Neonatus
Neonatus
A. NEONATUS
Neonatus berasal dari bahasa latin yang berarti baru
saja
dilahirkan.
Dalam
dunia
kedokteran,
neonatus
tergantung
pada
fungsi
saluran
cerna
untuk
toksik,
dan
fungsi
sistem
imunologi
untuk
Terminology
miniature
tersendiri
orang
dewasa,
mengenai
sehingga
penyakit
perlu
dan
juga
of
Pediatrics
Committee
on
Fetus
and
Newborn
Gestational age Dimulai sejak konsepsi hingga lahir. Lebih
(GA)
minggu
menstruasi
terakhir
lahirnya bayi.
setelah
(HPMT)
hari
ibu
pertama
sampai
(PNA)
Postmenstrual
age (PMA)
Neonate
ahli
masih
menggunakan
minggu.
Neonatus yang lahir dengan GA<38 minggu
neonate
Full-term
neonate
Infant
Child/Children
Adolescent
(rata-rata 40 minggu)
1 bulan (>28 hari) hingga usia 1 tahun
Usia1-12 tahun
Usia13-18 tahun
Adult
Usia>18 tahun
B. SKOR APGAR
Skor Apgar merupakan metode praktis yang secara
sistematis digunakan untuk menilai neonatus segera sesudah
lahir,
untuk
membantu
mengidentifikasi
bayi
yang
biru
normal merah
muda,
normal merah
tetapi tangan
sianosis
(akrosianosis)
<100 kali/menit
>100 kali/menit
Denyut
tidak ada
jantung
(Pulse)
Respons re tidak ada meringis/menang meringis/bersin/b
fleks
respons
is lemah ketika
atuk saat
(Grimace)
terhadap
distimulasi
stimulasi saluran
stimulasi
Tonus otot lemah/tida sedikit gerakan
napas
bergerak aktif
(Activity)
k ada
Pernapasan tidak ada lemah atau tidak
menangis kuat,
(Respiration)
teratur
pernapasan baik
dan teratur
Skor 7-10 : bayi normal, skor 4-6 : rendah, skor 0-3 : sangat rendah
palsy
selanjutnya.
3
Sebenarnya
kebanyanan
Skor
Apgar
menit-1
mengisyaratkan
perlunya
kemungkinan
keberhasilan
melakukan
Negatif-Palsu (Asidosis;
Apgar Normal)
janin
tinggi
Beberapa bayi cukup bulan
diafragmatika)
Obstruksi jalan nafas
Pneumonia kongenital
Episode
sebelum
asfiksia
janin
Tanpa memandang etiologinya, Skor Apgar yang rendah akibat asfiksia
janin, imaturitas, depresi saraf pusat, atau
suhu
tubuh
pada
hipotermia
diperlukan
Mencegah hipotermia,
Mengenal bayi dengan hipotermia,
Mengenal resiko hipotermia,
Tindakan
pada
hipotermia.
Tanda-tanda
klinis
hipotermia:
1) Hipotermia sedang (suhu tubuh 32 0C - <360C ),
tanda-tandanya antara lain : kaki teraba dingin,
kemampuan menghisap lemah, tangisan lemah dan
kulit
berwarna
tidak
rata
atau
disebut
kutis
marmorata.
2) Hipotermia berat (suhu tubuh < 32 0C ), tandatandanya antara lain : sama dengan hipotermia
sedang, dan disertai dengan pernafasan lambat
adalah
untuk
merendahkan
tegangan
mempunyai
kesempatan
tumbuh
dan
umumnya
terjadi
pada
bayi
prematur
darah
perlu
lengkap,
pemeriksaan
analisis
gas
darah
darah
dan
elektrolit.
f. Penatalaksanaan
Tindakan yang perlu dilakukan :
1) Memberikan lingkungan yang optimal, suhu tubuh
bayi harus dalam batas normal (36.5-37oc) dan
2)
terpengaruh
kompleks
terhadap
bayi
prematur,
pemberian
oksigen
terlalu
banyak
4)
infeksi
hari.
Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH
adalah pemberian surfaktan ekstrogen ( surfaktan
dari luar).
