tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
Standar 8 : persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester III
memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan
akan direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk,
bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk melakukan
kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.
STANDAR MINIMAL ASUHAN ANTENATAL 7T
1. Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan
Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan
menentukan ukuran panggul ibu, ukuran tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain,
yaitu 145 cm. (Prawirohardjo, 2005)
2. Ukur tekanan darah
Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa
kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta tetapi
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat
mengendikasi
3. Ukuran Tinggi Fundus Uteri
Apabila usia kehamilan 24 minngu mengukur dengan jari,tetapi apabila kehamilan diatas 24
minngu memakai pengukur MC DONAL yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus
memakai CM dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian tentukan sesuai rumusnya (Depkes
RI 2001)
4. Pemberian Imunisasi Tetanus Texoid (TT) lengkap
Pemberian Imunisasi tetanus texoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja,
imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4
minggu kemudian akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program
jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil
5. Tablet tambah darah ,yablet zat besi berisi 60 mg zat besi dan 500mg asam folat paling
sedikit diminum 1 tabletsehari selama 90 hari berturut turut ingat ibu agar tidak
meminummya dengan teh atau kopi
6. Tes Pada Penyakit Menulars
Menetapkan Jadwal Kunjungan sesuai dengan Perkembangan
Jika mengikuti standar kunjungan bahwa itu dapat dilakukan minimal 4 X selama
masa kehamilannya sehingga jika ibu datang pada kunjungan awal ini pada trimester pertama
sehingga ibu dijadwalkan kunjunga ulang pada umur kehamilan trimeste kedua satu kali dan
trimester ketiga dua kali.
Jika ibu mau melakukan kunjungan ideal maka ibu dianjurkan untuk mmelakukan
kunjunagan ulang setiap bulan pada umur kehamilan trimester pertama setelah umur
kehamilan 28 minggu maka ibu datang dua minggu satu kali dan setelah umur kehamilan
diatas 36 minggu datang satu minggu satu kali dan setelah umur kehamilan 40 minggu.
Pemeriksaan Fisik,Pemeriksaan Panggul,Pemeriksaan Laboraturium
hypertensikomplikasi-komplikasi kehamilan :
1. Pemeriksaan fisik
3. Conjungata
1.
terlentang (supine)
Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi
perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
Dan juga menyebabkan beberapa hal seperti :
Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava inferior serta
pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana
akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin.
Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
Buang air kecil terganggu.
Mobilisasi ibu kurang bebas.
Ibu kurang semangat.
Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
Rasa nyeri yang bertambah.
2.
5.
Posisi merangkak
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
CARA MENERAN
Beberapa cara meneran menurut berbagai sumber yang dapat dilakukan yaitu :
Menurut Manuaba (2001), cara meneran yaitu :
Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.
Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.
Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk meneran jika ia
menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada.
Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.
2.
Menurut JNPK-KR (2007), dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan rupture uteri. Cegah
setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada fundus. Untuk mengkoordinasikan semua
kekuatan menjadi optimal saat his dan mengejan dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut
1) Parturien diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga dapat menambah pembukaan pintu bawah
panggul.
2) Badan ibu dilengkungkan sampai dagu menempel di dada, sehingga arah kekuatan menuju jalan lahir.
3) His dan mengejan dilakukan bersamaan sehingga kekuatannya optimal.
4) Saat mengejan ditarik sedalam mungkin dan dipertahankan denagn demikian diafragma abdominal membantu
dorongan kearah jalan lahir.
5) Bila lelah dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan selanjutnya ditarik kembali utnuk
dipergunakan mengejan.
3.
mungkin, bila his masih kuat menarik nafas pengejanan dapat diulang kembali. Bila his tidak ada, pasien
istirahat, menunggu datangnya his berikutnya.