PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan radiologi pada vertebrae lumbal dilakukan untuk mendidiaknosa
suatu penyakit atau kelainan, salah satunya adalah spondilolistesis. Spondilolistesis
adalah tergelincirnya satu corpus vertebrae ke depan di atas satu korpus yang di
bawahnya, keadaan ini sering timbul pada sambungan lumbosacralis serta antara
vertebra lumbalis keempat dan kelima.
Didalam radiodiagnostik pemeriksaan vertebrae lumbal pada umumnya
menggunakan proyeksi anterioposterior, oblique anterior/posterior, dan lateral,
dimana masing-masing proyeksi mempunyai kriteria radiograf yang berbeda dan
dapat menampilkan stuktur anatomi fisiologi dan patologi dari vertebrae lumbosakral
pada posisi yang berlainan.
Pada waktu melakukan Praktek Kerja Lapangan I di Instalasi Radiologi RSOP
Dr. R Soeharso Surakarta, penulis menjumpai permintaan foto vertebrae lumbal
lateral. Kemudian dilakukan foto vertebrae lumbal lateral dengan posisi erect.
Dari latar belakang diatas penulis ingin mengkaji lebih lanjut mengenai
Teknik
Pemeriksaan
Vertebrae
Lumbosakral
Dinamic
pada
Kasus
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan kasus ini:
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan MRI Lumbal pada kasus HNP
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Orthopedi (RSO) Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini, guna mempermudah pemahaman maka
sistematika penulisannya terdiri atas :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang : tinjauan pustaka meliputi anatomi, fisiologi dan patologi,
teknik pemeriksaan vertebrae lumbal meliputi persiapan pasien, proyeksi
pemeriksaan, proteksi radiasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi, Fisiologi dan Patofisiologi Vertebrae Lumbal
1. Anatomi Vertebare Lumbal
Kolumna vertebralis adalah sebuah struktur lentur yang
dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra.Diantara tiap
ruas terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaiannya orang
dewasa adalah 57-67 cm. Seluruhnya terdapat 33 ruas. Yang terdiri
dari :
a. 7 vertebra cervical
b. 12 vertebra thorakal
c. 5 vertebra lumbal
d. 5 vertebra sacrum
e. 4 vertebra kosigeus
Setiap vertebra terdiri atas dua bagian yang anterior adalah
badan vertebra dan posterior adalah arkus neuralis yang melingkari
kanalis neuralis (foramen vertebra/sumsum tulang belakang).
Vertebra lumbal korpusnya lebih besar dibanding vertebra
lainnya. Bentuknya lebar dan padat serta berbuntuk bulat telur.
3. Patofisiologi
Perasaan nyeri sebetulnya adalah suatu refleks untuk menghindari
badan dari semacam bahaya. Tetapi bila perasaan nyeri itu
berlebihan/berlangsung lama akan berakibat tidak baik untuk badan
itu, penderita lebih tidak tenang, putus asa, nafsu makan berkurang
sehingga terjadi kekurangan gizi dan keadaan umum menjadi lebih
buruk..
Menurut Amstrong 1984 beberapa jenis patologi yang di temukan
pada vertebra lumbosakral antara lain :
a. Spondilosis
Spondilosis merupakan penyakit akibat degenerasi discus
intervertebralis. Discus yang berdegenerasi bisa berherniasi
kedalam jaringan sekelilingnya dan jika discus yang berherniasi
tersebut menekan medulla spinalis atau nervus spinalis bisa timbul
rasa nyeri dan/atau devisit neurology. Spondilosis timbul maksimum
dalam regio cervikalis bawah dan lumbalis bawah. Tanda-tanda
spondilosis pada film polos adalah penyempitan ruang diskus ,
pembentukan osteofit dan sklerosis, yang sering timbul pada
permukaan corpus vertebrae yang berdekatan. Osteofit pada
permukaan posterior corpus vertebrae menyempitkan canalis
vertebralis dan bisa mengganggu foramina intervertebralis.
b. HNP (Hernia Nukleus pulposus)
Corpus vertebrae, pedikulus, laminae, dan facies intervertebralis
yang normal membatasi daerah yang kira-kira berbentuk segitiga ,
yang disebut foramina intervertebralis dan dari luar terlihat sebagai
celah diantara pedikulus. Nucleus pulposus tak dapat dibedakan
secara terpisah dari annulus fibrosus sekelilingnya.
Hernia discus langsung divisualisasikan sebagai tonjolan focal
kecil dari discus intervertebra. Biasanya ke arah posterolateral satu
sisi atau sisi lain garis tengah, menuju kearah foramen keluar
sampai saraf sehingga menekan sarung radix atau radix saraf yang
berdekatan, dan bisa menyebabkan pembengkakan serta timbul
gangguan neurologis.
c. Spondilolistesis
Istilah spondilolistesis menunjukkan tergelincirnya satu corpus
vertebrae ke depan di atas satu korpus yang di bawahnya, keadaan
ini sering timbul pada sambungan lumbosacralis serta antara
vertebra lumbalis keempat dan kelima.Biasanya akibat fraktura
stress antara facies articularis superior dan inferior (pars articularis).
