Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sarana peningkat kualitas hidup
manusia. Lembaga pendidikan, sekolah misalnya memegang peranan
yang cukup penting dalam proses pendidikan. Guru sebagai pelaksana
pendidikan juga berperan sebagai pendidik sekaligus fasilitator yang
mengarahkan siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Untuk

mencapai

tujuan

pendidikan,

seorang

guru

harus

mengadakan evaluasi. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya


kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk
berubah menjadi lebih baik ke depan.
Oleh karena itu, penting bagi seorang guru untuk mengetahui
genre, analisis, jenis-jenis tes dalam evaluasi pengajaran. Tes yang di
gunakanpun harus sesuai dengan standar yang berlaku untuk menilai dan
mengevaluasi jalannya proses pendidikan sehingga hasil evaluasi pun
dapat diterima dan digunakan untuk membuat berbagai putusan yang
berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 pasal
11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk
menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas) bagi setiap
warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang
terus

menerus

untuk

selalu

meningkatkan

kualitas

pendidikan.

Upaya

peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas

pembelajaran (instructional quality) karena muara dari berbagai program


pendidikan adalah pada terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas.
Oleh karena itu, usaha meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai
tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran.
Peningkatan

kualitas

pembelajaran

memerlukan

upaya

peningkatan

kualitas program pembelajaran secara keseluruhan karena hakikat kualitas


pembelajaran

adalah

merupakan

kualitas

implementasi

dari

program

pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya. Upaya peningkatan kualitas


program pembelajaran memerlukan informasi hasil evaluasi terhadap kualitas
program pembelajaran sebelumnya. Dengan demikian, untuk dapat melakukan
pembaharuan program pendidikan, termasuk di dalamnya adalah program
pembelajaran kegiatan evaluasi terhadap program yang sedang maupun telah
berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menyusun
program yang lebih baik, hasil evaluasi program sebelumnya merupakan acuan
yang tidak dapat ditinggalkan.
Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan
siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik.
Jadi secara umum evaluasi adalah suatu proses sistemik untuk mengetahui
tingkat keberhasilan suatu program.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa rumusan masalah, diantaranya:
1.

Bagaimanakah peranan evaluasi pembelajaran?

2.

Apa Tujuan, fungsi dan manfaat dari evaluasi pembelajaran itu?

3.

Kegunaan evaluasi program pembelajaran untuk apa?

4.

Apakah yang dimaksud dengan test?

5.

Apa saja jenis-jenis tes yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran?

6.

Seberapa efektif instrumen evaluasi menggunakan tes tertulis pada

Madrasah Aliyah?
C. Tujuan Penulisan
1.

Untuk mengetahui peranan evaluasi pembelajaran.

2.

Kegunaan utama evaluasi program dalam pembelajaran

3.

Prinsip-prinsip dari evaluasi pembelajaran

4.
5.

Tujuan, fungsi dan manfaat dari evaluasi pembelajaran itu


Mengetahui pengertian test dalam evaluasi pembelajaran.
6. Mengetahui jenis-jenis tes yang digunakan dalam evaluasi

pembelajaran.
D. Manfaat Penulisan
Dalam Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada
semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung dalam peranan
evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Manfaat yang dapat
dipetik dari peranan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
adalah dapat memberi gambaran tentang peranan evaluasi dalam
pembelajaran dengan demikian diharapkan dapat memberi arti penting
sebuah evaluasi itu sendiri.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah adalah keseluruhan kegiatan baik


berupa pengukuran maupun penilaian (pengukuran data dan informasi),
pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan
kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Evaluasi pembelajaran juga diartikan sebagai evaluasi terhadap
proses belajar mengajar. Secara sistematik, evaluasi pembelajaran, yang
mencakup komponen input, yakni perilaku awal siswa, komponen input
instrumental yakni kemampuan profesional guru/ tenaga kependidikan,
komponen

kurikulum

(program

studi,

metode,

media),

komponen

administratif (alat , waktu dan dana), komponen proses ialah prosedur


pelaksanaan pembelajaran, komponen output ialah hasil pembelajaran
yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran, dalam hal ini perhatian
ditujukan

hanya

pada

evaluasi

terhadap

komponen

proses

dalam

kaitannya dengan komponen input instrumental.


a.

Evaluasi Proses Pengajaran


Evaluasi terhadap proses pengajaran dilakukan oleh guru sebagai

bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya evaluasi harus tidak
terpisahkan dalam penyusunan dan palaksanaan pembelajaran. Evaluasi
proses

bertujuan

untuk

menilai

keefektifan

dan efisiensi

kegiatan

pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program

dan

pelaksanaannya.

