Klasifikasika
Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Family : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Morfologi
Ukuran telur E. vermicularis yaitu 50-60 mikron x 20-30 mikron (rata-rata
55 x 26 mikron). Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai
dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Telur ini
mempunyai kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu : lapisan luar berupa
lapisan albuminous, translucent, bersifat mechanical protection. Di dalam
telur terdapat bentuk larvanya. Seekor cacing betina memproduksi telur
sebanyak 11.000 butir setiap harinya selama 2 samapi 3 minggu, sesudah
itu cacing betina akan mati.
Siklus hidup
Manusia merupakan satu-satunya hospes E. vermicularis dan tidak
diperlukan hospes perantara. Cacing dewasa betina mengandung banyak
telur pada malam hari dan akan melakukan migrasi keluar melalui anus ke
daerah perianal dan rectum. Migrasi ini disebut Nocturnal migration. Di
daerah rectum tersebut cacing-cacing ini bertelur dengan cara kontraksi
uterus, kemudian telur melekat didaerah tersebut. Telur dapat menjadi
larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperature optimal
23-26 oC dalam waktu 6 jam. Cacing dewasa betina menyimpan telurnya
di dalam lipatan kulit anus penderita. Telur tersimpan dalam suatu bahan
yang lengket. Bahan ini dan gerakan dari cacing betina inilah yang
menyebabkan gatal-gatal. Telur dapat bertahan hidup diluar tubuh
manusia selama 3 minggu pada suhu ruangan yang normal. Tetapi telur
bisa menetas lebih cepat dan cacing muda dapat masuk kembali ke dalam
17ectum dan usus bagian bawah.
Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam hari terganggu)
Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul pada malam
hari ketika cacing betina dewasa bergerak ke daerah anus dan
menyimpan telurnya disana)
Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak perempuan, jika cacing
dewasa masuk ke dalam vagina)
Kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau terjadi infeksi
(akibat penggarukan).
Komplikasi
Infeksi ulang.
Diagnosa
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita,
terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidu pada malam hari.
Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka aktif bergerak.
Telur maupun cacingnya bisa didapat dengan cara menempelkan selotip
di lipatan kulit di sekitar anus, pada pagi hari sebelum anak terbangun.
Kemudian selotip tersebut ditempelkan pada kaca objek dan diperiksa
dengan mikroskop.
Pengobatan
1. Perawatan umum
2. Pengobatan spesifik
Menghindari penggarukan daerah anus karena bisa mencemari jarijari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya
Oxyuris Vermicularis
Epidemiologi
Insiden cacing Enterobius vermicularis tinggi di negara-negara barat terutama di USA
yang mencapai 35-41%. Pada daerah tropis insiden lebih sedikit oleh karena
cukupnya sinar matahari, udara panas, kebiasaan ke WC dimana sehabis defekasi
dicuci dengan air tidak dengan kertas toilet. Akibat dari hal tersebut pertumbuhan
telur menjadi terhambat sehingga dapat dikatakan penyakit ini tidak berhubungan
dengan keadaan sosial ekonomi tetapi lebih dipengaruhi oleh iklim dan kebiasaan
hidup.
Penularan cacing ini tidak merata pada lapisan masyarakat melainkan menyebar pada
suatu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup dalam satu lingkungan yang
sama. Enterobiasis sering menyerang anak-anak usia 5-14 tahun. Udara yang dingin,
lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan
telur.
Cacing betina berukuran 8-13 x 0.4 mm. Pada ujung anterior ada pelebaran kutikulum
seperti sayap yang disebut alae. Ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing betina
berbentuk gravid yang melebar dan penuh dengan telur. Cacing jantan berukuran 2-5
mm, juga mempunyai sayap dan ekornya melingkar sehingga bentuknya seperti tanda
tanya. Cacing betina yang gravid mengandung 11.000-15.000 butir telur. Telur
berbentuk lonjong dan lebih datar pada satu sisi (asimetris). Dinding telur bening dan
agak lebih tebal dari dinding telur cacing tambang.
