Anda di halaman 1dari 11

Pengembangan

pemerintah

dalam

Program
bidang

Imunisasi
imunisasi

(PPI)
guna

merupakan
mencapai

program
komitmen

internasional Universal Child Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan


program imunisasi dalam komitmen internasional (ultimate goal) adalah
eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus neonatorum (ETN), serta
reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2000. Sedangkan target
UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal) berarti
cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, polio, campak dan hepatitis B, harus
mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, kabupaten bahkan di
setiap

desa

(Ismael,

2001).

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat,


ini terbukti dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian
bayi. Angka kesakitan bayi menurun 10% dari angka sebelumnya,
sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka sebelumnya
menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia (Depkes RI/2009).
Apabila Imunisasi dasar belum pernah diberikan pada usia yang
seharusnya tetapi belum mencapai usia 8 tahun, perlu diberikan 4 dosis
DPT (1-3 berselang 1-2 bulan dan yang ke-4 diberikan enam bulan
kemudian). Apabila umur anak sudah menginjak lebih dari 8 tahun, dapat
diberikan Td (ADT=adult),

vaksin difteri untuk dewasa), sebagai pengganti DT yang


diberikan 3 dosis intrval 1-2 bulan dengan booster TD maupun TT
sepuluh tahun kemudian (Ranuh, 2001).

Pemerintah juga berencana melakukan tiga tahap kampanye


imunisasi campak dan polio selama tahun 2009-2011. Kampanye
polio dan campak tahap pertama dilaksanakan tanggal 6-24 Oktober
di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Maluku
Utara. "Untuk tahap pertama di tiga provinsi, nanti semua akan
dapat. Penetapan prioritas ini dilakukan berdasar cakupan imunisasi
dan hasil surveilans. Tahun 2010, kampanye serupa tahap kedua
akan dilakukan di Maluku, Papua Barat, Sumatra Barat, Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau,
Nusa Tenggara Timur dan Banten. Kampanye tahap ketiga akan
dilakukan di semua provinsi yang ada di pulau Kalimantan dan
Sulawesi.
Selama masa kampanye, masyarakat yang memiliki anak
berusia di bawah lima tahun diminta membawa anak-anak mereka
ke pos-pos pelayanan imunisasi yang ada di puskesmas, posyandu
dan sarana kesehatan lain untuk mendapatkan vaksinasi polio oral
dan suntikan vaksin campak. Kegiatan itu diharapkan dapat
mencegah munculnya kasus baru penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi hingga saat ini kejadian penyakit tersebut masih
ditemui dan bahkan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa
daerah (http://m.antaranews.com).
Pada hakekatnya masalah imunisasi tidak luput dari
perhitungan untung rugi. Dengan imunisasi anak pasti dapat
mencapai keuntungan bukan kerugian. Keuntungan pada imunisasi
tidak terlihat dalam bentuk materi.Mungkin pula secara langsung
dirasakan. Anak yang tidak mendapat imunisasi mempunyai resiko

tinggi terjangkit penyakit infeksi dan menular. Penyakit ini mungkin


menyebabkan ia cacat seumur hidup, gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan kematian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Imunisasi
2.1.1

Defenisi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap

suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar


tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya

2.1.2

bagi

seseorang.

(blog-indonesia,

2008).

Kekebalan
Dalam tubuh bayi atau anak ada 2 (dua) jenis kekebalan

yang

bekerja

yaitu:

2.1.2.1 Kekebalan aktif


Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri
oleh tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana
prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama.
a) Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah mengalami
atau sembuh dari suatu penyakit misalnya anak telah menderita

campak. Setelah sembuh anak tidak akan terserang campak lagi,


karena tubuhnya telah membuat zat penolakan terhadap penyakit
tersebut.
b) Kekebalan aktif buatan
Kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin
(imunisasi), misalnya anak diberikan vaksinasi BCG, DPT, HB, Polio
dan

lainnya.

2.1.2.2. Kekebalan pasif


Kekebalan pasif yaitu tubuh anak tidak membuat zat anti
body sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat penolakan, sehingga proses cepat tetapi tidak
tahan lama.
Kekebalan pasif ini terjadi dengan 2 cara :
a) Kekebalan pasif alamiah/ kekebalan pasif bawaan kekebalan yang
diperoleh

bayi

sejak

lahir

dari

ibunya.

Kekebalan

ini

tidak

berlangsung lama (kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah bayi lahir)


misalnya difteri, morbili dan tetanus.
b) Kekebalan pasif buatan dimana kekebalan ini diperoleh setelah
mendapat

2.1.2. 3

suntikan

zat

Tujuan Pemberian Imunisasi

a. Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu

penolakan.

b. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat


mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.

2.1.2.4

Syarat Pemberian Imunisasi

a. Bayi dalam keadaan sehat


b. Bayi

2.1.2.5

umur

0-11

bulan

Tujuh macam penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi:
Adapun 7 (tujuh) macam penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi adalah sebagai berikut :
a. TBC
b. Polio myelitis (kelumpuhan)
c. Difteri
d. Pertusis
e. Tetanus
f. Hepatitis
g. Campak

2.1.2.6

Macam-macam Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap

suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu kedalam tubuh agar


tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau

berbahaya

bagi

seseorang

diantaranya

adalah

BCG
a) Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis
(TBC). Kekebalan yang diperoleh anak tidak mutlak 100%, jadi
kemungkinan anak akan menderita penyakit TBC ringan, akan tetapi
terhindar dari TBC berat-ringan.
b) Tempat penyuntikan : pada lengan kanan atas.
c) Kontra indikasi :
-

Anak yang sakit kulit atau infeksi kulit ditempat penyuntikan.

