TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya(Fitria, 2013). Harga diri
rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri, yang
menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri(keliat, 2011). Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak
berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri, dan sering disertai dengan
kurangnya perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan menurun,
tidak berani menatap lawan bicara lebih banyak menunduk, berbicara
lambat dan nada suara lemah (Keliat, 2010). Harga diri rendah merupakan
evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative
terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
dalam mencapai keinginan(Herman, 2011).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri
rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisa kesesuaian antara perilaku dengan ideal diri berupa
perasaan negatif terhadap kemampuan diri.
Respon Maladaptif
Harga Diri
Rendah
Keracunan
Identitas
Dipersonilisasi
Asi
Keterangan :
1. Aktualisasi diri :
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata sukses dan di terima
2. Konsep diri :
Apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri. Harga diri adalah penilaian individu tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa sesuai perilaku
dirinya dengan ideal diri. Harga diri rendah adalah menolak sesuatu
yang berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupan
sendiri akibat gagal menyesuaikan tingkah laku dengan cita-cita
3. Kerancuan identitas : Kegagalan aspek individu mengintegrasikan
berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian
psikososial, kepribadian dewasa yang harmonis.
4. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri.
3. Etiologi
Menurut Fitria (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi proses
terjadinya harga diri rendah yaitu faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi penyebab harga diri rendah adalah penolakan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain ideal diri yang
tidak realistis.
2 a. Biologi :
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat atau sakit. Stresor fisik atau jasmani yang lain seperti suhu dingin
atau panas, suara bising, rasa nyeri atau sakit, kelelahan fisik, lingkungan
yg tidak memadai dan pencemaran (polusi) udara atau zat kimia.
b. Psikologi
Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan
pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Stressor yang lain adalah
konflik, tekanan, krisis dan kegagalan.
c. Sosio kultural
Stereotipi peran gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya,
tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial.
(http://elerning.unimus.ac.id/, diunduh 15 Mei 2011)
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi penyebab harga diri rendah biasanya adalah hilannya
sebagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, mengalami kegagalan
serta menurunya produktivitas. Faktor predisposisi gangguan harga diri,
(Suliswati 2005):
a. Penolakan dari orang lain.
b. Kurang penghargaan.
c. Pola asuh yang salah: terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu dituruti,
terlalu dituntut dan tidak konsisten.
d. Persaingan antar saudara.
e. Kesalahan dan kegagalan yang berulang.
f. Tidak mampu mencapai standart yang ditentukan.
5. Pohon Masalah
7. Mekanisme Koping
Individu akan memberikan reaksi yang berbeda-beda untuk mengatasi
stres. Proses koping terhadap stres menjadi pedoman untuk mengatasi reaksi
stres. Koping sebagai proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak
yang ada antara tuntutan-tuntutan (baik tuntutan itu yang berasal dari individu
maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya
yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi penuh stres ( Gustiarti,2002 )
diluar
dari
hidup
yang
tidak
bermakna
saat
ini
8. Penatalaksanaan
2. Diagnosa keperawatan