Habitat cacing dewasa biasanya di rongga sekum, usus besar dan di usus halus yang
berdekatan dengan rongga sekum. Makanannya adalah isi dari usus.Manusia
merupakan satu-satunya hospes definitif. E.vermicularis dan tidak diperlukan hospes
perantara. Cacing dewasa betina mengandung banyak telur pada malam hari dan akan
melakukan migrasi keluar melalui anus ke daerah perianal dan perinium. Migrasi ini
disebut Nocturnal migration. Telur-telur jarang dikeluarkan di usus sehingga jarang
ditemukan di dalam tinja. Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur
dengan cara kontraksi uterus,kemudian telur melekat di daerah tersebut. Telur dapat
menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26
C dalam waktu 6 jam. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam
keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. Waktu yang diperlukan untuk daur
hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid
yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan.
Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva dari telur yang
menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar. Bila telur matang yang
tertelan,telur menetas di duodenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum
menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum. Infeksi cacing kremi dapat
sembuh sendiri. Bila tidak adareinfeksi,tanpa pengobatanpun infeksi dapat berakhir.
Patofisiologi
Enterobiasis sering tidak menimbulkan gejala (asimptomatis). Cacing betina gravid,
sering mengembara dan bersarang di vagina serta tuba fallopi. Cacing ini di tuba
fallopi dapat menyebabkan salphyngitis. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama pada
wanita usia subur, sebab dapat menyebabkan kemandulan, akibat buntunya saluran
tuba. Cacing juga sering ditemukan di appendix. Hal ini bisa menyebabkan
apendisitis, meskipun jarang di temukan.
Gejala klinis yang menonjol disebabkan iritasi di sekitar anus,perineum dan vagina
oleh cacing betina gravid yang bermigrasi ke daerah anus dan vagina sehingga
menyebabkan pruritus local. Oleh karena cacing bermigrasi ke daerah anus dan
menyebabkan pruritis ani, maka penderita menggaruk daerah sekitar anus sehingga
timbul luka garuk disekitar anus. Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari
hingga penderita terganggu tidurnya dan menjadi lemah. Kadang-kadang cacing
dewasa muda dapat bergerak ke usus halus bagian proksimal sampai ke lambung,
esophagus dan hidung sehingga menyebabkan gangguan didaerah tersebut.
Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan :
1. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada orang
lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur
atau pakaian dalam penderita.
2. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri,
oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasikembali ke
usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa
Manifestasi Klinis
Rasa gatal hebat di sekitar anus, kulit di sekitar anus menjadi lecet atau kasar atau
terjadi infeksi (akibat penggarukan). Rasa gatal atau iritasi vagina (pada anak
perempuan, jika cacing masuk ke dalam vagina
Diagnosis
Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau
telur dari cacing E. vermiculsris. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a. Cacing dewasa
Cacing dewasa dapat ditemukan dalam feses, dicuci dalam larutan NaCl agak panas,
kemudian dikocok sehingga menjadi lemas, selanjutnya diperiksa dalam keadaan
segar atau dimatikan dengan larutan fiksasi untuk mengawetkan.
b. Telur cacing
Telur E. vermicularis jarang ditemukan didalam feses, hanya 5% yang positif pada
orang-orang yang menderita infeksi ini. Telur cacing E. vermicularis lebih mudah
ditemukan dengan teknik pemeriksaan khusus, yaitu dengan menghapus daerah
sekitar anus dengan Scotch adhesive tape swab.
Pencegahan
Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
Membersihkan jamban setiap hari
Menghindari penggarukan daerah anus karena mencemari jari-jari tangan dan setiap
benda yang dipegang/disentuhnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Parasitisme merupakan hubungan antara dua organisme, yang satu
diantaranya mendapat keuntungan dan yang lain dirugikan. Helmintologi
adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing. Stadium dewasa
cacing-cacing yang termasuk Nemathelminthes (kelas nematoda) berbentuk
bulat
memanjang
dan
pada
potongan
transversal
tampak rongga
1998).