Objek

dan

sasaran

evaluasi

proses

adalah

komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan


dengan masukan proses maupun keluaran, dengan semua dimensinya.
Komponen masukan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni
masukan mentah (raw input), yaitu para siswa, dan masukan alat
(instrumental input), yakni unsur manusia dan non manusia yang
mempengaruhi terjadinya proses.
Komponen proses adalah interaksi semua komponen pengajaran
seperti bahan pengajaran, metode dan alat, sumber belajar, sistem
penilaian, dan lain-lain.
Komponen keluaran adalah hasil belajar yang dicapai anak didik
setelah menerima proses pengajaran. Penilaian keluaran lebih banyak
dibahas dalam penilaian hasil. Penilaian terhadap masukan mentah, yakni
siswa sebagai subjek dan objek belajar.
b.

Evaluasi Hasil Pengajaran


Pada umumnya evaluasi hasil pengajaran, baik dalam bentuk

formatif

maupun

sumatif,

telah

dilaksanakan

oleh

guru.

Melalui

pertanyaan secara lisan atau tulisan pada akhir pengajaran guru menilai
keberhasilan pengajaran (tes formatif). Demikian juga tes sumatif yang
dilakukan pada akhir program seperti akhir kuartal atau akhir semester,
penilaian diberikan kepada para siswa untuk menentukan kemajuan
belajarnya. Tes tertulis, baik jenis tes esay maupun tes objektif, dilakukan
oleh guru dalam penilaian sumatif tersebut.

Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar siswa


dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai
dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
c.

Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam

proses pembelajaran yang memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:


a.

Fungsi

normatif,

Yaitu

berfungsi

sebagai

perbaikan

sistem

pembelajaran
b.

Fungsi diagnostik, Yaitu berfungsi untuk mengetahui faktor kesulitan

siswa dalam proses pembelajaran.


c.

Fungsi sumatif, Berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan

peserta didik.
Adapula yang menyebutkan bahwa fungsi dan tujuan evaluasi
pembelajaran itu antara lain, yaitu :
a.

Untuk mengetahui apakah tujuan pengajaran yang ditetapkan telah

tercapai dalam kegiatan pembelajaran,


b.

Untuk memberikan obyektivitas pengamatan kita terhadap perilaku

hasil belajar siswa,


c.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang/ topik tertentu,

d.

Untuk menentukan kelayakan siswa kejenjang selanjutnya,

e.

Untuk memberikan feed back kepada siswa dalam proses pendidikan,

f.

Untuk membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran,

g.

Penilaian untuk menentukan kualitas siswa,

h.

Pengukuran untuk menentukan kuantitas siswa.

d.

Prinsip Evaluator
Evaluator

tidak

berwenang

untuk

memberikan

rekomendasi

terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya memberikan


alternatif, dibawah ini adalah peranan evaluator, yaitu :
a.

Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan

b.

Evaluator tidak terikat pada satu sekolah

c.

Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi, maka harus dilakukan

revisi
d.

Menegakkan dan menjunjung tinggi syarat-syarat umum evaluasi.

B. Peranan Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Evaluasi
tidak mungkin dipisahkan dari belajar, maka harus diberikan secara wajar agar
tidak merugikan. Dalam menjalankan evaluasi, pelajar sendiri harus turut
mempunyai saham secara aktif. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk:
1. Pengembangan
Untuk pengembangan sutau program pendidikan, yang meliputi program studi,
kurikulum,

program

pembelajaran,

desain

belajar

mengajar,

yang

pada

hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang perencanaan.


2. Akreditasi
Evaluasi

juga

berfungsi

untuk

menetapkan

kedudukan

suatu

program

pembelajaran berdasarkan ukuran/kriteria tertentu,sehingga suatu program


dapat dipercaya, diyakini dan dapat dilaksanakan terus, atau sebaliknya program
itu harus diperbaiki/disempurnakan.

Evaluasi

itu

sendiri

dalam

kaitannya

dengan

pembelajaran

akan

berpengaruh terhadap apakah tujuan pembelajaran itu tercapai atau tidak.


Dengan demikian kegiatan evaluasi sangat penting untuk mengukur sejauh
mana keberhasilan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar Lebih
jauh tentang peranan evaluasi dalam pendidikan dijelaskan oleh Worthen dan
Sanders (Worthen, 1987:5) yaitu :
1.

Menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan.

2.

Mengukur prestasi siswa

3.

Mengevaluasi kurikulum

4.

Mengakreditasi sekolah

5.

Memantau pemanfaatan dana masyarakat.

6.

Memperbaiki materi dan program pendidikan.


Evaluasi pembelajaran berperan untuk mengetahui sampai sejauh mana

efisiensi proses pembelajaran yang dilaksanakan dan efektifitas pencapaian


tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
C. Kegunaan Evaluasi Program Pembelajaran
Sekurang-kurangnya

ada

empat

kegunaan

utama

evaluasi

program

pembelajaran, yaitu :
1.

