PEMETAAN)
Disusun oleh :
ACHMAD WALFAZIRIN (S03150035)
EVIDA RIYANI (S03150040)
NORLAILA DESY WULANDARI(S03150028)
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun dan diselesaikan dengan baik dan lancar berkat
bantuan dari berbagai pihak. Berkat bantuan ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar
Penulis mengaku bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dengan
dasar itu kami mohon kritik dan saran membangun agar makalah ini lebih
sempurna dan semoga penulis makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya, Aamiin.
Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
...........................................................................................................i
Daftar Isi
...................................................................................................................ii
Abstrak....................................................................................................................
......iii
BAB I
PENDAHULUAN
..................................................................................1
Latar Belakang
.........................................................................................1
Tujuan
......................................................................................................1
BAB II
LANDASAN TEORI.............
................................................................2
BAB III
PEMBAHSAN......................................................................................4
BAB IV PENUTUP
.............................................................................................17
Kesimpulan.......................................................................................................15
Saran.................................................................................................................15
Daftar Pustaka
.........................................................................................................16
ABSTRAK
Matematika merupakan bidang studi yang amat berguna dan banyak memberi
bantuan dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu
maka dapat dikatakan bahwa setiap orang memerlukan pengetahuan
matematika dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhannya. Pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, banyak orang mengakui
peranan matematika dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam
pengembangan ilmu pengetahuan yang lain.
Matematika memang memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari,
namun karena matematika memiliki sifat yang cukup abstrak sehingga sulit
untuk dapat menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari jika kita
hanya berpendidikan sarjana (yang umumnya baru tahu teorinya, belum banyak
aplikasinya). Matematika tidak hanya diterapkan dalam kehidupan seorang
matematisi proffesional, namun matematika juga kerap digunakan seorang
BAB I
PENDAHULUAN
Waterpass
ialah alat yang dipakai untuk mengukur perbedaan ketinggian
dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca
dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah sudah terpasang
dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Jika
gelembung tepat berada di tengah, itu artinya waterpass telah terpasang
dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik.
Kegunaan/Fungsi :
Digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam
posisi rata baik pengukuran secara vertikal ataupun horizontal.
Cara Menggunakan/Mengukur :
a. Pada skala utama tentukan besar derajat dan menit dengan melihat jarum
yang berhimpit pada skala, setiap skala mempunyai nilai 10.
b. Pada skala nonius juga menentukan besar derajat jarum yang berhimpit
dengan skala, dengan besar sudut setiap skala 20.
c. Jumlahkan hasil bacaan antara skala utama dan nonius.
Theodolite
Alat ukur tanah theodolite ini fungsinya jika dilihat sekilas
mungkin mirip dengan waterpass akan tetapi ternyata theodolite ini fungsinya
berbeda dengan waterpass. Sudut ukur theodolite lebih luas dari pada waterpass
karena theodolite tidak hanya dapat mengukur bagian mendatar saja tetapi juga
dapat mengukur bagian tegak/tinggi tanah tersebut.
Alat yang sangat penting untuk pengukuran tanah ini menjadikan banyak para
distributor ataupun toko yang jual theodolite tersebut. Kemampuan membaca
sudut alat ukur theodolite yang dapat membaca sudut hingga pada satuan detik
(sekon) menjadikan alat ukur tersebut sebagai alat yang paling canggih untuk
kapasitas alat yang digunakan untuk survey.
GPS (Globab Positioning System)
adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi
dengan baik di Toko Gps. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan
sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di
permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan
canadian pharmacy no prescription waktu. Sistem yang serupa dengan
GPS anatara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India.