Nematoda intestinal yaitu nematode yang berhabitat di saluran pencernaan
manusia. Manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian
besardaripada nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat.
Infeksi cacing ini dapat ditularkan melaui vektor atau kontak langsung.
Diantara nematoda intestinal terdapat sejumlah spesies yang ditularkan
melalui tanah dan disebut soil transmitted helmints, yaitu nematoda yang
siklus hidupnya untuk mencapai stadium infektif, memerlukan tanah dalam
kondisi tertentu. Salah satu nematoda golongan Soil Transmitted Helmints
1.2
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan Ancylostoma duodenale?
Bagaimanakah morfologi dari Ancylostoma duodenale?
Bagaimanakah siklus hidup dari Ancylostoma duodenale?
Bagaimanakah epidemiologi dari Ancylostoma duodenale?
Bagaimanakah diagnosa laboratorium dari Ancylostoma duodenale?
Bagaimanakah gejala klinis dari Ancylostoma duodenale?
Bagaimanakah cara pengobatan dan pencegahan Ancylostoma duodenale?
1.3
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
Tujuan
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu Ancylostoma duodenale.
Untuk mengetahui morfologi dari Ancylostoma duodenale.
Untuk mengetahui daur hidup dari Ancylostoma duodenale.
Untuk mengetahui epidemiologi Ancylostoma duodenale.
Untuk mengetahui diagnosa laboratorium dari Ancylostoma duodenale
Untuk mengetahui gejala klinis dari Ancylostoma duodenale
Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan Ancylostoma duodenale.
BAB II
PEMBAHASAN
Ancylostoma
duodenale
disebut
juga dengan
cacing tambang. Cacing dewasa tinggal di usus halus bagian atas, sedangkan
telurnya
akan
dikeluarkan bersama
yang
kemudian
masuk
kembali ke tubuh korban menembus kulit telapak kaki yang berjalan tanpa
alas kaki. Larva akan berjalan jalan di dalam tubuh melaluim peredaran
darah yang akhirnya tiba di paru paru lalu dibatukkan dan ditelan kembali.
Gejala meliputi reaksi alergi lokal atauseluruh tubuh, anemia dan nyeri
abdomen.
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus manusia, dengan mulut yang
melekat pada mukosa dinding usus. Ancylostoma duodenale ukurannya lebih besar
dari Necator americanus. Yang betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 811 x 0,5 mm, bentuknya menyerupai huruf C, Necator americanus berbentuk huruf S,
yang betina 9 11 x 0,4 mm dan yang jantan 7 9 x 0,3 mm. Rongga mulut
A.duodenale mempunyai dua pasang gigi, N.americanus mempunyai sepasang benda
kitin. Alat kelamin jantan adalah tunggal yang disebut bursa copalatrix. A.duodenale
betina dalam satu hari dapat bertelur 10.000 butir, sedang N.americanus 9.000 butir.
Telur dari kedua spesies ini tidak dapat dibedakan, ukurannya 40 60 mikron, bentuk
lonjong dengan dinding tipis dan jernih. Ovum dari telur yang baru dikeluarkan tidak
turun drastis.
Seekor cacing tambang dewasa dapat bertelur antara 10.000-30.000 telur
per 24 jam. Telur ini akan bertahan lama di tanah yang lembab, sejuk dan di
sekitar pohon yang rindang yang biasanya terdapat di daerah perkebunan.
Untuk telur cacing tambang akan dikeluarkan bersama feses. Ketika berada
di dalam tanah akan menetas dalam waktu 1-2 hari dan kemudian akan
menjadi larva Rabditiiti Form. Pada hari ke-3 Rabeniti Forem akan
menjadi Filari Form. Dalam bentuk ini dapat hidup di tanah selama 8
minggu. Dalam waktu kisaran tersebut akan terinjak kaki dan akan
menembus kulit dan menuju ke kapiler darah.