Mengomunikasikan program kepada publik


Tidak jarang publik termasuk orang tua siswa mendapat laporan bersifat

garis besar dari media massa tentang efektivitas program sekolah termasuk
program pembelajaran. Laporan demikian biasanya hanya menyajikan angkaangka statistik tanpa disertai penjelasan secara detail tentang makna dan halhal yang tekait. Ada pula sebagian orang tua menerima laporan tentang program
pembelajaran dari siswanya. Informasi demikian bagaimanapun kurang lengkap.
Padahal laporan atau informasi demikian dapat saja membentuk opini sistem
pembelajaran atau bahkan kinerja guru. Oleh karena itu mengkomunikasikan

hasil evaluasi program pembelajaran yang lengkap akan memiliki keuntungan


dan kebaikan bagi guru dan sekolah. Bagaimanapun orang tua maupun
masyarakat luas lainnya memiliki kepentingan terhadap pembelajaran di
sekolah. Oleh karena itu sekolah memiliki kewajiban untuk mengomunikasikan
efektivitas program pembelajarannya kepada orang tua maupun publik lainnya
melalui hasil-hasil evaluasi yag dilaksanakan, dengan demikian publik dapat
menilai tentang efektivitas program pembelajaran dan memberikan dukungan
yang diperlukan.

2.

Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan


Informasi yang dihasilkan dari evaluasi program pembelajaran akan

berguna bagi setiap tahapan dari manajemen sekolah mulai sejak perencanaan,
pelaksanaan ataupun ketika akan mengulangi dan melanjutkan program
pembelajaran. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar bagi pembuatan keputusan,
sehigga keputusan tersebut lebih valid dibandingkan keputusan yang hanya
berdasarkan intuisi saja. Pembuat keputusan biasanya memerlukan informasi
yang akurat agar dapat memutuskan sesuatu secara tepat. Informasi yang
akurat tersebut antara lain dapat diperoleh dari kegiatan evaluasi yang
dilaksanakan secara sistematis. Penyediaan informasi hasil evaluasi bagi
pembuatan keputusan tersebut tidak terbatas pada keputusan oleh kepala
sekolah tetapi juga oleh guru. Misalnya guru membuat keputusan tingkat kelas,
sedangkan kepala sekolah membuat keputusan untuk tingkat sekolah. Masingmasing pembuat keputusan memerlukan informasi dari hasil evaluasi,karenanya
hal ini harus diperhatikan ketika rencana evaluasi dikembangkan.
3.

Penyempurnaan program yang ada


Evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan dengan baik dapat

membantu upaya-upaya dalam rangka menyepurnakan jalannya program

pembelajaran sehingga lebih efektif. Dengan instrumen yang ada, hasil yang
dicapai dapat diukur dan didiagnosis. Berbagai kelemahan dan kendala yang
mungkin timbul dapat ditemukan dan dikenali, kemudian dianalisis serta
ditentukan alternatif pemecahannya yang paling tepat. Komponen-komponen
dalam sistem pembelajaran yang memiliki kekurangan dan kelemahan dapat
dipelajari dan dicari solusinya. Berdasarkan hasil evaluasi akan dapat diperoleh
informasi tentang dampak dari berbagai aspek program terhadap siswa, dan
berhasil juga teridentifikasi berbagai faktor yang perlu diperhatikan atau perlu
penyempurnaan,

misalnya

kinerja

guru,

fasilitas

pembelajaran,

strategi

pembelajaran yang digunakan, dan sebagainya. Singkatnya evaluasi program


pembelajaran dapat berfungsi sebagai koreksi terhadap kesalahan maupun
kekurangan program pembelajaran.
4.

Meningkatkan partisipasi

Dengan adanya informasi hasil evaluasi program pembelajaran, maka


orang tua atau masyarakat akan terpanggil untuk berpartisipasidan ikut
mendukung

upaya-upaya

peningkatan

kualitas

pembelajaran.

Hasil

evaluasi progam pembelajaran yang dimasyarakatkan akan menggugah


kepedulian

masyarakat

terhadap

program

pembelajaran,

menarik

perhatiannya, dan akhirnya akan menumbuhkan rasa ikut memiliki (self of


belonging). Apabila hal ini terbina dengan baik, maka akan tercipta suatu
control yang ikut memacu dan mengawasi kualitas pembelajaran. Selain
itu, evaluasi juga merupakan upaya meningkatkan motivasi guru untuk
meningkatkan kinerjanya. Informasi hasil evaluasi akan memberikan
konfirmasi tentang komponen-komponen program pembelajaran yang
masih lemah dan perlu ditingkatkan. Bagi siswa informasi hasil evaluasi
yang berupa kemajuan hasil belajar siswa juga mempunyai manfaat untuk

D. Langkah Pokok Dalam Evaluasi Pembelajaran


Secara umum langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi
tiga kegiatan utama yaitu:
1.
2.
3.

Persiapan
Pelaksanaan
Pengolahan hasil
Ketiga langkah tersebut dapat dijabarkan dalam langkah-langkah

yang lebih operasional meliputi:


1.

Perencanaan dan perumusan kriterium

2.

Pengumpulan data

3.

Persifikasi data

4.

Pengolahan data

5.

Penafsiran data
Perincian Langkah-Langkah Pokok:
Pada taraf ini baiklah kita tinjau kembali langkah-langkah pokok

yang kita sebutkan tadi untuk mengetahui lebih lanjut, apakah pungsi
setiap langkah pokok tadi dalam keseluruhan proses evaluasi, langkahlangkah kecil mana saja yang dapat dilakukan dalam setiap langkah pokok
tadi dan sumber-sumber apa saja yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam melakukan setiap langkah pokok tadi.
Marilah kita tinjau langkah-langkah pokok tadi satu demi satu.
a) Langkah Perencanaan dan Perumusan Kriterium
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak
dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur

berbagai sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang
diharapkan.
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.
Dalam langkah perencanaan dan perumusan kriterium hal-hal yang
dilakukan mencakup:

perumusan tujuan evaluasi

penetapan aspek-aspek yang akan diukur

menetapkan metode dan bentuk tes

merencanakan waktu evaluasi

melakukan uji coba tes untuk mengukur validitas dan reabilitasnya


sebelum digunakan.
Dalam langkah perencanaan ini perlu kita lakukan segenap langkah

pendahuluan yang dapat kita temukan, misalnya: penyusunan jadwal


untuk

waktu-waktu

pengumpulan

data,

mempersiapkan

alat

yang

digunakan untuk mengumpulkan data, menentukan jenis-jenis data yang


harus dikumpulkan, menentukan jenis-jenis pengolahan data yang akan
dikerjakan dan lain-lain.
Sukses yang akan dicapai oleh suatu program evaluasi telah turut
ditentukan

oleh

memadai

atau

tidaknya

langkah-langkah

yang

dilaksanakan dalam perencanaan ini. Yang dapat kita lakukan dalam taraf
perencanaan ini ialah soal-soal yang berhubungan dengan pertanyaan
untuk evaluasi yang akan dipergunakan kemudian. Yang paling penting
kita lakukan dalam taraf perencanaan ini ialah berapa kalikah dalam satu
tahun kita harus mengadakan evaluasi untuk mengambil keputusan
mengenai soal tersebut pertimbangan yang harus kita utamakan ialah
kelengkapan

gambaran

tentang

pertumbuhan

para

siswa

dalam

kecakapan yang kita ajarkan. Artinya jumlah yang akan kita tetapkan
mengenai evaluasi yang akan kita adakan dalam jangka waktu satu tahun
itu kita hubungkan dengan tujuan memperoleh gambaran yang lengkap
mengenai kemajuan yang akan dicapai oleh para siswa selama jangka
waktu setahun itu pula. Kalau pertumbuhan yang akan dicapai oleh para
siswa kita tadi dapat kita bayangkan sebagai suatu pertumbuhan yang
terdiri dari empat fase misalnya, maka ada baiknya untuk mengadakan
empat kali evaluasi selama jangka waktu satu tahun tadi. Ini merupakan
soal praktis yang banyak sedikitnya biasanya selalu diketahui oleh setiap
pengajar. Dengan merenungkan sedikit sifat materi yang kita ajarkan
biasanya kita akan dapat membangunkan gambaran semacam itu.

b) Langkah Pengumpulan Data


Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
tentang keadaan obyek dengan menggunakan alat yang telah diuji
cobakan. Untuk mengumpulkan data dapat menggunakan metode tes
tulis, tes lisan, dan tes tindakan yang akan dibicarakan tersendiri.
Langkah-langkah pengumpulan data:

Menentukan

data

apa

saja

yang

kita

butuhkan

untuk

melakukan tugas evaluasi yang kita hadapi dengan baik, penentuan data
yang harus dikumpulkan untuk keperluan tugas evaluasi ini berhubungan
erat dengan rumusan tentang tugas kita dalam suatu usaha pendidikan.
Rumusan tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu usaha
pendidikan menghasilkan suatu ketentuan-ketentuan tentang tujuan yang
harus kita capai dengan materi yang kita ajarkan. Adapun rumusan
tentang tujuan yang harus kita capai untuk menentukan aspek-aspek
manakah dari seluruh pertumbuhan seorang anak, maupun sekelompok
siswa terutama harus kita perhatikan dan manakah serta sampai ke tarap
manakah pertumbuhan aspek-aspek ini kita arahkan
Menentukan cara-cara yang harus kita tempuh untuk memperoleh
setiap jenis data yang kita butuhkan. Adapun dalam pemilihan cara yang
akan kita tempuh untuk memperoleh suatu data biasanya ditentukan oleh
teori atau pandangan yang kita atur secara standar atau tidak.
Pemilihan alat yang akan kita pergunakan dalam pengumpulan
data. Biasanya pengetahuan mengenai alat-alat yang telah tersedia akan
merupakan suatu pegangan yang sangat berguna dalam pengumpulan
data.

