PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
diambil culanya. Tanpa tanda tersebut, maka hilanglah keindahan yang dimiliki oleh
binatang tersebut. Begitu pula dengan manusia yang beriman. Dalam Al-Qur an
dijelaskan tanda-tanda orang yang beriman :
QS. Al-Baqarah 285 :
Artinya :
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya
dari
Tuhannya,
demikian
pula
orang-orang
yang
beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitabkitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari
rasul-rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami
taat. (Mereka berdoa): Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali.
Penjelasan :
Ayat ini adalah sebagai ayat penutup surah Al-Baqarah yang
menegaskan sifat Nabi Muhammad saw. dan para pengikutnya
terhadap Alquran itu. Mereka mempercayainya, menjadikannya
sebagai pegangan hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Dan ayat ini juga menegaskan akan kebesaran dan
kebenaran Nabi Muhammad saw. dan orang-orang yang beriman,
dan menegaskan bahwa hukum-hukum yang tersebut itu adalah
hukum-hukum yang benar.
Dengan ayat ini Allah swt. menyatakan dan menetapkan
bahwa Rasulullah saw. dan orang-orang yang beriman, benar-benar
orang
mukmin,
terlihat
pada
kesucian
dan
hati
mereka
menerima
cobaan-cobaan
dalam
segala
perintah-Nya
dan
menghentikan
segala
larangan-Nya.
Dari doa ini dapat dipahami juga bahwa orang-orang yang
beriman selalu berusaha melaksanakan perintah-perintah Allah dan
menghentikan larangan-larangan-Nya setelah mereka mendengar,
memahami perintah dan larangan itu. Dalam pada itu mereka sadar
bahwa mereka seorang manusia yang tidak sempurna, tidak luput
dari kekurangan-kekurangan. Sekalipun hati dan jiwa mereka telah
berjanji akan melaksanakan perintah dan larangan Allah setelah
mendengar dan mmahaminya tetapi tanpa mereka sadari, mereka
sering tersalah, lupa dan lalai, sehingga mereka mengabaikan
perintah dan larangan itu. Sekalipun mereka telah mengetahui
bahwa Allah swt. tidak akan menghukum manusia karena tersalah,
lupa dan lalai, tetapi orang-orang yang beriman merasa dirinya
wajib memohon ampun dan bertobat kepada Allah, agar Allah swt.
tidak menghukumnya karena perbuatan yang demikian itu.
Pengaruh iman yang demikian tampak pada tingkah laku
sifat-sifat,
tindakan
dan
perbuatan
mereka.
Semuanya
itu
-- --
Artinya :
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka dan apabila
dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman
mereka (karenanya) dan kepada Rabbnyalah mereka bertawakkal,
(2)
(yaitu)
orang-orang
yang
mendirikan
shalat
dan
yang
Allah
dalam
ayat
ini.
Bergetarnya
hati
mereka
hati.
Karena
hanya
dengan
dzikrullah
hati
menjadi tenang. Sebagamana firman Allah dalam surah ArRad ayat 28. Rasa tenang tersebut merupakan cerminan
perasaan lapang dada yang ditimbulkan oleh cahaya makrifat
dan tauhid. Karena hati yang bergetar ketika mendengar
nama, janji, dan ancaman Allah juga melahirkan rasa takut
berbuat maksiat serta semangat dan energi gerak melakukan
ketaan kepada Allah.
saat
medengarkan
mendengar,
dan
seseorang
memikirkan
serta
bisa
tidak
lebih
fokus
disibukkan
kepada
Allah
semata.
Tawakkal
merupakan
satu-satu-Nya
bagi
setiap
makhluq.
Kedua,
shalat
juga
bermakna
menunaikan
shalat
dengan
shalat
khusyu.
secara
Penunaian
sempurna
dan
dengan
sunnah.
Karena
maliyah)
Ibadah
memiliki
kepada
ragam
dengan
bentuk,
seperti
harta
(ibadah
zakat,
infaq,
yang
sangat
utama.
Dalam
sebagian
ayat
bertakwa
yang
akan
memperoleh
kemulian
dan
dan
menggabungkan
maliyah
(harta).
qalbiyah,
Bahkan
qauliyah,
dan
QS. At Taubah : 71
ada
amalan
badaniyah
yang
sekaligus
Artinya :
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yawg makruf, mencegah dari yang
mungkar, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan mereka taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh
Allah; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Penjelasan :
Tanda-tanda
orang
mukmin,
laki-laki
dan
perempuan
yang
demikian
prilaku
yang
harus
kita
tampilkan
dalam
8. Senantiasa membaca Ayat-ayat Allah yang Qauliyah ( AlQuran ) atau ayat kauniyah yakni ayat-ayat Allah yang ada
pada alam semesta.
9. Saling menolong sesama umat.
10.
:
( 1)
.
Artinya :
Dari Abdullah Bin Amr bin al Ash a. Bekata : berkata
Rasulullah SAW : Tidaklah seseorang dikatakan beriman
hingga keinginannya tunduk pada apa yang aku datang
dengannya
Penjelasan :
1. Menuju Kesempurnaan Iman
Maksud dari tidaklah seseorang dikatakan beriman,
adalah tidak dikatakan sempurna keimanannya. Iman itu
memiliki akar dan cabang-cabang, dan diantara cabang
keimanan adalah menjadikan keinginan tunduk kepada
apa-apa yang Rasulullah sampaikan. Keinginan manusia
Artinya :
Kabarkanlah kepadaku tentang iman! Rasulullah menjawab,
Engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan engkau beriman
kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
Hadits ini menunjukkan bahwa iman adalah ajaran inti yang agung
dan pondasi yang kuat. Dan ia memiliki enam unsur asasi: (1) iman
kepada Allah Tabaraka wa Taala, (2) iman kepada malaikatmalaikat, (3) iman kepada kitab-kitab, (4) iman kepada rasul-rasul,
(5) iman kepada hari akhir, dan (6) iman kepada takdir yang baik
maupun takdir yang buruk. Penjelasan terperinci mengenai enam
rukun iman ini dapat dijumpai di buku-buku permasalahan akidah.
Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda :
Artinya :
Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia
mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sesuatu yang dia cintai
untuk dirinya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Bentuk keimanan lainnya adalah menjaga amanah. Nabi shallallahu
alaihi wa sallam bersabda,
Tidak keimanan bagi mereka yang tidak memiliki amanah.
Amanah meliputi menjaga agama dengan ketaatan kepada Rabbul
alamin, mengerjakan apa yang Dia perintahkan dan menjauhkan
diri dari yang Dia larang. Termasuk juga bentuk amanah adalah
menjaga hak-hak dan menunaikan tugas, menjauhkan diri dari
khianat, berbuat curang, dan bentuk-bentuk interaksi buruk lainnya.