Telur keluar bersama tinja, dalam waktu 1 2 hari telur akan berubah menjadi
larva rabditiform (menetas ditanah yang basah dengan temperatur yang optimal untuk
tumbuhnya telur adalah 23 300 C. Larva rabditiform makan zat organisme dalam
tanah dalam waktu 5 8 hari membesar sampai dua kali lipat menjadi larva
filariform, dapat tahan diluar sampai dua minggu, bila dalam waktu tersebut tidak
segera menemukan host, maka larva akan mati. larva filariform masuk kedalam tubuh
host melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah limfa, maka larva akan
sampai ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru paru, kemudian
alveoli ke broncus, ke trakea dan apabila manusia tersedak maka larva akan masuk ke
oesophagus lalu ke usus halus (siklus ini berlangsung kurang lebih dalam waktu dua
minggu).
2.4 Epidemiologi
kulit yang disebut ground itch, dan kelainan pada paru biasanya ringan.
2. Stadium dewasa
Gejala tergantung pada:
a. Spesies dan jumlah cacing
b. Keadaan gizi penderita
Gejala klinik yang timbul bervariasi bergantung pada beratnya infeksi,
gejala yang sering muncul adalah lemah, lesu, pucat, sesak bila bekerja
tambahan zat
besi per-oral atau suntikan zat besi.
2. Pada kasus yang berat mungkin perlu dilakukan transfusi darah.
3. Jika kondisi penderita stabil, diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol
selama 1-3 hari berturut-turut untuk membunuh cacing tambang. Obat ini tidak boleh
diberikan kepada wanita hamil karena bisa membahayakan janin yang dikandungnya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara Sanitasi lingkungan, diantaranya:
1. Hindari berjalan keluar rumah tanpa memakai alas kaki
Kebiasaan tidak memakai alas kaki merupakan factor resiko yang kuat untuk
sangat tepat.
3.
Hindari pemakaian
feces
manusia
sebagai
pupuk
pada
sayuran
Jika sayuran yang dimakan tidak bersih maka larva cacing akan ikut termakan karena
di
Tanah
Dari sifat hidupnya, cacing tambang hidup pada tanah, sangat cepat menular melalui
kulit, melewati epidermis kulit teratas hingga terakhir, anak anak tentulah sangat
mudah untuk dijadikan media untuk hidup si cacing tambang. Untuk itu perlu awasi
anak anda saat bermain di tanah atau di halaman rumah yang memungkinkan adanya
cacing tambang. Jika terlanjur memanjakan anak anda, lakukan kegiatan prefentif
tempat
Mikroba penyebab infeksi ada dimana mana, bahkan tempat maupun pakaian kita
yang terlihat bersihpun bisa saja terdapat kuman kuman yang membahayakan
kesehatan. Dengan demikian Kebersihan atau sanitasi dan higienis tempat anda sangat
diperlukan untuk mempertahankan kesehatan anda dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
. Ancylostoma duodenale adalah salah satu hewan dari kelas nematoda
filum Nemathelminthes yang sering disebut cacing tambang. Cacing betina
ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 8-11 x 0,5 mm, bentuknya menyerupai
huruf C.
Seekor cacing tambang dewasa dapat bertelur antara 10.000-30.000 telur
per 24 jam. Telur ini akan bertahan lama di tanah yang lembab, sejuk dan di
sekitar pohon yang rindang yang biasanya terdapat di daerah perkebunan.
0 comments
Berikut ini adalah cacing tambang (Ancylostoma duodenale) :
TINGKATAN
NAMA
KINGDOM
Animalia
FILUM
Nematoda
KELAS
Secernentea
ORDO
Strongylida
FAMILI
Ancylostomatidae
GENUS
Ancylostoma
SPESIES
Ancylostoma duodenale..
Ciri-ciri
Daur Hidup
Klafisikasi
Habitat