c) Langkah Persifikasi Data


Penelitian

data

atau

verifikasi

data

maksudnya

ialah

untuk

memisahkan data yang baik yang akan dapat memperjelas gambaran


yang akan kita peroleh mengenai individu atau sekelompok individu yang
sedang kita evaluasi, dari data yang kurang baik yang hanya akan

merusak atau mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apabila


turut kita olah juga.
Pada langkah ini data yang terutama membutuhkan verifikasi ialah
data yang kita terima dari pihak lain mengenai orang yang sedang
dievaluasi jadi bukan data yang kita peroleh sebagai hasil observasi kita
sendiri tehadap orang sedang dievaluasi tadi. Pernyataan ini tentu saja
tidak berarti bahwa setiap data yang kita kumpulkan sendiri dapat
dianggap sebagai data yang sudah pasti terjamin kebaikannya. Tentu
saja kemungkinan selalu ada bahwa data yang kita peroleh sebagai hasil
dari pemeriksaan langsung terhadap orang yang dievaluasi yang kita
sebut data yang berasal dari sumber pertama mengandung pula
keasalahan-kesalahan.

Banyaknya

faktor

yang

dapat

menyebabkan

masuknya data yang mengandung kesalahan-kesalahan ini, tetapi oleh


karena itu selalu menyadari baik-buruknya setiap data yang kita
pergunakan

untuk

memperoleh

data

lengsung

dari

otak

yang

bersangkutan tadi, karena dalam evalasi yang baik, kita selalu berusaha
untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya yang tersedia
bagi kita. Oleh karena kita telah mempergunakan cara-cara pencatatan
yang

baik

biasanya

dengan

telah

dilakukannya

berbagai

langkah

pencegahan semacam ini kita pun dapat merasa cukup pasti akan
kebaikan atau kebersihan data yang langsung kita peroleh dari sumber
pertama tadi.
Tetapi tidaklah demikian halnya dengan data yang kita peroleh dari
sumber kedua atau sumber ketiga, yaitu data yang kita peroleh tentang
seseorang atau sekelompok orang melalui orang lain yang langsung

mengenai orang yang kita evaluai tadi. Dalam hal semacam ini banyaklah
hal yang tidak kita ketahui tentang kebaikan atau kebenaran data yang
diberikan kepada kita.
Dari uraian diatas dapat diduga bahwa panjang-pendeknya suatu
langkah penelitian terhadap sekumpulan data ditentukan oleh berbagai
faktor. Ada kalanya proses penelitian itu berlangsung sebentar saja.

d) Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk menjadikan data lebih bermakna,
sehingga dengan data itu orang dapat memperoleh beberapa gambaran
yang lebih lengkap tentang keadaan peserta didik.
Jadi hal ini berarti bahwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data
itu sebenarnya tidak dapat menceritakan suatu apa pun kepada kita.
Makna yang sebenar-benarnya baru akan kita peroleh keteranganketerangan yang datang dari berbagai pihak kita adakan pengolahan
dalam pengolahan dalam arti kata kita gabungkan, kita satu-satukan yang
akan kita anyam seolah-olah kita kombinasikan barulah akan kita peroleh
gambaran data tersebut yang akan kita ketahui maknanya.
Fungsi pengolahan data yang telah disajikan hingga sekarang ini,
jelaslah fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari
benar-benar pada taraf pembicaraan sekarang ini ialah bahwa untuk
memperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang
yang sedang dievaluasikan, langkah pengolahan data ini merupakan
keharusan.

e) Langkah Penafsiran Data


Langkaah ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari
data yang telah diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang
overstatement maupun penafsiran understatement.
Kalau kita perhatikan segenap uraian yang telah disajikan mengenai
langkah data tadi akan segera tampak bahwa memisahkan langkah
penafsiran

dari

langkah

pengolahan

sebenarnya

merupakan

suatu

pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam praktek kedua


langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu pengolahan
terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh
tafsir makna data yang kita hadapi. Sering terasa pada kita bahwa
sesuatu telah terumuskan dengan jelas dalam pikiran kita tetapi kita tidak
berhasil juga menemukan kata-kata yang dapat untuk isi pikiran tadi.
Dalam situasi-situasi tertentu sering kita dapat lari ke suatu bahasa asing
yang telah berhasil menciptakan lambang atau kata, terutama itu untuk
isi pikiran semacam itu tetapi dalam situasi yang lain lagi berbahasa
maupun kita hendak melarikan diri tetapi tidak dapat kita temukan katakata yang tepat. Dalam situasi yang terakhir ini kita mendapatkan diri kita
dalam suatu keadaan oleh pikiran yang tertekan. Kalau hal yang tak
terkatakan tadi sering muncul dalam pikiran kita, kita pun akan berusaha
sekeras-kerasnya untuk menemukankata yang tepat dan lahirlah sebagai
hasil usaha semacam itu kata-kata baru istillah-istillah baru.
Introduksi di atas disajikan di sini untuk sekedar meminta perhatian
pembaca terhadap kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi dalam

rumusan tafsiran yang dapat diberikan terhadap sekumpulan data yang


telah diolah.

f) Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik


Hasil pengukuran memiki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat
penguasaan

peserta

didik.