Keperawatan
Pada umumnya dengan BB lahir 1000-2000 gr
dan masa kehamilan kurang dari 36 minggu.
1) Bahaya kedinginan
Bayi
kulitnya
PMH
adalah
sangat
tipis,
berbentuk
dan
sempurna.
Akibatnya
bayi
prematur
jaringan
pusat
pengatur
bayi
dapat
sehingga
lemak
belum
suhu
belum
jatuh
dalam
Untuk
mencegah
harus
dirawat
dalam
memenuhi
kebutuhan
kalori
maka
bayi
belum
diberi
asi
harus
tetap
mencegah
infeksi,
perawat
harus
Ruangan
bersih,
dan
tempat
tidak
di
merawat
benarkan
bayi
terpisah,
banyak
orang
medis,
misalnya
penghisapan
lendir,
selain
bayi
sikap
dalam
yang
memberi
lembut
pasi
setiap
harus
di
pangku.
7. Tetanus neonaturum
Tetanus neonaturum adalah penyakit tetanus yang
diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan karena basil
klostridium tetani.
Tanda-tanda klinis antara laian : bayi tiba-tiba panas
dan tidak mau minum, mulut mencucu seperti mulut ikan,
mudah terangsang, gelisah (kadang-kadang menangis)
dan sering kejang disertai sianosis, kaku kuduk sampai
opistotonus, ekstremitas terulur dan kaku, dahi berkerut,
10
neonatus
terkini
bernapas
pada
saat
lahir
dan
1%
saja
yang
awal
stabilisasi
(memberikan
kehangatan,
11
2. Ventilasi
3. Kompresi dada
4. Pemberian epinefrin dan/atau cairan penambah volume
Diberikan waktu kira-kira 60 detik (the Golden Minute) untuk
melengkapi langkah awal, menilai kembali, dan memulai
ventilasi jika dibutuhkan. Penentuan ke langkah berikutnya
didasarkan pada penilaian simultan dua tanda vital yaitu
pernapasan dan frekuensi denyut jantung. Penilaian frekuensi
denyut jantung juga dilakukan dengan
auskultasi secara
1. Langkah Awal
Langkah awal resusitasi ialah memberikan kehangatan
dengan meletakkan bayi di bawah pemancar panas,
memposisikan bayi pada posisi menghidu/sedikit ekstensi
untuk membuka jalan napas, membersihkan jalan napas
jika
perlu
dengan
bulb
syringe
12
atau
suction,
Berat
Bayi
mengalami
Lahir
Rendah
hipotermi
(<1500
meskipun
telah
g)
cederung
dihangatkan
dalam
darah
pada
bayi
uncompromised
menit
setelah
kelahiran,
hal
ini
akan
oksigen
yang
optimal
pada
resusitasi
oksimetri
nadi
(pulse
oximetry)
dengan
udara
14
atau
oksigen
campuran
detik
dengan
oksigen
konsentrasi
rendah,
yang
bernapas
spontan
tetapi
mengalami
15
2. Ventilasi
Ventilasi yang efektif untuk resusitas neonatus dapat
menggunakan flow-inflating bag, self inflating bag, atau Tpiece mechanical device yang didesain untuk mengatur
tekanan (Oddie et al, 2005; Hussey et al, 2004; Bennet et
al, 2005).
a. Laryngeal Mask Airway
Laryngeal Mask Airway disebutkan dapat digunakan
dan efektif untuk bayi >2000 gram atau 34 minggu
(65-67). LMA dipertimbangkan jika ventilasi dengan
balon sungkup tidak berhasil dan intubasi endotrakeal
tidak berhasil atau tidak mungkin. LMA belum diteliti
untuk digunakan pada kasus air ketuban bercampur
mekonium, pada kompresi dada, atau untuk pemberian
obat melalui trakea.
b. Pemasangan intubasi endotrakeal
Indikasi intubasi endotrakeal pada resusitasi neonatus
ialah:
1) Suction
endotrakeal
meconium-stained
awal
newborns
dari
nonvigorous
(bayi
dengan
bag-mask
ventilation
tidak
efektif
atau
16
3. Kompresi dada
Indikasi kompresi dada ialah jika frekuensi denyut jantung
kurang dari 60 kali per menit setelah ventilasi adekuat
dengan
oksigen
selama
30
detik.
Karena
ventilasi
jari
tengah)
untuk
dan
tangan
yang
lain
menyangga punggung.
Karena kompresi menggunakan dua ibu jari menghasilkan
tekanan puncak sistole dan tekanan perfusi arteri koronari
lebih tinggi daripada kompresi dengan dua jari, teknik
tersebut direkomendasikan untuk melakukan kompresi
(Udassi et al, 2009).
Untuk neonatus, rasio kompresi:ventilasi tetap 3:1, karena
pada
keadaan
ini
ventilation
17
compromise
biasanya
4. Medikasi
Obat-obatan jarang digunakan pada resusitasi bayi baru
lahir. Bradikardi pada neonatus biasanya merupakan efek
dari
inadekuat
inflasi
paru
dan
hipoksemia
berat,
telah
diberikan
ventilasi
adekuat
dengan
pengembang
volume
atau
ke
duanya
dapat
dilakukan.
a. Epinefrin
Epinefrin direkomendasikan untuk diberikan secara
intravena dengan dosis intrvena 0,01 0,03 mg/kg.
Dosis
endotrakeal
0,05
1,0
mg/kg
dapat
efektifitas
dan
keamanan
cara
ini
belum
18
baru
lahir
dengan
kadar
glukosa
rendah
Pemberian
dipertimbangkan
glukosa
segera
setelah
intravena
harus
resusitasi
dengan
penelitian
ini
menunjukkan
19
mortalitas
dan
dilanjutkan
72
jam
berikutnya,
dan
resusitasi
dipertimbangkan
jika
tidak
2.
Untuk bayi yang lahir cukup bulan sebaiknya resusitasi dilakukan dengan
udara dibanding dengan oksigen 100%.
3.
20
4.
5.
Rasio kompresi dada dan ventilasi tetap 3:1 untuk neonatus kecuali jika
diketahui adanya penyebab jantung. Pada kasus ini rasio lebih besar dapat
dipertimbangkan.
6.
Terapi hipotermia dipertimbangkan untuk bayi yang lahir cukup bulan atau
mendekati cukup bulan dengan perkembangan kearah terjadinya
ensefalopati hipoksik iskemik sedang atau berat, dengan protokol dan
tindak lanjut sesuai panduan.
7.
8.
Penjepitan talipusat harus ditunda sedikitnya sampai satu menit untuk bayi
yang tidak membutuhkan resusitasi. Bukti tidak cukup untuk
merekomendasikan lama waktu untuk penjepitan talipusat pada bayi yang
memerlukan resusitasi.
9.
E. RESUSITASI INTRAUTERIN
Acute fetal distress adalah kondisi progresif dari asfiksia fetus dengan
hipoksia dan asidosis. Biasanya didiagnosis dari karakteristik pola heart rate,
yang dimana bisa didukung dengan scalp pH measurement. Resusitasi
intrauterin meliputi beberap tindakan dengan tujuan peningkatan oksigenasi
ke plasenta dan aliran darah umbilical untuk menangani hipoksia dan
asidosis. Tindakan tersebut meliputi left lateral recumbent positioning yang
diikuti right lateral atau knee-elbow position jika dibutuh, infus cepat 1000
ml non-glucose crystalloid, pemberian oksigen maternal, menghambat
kontraksi uterus, dan intra-amniotic infusion menggunakan kristaloid yang
21
dihangatkan, manuver khusus pada umbilical cord yang prolaps (Thurlow dan
Kinsella, 2002).
1. Position
Banyak laporan yang menunjukkan bahwa terjadi perbaikan pada
abnormalitas heart rate pada fetus jika posisi supinasi ibu diubah
menjadi posisi left lateral. Ini terjadi meskipun tekanan darah sistemik
ibu normal, karena posisi ini meringankan kompresi aorta. Left lateral
position digunakan karena diasumsikan abnormalitas pada heart rate
fetus diakibatkan oleh aortocaval compression. Meskipun dalam
beberapa kasus abnormalitas tersebut heart rate tersebut tidak membaik
atau terjadi perburukan dengan left lateral position. Perubahan posisi
yang cepat harus dilakukan ke right lateral atau ke knee-elbow (Thurlow
dan Kinsella, 2002).
2. Cairan intravena
Pemberian 1000 ml cairan intravena non-glucose containing
crystalloid dengan cepat merupakan bagian dari resusitasi intrauteri.
Tindakan ini akan lebih relevan jika dilakukan regional analgesia. Efek
menguntungkannya mungkin peningkatan cardiac output, mengurangi
kontraksi uterus, dan menurunkan viskositas darah. Fetal disstress bisa
disebabkan hipovolemia maternal seperti perdarahan akut (Thurlow dan
Kinsella, 2002).
3. Tocolysis
Tindakan untuk mengurangi aktivitas/kontraksi uterus bisa
memperbaiki fetal distress yang disebabkan berkurangnya suplai oksigen
ke plasenta dan kompresi umbilical cord yang berlebihan. Tocolysis aktif
lebih efektif daripada menghentikan infus oksitosin selama masa
persalinan. Sebagi intervensi tunggal, tocolysis mungkin lebih berguna
daripada inhalasi oksigen.
Selektf beta agonis merupakan pilihan terbaik untuk tocolysis
dalam resusitasi intrauteri. Obat yang biasa digunakan adalah terbutaline
250 ug diberikan subkutan atau intravena. Magnesium sulfat pernah
digunakan
untuk
tocolysis
di
22
beberapa
laporan
kasus,
tetapi
namun
dapat
jika
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Andresen JH dan Battin MR. 2012. Late Preterm Infants and Therapeutic
Hypothermia. Journal of Paediatrics and Child Health Volume 48, Issue 1,
pages 7879, January 2012
Azzopardi DV, Strohm B, Edwards AD, Dyet L, Halliday HL, Juszczak E,
Kapellou O, Levene M, Marlow N, Porter E, Thoresen M, Whitelaw A,
Brocklehurst P. 2009. Moderate hypothermia to treat perinatal asphyxial
encephalopathy. N Engl J Med. ;361:13491358
Barber, C. A dan Wyckoff M. H. 2006. Use and efficacy of endotracheal versus
intravenous epinephrine during neonatal cardiopulmonary resuscitation in
the delivery room. Pediatrics. ;118:10281034
Behrman, Kliegman, Arvin. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Ed. 15. Jakarta :
EGC
Bennett S, Finer NN, Rich W, Vaucher Y. 2005. A comparison of three neonatal
resuscitation devices. Resuscitation. ;67:113118
Cramer,
K., Wiebe N., Hartling L., Crumley E., Vohra S.
2005. Heat
loss
prevention: a systematic review of occlusive skin wrap for premature
neonates. J Perinatol. ;25:763769
Dorland. 2011. Dorland's Illustrated Medical Dictionary. Elsevier
Engle W. A. 2004. Age Terminology During the Perinatal Period. American
Academy of Pediatrics Committee on Fetus and Newborn. Pediatrics.
114(5):1362-4
Finer NN, Rich W, Craft A, Henderson C. 2001. Comparison of methods of bag
and mask ventilation for neonatal resuscitation. Resuscitation.;49:299305
Garey DM, Ward R, Rich W, Heldt G, Leone T, Finer NN. 2008. Tidal volume
threshold for colorimetric carbon dioxide detectors available for use in
neonates. Pediatrics. ;121:e15241527
Gluckman PD, Wyatt JS, Azzopardi D, Ballard R, Edwards AD, Ferriero DM,
Polin RA, Robertson CM, Thoresen M, Whitelaw A, Gunn AJ. 2005.
Selective head cooling with mild systemic hypothermia after neonatal
encephalopathy: multicentre randomised trial. Lancet. ;365:663670
Gungor S., Kurt E., Teksoz E, Goktolga U., Ceyhan T., Baser I.
