Anda di halaman 1dari 2

Di Indonesia, imunisasi merupakan kebijakan nasional melalui

program imunisasi. Imunisasi masih sangat diperlukan untuk


melakukan pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I), seperti Tuberkulosis (TB), dipteri, pertusis
(penyakit pernapasan), campak, tetanus, polio dan hepatitis B.
Program imunisasi sangat penting agar tercapai kekebalan
masyarakat (population immunity). Program Imunisasi di
Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990,
Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization
(UCI), yang merupakan suatu tahap dimana cakupan imunisasi di
suatu tingkat administrasi telah mencapai 80% atau lebih. Saat ini
Indonesia masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI
Desa/Kelurahan pada tahun 2014 (Pusat Komunikasi Publik,
2011).
Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri di Kota Padang diduga
karena banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya
imunisasi. Kurangnya kepedulian orang tua dan sosialisasi dari
petugas kesehatan menjadi faktor utama munculnya penyakit ini.
Keterangan para ahli kesehatan bahwa penyebab utama dari
penyakit difteri kerena tidak lengkapnya imunisasi seorang anak
adalah menjadi patut dipertanyakan. Untuk memberikan
kesadaran bersama bagi setiap ibu yang memiliki anak balita
diperlukan dua hal pokok, pertama pemberian informasi yang
utuh tentang imunisasi untuk daya tahan tubuh dan manfaat
kesehatan masa depan anak.
Indonesia sehat pada tahun 2015 merupakan target dari berbagai
program yang terdapat dalam MDGs, salah satu program
tersebut adalah menurunkan angka kematian balita sebesar 2/3
antara 1990 sampai 2015. Untuk memenuhi program ini maka
dibentuk dua indikator yaitu angka kematian balita dan cakupan
imunisasi campak pada usia satu tahun. Cakupan imunisasi dan
campak pada anak usia satu tahun terus meningkat setip
tahunnya dalam rangka mencapai target MDGs sebesar 90 %
tahun 2015. (BPS MDGs. Indikator MDGs. 2000). Cakupan
imunisasi campak di Sumatera Barat tahun 2010 hana 66,3%
menurun dibandingkan tahun 2007 sebesar 75,4%. Persentase
rincian imunisasi pada tahun 2010 yaitu BCB 71,8%, polio 63,5%,
DPT-HB 51,0%, dan campak 66,3%. Jika dibandingkan dengan

data pada tahun 2007 imunisasi BCG 83,1% menurun sebesar


11,3%, imunisasi polio 69,4% menurun sebesar 5,9%, imunisasi
DPT-HB g4,2% menurun sebesar 13,2%, dan imunisasi campak
75,4% menurun sebesar 9,1%. Namun angka ini meningkat pada
tahun 2011 sebesar 19% yaitu 85,3% berdasarkan sumber data
Diknas Sumbar tahun 2012. Menurut laporan Dinas Kesehatan
Kota Padang (DKK) tahun 2012, cakupan imunisasi campak Kota
Padang tahun 2011 88,1% angka ini sudah mencapai target yang
seharusnya dan dapat dikatakan cukup tinggi. Namun angka ini
belum merata pada semua kecamatan yang ada di Kota Padang.

Anda mungkin juga menyukai