperti telur, ikan kering dan Mie. TTV : TD: 110/70
mmHg, Nadi: 80 x/m, Pernapasan: 20 x/m, Suhu: 36 c. Akral dingin dan Ny R.
mengeluh susah tidur dan gatal-gatal.
: Ny. S
: 68 tahun
: Jl. Akmal No. 092 T Kelurahan Pasar Baru
Kec. Baturaja Timur Kab. OKU
: SD
: 02 September 2015
: Perempuan
: Ogan
: Islam
: Janda
Quality
Region
:
Dimana Reaksinya
f. Alergi
Pasien mengatakan ia tidak memiliki alergi
g. Imunisasi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah di imunisasi
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan bahwa orang tuanya tidak mempunyai penyakit DM.
Namun, kien mengakui jika keluarganya senang menkonsumsi makanan
manis. Ibu Kandung dari Ny. S meninggal dunia karena serangan jantung.
Ayah Kandung dari Ny. S mengalami sakit paru-paru karena sering
merokok.
5. TINJAU SISTEM
Jelaskan tentang kondisi sistem-sistem dibawah ini yang terdapat pada
klien
a. Keadaan umum : Perawakan kurus, Composmetis, RR 20x/menit, Nadi
80x/menit, TD 110/70 mmHg, TB 146, BB 40
b. Integumen: Terdapat edema tungkai bawah, turgor kulit buruk, kulit
kering terkelupas.
c. Sistem hemopeutik: Tidak ada tanda-tanda perdarahan, hipertensi
d. Kepala : Kepala simetris. Rambut klien tipis, putih, berminyak. Kulit
kepala tampak kotor karena ketombe.
e. Mata : sclera keruh, retinopati, Konjungtiva tidak pucat, penglihatan
klien mengalami gangguan
f. Telinga : Tidak ada cairan yang keluar, Klien mengalami gangguan
pendengaran namun tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
g. Mulut dan tenggorokan : Gigi klien tampak kotor, Bibir klien
lembab,klien mengatakan ia menggunakan gigi palsu.
h. Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening
i. Payudara : Payudara simetris, benjolan (-), payudara sudah tampak
j.
k.
l.
m.
n.
o.
mobilisasi
p. Sistem saraf : Sakit kepala, kesemutan, gangguan penglihatan.
fungsi
sosialnya
dengan
baik
dan
mampu
lain
Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, berpindah dan salah satu lagi
No
1.
2.
3.
Kriteria
Dengan Mandiri
Keterangan
Bantuan
Makan
5
10
Frekuensi : 4x
Jumlah : 10
Jenis : nasi, sayur, lauk
Minum
5
10
Frekuensi : 10x
Jumlah : 10
Jenis : air teh, air putih
Berpindah dari kursi roda 5-10
15
Jumlah :10
ke tempat tidur, sebaliknya
4.
rambut,
Frekuensi : 2x
Jumlah : 4
10
Frekuensi: 10x
Jumlah : 9
gosok
gigi)
5.
Keluar
masuk
toilet 5
Mandi
15
7.
Frekuensi : 2x
Jumlah : 15
Jumlah : 3
8.
10
Jumlah : 8
9.
Mengenakan pakaian
10
Jumlah : 10
10
10
12. Olahraga/latihan
10
13. Rekreasi/pemanfaatan
10
Frekuensi : 1x
Konsistensi : Padat
Jumlah : 10
Frekuensi : 11x
Warna : kuning
Jumlah : 9
Frekuensi :Jenis :Jumlah :5
Frekuensi : 2x
Jenis : Menonton TV
Jumlah : 7
waktu luang
Interprestasi hasil : skor kumulatif klien adalah 100, yang berarti klien mengalami
ketergantungan sebagian
PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
salah
No
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Pertanyaan
Tanggal berapa hari ini?
Hari apa hari ini?
Apa nama tempat ini?
Dimana alamat anda?
Berapa umur anda?
Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)
Siapa ketua panti sekarang ini?
Siapa ketua panti sebelumnya?
Siapa nama ibu anda?
