Anda di halaman 1dari 3

PROTOKOL PERABOI 2003

PROTOKOL PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA

I.

PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan kanker dengan insidens tertinggi nomor dua di
Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insidens ini meningkat, seperti
halnya di negara barat. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat 92/100.000
wanita per tahun dengan mortalitas yang cukup tinggi 27/100 atau 18% dari kematian yang
dijumpai pada wanita. Di Indonesia berdasarkan porthological based registration kanker
payudara mempunyai insidens relatif 11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai
insidens minimal 20.000 kasus baru per tahun; dengan kenyataan bahwa lebih dari 50%
kasus masih berada dalam stadium lanjut.
Di sisi lain kemajuan iptekdok serta ilmu dasar biomolekuler, sangat berkembang
dan tentunya mempengaruhi tatacara penanganan kanker payudara itu sendiri dari deteksi
dini, diagnostic dan terapi serta rehabilitasi dan follow up.
Dalam upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, Perhimpunan Ahli Bedah
Onkologi Indonesia (PERABOI) telah mempunyai Protokol Penanganan Kanker Payudara
(tahun 1990). Protokol ini dimaksudkan pula untuk dapat:
1. Menyamakan persepsi penanganan dari semua dokter yang berkecimpung dalam
kanker payudara atau dari Pusat Pendidikan Onkologi
2. Bertukar informasi dalam bahasa yang sama
3. Digunakan untuk penelitian dalam aspek keberhasilan terapi
4. Mengukur mutu pelayanan
Kemajuan iptekdok yang cepat seperti dijelaskan di atas, membuat PERABOI perlu
mengantisipasi keadaan ini dengan sebaik-baiknya melalui revisi Protokol Kanker
Payudara 1998 dengan Protokol Kanker Payudara PERABOI 2003.

Anda mungkin juga menyukai