Spondilolistesis biasanya dapat dikenali pada proyeksi lateral, tetapi
kadang-kadang lebih baik dilihat pada film oblique.
d. Spina bifida
Spina bifida merupakan hasil penutupan canalis vertebralis yang
tak lengkap, biasanya dalam region lumbosacralis yang bisa disertai
dengan kelainan medulla spinalis yang terkena.
Tujuan
scoliosis.
Posisi Pasien
:
1.
2.
3.
CR
CP
:
1.
2.
SID
: 100 cm.
Eksposi
Posisi Pasien : Pasien tidur semi prone (RAO & LAO) atau semi
supine (RPO & LPO).
Posisi obyek :
1.
kaset.
2.
3.
SID :
100 cm.
Eksposi
1.
2.
c. Proyeksi Lateral
Tujuan
pakai buki).
2.
3.
CP
:
a. Setinggi Krista iliaka (interspace L4-L5) untuk
memperlihatkan lumbal sacrum dan posterior Cocygeus.
b. Setinggi L3 (palpasi lower costal margin/4 cm di atas
crista iliaka) untuk memperlihatkan lumbal.
SID
: 100 cm.
C. Proteksi Radiasi
1. Proteksi radiasi terhadap pasien, diantaranya :
a. Pemeriksaan sinar-X hanya dilakukan atas permintaan dokter.
b. Membatasi luas lapangan penyinaran.
c. Menggunakan faktor eksposi yang tepat, serta memposisikan
pasien dengan tepat sehingga tidak terjadi pengulangan foto.
d. Menggunakan laed apron dan gonad shield pada waktu
pemeriksaan.
a.
melakukan eksposi.
c.
penyinaran.
d.
e.
tertutup.
c.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
:
:
:
:
Tn. S
53 tahun
laki-laki
Islam
Alamat
No. RM
No. Roentgen
Tanggal Pemeriksaan
Pemeriksaan
Keterangan Klinik Pasien
:
: 227914
: 16
: 19 Desember 2012
: Dinamic Lumbosacral Lateral
: Lumbosakral Dinamic pada Kasus
Spondilolistesis
Riwayat Penyakit
Diagnosa
:
:
pada kasus
Posisi Objek
Pengaturan Sinar :
-
Kaset
: 24 X 30 dibagi dua.
Faktor Eksposure
: kVp : 53kVp.
mAs : 3 mAs.
Kriteria
:
-
Kedudukan fraktur femur dextra dalam fiksasi plat dan skrew baik
Proyeksi Lateral
Posisi pasien
Posisi objek
kedua os femur, daset diletakan lebih ke depan sampai kira-kira melebihi 1/3
proksimal dari os femur hal ini dilakukan karena fraktur terjadi di 1/3 proksimal
dari os femur. Kaset dipegangi oleh keluarga pasien yang telah memekai apron.
Pengaturan sinar
-
kaset.
-
: Pertengahan os femur.
FFD
: 100 cm.
Ukuran kaset
: 35 X 43 cm dibagi dua.
Faktor Eksposi
: kVp : 53 kVp.
mAs : 3 mAs
Kriteria :
-
Kedudukan fraktur femur dextra dalam fiksasi plat dan skrew baik
2.
3.
E. Pengolahan Film
Pengolahan film di instalasi radiologi RSOP Dr. R. Soeharso Surakarta
menggunakan system pengolahan film secara digital yaitu dengan
F. Pembahasan
Berdasarkan radiograf yang telah diperoleh mengenai pemeriksaan
radiografi Dinamic lumbosacal pada kasus spondilolistesis di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah
secara umum pemerikaan Dinamic Lumosacral Lateral menggunakan
proyeksi Antero Posterior (AP) dan Lateral karena dengan proyeksi ini
sudah dapat menampakkan kelainan yang dicurigai pada Lumbosacral,
selain itu dengan proyeksi ini pasien merasa lebih nyaman dan aman
sehingga keluhan yang dialami pasien tidak bertambah parah.
Menurut penulis jika dilihat dari teori, maka proyeksi yang dapat
memberikan radiograf yang lebih jelas mengenai pemeriksaan Dinamic
Lumbosacral adalah proyeksi AP dan Lateral karena dengan proyeksi ini
dapat memberikan informasi mengenai keluhan yang dicurigai dan pada
gambaran radiografnya.
Kendala dari pemeriksaan radiografi Dinamic Lumbosacral pada
kasus Spondiolistesis pasien tidak dapat mengetahui seberapa besar
kelahinan tersebut dan alternatif pengobatan yang akan dijalani oleh
pasien dan pasien tidak ditutupi apron sehingga bagian vital dari pasien
terkena radiasi, selain itu dengan menggunakan kaset ukuran 35 x 43 cm
biaya yang ditanggung pasien lebih besar, namun dalam penggunaan
kaset ukuran 35 x 43 cm sudah standar untuk dapat menampilkan
gambaran radiograf Lumbosacral.