PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hernia adalah penonjolan isi perut dan rongga yang normal melalui suatu
defek pada fasia dan muskulo oponeurotik dinding perut, baik secara
congenital atau di dapat yang memberi jalan keluar pada setiap alur tubuh yang
bisa melalui dinding tersebut. Lubang itu dapat timbul karena lubang
embrional yang tidak menutup atau melebur, akibat rongga perut yang
meninggi. Sedangkan Hernia inguinalis sendiri juga dapat diartikan sebagai
penonjolan bagian organ dalam melalui pembukaan yang abnormal pada
dinding rongga tubuh yang mengelilinginya ( Kusuma dan Amin, 2012).
Masalah keperawatan yang paling sering di jumpai pada pasien hernia post
operasi adalah nyeri yang diakibatkan sayatan pada waktu operasi yang dapat
menyebabkan kerusakan jaringan, hal tersebutlah yang mengakibatkan rasa
nyeri timbul (Guyton, 2007). Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10
September 2016, penderita post operasi Hernia inguinalis pasien mengeluh
nyeri pada luka operasi, dan timbul masalah keperawatan nyeri akut post
operasi dan resiko tinggi infeksi.
Menurut World Health Organization (WHO) penderita setiap tahunnya
meningkat. Didapatkan data pada periode tahun 2005 sampai tahun 2010
hernia mencapai 19.173.279 penderita (127%), dengan penyebaran paling
banyak adalah negara-negara berkembang seperti negara afrika, asia tenggara,
dan indonesia. Selain itu negara uni emirat arab adalah negara dengan jumlah
penderita hernia terbesar di dunia sekitar 3.950 pada tahun 2011. Berdasarkan
data dari departemen kesehatan republik indonesia di Indonesia periode januari
2010 sampai februari 2011 berjumlah 1.243 yang mengalami hernia (Journal
kesehatan, 2009). Angka kejadian Hernia inguinalis menurut usia diperkirakan
seiring menigkatnya pertambahan usia pada rentang 25-45 tahun sebanyak
5-8% dan diatas usia 75 tahun sebanyak 45 % dan banyak di jumpai pada lakilaki dari pada wanita. Sedangkan di provinsi Jawa Timur pada tahun 2013
terdapat 150.225 penderita hernia (Journal Unnes, 2014). Menurut rekam
medis RSUD Nganjuk penderita Hernia inguinalis pada tahun 2012 sebanyak
34 pasien, tahun 2013 sebanyak 109 pasien, tahun 2014 sebanyak 161 pasien,
dan tahun 2015 sebanyak 124 pasien.
Penyebab terjadinya Hernia inguinalis adalah terdapat defek atau kelainan
berupa sebagian dinding rongga lemah. Penyebab pasti Hernia inguinalis
terletak pada lemahnya dinding akibat defek congenital yang tidak diketahui.
Lemahnya dinding dapat terjadi pada usia lanjut akibat perubahan struktur fisik
dari dinding rongga. Faktor presipitasi dari kondisi hernia adalah adanya
peningkatan tekanan intraabdomen. Tekanan intraabdominal umumnya
meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Batuk yang kuat,
bersin yang kuat, mengedan akibat sambelit, meniup kuat juga dapat
meningkatkan tekanan intraabdomen. Berbagai profesi dikaitkan dengan
peningkatan tekanan intraabdomen yang tinggi seperti, atlet angkat besi, balap
sepeda, dan berbagai jenis olah raga lain yang cenderung meningkatkan
tekanan intraabdomen. Buruh pekerja yang mengangkat beban berat
mempunyai resiko terjadinya hernia. Bila dua dari faktor ini terjadi bersamaan,
maka individu akan mengalami peningkatan resiko Hernia inguinalis (Mutaqin
Arif dan Kumala Sari, 2013).
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengakajian Asuhan Keperawatan Tn. M dengan Nyeri Akut
pada Insisi post Operasi Herniotomi Hari Ke-1 di Ruang Bougenville
RSUD Nganjuk di Ruang Bougenville RSUD Nganjuk.
2006).
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk memperoleh
data objektif yang dilaksanakan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
Mempelajari
buku-buku
dengan
masalah
yang
ada
BAB III
BAB IV
evaluasi keperawatan.
: PEMBAHASAN