Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
John H. Frans, ST || 1
2. Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli yang
tinggi
3. Jembatan kayu lebih populer menggunakan dek dari kayu sehingga menguntungkan untuk lokasi yang
terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat dipasang
tanpa bekisting dan tulangan sehingga menghemat biaya
4. Kayu tidak mudah korosi seperti baja atau beton
5. Kayu merupakan bahan yang sangat estetik bila didesain dengan benar dan dipadukan dengan
lingkungan sekitar
Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa jembatan kayu untuk konstruksi jembatan berat dengan
bentang sangat panjang sudah tidak ekonomis lagi. Jadi jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi
sederhana dengan bentang pendek. Berikut ini adalah hal positif dan negative dari pemakaian
Positif
1. Harga Murah (jika ada kayu di desa
setempat)
2. Konstruksi Sederhana
Negatif
1. Kayu Lantai Sering Lapuk (apalagi kualitas
kayu rendah)
2. Kenyamanan Lalu Lintas Kurang
Sebelum abad 20, kayu menjadi bahan bangunan utama bahkan sebagai bahan struktur jalan kereta dan
jembatan. Jembatan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas, struktur bawah terdiri dari abutment, tiang dan
struktur lain untuk menyangga struktur atas yang terdiri dari balok jembatan dan lantai jembatan.
Bentuk penyusun struktur dapat berupa kayu gelondong/log, kayu gergajian, hingga kayu laminasi atau kayu
buatan lainnya. Hingga produk glulam tersebar, ketersediaan ukuran kayu menjadi kendala, penyelenggaraan
kayu untuk jembatam. Kalaupun ada, jembatan kayu merupakan jembatan sementara dengan umur pakai
dibawah 10 tahun.
John H. Frans, ST || 2
Struktur kayu laminasi telah membantu kapabilitas bentangan struktur yang diperlukan untuk jembatan. Gelegar
laminasi ukuran 0.60 m x 1.80 m mampu mendukung suatu sistem deck laminasi hingga bentangan 12 m 30 m
bahkan lebih. Balok laminasi dapat membentuk suatu deck/ lantai jembatan yang solid dan jika dirangkai dengan
batang tarik pengekang dapat membentuk suatu deck laminasi bertegangan tarik. Kayu laminasi lengkung dapat
dipakai untuk memproduksi beragam jembatan yang indah
John H. Frans, ST || 3
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan untuk tujuan
penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain
karena sifat khasnya.
Kita sebagai pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal
sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu
harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan. Berikut ini diuraikan sifat-sifat kayu (fisik dan mekanik)
serta macam penggunaannya.
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan
teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan
penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifatsifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja
dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat
dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat
secara kontinu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu
pohon, kayu mempunyai sifat yang berbedabeda. Dari sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu
sama lain, ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam - macam dan susunan dinding selnya terdiri
dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut
tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan kadar air
(kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
John H. Frans, ST || 4
yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti
jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu
yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu
gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu
bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan
kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal
(serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin,
dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar
air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu
mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau
sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau
John H. Frans, ST || 5
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap
tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai
nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya
makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam
kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas
kayu.
b.
Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas nada
yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan
alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
c.
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang
yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
John H. Frans, ST || 6
John H. Frans, ST || 7
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam
kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua
kelompok :
a.
Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang
John H. Frans, ST || 8
Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
Menurut Vademecum Kehutanan Indonesia, kelas kekuatan kayu didasarkan kepada berat jenis, keteguhan
lengkung mutlak dan keteguhan tekan mutlak, dan dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:
TABEL 1. KELAS KEKUATAN KAYU
Kelas Kayu
I
Berat Jenis
Keteguhan lengkung
Keteguhan tekan
mutlak (kg/cm2)
mutlak (kg/cm2)
1100
650
0,90
II
0,60 - <0,90
725 -<1100
425 -<650
III
0,40 - <0,60
500 - <725
300 - <425
IV
300-<500
215-<300
< 300
< 215
< 0,30
2.
Pengaruh iklim dan terik matahari tetapi terlindung terhadap pengaruh air.
3.
4.
5.
John H. Frans, ST || 9
Berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan menahan beban tetap. Untuk kayu yang
bermutu B harga tersebut di atas di kurangi 25%.
John H. Frans, ST || 10
Angka-angka diatas tetap berlaku untuk konstruksi yang terlindung dan yang
menahan muatan tetap.
-
Yang dimaksudkan muatan tetap ialah: muatan yang berlangsung lebih dari 3
bulan dan beban bergerak yang bersifat tetap atau terus-menerus seperti berat
sendiri, tekanan tanh, tekanan air, barang-barang gudang, kendaraan diatas
jembatan, dan sebagainya.
- Yang dimaksudkan dengan muatan tidak tetap ialah: muatan yang berlangsung
kurang dari 3 bulan dan muatan bergerak yang bersifat tidak tetap atau tidak
terus-menerus, seperti berat orang yang berkumpul, tekanan angin, dan
sebagainya.
-
Faktor 2/3 untuk konstruksi yang selalu terendam air dan untuk konstruksi yang
tidak terlindung dan kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi.
Faktor 5/6 untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu itu dapat mongering
dengan cepat.
b.
Dalam perhitungan perubahan bentuk elastis, maka modulus kekenyalan kayu sejajar
serat dapat diambil dari tabel 3.3 sebagai berikut:
John H. Frans, ST || 11
E sejajar serat
(kg/cm2)
125.000
II
100.000
III
80.000
IV
60.000
Sebagai bahan konstruksi, kayu juga memiliki keuntungan dan kerugian sebagai berikut:
-
Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai daya
penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat mudah dikerjakan,adalah
relatif murah, dapat mudah diganti, dan bisa didapat dalam waktu singkat.
Kerugiannya antara lain ialah sifat kurang homogen dengan cacatcacat alam seperti
arah serat yang berbentuk menampang, spiral dan diagonal, mata kayu, dan
sebagainya. Beberapa kayu bersifat kurang awet dalam keadaan-keadaaan
tertentu.
John H. Frans, ST || 12
6m
14 m
Ditentukan :
1. L = 14 m
2. H = 6 m
3. Kayu Kelas II Mutu A
4. Jembatan Kayu untuk jalan raya Kelas II ( 2 x 3,5 m )
5. Beban Terpusat = 5 ton
6. Beban Merata = 2 ton/m
7. Peraturan Kayu PPKI
8. Lebar Jembatan = 9 m
9. Tekanan Angin (w) = 100 kg/m2
A1
D1
T2
D2
A3
T3
D3
A4
T4
A5
D4
6m
T1
A2
D5
A6
D6
T6
A7
D7
T7
A8
D8
T8
T9
T5
T10
D9
B1
T11
D10
B2
T12
D11
B3
T13
D12
D13
B4
B5
T14
D14
B6
T15
D15
B7
T16
D16
T17
B8
14 m
John H. Frans, ST || 13
14
= 1,75 meter
8
Batang Bawah ( B )
B1 = B2 = B3 = B4 = B5 = B6 = B7 = B8 =
14
= 1,75 meter
8
Batang Tegak ( T )
