Catetan UTS MK
Catetan UTS MK
yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisiensi dan
efektif sehingga dapat tercapai suatu proses dengan biaya yang paling ekonomis.
Instalasi dilapangan (site lay out) pada bidang konstruksi dapat diartikan sebagai
perencanaan dan pengorganisasian dari luas lapangan yang diusulkan dalam
pelaksanaan konstruksi, misalnya penyediaan alat-alat sementara atau alat-alat
permanen, pengembangan dan keperluan sumber daya serta penempatan dan
hubungan masing-masing dalam proyek konstruksi.
Tujuan perencanaan tata letak lapangan adalah untuk mengembangkan
produktifitas di lapangan sehingga dapat mencapai kebutuhan kapasitas dan
kualitas dengan rencana yang paling ekonomis.
A.
Dasar-dasar Pertimbangan Tata Letak Lapangan
1.
Sifat konstruksi : volume konstruksi (BQ), gambar proyek, spesifikasi.
2.
Lokasi konstruksi : metode konstruksi, harga lokal, kapasitas pembelian di
lokasi proyek.
3.
Waktu pelaksanaan.
4.
Mesin dan tenaga kerja yang digunakan.
5.
Hukum, standar, peraturan-peraturan dan keadaan lingkungan sekitar.
6.
Meteorologi (cuaca) : angin, air, temperatur, dan musim
7.
Peninjauan Lokasi : jalan masuk dan keluar lokasi, penyediaan tenaga
kerja, air, kondisi tanah, luas daerah, pipa & kabel di bawah & di atas
tanah.
8.
Resiko : elemen, faktor penyebab, akibat kerusakan.
9.
Modal yang tersedia : milik sendiri, pinjaman
Tiga faktor perencanaan tata letak lapangan yaitu:
1.
Luas relatif dari bangunan yang diusulkan dan daerah kosong disekitar
tempat bekerja
2.
Volume bangunan berbanding dengan luas lapangan (site)
3.
Kuantitas pekerjaan di bawah permukaan tanah
B.
Dasar-dasar Organisasional
1.
Organisasi Penyedia Jasa : perusahaan sederhana, kerja sama, kelompok
perusahaan (konsorsium).
2.
Organisasi Pemberi Tugas : perseorangan, pihak industri (pabrik), swasta,
BUMN, pemerintah.
3.
Organisasi Lapangan : merupakan interaksi dari seluruh koponen dalam
tugas di lapangan, baik itu mengenai pembagian pekerjaan, pembedaan
fungsi, perbedaan kepentingan, dan penetapan garis komunikasi.
4.
Organisasi Pengawas/MK : merupakan tangan kanan dari peberi tugas
5.
Organisasi Pemerintah Setempat : type pemerintahan, hukum-hukum yang
berlaku, peraturan administratif untuk ijin-ijin konstruksi.
Bagian-bagian organisasi Proyek
Pemilik proyek atau owner, konsultan perencana, konsultan pengawas,
kontraktor, Project manajer, Site Enginer, Pengendali operasional proyek, logistik
proyek, Akutansi, Teknik informatika proyek, mekanikal elektrikal, mandor,
tukang bangunan, kepala tukang, pekerja bangunan, arsitek atau drafter gambar
kerja, Quantity surveyor, Quality Qontrol, Safety atau K3, Pelaksana proyek,
Surveyor, administrasi proyek, perpajakan, satpam, warung makan, preman
setempat, pemerintah daerah, aparat kepolisian.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan tata letak lapangan
1.
Organisasi masing-masing pihak yang terkait
2.
Persyaratan yang harus dipenuhi
3.
Menentukan kondisi daerah
4.
Listrik untuk site instalasi
5.
Syarat-syarat yang ditetapkan oleh kontrak
6.
Keperluan subkontraktor
7.
Pertimbangan ekonomi
8.
Kebutuhan manusia
9.
Keperluan kantor dan administrasi
10. Gudang material
D.
Urutan Perencanaan Tata Letak Lapangan
Urutan dari bentuk perencanaan yang berorientasi terhadap produksi dan
prioritas adalah :
1.
Penempatan peralatan tetap (static plan), misalkan kerekam, tower crane,
perancah, dsb. Penempatannya harus pada posisi maksimal, sehingga
radius / jarak jangkauan crane (tower crane) dapat mencapai luas
maksimal.
2.
Pengembangan jalan masuk dan jalan keluar proyek.
3.
Pemgaturan area kerja, seperti bengkel pembengkokan tulangan dan
sebagainya.
4.
Posisi penempatan material dan kantor yang tepat.
Sasaran yang hendak dicapai : mendapatkan lingkungan kerja dengan kondisi
yang baik salah satunya akan memberikan keamanan, effesiensi, dan ekonomis
produksi
E.
Pekerjaan Persiapan, bertujuan untuk mempersiapkan seluruh sarana atau
sumberdaya yang diperlukan selama masa pekerjaan fisik dan merupakan
pekerjaan awal konstruksi.
F.
Peninjauan lokasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan suatu tindakan yang tepat
untuk mendapatkan informasi- informasi penting yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan fisik, baik kendala-kendala apa yang akan dihadapi nantinya
maupun metoda yang harus diterapkan untuk mengatasi kendala yang ada. Beberapa
informasi yang diperlukan dalam tahap ini adalah: Sumberdaya yang ada di lokasi
proyek, seperti: PLN, PAM, telepon, air tanah, tenaga kerja, supplier material dan
peralatan, masyarakat di lingkungan sekitar proyek, geografis proyek, kelengkapan
dari data penyelidikan tanah dari proyek dan pengikatan titik BM (Bench Mark)
yang telah ditetapkan oleh pemberi tugas.
G.
Bangunan Sementara
1.
Pagar pembatas secara umum dipergunakan untuk membatasi lokasi proyek
dengan lingkungan luar proyek, sebagai pengamanan lokasi proyek.
a.
Pagar tertutup, digunakan untuk proyek yang meluas seperti proyek
gedung bertingkat, batching plan, base-camp proyek pekerjaan sipil.
Bahannya terbuat dari triplek, asbes, seng, plastik gelombang, batako.
Diletakan secara statis (tetap).
b.
Pagar terbuka, digunakan untuk proyek yang memanjang seperti
proyek jalan raya, dan lain sebagainya ayng serupa dengan jalan
rayaBahan yang digunakan tiang dolken/kasau dengan selang berlampu
kelap-kelip.
2.
Kantor proyek (Direksi kit) berfungsi sebagai tempat bagi pemberi tugas
kontraktor, sub kontraktor, dan konsultan dalam melakukan pengolahan
proyek, serta sebagai tempat penyimpanan gambar kerja, dokumen kontrak,
dokumen penting proyek, peralatan kantor, dan peralatan ukur proyek. .
Penempatan kantor lapangan sebaiknya diletakan dalam satu lokasi dan
berdekatan dengan pintu masuk & tempat parkir kendaraan staff proyek
3.
Barak Pekerja berfungsi untuk tempat beristirahat pekerja dan tempat
menginap / tidur pekerja proyek yang bertempat tinggal jauh dari lokasi
proyek. . Penempatannya sebaiknya cukup jauh dari areal proyek namun masih
dalam lokasi proyek.
4.
Pos Keamanan berfungsi sebagai tempat berlindung dan kantor petugas
keamanan. Penempatannya disamping/dekat pintu masuk/keluar proyek untuk
pos keamanan dan disudut-sudut lokasi proyek untuk pos jaga/ menara jaga.
5.
Tempat penyimpanan dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.
Gudang, dipergunakan untuk menyimpan material yang tidak tahan
terhadap perubahan cuaca dan bernilai ekonomis tinggi
b.
Tempat penyimpanan / penimbunan material, dipergunakan untuk
material yang cukup tahan terhadap cuaca, sehingga bangunan hanya
memiliki atap tanpa dinding, bahan atap dapat berupa seng, plastik atau
terpal.
6.
Bengkel kerja berfungsi sebagai tempat produksi sarana, elemen pendukung
konstruksi dan merupakan bangunan terbuka dengan atap dari seng atau plastik
atau asbes.
7.
Sarana sanitasi, seperti kamar mandi / wc, ditempatkan pada direksi kit, barak
kerja, dan disekitar pusat lokasi kerja
8.
tempat pekerja memenuhi kebutuhan fisik seperti makan dan minum,
tempatnya dapat berupa ruang makan saja, atau dapat berupa kedai makan.
9.
Bangunan sementara untuk M / E, dipergunakan untuk melindungi peralatan
seperti genset (diesel listrik), vibrator, compresor, genset las, lampu proyek dan
tempat operator dan teknis M /E dari cuaca.
10. Utilitas dan sistem pendukung
a.
Lampu penerangan ditempat disetiap sudut proyek dengan
menggunakan tiang setinggi 6 m, agar jangkauan cahaya lebih luas
b.
Air kerja ditempatkan ditaver dengan setinggi 3,5 m dan ditempatkan
disetiap sudut proyek dengan pasukan air berasal dari PAM
11. Parkir mobil dan motor ditempatkan disamping pekerja, direksi kit serta
marketing office agar mudah dijangkau dengan seorang penjaga disetiap area
parkir untuk mengamankan kendaraan
12. Car wash ditempatkan disebelum pintu gerbang proyek agar mobil yang keluar
dari proyek.
Keuntungan Tujuan Tata Letak Lapangan yang baik :
1.
Mengurangi jarak pengangkutan material, Memperhatikan frekwensi arus
pekerjaan, Memungkinkan ruang gerak yang cukup untuk bekerja
2.
Mengurangi biaya produksi
3.
Mempertinggi keselamatan kerja
4.
Memberikan hasil produksi yang baik
5.
Memperbaiki moral pekerja
6.
Mengurangai kelambatan dalam bekerja
7.
Dapat mengadakan pengawasan yang lebih baik
8.
Menggunakan peralatan dan fasilitas dengan baik.
Kerugian dari Tata Letak Lapangan yang tidak baik:
1.
Pengiriman material bergerak lamban
2.
Biaya penangan (handling cost) yang tinggi
3.
Lokasi pekerjaan menjadi sempit
4.
Keselamatan bekerja menjadi berkurang
5.
Material atau peralatan sering rusak atau hilang
6.
Sering terjadi kegagalan dan pekerjaan menjadi tidak tepat waktu
Tata letak menurut Mayers dalam Schwan(2012) Tata letak merupakan susunan fisik dari
peralatan dan mesin produksi, stasiun kerja, manusia, lokal material, dan
peralatan penanganan material.
Traffic Manajemen Tata Letak
Menurut integrated urban traffic management dari OECD 1978 adalah sbb:
Gunakan lokasi yang strategis untuk produk yang menarik dan mempunyai
nilai keuntungan besar seperti kosmetika, asesories.
Distribusikan produk kuat yaitu yang menjadi alasan utama para
pengunjung berbelanja, pada kedua sisi lorong dan letakkan secara tersebar
untuk bisa dilihat lebih banyak konsumen.
Tata letak pergudangan dan penyimpanna : Storage atau warehouse atau
inventory adalah gudang penyimpanan untuk tempat menyimpan material
baik bahan baku, barang setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikirim
ke pelanggan. Sebagian besar material disimpan di gudang di lokasi tertentu
sampai material tadi diperlukan dalam proses produksi
Tata letak yang berorientasi produk: Tata letak yang berorientasi pada produk
disusun di sekeliling produk atau keluarga produk yang sama yang memiliki
volume tinggi dan bervariasi rendah. Produksi yang berulang dan kontinu,
menggunakan tata letak produk. Terdapat dua jenis tata letak yang
berorientasi pada produk, yaitu lini pabrikasi dan perakitan. Lini
pabrikasi (fabrication line) membuat komponen seperti ban mobil dan
komponen logam sebuah kulkas pada beberapa mesin. Lini
perakitan (assembly line) meletakan komponen yang dipabrikasi secara
bersamaan pada sekumpulan stasiun kerja.