Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN KARBOHIDRAT

Karbohidrat berasal dari kata karbon dan hidrat sehingga disebut hidrat dari karbon.
Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m yang pada umumnya harga n harga m.
Karbohidrat merupakan kelompok besar senyawa polihidroksildehida dan polihidroksiketon
atau senyawa-senyawa yang dapat dihidrolisis menjadi polihidroksialdehida atau polihidroksi
keton (Wahyudi,dkk.,2003:94). Karbohidrat terususun atas dua sampai delapan monosakarida
yang dikenal sebagai oligosakarida.Karbohidrat memiliki rumus struktur dari Fisher dan
Haworth. Struktur Fisher merupakan struktur rantai terbuka sedangkan struktur Haworth
merupakan struktur tertutup (siklik). Misalnya untuk glukosa yang memiliki rumus molekul
C6H12O6.
Klasifikasi Karbohidrat
1.

Monosakarida

Monosakarida Monosakarida merupakan senyawa pereduksi karena akan segera


mereduksisenyawa-senyawa pengoksidasi seperti ferisianida, hidrogen peroksida, atau ion
kupri (Cu2+). Pada reaksi seperti ini, gula dioksidasi pada gugus karbonil dan
senyawa pengoksidasi menjadi tereduksi. Sifat ini berguna
dalam analisis gula. Dengan mengukur jumlah dari senyawa
pengoksidasi yang tereduksi oleh suatu larutan gulatertentu,
dapat dilakukan pendugaan konsentrasi gula. Dengan cara
ini, darah dan air seni dapat dianalisa kandungan gulanya
pada diagnosa diabetes mellitus. Penyakit ini menunjukkan
tingkat gula darah yang tinggi dan pengeluaran gula pada air
seni yang berlebih (Lehninger 1982).
Monosakarida penting yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa merupakan
bahan bakar utama bagi kebanyakan mahkluk hidup. Pada hewan, glukosa merupakan
sumber energi utama untuk sel otak dan sel lainnya yang hanya sedikitatau tidak memiliki
mitokondria, seperti sel darah merah. Sel yang pasokanoksigennya terbatas juga memerlukan
glukosa dalam jumlah besar sebagai sumber energinya, misalnya sel pada bola mata
(Roswiem Anna,et alI 2006).
Galaktosa

merupakan

aldoheksosa

yang

tidak

terdapat

bebas

di

alam.

Galaktosa berperan penting sebagai penyusun membran sel otak dan sistem saraf, terutama
dibutuhkan untuk membuat beberapa fosfolipid, peptidoglikan, dan glikoproteintertentu, dan
laktosa pada kelenjar kambing. Galaktosa sudah terdapat di dalam tubuh, sehingga jika tidak

ada pasokan dari luar, tubuh tinggal mensintesisnya dariglukosa-1-fosfat dengan bantuan
enzim epimerase.Galaktosemia merupakan suatu gangguan genetik yang menyebabkan
tidak adanya enzim yang diperlukan untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa sehingga
terjadi akumulasi galaktosa, galaktosa-1-fosfat, dan galaktitol dalam darah dan jaringan yang
dapat menimbulkan katarak, retardasi mental, dan sirosis hati.
Fruktosa digunakan untuk diet karena mempunyai kemanisan dua kali lipat
darisukrosa sehingga jumlah yang digunakan relatif lebih sedikit dan menyebabkan makanan
tersebut rendah kalori. Fruktosa akan diubah bentuk isomernya menjadiglukosa setelah
memasuki aliran darah. Pada hewan, sejumlah besar sukrosa disentesis di dalam saluran
reproduksi jantan untuk digunakan oleh sperma sebagaisumber energi. Fruktosa dapat
ditemukan di dalam buah dan madu.
2.

Disakarida

Disakarida ialah sejenis karbohidrat yang mengandungi dua unit monosakarida dan
dihubungkan

oleh

ikatan

O-glikosida.

Disakarida

boleh

dikelaskan

kepada monodisakarida dan heterodisakarida. Disakarida yang lazim dalam diet harian
termasuklah maltosa, laktosa dan sukrosa.

Contoh

lain

disakarida

ialah trehalosa dan palatinosa. Disakarida dihidrolisiskan oleh enzim disakaridase.


3.