2006
.Oronasopharyngeal suction versus no suction in normal and term infants
delivered by elective cesarean section: a prospective randomized
controlled trial. Gynecol Obstet Invest. ;61:914
25
Hussey SG, Ryan CA, Murphy BP. 2004. Comparison of three manual
ventilation devices using an intubated mannequin. Arch Dis Child Fetal
Neonatal Ed. ;89:F490493
Kamlin, CO., Dawson J. A, O'Donnell C. P, Morley C. J, Donath S. M, Sekhon J.,
Davis P. G. 2008. Accuracy of pulse oximetry measurement of heart rate
of newborn infants in the delivery room. J Pediatr. ;152:756760
Kent A. L, Williams J. 2008. Increasing ambient operating theatre temperature
and wrapping in polyethylene improves admission temperature in
premature infants. J Paediatr Child Health. ;44:325331
Laptook AR, Shankaran S, Ambalavanan N, Carlo WA, McDonald SA,
Higgins RD, Das A. 2009. Outcome of term infants using apgar scores at
10 minutes following hypoxic-ischemic encephalopathy. Pediatric ;
124:16191626
Lieberman E., Lang J., Richardson D. K, Frigoletto F. D, Heffner L. J, Cohen A.
2000.
Intrapartum
maternal
fever
and
neonatal
outcome. Pediatrics. ;105(1 Pt 1):813
Maharaj. 2008. Intrapartum Fetal Resuscitation: A Review. The Internet Journal
of Gynecology and Obstetrics. Volume 9 Number 2. DOI: 10.5580/6ed
Meyer M. P, Bold G. T. 2007. Admission temperatures following radiant warmer
or incubator transport for preterm infants <28 weeks: a randomised study.
Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. ;92:F295F297
Oddie S, Wyllie J, Scally A. 2005. Use of self-inflating bags for neonatal
resuscitation. Resuscitation. ;67:109112
Owen, C. J dan Wyllie, J. P. 2004. Determination of heart rate in the baby at
birth. Resuscitation. ;60:213217
Perlman JM, Risser R. 1995. Cardiopulmonary resuscitation in the delivery room:
associated clinical events. Arch Pediatr Adolesc Med. ;149:2025
Petrova A., Demissie K., Rhoads G.G, Smulian J.C, Marcella S., Ananth C.V.
2001. Association of maternal fever during labor with neonatal and infant
morbidity and mortality. Obstet Gynecol. ;98:2027
Shama A., Simon F., Jennifer C., 2010. Adaptation for life: a reviem of neonatal
physiology. Anaesthesia And Intensive Care Medicine 12:3 : Elsevier
Shankaran S,
Laptook AR,
Ehrenkranz RA,
Tyson JE, McDonald SA,
Donovan EF, Fanaroff AA, Poole WK, Wright LL, Higgins RD,
Finer NN, Carlo WA, Duara S, Oh W, Cotten CM, Stevenson DK,
Stoll BJ,
Lemons JA,
Guillet R,
Jobe AH.
2005. Whole-body
26
27
Lampiran 1.
28
Recommendations (2005)
Four questions
Gestation-term or not?
Amniotic fluid- clear or not?
Tone- Good?
Breathing /Crying?
Recommendations (2010)
Three questions
Gestation-term or not?
Tone- Good?
Breathing /Crying?
2) Routine care(Given if
answer to all three
question is YES)
Provide warmth
Clear airway
Dry
Assess color
3) Initial steps
Provide warmth
Position; Clear airway(if
required)
Dry, stimulate, reposition
4) Assessment (after
initial steps and
ongoing)
4.1) Assessment for need for
progressive steps after initial
steps
5) Positive pressure
ventilation (PPV)
5.1) Indication for PPV
5.2) Assessment of
effectiveness of resuscitation
steps once PPV is started
Provide warmth
Assure open airway
Dry
Ongoing evaluation(color,
activity and breathing)
Provide warmth
Open airway( no routine
suction)
Dry , stimulate
Comments/LOE
Pre-cordial
auscultation better
than umbilical cord
palpation for detection
of heart rate (LOE2,
LOE4)
Persistent central
cyanosis is not
mentioned in the
indication for PPV; use
pulse oximetry to
assess oxygenation
Increase in HR most
sensitive indicator of
resuscitation efficacy
(LOE5)
Hear rate
Color
Respiration
29
Heart rate
Respiration( Labored,
unlabored, apnea, gasping)
Indications (1 out of 2)
Heart rate
Pulse oximetry
Respiration
Instead of 4 questions
now 3 questions are
asked at initiation of
resuscitation.