Hasil

pengukuran

secara

umum

dapat

dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan intruksional, menentukan


kebutuhan pesertra didik, dan menentukan keberhasilan peserta didik
dalam suatu proses pembelajaran. Perhatikan uraian berikut ini.

a. Memperjelas tujuan intruksional


Penyebutan tujuan intruksional yang rinci tidak selalu membawa
hasil yang positif. Ada kalanya rincian ini membawa dampak yang kurang
positif. Ada kalanya rincian ini membawa dampak yang kurang baik antara
lain dapat menjemukan peserta didik, terlebih-lebih mereka yang kurang
atau lambat, bisa menimbulkan ketegangan. Kedua, peserta didik
menganggap untuk menghadapi ujian hanya tujuan intruksional inilah
yang harus dipersiapkan, bukan semua pelajaran yang diperoleh selama
ini. Ketiga, rincian intruksional dapat mematikankemungkinan untuk
mengembangkan tujuan tersebut dalam proses pembelajaran. Padahal,
dalam pembelajaran tujuan intruksional harus dikaitkan dengan berbagai
metode yang memungkinkan tujuan tersebut mendalami materi dan
meningkatkan

kualitas

proses

berpikir,

penanaman

nilai

dan

keterampilannya. Inilah sebabnya dalam satuan pelajaran tidak perlu

ditusemua tujuan intruksional yang ini dikembangkan tetapidipilih yang


pokok dan yang penting saja.
b. Penilaian awal yang menentukan kebutuhan peserta didik
Penilaian awal ini bentuknya dapat dengan mempelajari catatan
kemajuan dari sekolah asal, sebelum peserta didik mengikuti program
yang

dikembangkan

dan

atau

melalui

tes

awal

(pre-test)

yang

dikembangkan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta tentang


materi yang akan diberikan.
Tes awal dapat digunakan sebagai pelengkap atas catatan kemajuan
yang diterima oleh sekolah, atau satu-satunya sumber yang dapat
digunakan untuk merancang program yang sesuai dengan kemampuan
peserta didik.
Hasil tes awal berfungsi untuk:
1.

Menentukan kesiapan peserta.

2.

Menentukan bagian-bagian mana dari program yang telah dikuasai.

3.

Menentukan efektifitas program setelah dilaksanakan terakhir, yaitu

perbedaan skor awal dan akhir.


4.

Mendapatkan informasi yanngg dapat digunakan untuk menata

program sesuai dengan peserta.


c. Memonitor kemajuan peserta didik
Monitoring kemajuan peserta didik selama proses pembelajaran
bertujuan untuk mengarahkan peserta didik pada jalur yang membawa
hasil-hasil belajar yang maksimal.
monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus.

g) Laporan hasil penelitian


Pada akhir penggal waktu proses pembelajaran, antara lain akhir
catur

wulan,

akhir

semester,

akhir

tahun

ajaran,

akhir

jenjang

persekolahan diperlukan suatu laporan kemajuan peserta didik, yang


selanjutnya merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini akan
memberikan bukti sejauh mana tujuan pendidikan yang diharapkan oleh
anggota masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai.
a. Laporan kemajuan umum
Informasi tersebut terbuka untuk siapa saja yang berminat dengan
sasaran utamanya adalah orang tua, anak didik dan masyarakat di sekitar
sekolah.
b. Laporan kemajuan khusus
Disampaikan hanya pada orang tua dan peserta didik, karena
laporan ini banyak menyangkut masalah pribadi yang tabu untuk
diketahui oleh orang lain.

E. Prinsip-prinsip Evaluasi
1.

Keterpaduan.

2.

Evaluasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan

intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengajaran.


3.
4.

Keterlibatan peserta didik.


Prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan

peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak.


5.

Koherensi.

6.

Evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah

dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang


hendak diukur.
7.
8.

Pedagogis.
Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat

perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi


mampu menjadi motivator bagi diri siswa.
9.
10.