T1 = T2 = T3 = T4 = T6 = T7 = T8 = T9 = T10 = T11 = T12 = T13 = T14 = T15 = T16 = T17
= 3 meter
T5 = 6 meter
Batang Diagonal ( D )
D1 = D2 = D3 = D4 = D5 = D6 = D7 = D8 = D9 = D10 = D11 = D12 = D13 = D14 = D15 = D16
2
= B 2 + 1 T = 1,752 + 1 .6 = 3,5meter
1
1
2
Panjang (m)
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
1,75
Batang
D1
D2
D3
D4
D5
D6
D7
D8
D9
D10
D11
D12
D13
D14
D15
D16
Panjang (m)
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
Batang
T1
T2
T3
T4
T5
T6
T7
T8
T9
T10
T11
T12
T13
T14
T15
T16
T17
Panjang (m)
3
3
3
3
6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
John H. Frans, ST || 14
=
Dimana :
n = jumlah gelagar memanjang ( harus ganjil )
B = lebar jembatan
= lebar perkerasan jalan + 2 x lebar trotoar
= 2 x 3,5 + 2 x 1
=9m
n
=
18
n
=
19
n
=
20
0,6 m
B
n 1
=
=
=
0.52 m
0.5 m
0.47 m
L
n 1
dimana :
L = panjang jembatan
n = jumlah titik buhul batang ( sesuai gambar = 9 titik )
14
= 1,75 m
9 1
John H. Frans, ST || 15
Tegangan yang diperkenankan untuk kayu kelas I mutu A dari buku PPKI adalah :
lt
tk //
= 130 kg/cm2
tr //
= 130 kg/cm2
tk
//
E //
= 150 kg/cm2
= 40 kg/cm2
= 20 kg/cm2
= 125.000 kg/cm2
Menurut buku PPKI untuk konstruksi yang tidak terlindung, Tetapi kayu dapat meregang dengan
cepat ,maka tegangan-tegangan yang diizinkan dikalikan dengan faktor reduksi 5/6
Maka :
lt
tk //
tr //
tk
//
Jembatan lalu lintas dengan lebar 7 m. Kemiringan aspal direncanakan 2 %. Menurut buku Jembatan
(Ir. H. Stregk, 69), Bila digunakan aspal kasar dan padat dengan tebal minimum 5 cm.
Lebar Jalan
John H. Frans, ST || 16
2%
5 cm 5 cm
2%
L a pisan Aspa l
10 cm
P ap a n A ta s
P ap a n Ba w a h
3 ,5 m
3 ,5 m
Q total
Toeslag 10 %
Q TOTAL
2. Faktor Kejut
=
20
, dimana L = 14 m
50 + L
20
= 0,3125
50 + 14
John H. Frans, ST || 17
3. Faktor Pembebanan
= 1 + Faktor Kejut
= 1 + 0,3125
= 1,3125
qtotal akibat beban sendiri = 1,3125 x 105,1875
= 138,06 kg/m
4. Faktor Pembebanan T (T Loading)
Menurut peraturan muatan untuk jembatan jalan raya No. 12//1970 :
P untuk 2 Roda = 20 Ton
P untuk 1 Roda = 10 Ton
Untuk jalan raya Kelas II diambil beban 70%
PERHITUNGAN BEBAN RODA TERHADAP ANGIN
PA
Y = 0,5 x t
, L = 1,75 (jarak antar As Roda)
Y = 0,5 x 200 cm
= 100 cm
=1m
PA = Tekanan Angin = 100 kg/m2
= 100 kg/m2 x 2m x 7,5 m
= 1500 Kg
* Beban angin merupakan beban merata pada sisi selebar 2 m sepanjang 7,5 m (PPJR Pasal 2)
John H. Frans, ST || 18
PA
1,5
1,75
RA
Y=1m
RB
MA = 0
RB .