Kurang 3 dari 20 dan tetap pengurangan dari
setiap angka baru, semua secara menurun
No
1
Aspek
Nilai
Nilai
maksimal
Kognitif
Orientasi
Klien
5
Orientasi
Kriteria
Menyebutkan dengan benar :
Tahun
Musim
Tanggal
Hari
Bulan
Dimana kita sekarang berada :
Negara Indonesia
Provinsi Sumsel
Kabupaten Ogan Ilir
Registrasi
Panti
Wisma
Sebut 3 nama obyek (sebut oleh
pemeriksa),
mengatakan
detik
untuk
masing-masing
Perhatian
sebut klien)
Kursi
Lemari
Meja
Minta klien untuk memulai dari
dan
kalkulasi
Mengingat
Bahasa
masing obyek
Tunjukkan kepada klien suatu
benda dn tanyakan namanya pada
klien
(misal : jam tangan)
(misal : pensil)
Minta klien untuk mengulang kata
berikut tak ada jika, dan, atau,
tetapi. Bila nilai 1 poin
Pertanyaan benar 2 buah : tak ada,
tetapi.
Minta
klien
untuk
mengikuti
(bila
aktivitas
sesuai
satu
kalimat
menyalin gambar
Tulis satu kalimat,
dan
Menyalin
gambar
Total nilai
21
Membungkuk
Tidak mampu untuk membungkuk untuk mengambil obyek-obyek
kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek untuk bisa
berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multiple untuk bangun.
Beri nilai 1jika klien menunjukkan kondisi diatas, beri nilai 0 jika klien
tidak menunjukkan kondisi tersebut.
Nilai ; 1
a. Komponen Gaya Berjalan atau Gerakan
Minta klien untuk berjalan ketempat yang ditentukan
Ragu-ragu tersandung, memegang obyek untuk dukungan. Beri nilai 1
jika klien
Nilai : 1
Kontinuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping
klien)
Setelah langkah-langkah awal tidak konsisten, memulai mengangkat
satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai. Beri nilai 1 jika
klien menunjkkan kondisi diatas, beri nilai 0 jika klien tidak
menunjukkan kondisi tersebut.
Nilai : 0
ANALISA DATA
NO.
1.
DS :
DATA
PROBLEM
Intoleransi aktifitas
N : 80 x/m
- R : 20 x/m
- S : 36 c.
2.
DS :
- Klien mengatakan sering buang air kecil
- Biasanya BAK 5 kali sehari menjadi 10
kali sehari
- Selalu merasa haus, minum air 11 gelas
perhari.
DO :
- Akral dingin
- BB : 40 kg
- TB : 146 cm
- TD : 110/70 mmHg
-
N : 80 x/m
- R : 20 x/m
- S : 36 c.
DS :
3.
- Klien
mengatakan
alergi
DO :
- Poliuri
DS: DS :
- Klien mengtakan penglihatanya kabur
5.
Penurunan penglihatan
retinopati
DS:
- Klien mengatakan BB bulan lalu 45 kg
- Klien mengatakan selalu merasa haus
6.
4.
Gangguan nutrisi
DO:
-
PRIORITAS MASALAH
a. Risiko deficit volume cairan b/d poliuri
b. Gangguan nutrisi b/d gangguan keseimbangan insulin
c. Penurunan penglihatan b/d proses penyakitnya (retinopati)
d. Gangguan istirahat tidur b/d poliuri
e. Gangguan integritas kulit b/d kerentanan terhadap infeksi
f. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan
DIAGNOSA
1.
Resiko deficit
TUJUAN
- Mendemonstrasikan
INTERVENSI
RASIONAL
- Pantau TTV,
Hipovolemia dpt
volume cairan
hidrasi adekuat
catat adanya
dimanifestasikan
b/d poliuri
perubahan TD
ortostatik
- Pantau masukan
takikardia
dan pengeluaran,
- Pertahankan
untuk
memberikan
cairan, dalam
batas yang
ditoleransi
jantung
2.
Gangguan
nutrisi b/d
gangguan
keseimbangan
insulin
- Mencerna jumlah
kalori/nutrient yang
tepat
- Mendemonstrasikan
- Timbang BB
- Mengkaji
pemasukan
dgn indikasi
- Tentukan
makanan yang
adekuat
BB stabil atau
penambahan kearah
pola makan
rentang biasanya/yang
pasien dan
bandingkan dgn
lab. Normal
makanan yang
asi kekurangan
dpt dihabiskan
dan
pasien
- Identifikasi
makanan yang
disukai/dikehend
(termasuk
absorpsi dan
-
utilisasinya
Mengidentifik
penyimpangan
dari kebutuhan
terapeutik
- Jika makanan
aki termasuk
yang disukai
kebutuhan
pasien dpt
etnik/cultural
dimasukkan
dlm
perencanaan
makan,
kerjasama ini
dpt diupayakan
setelah pulang
- Utuk
mengetahui
perkembangan
penyakit pasien
dan
keberhasilan
diet yang telah
diterapkan
3.
Penurunan
- Mengenal gangguan
penglihatan
sensori dan
b/d proses
berkompensasi
penyakitnya
(retinopati)
terhadap perubahan
- Mengidentifikasi
- Observasi lapang
pandang
penglihatan
- Letakan barang
yang dibutuhkan
- Menghindari
cedera dan
menurunkan
resiko jatuh
- Memungkinkan
dekat dengan
pasien melihat
lingkungan
objek lebih
tempat yang
mudah
aman
4.
Gangguan
istirahat tidur
b/d poliuri
- Anjurkan kepada
mengurangi
tidak minum 2
keinginan BAK
jam sebelum
tidur
- Beri penjelasan
- Untuk
dimalam hari
- Untuk
mengurangi
kepada klien
klien bangun
untuk tidak
pada malam
minum terlalu
hari
banyak dimalam
hari
5.
Gangguan
Mempertahankan integritas
- Menjaga
integritas
kulit b/d
kebersihan kulit
- Beri penjelasan
kepada pasien
proses
untuk
penyakitnya
menggunakan
lotion setelah
mandi khusnya
pada daerah yang
kering
- Anjurkan klien
- Untuk
mencegah
kerusakan yang
Lebih lanjut
pada kulit
pasien
- Mencegah luk
a lecet pada
sela kulit
- Menghindari
terjadinya luka
untuk
menggunakan
alas kaki dalam
maupun luar
rumah
6.
- Kaji dan
- Pasien biasanya
Intoleransi
aktifitas
aktifitas sesuai
diskusikan
mengalami
b/d kelelahan
kemampuannya
tingkat
penurunan
kelemahan klien
tenaga,
serta
kelelahan otot
mengidentifikasi
terus
aktifitas yang
memeburuk
dapat dilakukan
karna proses
klien
- Diskusikan cara
penyakit dan
untuk
menghemat
tenanga,
muncul ketik
seimbangan
kalium dan
natrium
misalnya duduk
- Klien lebih
lebih baik
rileks dalam
daripada berdiri
melakukan
selama
aktifitasnya.
melakukan
aktifitas
IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan rencana/ intervensi, melaksanakan setiap
tindakan sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan sesuai dengan kondisi klien.
EVALUASI
Hasil yang diharapkan
1. Mencapai keseimbangan cairan dan elektrolit
a. Memperlihatkan keseimbangan asupan dan haluaran
b. Menunjukkan nilai-nilai elektrolit dalam batas-batas normal
c. Tanda-tanda vital tetap stabil
2. Menc apai pengendalian glukosa darah yang optimal
a. Menghindari kadar glukosa yang terlalu ekstrim (hipoglikemi
atau hiperglikemi)
b. Menghindari penurunan berat badan selanjutnya ( jika diperlukan ) dan
mulai mendekati berat badan yang dikehendaki.
3. Mempertahankan integritas kulit
a. kulit tetap halus dan tidak pecah-pecah
b. Menghindari ulkus dan yang disebabkan oleh tekanan dan neuropati
DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek
Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih
bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa
YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.
Luecknote, Annette Geisler, Gerontologic Nursing second Edition, St. Louis
Missouri : Mosby,Inc, 2000.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia
Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Francis S Greenspan, John D Baxter. Endokrinologi dasar & klinik edisi 4, Jakarta
: EGC, 1998.