Anak yang telah menderita penyakit TBC.

d) Efek samping
-

Reaksi normal

(1) Setelah

2-3

minggu

pada

tempat

penyuntikan

akan

terjadi

pembengkakan kecil berwarna merah kemudian akan menjadi luka


dengan diameter 10 mm.
(2) Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu agar tidak memberikan apapun
pada

luka

tersebut

dan

diberikan

atau

bila

ditutup

dengan

menggunakan kain kasa kering dan bersih.


(3) Luka tersebut akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan
parut (scar) dengan diametr 5-7 mm.
-

Reaksi berat

(1) Kadang-kadang

terjadi

berat/abces yang lebih luas.

peradangan

setempat

yang

agak

(2) Pembengkakan

pada

kelenjar

limfe pada leher atau

ketiak.

DPT (Diphteri, Pertusis, Tetanus)


a)

Gunanya : Memberikan kekebalan terhadap penyakit dipteri, pertusis,


tetanus.

b) Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar


c) Kontra indikasi :
-

Panas diatas 38 C

Reaksi berlebihan setelah pemberian imunisasi DPT sebelumnya


seperti panas tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran dan syok.

d) Efek samping :
-

Reaksi lokal

(1) Terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan


disertai demam ringan selama 1-2 hari.
(2) Pada keadaan pertama (reaksi lokal) ibu tidak perlu panic sebab
panas akan sembuh dan itu berarti kekebalan sudah dimiliki oleh
bayi.

Reaksi Umum

(1) Demam tinggi, kejang dan syok berat.


(2) Pada keadaan kedua (reaksi umum atau reaksi yang lebih berat)
sebaiknya

Hepatitis B

ibu

konsultasi

pada

bidan

atau

dokter.

a) Gunanya : memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis


b) Tempat penyuntikan : Di paha bagian luar
c) Kontra indikasi : tidak ada
d) Efek

samping

Pada

umumnya

tidak

ada

Polio
a) Gunanya : memberikan kekebalan terhadap penyakit polio nyelitis
b) Cara pemberian : Diteteskan langsung kedalam mulut 2 tetes
c) Kontra indikasi:
-

Anak menderita diare berat

Anak sakit panas

d) Efek samping :
-

Reaksi yang timbul bisaanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya
berak-berak ringan.

Efek samping hampir tidak ada,bila ada hanya berupa kelumpuhan


pada anggota gerak dan tertular kasus polio orang dewasa.

Kekebalan yang diperoleh dari vaksinasi polio adalah 45-100%.

Campak
a) Gunakan : memberi kekebalan terhadap penyakit campak.
b) Tempat penyuntikan : Pada lengan kiri atas
c) Kontra indikasi :
-

Panas lebih dari 38C

Anak yang sakit parah

Anak yang menderita TBC tanpa pengobatan

Anak yang defisiensi gizi dalam derjat berat

Riwayat kejang demam

d) Efek samping :
-

Panas lebih dari 38C

Kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12

Dapat terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi


kejadian ini jarang terjadi.

2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi


Tabel 2.3
Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
No

Jenis

Jadwal

BCG

diberikan 1 kali (pada usia 1 bulan)

DPT

diberikan 3 kali (pada usia 2,3,dan 4 bulan)

Polio

diberikan 4 kali (pada usia 1,2,3, dan 4 bulan)

Campak

diberikan 1 kali (pada usia 9 bulan)

Hepatitis B

diberikan 1 kali (pada usia 0-7 hari)

2.3 Faktor yang Berkaitan Dengan Pengetahuan Ibu Terhadap


Imunisasi Dasar Lengkap
2.3.1

Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat


kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. semakin bertambah usia ibu maka tingkat

pengetahuan

2.3.2

semakin

tinggi.

Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu


cita-cita tertentu. Jadi semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan
semakin

2.3.3

mudah

untuk

memahami

sesuatu.

Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah di lahirkan

baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas wanita akan sangat
berpengaruh terhadap kesehatan wanita, karena semakin tinggi
paritas ibu maka akan semakin meningkat pengetahuan ibu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto
S,
1998, Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Praktek. PT. Rhineka CIpta, Jakarta.
_________, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT.
Rhineka Cipta, Jakarta.
Dinkes, 2002, Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta.
Hidayat, 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1, Penerbit
Salemba Medika, Jakarta.

Huliana, A. Md.Keb, 2003, Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Puspa


Swara, Jakarta.
Kurniasih, dkk, 2006, Panduan Imunisasi, PT. Gramedia, Jakarta.
Notoatmodjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rhineka
Cipta, Jakarta.
__________, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rhineka Cipta,
Jakarta.
Nursalam, 2001, Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta.
Wahyudin, dkk, 2005, Pengantar Pendidikan, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Unicef Org, 2006, Anak-Anak Yang Terabaikan, Terlupakan, dan Tak
Terjangkau, Saran Pers, Jakarta.
Info Sehat, 2006, Imunisasi, Jakarta.
Medicastore, 2006, Imunisasi, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai