TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah
unit
terkecil
dari
masyarakat
yang
terdiri
sekumpulan
orang
yang
dihubungkan
Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua dengan anak ( kandung atau angkat ) karena perceraian atau
kematian
Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari satu
orang dewasa
Keluarga Usila, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
2.
3.
wanita dan pria yang menikah satu kali dan merupakan satu
keluarga inti
Keluarga duda/ janda ( single family )
Keluarga berkomposisi ( composit family ) yaitu keluarga yang
2.1.3
keluarga
Peranan dalam keluarga
Adapun peranan dalam keluarga menurut Nasrul Efendy sebagai berkut :
1.
Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak- anak , berperan sebagai pencari
nafkah , pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman sebagai kepala
2.1.4
dalam keluarganya
Peranan anak
Anak- anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan faktor internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Faktor afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan faktor
afektif tampak pada kebahagaan dan kegembiraan seluruh anggota
keluarga. Tiap keluarga saling mempertahankan iklim positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
faktor afektif adalah :
Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga
a saling menghargai antar anggota keluarga
b ikatan antar anggota keluarga dan identifikasi serta penyesuaian
Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti kebutuhan akan makanan,
kesehatan masyarakat
Fungsi Religius
Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga dalam
kehidupan beragama, menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain
yang mengatur kehidupan ini dan kehidupan lain setelah di dunia ini
Fungsi Rekreatif
Menciptakan suasana menyenangkan
Fungsi Pendidikan
a menyekolahkan anak untuk membentuk perilaku
b mempersiapkan anak untuk kehidupan dimasa yang akandatang
Fungsi Psikologis
a. memberi kasih sayang dan rasa amman
b. memberikan perhatian diantara anggota keluarga
2.1.5
untuk
dengan
tanggungjawab
Mempertahankan hubungan yang intim dalam
keluarga
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan
suasana
rumah
2.1.6
yang
menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan ,
teman, kekuatan, fisik, dan pendapatan
Mempertankan keakraban
pasutri
dan
saling
merawat
Mempertahankan hubungan baik dengan anak dan
sosial masyarakat
3.
2.1.7
Patrilokal
yang
memegang
yang
memegang
yang
memegang
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Hal ini sesuai dengan Depkes
RI (2006) yang dikutip oleh I Dewa Nyoman Supariasa, bahwa pengukuran LILA
pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang
mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam, untuk mengetahui
kelompok berisiko kekurangan energi kronis (KEK).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status
gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena pengukurannya
sangat mudah dan cepat. Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu
kurang dari 23,5 cm dan diatas atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil
pengukuran < 23,5 cm berarti risiko KEK dan 23,5 cm berarti tidak berisiko
KEK.
2.2.1
11
bertambah secara normal dan terkena infeksi. Pada saat persalinan gizi kurang
dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
2.
yang
diangkutnya.
Gangguan
suplai
makanan
dari
ibu
akibat
13
2.3.4
Kusumah, 2009 ).
Pengaruh anemia terhadap kehamilan
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,
baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.
Penyulit- penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran
(abortus), kelahiran prematur, persalinan yang lama akibat kelelahan otot
rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan
karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik
saat bersalin maupun pasca bersalin, serta anemia yang berat (<4 gr%)
14
Saifudin, 2006 ).
Pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil
Pencegahan anemia pada ibu hamil dapat dilakukan antara lain dengan
cara: meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, mengkonsumsi pangan
hewani dalam jumlah cukup, namun karena harganya cukup tinggi sehingga
masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu diperlukan alternatif yang lain
untuk mencegah anemia gizi besi, memakan beraneka ragam makanan yang
memiliki zat gizi saling melengkapi termasuk vitamin yang dapat
meningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C. Peningkatan
konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 dan 250 mg dapat meningkatkan
penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 kali. Buah-buahan segar dan
sayuran sumber vitamin C, namun dalam proses pemasakan 50 - 80 %
vitamin C akan rusak. Mengurangi konsumsi makanan yang bisa
menghambat
penyerapan
zat
besi
seperti
fitat,
fosfat,
tannin
15
16