1,75 PA . 1 = 0
RB
PA 1
1,75
15001
1,75
= 857,143 kg
= 0,86 ton
= ( Po + P ) x Faktor Pembebanan
= ( 7 + 0,86 ) x 1,3125
= 10,316 ton
John H. Frans, ST || 19
45
45
Papan Bawah
a
20
Papan Atas
45
45
Papan Bawah
a = (8,5 + 5 + 5) cm
= 18,5 cm
c = 20 + (18,5) x 2
= 57 cm
5 cm 8,5 cm
Papan Atas
Lapisan Aspal
50
10 cm
Lapisan Aspal
10 cm
5 cm 8,5 cm
b = 50 + (18,5) x 2
= 87 cm
4524,56 kg
87
= 5200,64 kg/m
Faktor Pembebanan = 1,3125
Q
= 1,3125 x 5200,64 kg/m
= 6815,84 kg/m
MOMEN YANG TERJADI
Jarak antara gelagar memanjang = 0,5 m
Momen akibar beban sendiri
M1
= 1/8.ql2
= 1/8 . 135,24. 0,52
= 4,23 kg.m
Momen akibar beban bergerak
M2
= 1/8.ql2
= 1/8 x 6553,18 x 0,52
John H. Frans, ST || 20
Mtotal
= 204,79 kg.m
= M1 + M2
= 4,23 + 204,79
= 209,02 kg.m
KONTROL TEGANGAN
Kontrol Tegangan Lentur
W
= 1/6.b.h2
= 1/6 . 25 . 102
= 416,67 cm3
lt =
total
20902 kgcm
= 50,16 kg/cm2
416 , 67 cm 3
Syarat Aman
lt <
lt
Q beban bergerak
= 5/8 . q beban bergerak . L
= 5/8 (65,5318 kg/cm) . 50 cm
= 2047,87 kg
Jadi Qtotal
= Q1 + Q2
= 42,32 kg + 2047,87 kg
= 2090,19 kg
3 Q total
2 bh
3 Q total
2 bh
John H. Frans, ST || 21
3 2090,19 kg
2 25 18.5 cm 2
= 6,78 kg/cm2
Syarat Aman
<
//
14
0,5
1,75
19
Beban Mantap
o Aspal
John H. Frans, ST || 22
q total
Berat Air
Toeslag 10%
= 25,625 kg/m
Total
(q bs )
Perhitungan M dan Q akibat gelagar memanjang, maka gelagar melintang dianggap perletakan sendiri.
1,75
M max
=
=
=
1/8 q bs L2
1/8 (281,875) (1,75)2
107,9 kg.m
Q max
=
=
=
1/2 q bs L
1/2 (281,875) (1,75)
431,62 kg
2.
5t
2 t/ m
John H. Frans, ST || 23
20
50 + L
20
=
50 +14
=
dimana L = 14 m
= 0,3125
Faktor Pembebanan
= 1 + Faktor Kejut
= 1 + 0,3125
= 1,3125
Beban yang bekerja pada gelagar memanjang
P P
2
5 0 ,5 1, 3125
=
2
= 1,6406 ton
= 1640,6 kg
q P
2
1,5 0 ,5 1,3125
=
2
= 0,49219 t/m
= 492,19 kg/m
jadi,
= 492,19 kg/m
= 1640,6 kg
PEMBEBANAN
RA
1,75 m
RB
John H. Frans, ST || 24
M max
= 1/4 p L
= 1/4 (1640,6) (1,75)
= 717,76 kg.m
Q max
= P/2
= 1640,6 /2
= 820,3 kg
v
Akibat Merata
M max
= 1/8 q L2
= 1/8 (431,62)(1,75)2
= 165,23 kg.m
Q max
= 1/2 q L
= 1/2 (431,62) (1,75)
= 377,67 kg
M total =
Mbs + Mp + Mq
=
220,21 kg.m + 717,76 kg.m + 165,23 kg.m
=
1703,2 kg.m
Q total
Qbs + Qp + Qq
John H. Frans, ST || 25
=
=
1
b h2
6
1
(20) (25)2
6
W =
25
20
=
lt =
2083,33 cm3
total
170320 kgcm
2083 ,33 cm 3
= 81,754 kg/cm2
Syarat Aman
lt <
lt
3 . Qtot
2 bh
3 1550,31
=
2 20 25
=
= 4,65 kg/cm2
Syarat Aman
//
<
2
4,65 kg/cm < 20,00 kg/cm2 ....................... ok !!!
John H. Frans, ST || 26
3. Kontrol Lendutan
E
=
=
=
=
125000 kg/cm2
L/400
175/400
0,4375 cm
=
=
=
1/12 x b x h
1/12 (20) (25) 3
26041,67 cm4
5 ( q bs + q t ) L4
=
384EI
5 (2,81875+ 4,9219 ) (175) 4
=
384 (125000)(26041,67)
= 0,03 cm
Syarat Aman
0,03cm <
<
0,625 cm
....................... ok !!!
John H. Frans, ST || 27
PERHITUNGAN TROTOAR
Menurut peraturan Muatan umum untuk jembatan jalan raya no.12/1970
Kondisi Trotoar harus diperhitungkan terhadap muatan hidup sebesar 500 kg/m2
1.
2.
3.
4.
