BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga dapat
membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion. Senyawa ion terbentuk
melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion positif (atom yang melepaskan
elektron) dan ion negatif (atom yang menangkap elektron). Akibatnya, senyawa ion yang
terbentuk bersifat polar.
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk ikatan
antaratom yang disebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika serikat, yaitu Gilbert
Newton Lewis ( 1875- 1946) dan AlbrechtKosel dari Jerman ( 1853- 1972) menerangkan
tentang konsep ikatan kimia.
Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa karena konfigurasi
elektronnya memeliki susunan elektron yang Stabil.
Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi elektron seperti yang di meliki oleh unsur gas
mulia, yaitu dengan cara melepaskan elektron atau menangkap elektron.
Jika suatu unsur melepaskan elektron, artinya unsur itu elektron pada unsur lain.
Sebaliknya, jika unsur itu menangkap elektron, artinya menerima elektron dari unsur lain.
Jadi susunan yang stabil tercapai jika berikatan dengan atom unsur lain.
Kecenderungan atom- atom unsur untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar di sebut
kaidah oktet.
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1.1
Dari kasus tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa ikatan ion terjadi karena
adanya suatu gaya elektrostatis dan ion yang berbeda muatan (positif dan negatif). Hal
itu dapat terjadi jika antara unsur yang direaksikan terdapat perbedaan daya tarik
elektron yang cukup besar. Satu unsur mempunyai gaya tarik elektron yang lemah
sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua unsur tersebut membentuk ion unsurnya.
Golongan unsur yang gaya tarik elektronnya relatif besar adalah unsur nonlogam,
sedangkan golongan unsur yang mempunyai gaya tarik elektron relatif lemah adalah
unsur logam. Oleh karena itu, unsur logam dengan unsur nonlogam umumnya
berikatan ion dalam senyawanya.
Rumus Kimia Senyawa Ion
Sesuai dengan aturan oktet, atom natrium akan melepas 1 elektron, sedangkan
atom klorin akan menyerap 1 elektron. Jadi, setiap 1 atom klorin membutuhkan 1 atom
natrium. Akan tetapi, tidak bisa diartikan bahwa satu ion Na+ hanya terikat pada satu
ion Cl-. Dalam kristal NaCl, setiap atom Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl- dan setiap ion Cldikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam suatu struktur tiga dimensi berbentuk kubus. Rumus
kimia NaCl adalah rumus empiris, menyatakan bahwa perbandingan ion Na + dan Cladalah 1:1.
2. Ikatan kovalen
Ada beberapa definisi tentang ikatan kovalen, yaitu:
- Ikatan kovalen adalah ikatan kimia yang sangat kuat dimana gaya antar atomnya
ditimbulkan dari penggunaan bersama elektron.
- Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur non logam, serta
mempunyai perbedaan elektronegatifitas yang kecil.
- Ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama elektron-elektron oleh dua atom.
- Ikatan kovalen terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam.
Contoh Pembentukan Ikatan Kovalen
Pembentukan ikatan dalam molekul H2 tidak melalui pelepasan dan penyerapan
elektron. Sebagai unsur nonlogam, atom-atom hidrogen mempunyai daya tarik elektron
yang cukup besar. Oleh karena peasangan elektron yang terbentuk ditarik oleh kedua
inti atom hidrogen yang berikatan, kedua atom tersebut menjadi saling terikat. Ikatan
yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron ini yang dimaksud
dengan ikatan kovalen.
Gambar 1.2
Gambar 1.3
Ikatan kovalen terdiri atas ikatan kovalen polar, kovalen non polar, dan kovalen
koordinasi.
a. Kovalen polar
Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi
pengutuban muatan. Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang Pasangan
Elektron Ikatannya (PEI) cenderung tertarik ke salah satu atom yang berikatan.
Senyawa kovalen polar biasanya terjadi antara atom-atom unsur yang beda
keelektronegatifannya besar, mempunyai bentuk molekul asimetris, mempunyai
momen dipol.
b. Kovalen non polar
Senyawa kovalen dikatakan non polar jika senyawa tersebut tidak memiliki
perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan
kovalen tidak terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan
kovalen yang Pasangan Elektron Ikatannya (PEI) tertarik sama kuat ke arah atomatom yang berikatan. Senyawa kovalen nonpolar terbentuk antara atom-atom unsur
yang mempunyai beda keelektronegatifan nol atau mempunyai momen dipol = 0
(nol) atau mempunyai bentuk molekul simetri.
Kovalen Polar
Larut dalam air
Memiliki pasangan elektron bebas
Berakhir ganjil, kecuali BX3 dan PX5
Contoh: NH3, PCl3, H2O, HCl, HBr,
SO3, N2O5, Cl2O5
Tabel 1.2
c. Kovalen koordinasi
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terbentuk dari
pemakaian bersama elektron yang hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan
atom yang lainnya tidak menyumbangkan elektron. Ikatan ini dapat terjadi jika
atom penyumbang memiliki Pasangan Elektron Bebas (PEB).
Contoh
menghantarkan
listrik)
NaCl, LiF, CaO, HF, H2O, PCl3,
CaBr2, AlCl3
BCl3, CO2
menghantarkan
listrik)
NH4+,
SO4-2,
POCl3, H3NBF3,
SO3
Tabel 1.3
Gambar 1.4
Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan parsial positif
berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air. Ikatan hidrogen dapat
terjadi inter molekul dan intra molekul. Jika ikatan terjadi antara atom-atom dalam
molekul yang sama maka disebut ikatan hidrogen intramolekul atau didalam molekul,
seperti molekul H2O dengan molekul H2O. Ikatan hidrogen, juga terbentuk pada pada
antar molekul seperti molekul NH3, CH3CH2OH dengan molekul H2O, ikatan yang
semacam ini disebut dengan ikatan hidrogen intermolekul.
3. Ikatan / Gaya Van Der Waals
Gaya-gaya antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals. Jadi, bisa
dikatakan bahwa gaya London, gaya dipol-dipol, dan gaya dipol-dipol terimbas,
semuanya tergolong gaya van der Waals. Namun demikian, ada kebiasaan untuk
melakukan pembedaan yang bertujuan untuk memperjelas gaya antarmolekul dalam
suatu zat berikut.
- Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah
satu-satunya, yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia,
hidrogen, dan nitrogen.
- Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain
gaya dipersi, misalnya hidrogen klorida dan aseton.
-
C. Geometri Molekul
Geometri molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Molekul
diatomik memiliki geometri linear; Molekul triatomik dapat bergeometri linear atau bengkok;
Molekul tetraatomik bergeometri planar (datar sebidang) atau piramida. Semakin banyak atom
penyusun molekul, semakin banyak pula geometrinya.
Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan. Namun demikian, molekul-molekul
sederhana dapat diramalkan geometrinya berdasarkan pemahaman tentang struktur elektron
dalam molekul.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sehubungan dengan penulisan tugas makalah kami (kelompok III ), maka dapat kami
simpulkan bahwa : Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di sekitar kita,yang telah
kita nikmati, yang mana tanpa kita sadari kita telah melakukan perubahan-perubahan yang
bersifat kimia, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan. Dan cara yang kita
lakukan itu semua tergantung pada diri kita masing-masing, sehingga kita dapat menikmatinya
secara bersama-sama, sebab dengan adanya perubahan-perubahan usaha pemerintah dapat
berjalan.