OLEH:
JONI FURMAWANSYAH
N I M : 2015131033
2016
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
DI RU ANG MAWAR I RSDM Dr. MOEWARDI
Disusun oleh :
JONI FURMAWANSYAH
N I M : 2015131033
Pada tanggal:
Pembimbing Klinik
(.............................................................)
Pembimbing Akademik
(................................................................)
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. Definisi
Amennorhea adalah tidak ada atau terhentinya haid secara abnormal.
Dalam kamus istilah kedokteran, Amenorea adalah keadaaan tidak terjadinya
menstruasi pada seorang wanita. Hal tersebut normal terjadi pada masa
sebelum pubertas, kehamilan dan menyusui, dan setelah menopause. Siklus
menstruasi normal meliputi interaksi antara komplek hipotalamus hipofisis
aksis indung telur serta organ reproduksi yang sehat.
Amenore sekunder adalah tidak haid selama 6 bulan pada wanita yang
sebelumnya pernah mengalami haid teratur atau selama 12 bulan pada wanita
yang mempunyai haid tidak teratur. Kehamilan adalah penyebab yang jelas
dari amenore dan merupakan alasan yang paling umum untuk amenore
sekunder.
Amenore (tidak adanya menstruasi) dapat menjadi kondisi sementara
intermiten, atau permanen hal ini diakibatkan disfungsi hipotalamus, hipofisis,
uterus, vagina atau non-fungsi ovarium sama seperti penderita sindorm turner.
2. Manifestasi Klinik
Gejala amenore sekunder adalah sebagai berikut:
a. Pernah mengalami haid
b. Tidak mengalami haid selama 6 bulan atau lebih
c. Sakit kepala
d. Galaktore
e. Peningkatan atau penurunan berat badan
f. Vagina kering
g. Hirsutisme
h. Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan (disebabkan oleh tumor
pituitari)
3. Etiologi
Penyebab umum dari amenorea sekunder adalah :
Kehamilan
Menyusui
Berhenti menggunakan KB
Beberapa metode KB seperti Depo
Menopause
Penyebab lainnya:
Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga
berlebihan, obesitas
Gangguan hipotalamus dan hipofisis
Gangguan indung telur
Obat-obatan
Penyakit kronik dan Sindrom Asherman
Stress dan depresi
Penurunan berat badan yang ekstrim
Olahraga yang berlebihan
Ketidakseimbangan hormonal karena Polycystic Ovary Syndrome
(PCOS),
Gangguan kelenjar tiroid
Kelainan endokrin (peningkatan
aktivitas
kelenjar
adrenal
yang
menyebabkan
terjadinya
pelepasan
neurotransmitter
seperti
penyakit stress,
obat obatan
siklus menstruasi
terganggu
hipogonadotropin
tidak terjadi
siklus menstruasi
FSH & LH
menurun
Ovarium tidak
terangsang
estrogen &
Progesteron tidak
dihasilkan
amenore sekunder
MK : ansietas
MK : Gangguan
citra tubuh
MK : kurang
pengetahuan
MK : Harga diri
rendah
siklus menstruasi
tidak terjadi
7. Pencegahan
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar terhindar dari amenorea,
diantaranya :
Mengubah pola hidup sehat
Kurangi beban pikiran atau stres, olaraga cukup
8. Penatalaksanaan
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dari penyebab. Bila penyebab
adalah kemungkinan genetic, prognosa kesembuhan buruk. Menurut beberapa
penelitian dapat dilakukan terapi sulih hormone, namun fertilitas belum tentu
dapat dipertahankan.
Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea
yang dialami, apabila penyebabnya adalah obesitas maka diit dan olahraga
adalah terapinya, belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik
yang berlebih juga dapat membantu. Pembedahan atau insisi dilakukan pada
wanita yang mengalami Amenorrhea Primer
9. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
1. Anamnesis
Anamnesis yang akurat berhubungan dengan pertumbuhan dan
perkembangan sejak kanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat
pertama kali mengalami pertumbuhan payudara dan pertumbuhan
rambut kemaluan. Dapatkan pula informasi anggota keluarga yang lain
(ibu dan saudara wanita) mengenai usia mereka pada saat menstruasi
pertama, informasi tentang banyaknya perdarahan, lama menstruasi
dan periode menstruasi terakhir, juga perlu untuk ditanyakan. Riwayat
penyakit kronis yang pernah diderita, trauma, operasi, dan pengobatan
juga penting untuk ditanyakan. Kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan
seksual, penggunaan narkoba, olahraga, diit, situasi dirumah & sekolah
dan kelainan psikisnya juga penting untuk dianyakan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda
vital dan juga termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan
seksual. Pemeriksaan yang lain adalah :
Keadaan umum :
bisa
diperhitungkan.
Cervix : Periksa lubang vagina, estrogen bereaksi dengan
mukosa vagina dan sekresi mukus. Adanya mukus adalah
tanda bahwa estradiol sedang diproduksi oleh ovarium.
Kekurangan mukus dan keringnya vagina adalah tanda
bahwa tidak adanya estradiol yang sedang diproduksi.
b) Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Intervensi
1.
2.
3.
4.
5.
Gangguan citra
tubuh
berhubungan
dengan biofisik,
tahap
perkembangan,
perseptual, dan
penyakit
Harga
diri
rendah
situasional
berhubungkan
dengan
gangguan
fungsional
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Tetapkan
hubungan
saling
percaya perawat dan pasien
Cipakan
batasan
terhadap
pengungkapan negative
Bantu untuk mengidentifikasi
respon positif terhadap orang
lain
(amenorrhea
primer)
4.
5.
Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan kurang
informasi yang
didapat tentang
penyakitnya
(amenorrhea)
1.
2.
3.
d) IMPLEMENTASI
Setelah rencana keperawataan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan
nyata untuk mencapai hasil yang ditunggu berkurangnya atau hilangnya masalah
ibu. Padatahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan, diantatanya
validasi rencana keperawatan, serta melanjutkan pengumpulan data. Dalam
implementasi keperawatan,tindakan harus cukup mendetail dan jelas supaya
semua tenaga keperawatan dapat menjalankan dengan baik dalam waktu yang
ditentukan. Perawat dapat melaksnakan langsung atau bekerjasama dengan
tenaga medis lainnya.
e) EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses keperawatan
dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan
menilai sejauh mana masalah ibu tersebut dapat diatasi. Disamping itu , perawat
juga memberikan umpan balik atau pengkajian ulang, seandainya tujuan utama
belum tercapai,maka dalam hal ini proses keperawatan dapat dimodifikasi
DAFTAR PUSTAKA