BAB III
RUMUS DALAM SURVEY & PEMETAAN
Rambu ukur
rambu ukur berfungsi sebagai alat bantu dalam menentukan beda tinggi dengan
menggunakan pesawat sipat datar , rambu ukur biasanya terdiri dari beberapa
jenis
Koreksi BT
BA = 2.160
BB = 1.820
BT = (BA+BB)/2
= (2.160+1.820)/2
= (3.980)/2
= 1.990
Koreksi BA
BT = 1.990
BB = 1.820
BA = BT+(BT-BB)
= 1.990+(1.990-1.820)
= 1.990+(0.170)
= 2.160
Koreksi BB
BA = 2.160
BT = 1.990
BB = BT-(BA-BT)
= 1.990-(2.160-1.990)
= 1.990-(0.170)
= 1.820
Rumus mengetahui jarak optis/jarak datar (do)
rumus jarak datar (do = (BA-BB)x100) Dengan syarat harus di ketahui BA dan BB
nya
BA = 2.160
BB = 1.820
do = (BA-BB)x100
= (2.160-1.820)x100
= (0.340)x100
= 34.000 m
Maka jarak optis/datar dari bacaan rambu tersebut adalah 34.000 m dalam
satuan meter
Penerapan rumus dalam metode pengukuran pergi pulang
Pengukuran pergi pulang yaitu pengukuran beda tinggi menggunakan alat
waterpass (pesawat penyipat datar) dengan metode 2 kali ukur dalam satu slag,
pengukuran pertama yaitu pergi dan kedua adalah pulang
Rumus Koreksi/toleransi dalam Pengukuran Pergi Pulang yang dizinkan
K1 = (3.0 SKm) mm
K2 = (6.0 SKm) mm
K3 = (8.0 SKm) mm
K = Koreksi
S = jarak
Km = Kilo meter
Koreksi Pergi Pulang digunkan untuk men cek ketelitian dari pengukuran
tersebut jika menggunakan koreksi pertama (K1) Maka hasil dari selisih beda
tinggi pergi dan pulang harus < dari hasil rumus koreksi K1, Jika lebih maka
gunakan Koreksi kedua (K2) Jika masih lebih gunakan Koreksi Ketiga (K3) Dan jika
hasil masih melebihi dari ketiga syarat yang di izinkan maka hasil pengukuran
tersebut tidak bisa di gunakan dan harus melakukan pengukuran ulang dengan
contoh
t Pergi
= 1.854
t Pulang
= 1.851
Jarak
= 5.250 m = 0.525 Km
Koreksi Pertama
K1 = (3.0 0.525) mm
= 2.1 mm
= 2 mm
t Pergi - t Pulang
1.854 1.851 = 0.003 = 3 mm
3 mm > 2 mm
3 mm < 4 mm
karena hasil selihis beda tinggi kurang dari hasil koreksi kedua, maka
pengukuran dikatakan benar di koreksi kedua.
Rumus Mencari Sudut Azimuth/Sudut jurusan dan panjang jarak dengan
Koordinat
sudut azimuth
adalah sudut yang di awali dari arah utara, merupakan sudut yang dibentuk oleh
dua garis lurus, garis pertama menuju utara peta/grid atau utara kompas dan
garis ke dua menuju suatu titik sasaran yang dihitung searah jaraum jam.
Koordinat di titik A:
X = 2956.602 , Y = 2540.815
Koordinat di titik B:
X = 3269.916 , Y = 2930.475
d = (XB-XA)+(YB-YA)
d = (3269.916-2956.602)+(2930.475-2540.815)
d = (98165.66)+(151834.92)
d = 250000.58
d = 500.000
d = 500.000 m
Maka jarak dari titik A ke Titik B adalah 500.000 m
Pada gambar di atas terlihat semua sudut teratur namun pada pengukuran di
lapangan semua sudut mempunyai besaran yang berbeda-beda. lalu bagaimana
cara menerapkan di lapangannya? Pada prinsipnya yang perlu diingat adalah
penentuan jumlah titik poligon disesuaikan dengan kondisi lapangan. Misalkan
yang diukur lahan yang sangat luas maka membutuhkan banyak titik poligon.
Usahakan menggunakan sedikit titik poligon yang terpenting menutup. Semakin
banyak titik poligon maka tingkat kesalahan sudut semakin besar.
Gambar di atas mempunyai segi 6 artinya apabila kita menghitung jumlah
keseluruhan sudut dalam bisa menggunakan rumus (n-2)x180.
Jumlah sudut dalam total = (6-2)x180 = 720 derajat. Hasil hitungan tersebut
adalah sudut apabila poligon tersebut benar-benar menutup. tapi tahukah anda
bahwa pengukuran di lapangan tidak bisa seperti itu. biasanya ada sedikit
kesalahan jumlah sudut dalam karena beberapa faktor di lapangan. Misalkan
saya bandingkan hasil pengukuran dari lapangan sebelum dikoreksi didapat
jumlah sudut dalam sebesar 720d54'43" (720 derajat 54 menit 43 detik). Maka
hasil pengukuran saya ini ada kesalahan atau kelebihan sudut sebesar 54'43".
Maka yang harus dikoreksi adalah sebesar 54'43" agar sudut dalam sesuai
dengan hasil rumus di atas. Selain untuk mengkoreksi sudut dalam, fungsi dari
poligon tertutup ini adalah untuk mengkoreksi elevasi. Misalkan saat kita mulai
pengukuran dari titik awal atau titik 1 dengan elevasi awal 100 m dari
permukaan laut. Maka saat kita kembali ketitik awal lagi setelah melalui titik
poligon 2,3,4,5, dan 6 harusnya elevasi akhir adalah 100 m juga. apabila lebih
atau kurang dari itu maka harus dikoreksi. dengan sudut dalam
dalam = (n-2)x180
dengan sudut luar
dalam = (n+2)x180
n = jumlah titik/patok
contoh :
Sudut Dalam:
1 = 105 36' 4"
jarak : 500.000 m
jarak : 424.303 m
jarak : 213.443 m
jarak : 398.159 m
5 = 98 52' 42"
jarak : 419.918 m
jarak : 179.541 m
dalam = (n-2)x180
105 36' 4"+ 126 12' 21" + 112 47' 28" + 138 50' 43" + 98 52' 42" + 137
40' 43" = (6-2)x180
720 00' 01 = 720 00' 00
1 = 25423'57"
jarak : 500.000 m
2 = 23347'39"
jarak : 424.303 m
3 = 23712'32"
jarak : 213.443 m
4 = 22109'17"
jarak : 398.159 m
5 = 26107'18"
jarak : 419.918 m
6 = 22219'17"
jarak : 179.541 m
luar = (n+2)x180
25423'57"+ 23347'39" + 23712'32" + 22109'17" + 26107'18" +
22219'17" = (6+2)x180
1430 00' 00 = 1430 00' 00
2 = ( 1 + 2) 180
dengan contoh :
dik :
1 = 1236'35"
2 = 15219'33"
Dit : 2 ???
2 = ( 1 + 2) 180
2 = (1236'35" + 15219'33" ) 180
2 = 275 26' 08 - 180
2 = 95 26' 8
Jadi sudut azimuth di titik 2 adalah 95 26' 8 BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan matematika dalam teknik sipil sangat
erat kaitannya. Baik itu dalam survey pemetaan, dll. surveying adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengumpulan data dan perhitungan
sehingga matematika menjadi salah satu dasar dari survey dan pemetaan.
4.2 SARAN
Gunakan lah aplikasi matematika dalam segala bidang, baik itu bidang teknik
sipil ataupun yang lain sesuai dengan bidang masing-masing. Kembangkan lah
semua bidang xg berhubungan tersebut sehingga aplikasi matematika dapat di
gunakan pada semua bidang kehidupan.
4.3 PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan
kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://ratamasky.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-surveypemetaancontoh.html
http://www.tneutron.net/sipil/tujuan-survei-dan-pemetaan-tanah/
http://alatukur.web.id/waterpass-fungsi-dan-cara-penggunaanya/
http://teguhanggi.my.id/fungsi-theodolite/
http://melacak.net/kegunaan-dan-manfaat-gps-tracking.html