Akuntabel.
Hasil evaluasi haruslah menjadi alat akuntabilitas atau bahan

pertanggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua


siswa, sekolah, dan lainnya.
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidaktidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok yaitu (a) mengukur kemajuan, (b)
menunjang

penyusunan

rencana,

dan

(c)

memperbaiki

atau

melakukan

penyempurnaan kembali. Adapun secara khusus, fungsi evaluasi di bidang


pendidikan dapat dilihat dari tiga segi, yaitu (a) segi psikologis, (b) segi
pedagogis-didaktik, dan (c) segi administratif.
Secara psikologis, evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat
ditilik dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta didik dan dari sisi pendidik. Bagi
peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis akan memberikan pedoman
atau pegangan batin kepada mereka untuk mengenal kapasitas dan status
dirinya masing-masing di tengah-tengah kelompoknya atau kelasnya. Masingmasing mereka akan mengetahui apakan dia termasuk siswa yang pandai, ratarata, atau berkemampuan rendah.

Bagi guru atau pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian


atau ketetapan hati kepada dirinya tentang sejauh manakah usaha pendidikanpengajaran yang telah dilakukannya selama ini telah membawa hasil, sehingga
dia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin yang berguna
untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang perlu dilakukan
selanjutnya. Misalnya, dengan menggunakan metode-metode mengajar tertentu,
hasil belajar para peserta didik telah menunjukkan adanya peningkatan daya
serap terhadap materi yang diajarkan, maka atas dasar evaluasi, penggunaan
metode-metode tersebut perlu dipertahankan. Sebaliknya, apabila hasil belajar
para peserta didik ternyata tidak menggembirakan, maka guru akan berusaha
melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan sgar hasil belajar peserta
didiknya menjadi lebih baik.
Bagi peserta didik, secara didaktik, evaluasi pendidikan akan dapat
memberikan dorongan atau motivasi kepada mereka untuk dapat memperbaiki,
meningkatkan, dan mempertahankan prestasinya. Evaluasi belajar misalnya
akan menghasilkan nilai-nilai hasil belajar untuk masing-masing individu peserta
didik. Ada peserta didik yang nilainya jelek, karena itu dia terdorong untuk
memperbaikinya, agar di waktu mendatang nilai hasil belajarnya tidak sejelek
sekarang. Ada peserta didik yang yang nilainya tidak jelek tetapi belum
dikatakan baik atau memuaskan, maka dia akan memperoleh dorongan untuk
meningkatkan prestasi belajarnya di waktu mendatang. Ada juga peserta didik
yang sudah mendapatkan nilai yang baik, dan dia tentu akan termotivasi untuk
dapat mempertahankan prestasinya pada waktu mendatang.
Secara didakti, bagi guru, evaluasi pendidikan setidaknya memiliki lima macam
fungsi, yaitu:

Fungsi diagnostik: Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha

atau prestasi yang telah dicapai oleh peserta didiknya.

Fungsi penempatan: Memberikan informasi yang sangat berguna untuk

mengetahui

posisi

masing-masing

peserta

didik

di

tengah-tengah

kelompoknya.

Fungsi selektif: Memberikan bahan yang sangat penting untuk memilih

dan menetapkan status peserta didik.

Fungsi

menemukan

bimbingan:
jalan

Memberikan

keluar

bagi

pedoman
peserta

untuk

didik

mencari

yang

dan

memang

memerlukannya.

Fungsi intruksional: Memberikan petunjuk tentang sejauh mana

program pengajaran (kompetensi yang telah ditentukan) bisa tercapai.


Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan memiliki tiga macam fungsi,
yaitu:

Memberikan laporan

Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan


mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini
pada umumnya tertuang dalam bentuk rapor (untuk siswa) dan Kartu
Hasil Studi (KHS) untuk mahasiswa. Baik rapor maupun KHS sebaiknya
dikirimkan kepada orang tua/wali pada akhir semester.

Memberikan informasi atau data

Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap


dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-niliah hasil belajar para peserta
didik yang diperoleh melalui kegiatan evaluasi merupakan data yang
sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan.

Keputusan untuk meluluskan atau menaikkan peserta didik harus


dilakukan berdasarkan data dari kegiatan evaluasi.

Memberikan gambaran

Gambaran

mengenai

hasil-hasil

yang

telah

dicapai

dalam

proses

pembelajaran tercermin antara lain dari hasil-hasil belajar para peserta


didik setelah dilakukan kegiatan evaluasi hasil belajar. Dari kegiatan
evaluasi ini akan tergambar dalam matapelajaran apa saja kemampuan
para peserta didik masih memprihatinkan, dan dalam matapelajaran apa
saja prestasi mereka sudah baik.
F. Tujuan, Fungsi dan Manfaat Evaluasi
1. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang
terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal
penting yaitu : input, transformasi dan output.
Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap
menjalani proses pembelajaran.

Transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses


pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran,
sarana penunjang dan sistem administrasi.

Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses


pembelajaran.
2. Fungsi Evaluasi
Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga
memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah fungsi:
a. Selektif
b. Diagnostik
c. Penempatan
d. Pengukur keberhasilan

Selain keempat fungsi di atas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution


menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran,
yaitu fungsi:
a. Remedial
b. Umpan balik
c. Memotivasi dan membimbing anak
d. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
e. Pengembangan ilmu
3. Manfaat Evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu:
a. Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll),
sarana dan prasarana, dan kondisi dosen
b. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan masalah,
dll
c. Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM
d. Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan
kepala

sekolah.

Bagi Siswa
e. Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan
atau tidak memuaskan
Bagi Guru
a.

Mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan,

remedial atau pengayaan


b.

ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll.

c.

ketepatan metode yang digunakan

Bagi Sekolah
a.
b.
c.

Hasil belajar cermin kualitas sekolah


Membuat program sekolah
Pemenuhan standar

4. Evaluasi Pembelajaran di Madrasah


Di madrasah, model evaluasi pembelajarannya dilakukan dengan Ulangan harian,
Ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Untuk ulangan harian ada analisis manual,
sedangkan UTS dan UAS juga ada analisis kompetensi. Guru-guru dalam Analisis manualnya
menggunakan format Microsoft excel. Untuk saat ini, evaluasi pembelajarannya mengacu
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Akan tetapi saat tahun ajaran baru
2014/2015

serentak

mengacu

pada

kurikulum

2013.

Praktek evaluasi pembelajaran di sekolahnya meliputi supervisi, monitoring kepala


sekolah, kinerja guru, kegiatan pembelajaran dan lain-lain. Dia juga memastikan untuk saat
ini guru-guru masih mengacu kepada KTSP sampai tahun ajaran baru mendatang. Baru tahun
ajaran

2014/2015

mengacu

pada

kurikulum

2013.

Evaluasi pembelajaran biasanya tidak hanya melaui jalur ujian/tes bisa juga dengan
cara non tes seperti melakukan observasi, wawancara, skala sikap, angket hingga catatan
insidental dan teknik pemberian penghargaan kepada siswa (verbal dan non verbal). (8). Hasil
dari evaluasi pembelajaran yang dilakukan para guru-guru di sekolahnya ada 4 bentuk,
seperti yang tertera dalam tabel berikut: No Hasil Evaluasi Pembelajaran Implementasi
1 Evaluasi dengan Angka 1-10 atau 1-100
2 Evaluasi dengan Kategori Baik, Cukup dan Kurang
3 Evaluasi dengan uraian/narasi Perlu pendalaman materi tertentu, atau siswa dapat
membaca dengan lancar
4 Evaluasi dengan Kombinasi Memakai Angka, Kategori dan Narasi
End notes: (1) Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana), hal, 211

BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Evaluasi merupakan proses


yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan,
mengintepretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai
dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program
selanjutnya.
Evaluasi pembelajaran adalah keseluruhan kegiatan baik berupa pengukuran
maupun penilaian (pengukuran data dan informasi), pengolahan, penafsiran dan
pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Peranan evaluasi dalam pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan
dan pengambilan kebijakan, mengukur prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum,
mengakreditasi

sekolah,

memantau

pemanfaatan

dana

masyarakat,

memperbaiki materi dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran berfungsi


untuk pengembangan dan akreditasi.
Secara umum langkah-langkah pokok evaluasi pendidikan meliputi tiga kegiatan
utama yaitu:Persiapan, Pelaksanaan, Pengolahan hasil
Untuk Madrasah Aliyah, bentuk dan manfaat penilaian hampir sama, hanya
muatan pelajarannya agamanya lebih banyak dari sekolah umum.
Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi
multi media telah menjanjikan hal besar dalam pembaruan media evaluasi guna
meningkatkan hasil belajar. Elektrik quiz merupakan satu aplikasi media evaluasi
berbasis teknologi multi media komputer menggunakan perangkat lunak
Macromedia Flash yang menjadikan suatu media evaluasi berisi soal-soal pilihan
ganda.

Diharapkan

media

yang

dikemas

semenarik

mungkin

ini

dapat

meningkatkan antusiasme peserta didik saat proses evaluasi berlangsung guna


meningkatkan

hasil

belajar

dan

berdampak

pada

semangat

proses

belajarpeserta didik. Hal ini telah dilakukan di MAN 1 Salatiga. Dari hasil
penelitian ternyata tes dengan elektrik quiz lebih efektif daripada media kertas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi. 1989. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Cetakan ke-V.


Jakarta: Bina.
2. Farida Yusuf Tayibnapis. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta.
3. Tim PEKERTI-AA. 2007. Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta. Universitas
Sebelas Maret.
4. Drs. H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta 2010
5. http://ahmadfaisal2.blogspot.com/2009_06_01_archive.html diakses pada tanggal

18 oktober 2011
6. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara,
Jakarta, 1995
7. http://jackbana.blogspot.com/ diakses pada tanggal 18 oktober 2011
8. M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
1996
9. Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana), hal, 211

Anda mungkin juga menyukai