Polisakarida
Polisakarida adalah polimer yang

satuan monosakarida yang


adalah karbohidrat,

tersusun

dihubungkan

sehingga

tersusun

dari

dengan
hanya

ratusan

hingga

ikatan glikosidik.

dari

ribuan

Polisakarida

atom karbon (C), hidrogen (H),

dan oksigen (O). Contoh polisakarida adalah pati,glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa
polisakarida

kompleks

dapat

juga

memiliki

atom

tambahan

misalnya nitrogen,

seperti pektin, kitin, dan lignin.Polisakarida mencakup senyawa yang paling sering
ditemukan di bumi (selulosa) dan memasok energi dan aktivitas bagi kehidupan di dalamnya.
Jenis dan Penamaan
Polisakarida memiliki ukuran molekul yang besar sehingga mudah sekali ditemukan
variasi-variasi di dalamnya. Variasi ini sering dapat dilihat perbedaannya melalui sifat-sifat

fisiknya. Menurut strukturnya, dikenal polisakarida lurus dan bercabang. Semakin banyak
cabang yang dimiliki suatu molekul membuat polisakarida tersebut cenderung lengket.
Menurut fungsinya, polisakarida dibedakan menjadi polisakarida cadangan (storage) dan
polisakarida penyusun (structural). Polisakarida cadangan berfungsi sebagai cadangan
pemasok energi (dalam bentuk gula) yang dibutuhkan sel, melalui hidrolisis enzimatik.
Polisakarida penyusun adalah bahan penyusun sel atau jaringan. Polisakarida penyusun
biasanya sukar diurai secara biologis dan memerlukan asam kuat untuk memecahkan ikatan
molekulnya. Sebaliknya, polisakarida cadangan mudah diurai secara biologis. Polisakarida
biasa diberi nama berdasarkan monomer penyusunnya. Polisakarida yang tersusun
dari glukosa dinamakan glukan, sedangkan dari mannosa dinamakan mannan.
4.

Oligosakarida
Oligosakarida merupakan gabungan dari molekul-molekul monosakarida yang

jumlahnya antara 2 (dua) sampai dengan 8 (delapan) molekul monosakarida. Sehingga


oligosakarida dapat berupa disakarida, trisakarida dan lainnya. Oligosakarida secara
eksperimen banyak dihasilkan dari proses hidrolisa polisakarida dan hanya beberapa
oligosakarida yang secara alami terdapat di alam. Oligosakarida yang paling banyak
digunakan dan terdapat di alam adalah bentuk disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa.
Molekul disakarida yang disusun oleh dua molekul monosakarida yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Ikatan glikosida terjadi dari kondensasi gugus hidroksil dua molekul
monosakarida, yaitu berasal dari gugus hidroksil dari atom Carbon yang pertama dengan
salah satu gugus hidroksil pada atom karbon nomor 2, 4, atau 6, yang berasal dari
monosakarida yang kedua.Pembentukan ikatan glikosida merupakan jembatan oksigen yaitu
R-OR, reaksi ini juga selalu diikuti dengan pelepasan molekul air.
Disakarida yang banyak terdapat di alam seperti maltosa yang terbentuk dari 2
molekul glukosa melalui ikatan glikosida. Pada maltosa, jembatan oksigen terbentuk antara
atom karbon nomor 1 dari D-glukosa dan atom karbon nomor 4 dari D-glukosa lain. Ikatan
yang terbentuk dinamakan ikatan (14) glikosida, secara lengkap dinyatakan dengan -Dglukopiranosil

(14)E-D-glukopiranosa.

Dalam

bentuk

sederhana

Glc(14)Glc,

perhatikan lagi Bagan 14.12. Maltosa diperoleh dari hasil hidrolisa pati dan banyak
dimanfaatkan sebagai pemanis.
Sukrosa (gula pasir) terbentuk dari satu molekul -D-glukosa dan -D-fruktosa, yaitu
-D-fruktofuranosil (21) -D-glukopiranosa atau Fru(21)Glc. Sukrosa biasa diperoleh

di alam sebagai gula tebu dan gula bit. Khususnya pada pada ekstrak gula dari bit, sukrosa
tidak murni melainkan bercampur dengan oligosakarida yang lain seperti rafinosa dan
stakiosa.
Secara alami, laktosa terdapat pada air susu dan sering disebut dengan gula susu.
Molekul ini tersusun dari satu molekul D-glukosa dan satu molekul D-galaktosa melalui
ikatan (14) glikosidik, untuk struktur ikatannya dapat dilihat pada Gambar 14.14. Laktosa
yang terfermentasi akan berubah menjadi asam laktat. Dalam tubuh Laktosa dapat
menstimulasi penyerapan kalsium.
Monosakarida dan oligosakarida serta poli alkohol lainnya umumnya memiliki rasa
manis. Sukrosa memiliki rasa manis dan terasa nyaman di lidah kita, walaupun kita
menggunakannya dalam konsentrasi tinggi. Berbeda dengan D mannosa memiliki terasa
manis dan pahit. Sedangkan gentiobiosa memiliki rasa pahit.
Uji Karbohidrat
Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau
keton bebas, seperti yang terdapat pada laktosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi
Cu2+menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya
ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO3. uji positif ditandai dengan terbentuknya larutan hijau, merah, orange
atau merah bata serta adanya endapan.
Glukosa memiliki sifat dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+ yang ada pada
larutan Benedict sehingga menjadi Cu2O yang berbentuk endapan. Semakin menigkatnya
konsentrasi glukosa pada uji Benedict ini, endapan yang terjadi makin banyak. Hal ini
menandakan bahwa makin reduktif gula tersebut mereduksi larutan Benedict.
Uji Asam Musat
Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan menghasilkan asam yang
dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa menghasilkan asam musat yang dapat larut.
Uji Molish
Karbohidrat secara kualitatif dapat dikenali dengan melakukan beberapa uji.
Karbohidrat memberikan reaksi positif dengan uji molish. Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi

senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa
hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau
hidroksimetil furfural dengan -naftol dalam pereaksi molish.
Pada percobaan Reagen molish diperoleh pengamatan bahwa ketiga sakarida
membentuk cincin ungu. Hal ini dikarenakan kondensasi karbohidrat oleh reagen molish, dan
karena adanya reaksi dihidro dengan H2SO4 atau asam sulfat. Hal ini sesuai dengan literatur
Yazib ( 2006 ) yang menyatakan bahwa semua jenis karbohidrat baik monosakarida,
polisakarida akan berwarna merah-ungu bila larutannya dicampur beberapa tetes larutan
naftol. Warna ungu akan tampak pada bidang atas antara kedua cairan yang menandakan
adanya karbohidrat suatu bahan.
Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff merupakan uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton
atau disebut juga ketosa. Pada pereaksi seliwanoff, terjadi perubahan oleh HCl panas menjadi
asam levulinat dan hidroksilmetil furfural. Jika dipanaskan karbohidrat yang mengandung
gugus keton akan menghasikan warna merah pada larutannya. Pada hasil percobaan tampak
bahwa dalam tabung 1 yang berisi glukosa, warna larutan tidak berubah. Hal ini terjadi
karenaglukosa tidak memiliki gugus keton sehingga tidak memberikan reaksi terhadap
pereaksi Seliwanoff, sedangkan pada tabung 2 yang berisi fruktosa, warna larutan
berubah menjadi merah. Hal ini sesuai dengan tinjauan pustaka menurut Harper et al
(1979) yang

menyatakan

bahwa

fruktosa

berwarna

merah

ceri

dengan

reagen

Seliwanoffresorsinol-HCl.
Sukrosa terhidrolisis oleh HCl menjadi fruktosa dan glukosa. Karena fruktosa memiliki
gugus keton maka ketika bereaksi dengan resorsinol akan memberikan warna kuning.
Sebenarnya warna yang diharapkan adalah merah-ceri, namun karena konsentrasi yang
digunakan kecil, maka warna yang terjadi adalah kuning. Hal ini sesuai dengan tinjauan
pustaka menurut Harper et al (1979) yang menyatakan bahwa fruktosa dapat bereaksi dengan
reagen Seliwanoff dan memberikan kompleks warna merah ceri. Maltosa dihidrolisis oleh
HCl menjadi glukosa dan glukosa. Glukosa tidak memiliki gugus keton, sehingga tidak
bereaksi dengan resorsinol.

Uji Fehling
Gukosa, fruktosa dan sukrosa Seharusnya bila di beri dengan R fehling menghasilkan
warna merah bata. Hal ini sesuai dengan literatur Poedjiadi ( 1994 ) yang menyatakan bahwa
dengan larutan glukosa pereaksi menghasilkan endapan berwarna merah bata.
Uji Iodine
Pada uji iodine, kondensasi iodine dengan karbohidrat, selain monosakarida dapat
menghasilkan warna yang khas. Amilum dengan iodine dapat membentuk kompleks biru,
sedangkan dengan glikogen akan membentuk warna merah.
Uji iod
Setelah tabung diuji yod, warna yang muncul berturut-turut adalah biru pekat (hitam),
coklat kemerahan, merah hati, merah, orange dan akhirnya warna serupa dengan warna yod.
Warna-warna tersebut merupakan indikasi bahwa terjadi proses hidrdolisis sempurna amilum
menjadi glukosa. Hal ini ditunjukkan dengan uji yod negatif, karena glukosa jika diuji dengan
pereaksi Yod akan memberikan hasil negatif.
Sedangkan setelah diuji dengan Benedict, warna larutan menjadi kuning keruh dan
terdapat endapan merah bata yang menandakan bahwa glukosa memilii gugus reduksi yang
dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dan akan mengendap sebagai Cu2O. Hal ini sesuai
dengan tinjauan pustaka menurut McGilvery&Goldstein (1996).

DAFTAR PUSTAKA
Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia. Erlangga: Jakarta.
Poedjiadi,A. 1994. Dasar Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta.
Roswieem, Anna P. dkk. 2006. Biokimia Umum. Departemen Biokimia FakultasMatematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut pertanian Bogor: Bogor.
Wahjudi, dkk. 2003.Kimia Organik II. Malang: UM Press.
Yazid,E. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia Untuk Mahasiswa Analis. Penerbit Andi:
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai