Tugas 3 Makalah
Tugas 3 Makalah
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas karena anugerah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Permukiman tentang " Penjelasan Kajian Permukiman
"
,I,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....
.i.
DAFTAR ISI..................................................................................................................
.ii.
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang..............................................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................
2
1.3
Tujuan.............................................................................................................
2
BAB II ISI
2.1 Pengertian Rumah, Perumahan, Permukiman, dan Pemukiman...........
3-4
2.2 Contoh kasus Rumah, Perumahan, Permukiman, dan pemukiman....
4-6
2.3 Perbedaan Rumah, Perumahan, Permukiman, dan Pemukiman,,,,
6
2.4 Pengertian Permukiman yang terencana dan Permukiman
yang tidak terencana ...
6-7
2.5 Contoh kasus Permukiman yang terencana dan Permukiman
Yang tidak terencana .... .
7-8
2.6Penjelasan tentang faktor faktor Perkembangan Permukiman
8-10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................
10
3.2
Saran...............................................................................................................
10
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................
11
.ii.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun pedesaan pada
hakekatnya untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan pedesaan yang layak huni
(livible), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Perumahan
sebagai salah satu kebutuhan dasar, sampai dengan saat ini sebagian besar
disediakan secara mandiri oleh masyarakat baik membangun sendiri maupun sewa
kepada pihak lain. (bappeda.grobogan.go.id)
Menurut undang - undang No 4 tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman,
pengertian perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagi lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan. Sedangkan rumah secara fisik berarti tempat tinggal atau
hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan machluk hidup
lainnya, selain itu harus dapat menampung aktifitas kehidupan dan penghidupan
penghuninya (Zubaedah, dkk).
Menurut hasil sensus yang dilakukan pada tahun 1980, tercatat bahwa kira-kira 28
juta dari rumah yang ada, 5,8% merupakan rumah-rumah yang belum memenuhi
syarat, baik itu yang ditinjau dari luasan rumahnya maupun kepadatan huniannya.
Kebutuhan akan hunian yang selalu meningkat dan juga disertai oleh faktor
keterbatasan masyarakat dalam pemenuhannya, sehingga hal ini telah
menyebabkan kecenderungan sarana hunian masyarakat menjadi pemukiman
kumuh yang tidak mudah untuk dikendalikan. Hal lain yang juga masih
berhubungan dengan permasalahan ini adalah faktor sebaran penduduk Indonesia
yang masih belum merata. (bappeda.grobogan.go.id)
Namun, tidak semua masyarakat tidak bisa dengan mudah membangun rumah,
diperlukan berbagai hal sehingga rumah itu bisa didirikan dan ditempati. Seperti,
tanah, kepemilikan, struktur bangunan, tes kelayakan dan uji coba, perizinan
pendirian bangunan. Banyak masyarakat yang tidak ingin direpotkan dengan hal
seperti itu, karena itu masyarakat yang ingin membangun atau membeli rumah
menempuh cara yang lebih efektif dan tidak menyita banyak waktu, yaitu dengan
cara membeli rumah sebuah agen rumah atau perumahan yang biasa disebut
dengan developer dan pembayarannya pun bisa dilakukan dengan cara tunai
ataupun kredit melalui sebuah lembaga perbankan yang sudah ditunjuk.
Secara umum kota sebagai pusat permukiman mempunyai peran penting dalam
memberi pelayanan di berbagai bidang kehidupan bagi penduduknya dan daerah
sekitarnya. Kota adalah suatu wilayah geografis tempat bermukim sejumlah
penduduk dengan tingkat kepadatan yang relatif tinggi dibandingkan dengan
perdesaan, dengan kegiatan utamanya di sektor nonpertanian.
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Rumah, Perumahan, Permukiman, dan Pemukiman
Rumah
Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, rumah
adalah struktur fisik bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga.
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang
dipakai sebagai tempa t tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun
1992). Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik untuk kesehatan kelu arga dan individu (Komisi WHO
Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Rumah menjadi tempat berlindung dari cuaca dan kondisi lingkungan sekitar,
menyatukan sebuah keluarga, meningkatkan tumbuh kembang kehidupan setiap
manusia, dan menjadi bagian dari gaya hidup manusia.
Rumah harus dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh
pemakainya, sehingga kebutuhan ruang dan aktivitas setiap penghuninya dapat
berjalan baik. Lingkungan rumah juga sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang
dapat merugikan kesehatan (Hindarto, 2007).
Perumahan
Menurut UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman,
perumahan berada dan merupakan bagian dari permukiman, perumahan adalah
kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan (pasal 1 ayat 2).
Pembangunan perumahan diyakini juga mampu mendorong lebih dari seratus
macam kegiatan industri yang berkaitan dengan bidang perumahan dan
permukiman
Permukiman
Menurut Undang-Undang No
bagian dari lingkungan hidup diluar
perkotaan maupun pedesaan yang
atau lingkungan hunian dan tempat
penghidupan.
3
Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk
dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan
yang terstruktur (pasal 1 ayat 3). Pasal 4 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992
4
Perumahan
Contoh kasus Perumahan yang ada disekitar kota palu yaitu Perumahan Dosen yang
terletak bersebelahan dengan Universitas Tadulako.
Permukiman
Contoh kasus Permukiman yang ada disekitar kota palu yaitu Permukiman yang
terletak disekitaran kapopo.
5
Pemukiman
Contoh kasus pemukiman yang ada disekitar kota palu yaitu pemukiman yang ada
di palu selatan.
6
Permukiman tidak terncana berkembang sesuai dengan aktifitas manusia didalamnya
yang pada dasarnya dilakukan sesuai keinginannya sendiri (Kostof, 1991:48). Terbentuknya
permukiman tidak terencana dapat dijelaskan melalui proses dimana awalnya individu
mendatangi suatu kawasan tertentu dan kemudian bermukim di kawasan tersebut yang
disebutkan oleh F. Castagnoli dalam bukunya yang berjudul Orthogonal Town Planning in
Antiquity, 1971 (Kostof, 1991: 43). Kemudian individu tersebut akan menghasilkan keturunan
sehingga pada permukiman tidak terencana mayoritas penduduknya memiliki hubungan saudara.
Permukiman yang terbentuk tidak terencana tidak selalu sudah jelas, karena adanya unsur
campuran antara sifat yang statis dan dinamis (Krier, 1997).
2.5
Contoh kasus Permukiman yang terencana dan Permukiman yang
tidak terencana
Permukiman yang terencana salah satu contohnya di bagian Palu Selatan ( jln
soharto. Karena ). Karena permukiman diwilayah ini selain ada perumahan yang
berfungsi sebagai tempat tinggal kelompok terdapat juga sarana prasarana
memenuhi seperti adanya sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana olahraga,
sarana hiburan dll.
masyarakatnya.sehingga kita masih sering jumpai orang yang tidak ada pekerjaan
disana. Selain itu salah satu contoh lain di kawatuna dulu disana terdapat sebuah
caf dan sekarang caf itu telah tutup. Sarana sebenarnya ada karena jumlah
penduduk yang masih sedikit serta lokasi yang jauh dari keramaian membuat
membuat masyarakatnya mengalami kerugian.
2.6
Faktor Kelembagaan
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pembangunan perumahan adalah perangkat
kelembagaan yang berfungsi sebagai pemegang kebijaksanaan, pembinaan, dan
pelaksanaan baik sektor pemerintah maupun sektor swasta, baik di pusat maupun di
daerah. Secara keseluruhan perangkat kelembagaan tersebut belum merupakan suatu
sistem terpadu. Menurut UU No. 5 Tahun 1979, Pemda memegang peranan dan
kelangkaan
lahan
untuk
10
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46454/3/Chapter%20II.pdf
Dwi Kustianingrum - Jurnal Rekayasa Institut Teknologi Nasional Oktober Tatanan Spasial Permukiman Tak Terencana Kampung Babakan Ciamis Kota
Bandung
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
Nareragan.blogspot.com
79-158-1-PB pdf
673-1401-1-PB