Amniotic fluid- clear o
not not part of
assessment at birth.
However, tracheal
suction of nonvigorous babies with
meconium stained
amniotic fluid (MSAF)
still to be continued
(part of clearing airway
in initial steps)
Emphasis on placing
baby on mothers ches
in skin to skin contact
Resuscitation step
5) Oxygenation
5.1) Assessment of
oxygenation
6)
Initial oxygen
concentration for
resuscitation in case
of PPV
Recommendations (2005)
Based on color
Pulse oximetry
recommended for only
preterm < 32weeks with
need for PPV
Recommendations (2010)
Comments/LOE
Not defined
Preterm babies(<32weeks)
Preterm(<32weeks)
30
LOE-2
Paradigm shift from
100% to 21% O2 for
resuscitation of term
babies needing PPV
Supplemental oxygen
started at 90 sec from
birth in case of no
improvement
Use of blender and
pulse oximetry is
recommended for
term babies also
Preterm start with O2
concentration 30-90%
and then increase or
decrease
No evidence to give
appropriate initial
oxygen strategy for
infants 32-37 weeks
Resuscitation step
7)
Peripartum suctioning
for neonates born
through meconiumstained amniotic fluid
Recommendations (2005)
8)
Recommendations (2010)
No routine oropharyngeal
and nasopharyngeal
suction
Tracheal suction only in
non-vigorous babies born
through meconium stained
amniotic fluid (MSAF)
Intrapartum suctioning for
MSAF not advised
No specific
recommendation for short
or long inflation time
No specific PIP
recommendation
No specific
recommendation for PEEP
Guiding of PPV looking at
chest rise and improvement
in heart rate
No routine oropharyngeal
and nasopharyngeal
suction required
Tracheal suction of nonvigorous babies with MSAF
still to be continued though
evidence for the same is
conflicting
Intrapartum suctioning for
infants with MSAF , after
delivery of head before
delivery of shoulder not
advised
No specific
recommendation for short
or long inflation time as
evidence is conflicting
PIP- for initial breaths 2025 cm H2O for preterm and
30-40 cm H2O for some
term babies
PEEP likely to be beneficial
for initial stabilization of
preterm infants, if provided
with suitable equipment
(T-piece or flow inflating
bags)
Guide the PPV looking at
heart rate and oxygenation
especially in preterm, chest
rise less reliable
Pressure monitoring device
facilitates consistent
delivery of pressures
without any proven clinical
benefit
Routine monitoring of tidal
volume not recommended
Spontaneously breathing
preterm infants with respiratory
distress may be supported with
CPAP or ventilation as per local
practice(Class IIB; LOE B)
9)
CPAP in delivery
room
Comments/LOE
31
No evidence for or
refuting tracheal
suction even in non
vigorous babies born
through MSAF (LOE 4)
However no change
suggested to existing
practice
If tracheal intubation is
unsuccessful or there
is severe bradycardiathen proceed to PPV
No specific
recommendation for
inflation time (LOE 1)
Addition of PEEP in
preterm suggested
(LOE 5)
CPAP is now
mentioned in the
algorithm for persistent
cyanosis or labored
breathing after initial
steps,
CPAP in term babiesno evidence to support
or refute its use.
May be considered for
preterm infants with
respiratory distress
Resuscitation step
Recommendations (2005)
Recommendations (2010)
Comments/LOE
Naloxone is not
recommended as part of
initial resuscitation in
babies with respiratory
depression.
Focus needs to be on
effective ventilation
14) Drugs
14.1) Naloxone
32
Resuscitation step
15) Supportive care
15.1)Therapeutic
Hypothermia
15.2)Delayed cord
clamping
17) Withholding
Resuscitation
Recommendations (2005)
Recommendations (2010)
Comments/LOE
No sufficient evidence to
recommend routine use of
modest systemic or selective
cerebral hypothermia after
resuscitation in infants with
suspected asphyxia
Avoid hyperthermia in such
cases
Not recommended
33
In situations of prolonged
bradycardia with heart rate
< 60 /min for > 10-15 min,
there is insufficient
evidence to make
recommendation regarding
continuation or
discontinuation of
resuscitation
This recommendation is
newly added to design NRP
programme in a more
effective manner.