2 x 1 m = 200 cm
500 kg/cm2
1000 kg/m3
7/20
John H. Frans, ST || 28
= 124 kg/m
= 12,4
q bs
= 136,4 kg/m
q = 136,4
M max
=
=
=
1/8 q bs L2
1/8 (136,4) (1)2
17,05 kg.m
Q max
=
=
=
1/2 q bs L
1/2 (136,4) (1)
68,2 kg
lt =
total
w
1705 kg . cm
= 1 20 ( 7 ) 2
6
= 10,43 kg/cm2
Syarat Aman
10,43
kg/cm2
lt <
< 125
lt
kg/cm2
.................... ok !!!
John H. Frans, ST || 29
2.
//
3 Qtot
2bh
3 68,2
2 20 7
= 0,73 kg/cm2
Syarat Aman
//
0,73
kg/cm2
3.
//
<
2
< 16,67 kg/cm .......................ok !!!
Kontrol Lendutan
E
=
=
=
=
125000 kg/cm2
L/400
100/400
0,25 cm
=
=
=
1/12 x b x h
1/12 (20) (7) 3
571,67 cm4
5 q L4
=
384 EI
5 1,364 (100) 4
384 (125000) (571,67)
= 0,025 cm
Syarat Aman
<
.......................ok !!!
John H. Frans, ST || 30
Gelagar Memanjang
1,75 m
Menurut PMUJJR, konstruksi trotoar harus diperhitungkan muatan sebesar 60% dengan muatan hidup
di atas trotoar.
Jarak gelagar memanjang = 0,5 m
Jarak gelagar melintang = 1,75 m
= 50 cm
= 175 cm
John H. Frans, ST || 31
Pembebanan
Berat sendiri papan lantai
= (0,07) x (0,5) x (1000) = 35 kg/m
Berat sendiri
gelagar memanjang
= (0,15) x (0,2) x (1000) = 30 kg/m
Berat muatan hidup
= 60% x (0,5) x (500) =150 kg/m
=
Toeslag 10% =
215 kg/m
21,5 kg/m
q bs =
236,5 kg/m
263,5 kg/m
1,75 m
1.
= 1/8.q bs. L2
= 1/8 . 263,5 . (1,75)2
= 100,8711 kg.m
= 10087,11 kg.cm
Qmax
= . q bs . L
= . 263,5. 1,75
= 230,5625 kg
Wn
Mmax
lt
M
Wn
10087,11
=
1000
= 10,087
Syarat Aman
lt <
kg/cm2
lt
John H. Frans, ST || 32
3 Qmax
2bh
3 295,625 kg
2 15 20
= 1,478 kg/cm2
Syarat Aman
1,478
3.
kg/cm2
//
<
< 16,67 kg/cm2 .......................ok !!!
Kontrol Lendutan
E
= 125000 kg/cm2
= L/400
= 250/400
= 0,625 cm
= 1/12 x b x h
= 1/12 x (15) x (20) 3
= 10000 cm4
5 q L4
384EI
5 ( 2,365)(250) 4
384 (125000) (10000)
= 0,096 cm
Syarat Aman
<
0,096 cm < 0,625 cm .ok !!!
John H. Frans, ST || 33
y = 25
Dimana :
P bekerja sumbu y
q bekerja sumbu x
John H. Frans, ST || 34
x
1,75 m
Mmax
=
=
=
1/8 q L2
1/8 (55) (1,75) 2
21,05 kg.m
Qmax
=
=
=
qL
(55) (1,75)
48,125 kg
y
Mmax
=
=
=
1,75 m
L2
1/8 P
1/8 (100) (1,75) 2
38,28 kg.m
Qmax
=
=
=
PL
(100) (1,75)
87,5 kg
wx
bruto
wy
bruto
= 1/6 x b x h2
= 1/6 x (25) (20)2
= 1666,67 cm2
= 1/6 x b x h2
= 1/6 x (20) (25)2
= 2083,33 cm2
John H. Frans, ST || 35
Maka
lt
M
w
M
w
y
x
= 0,003 cm
Syarat Aman
= 3,307 kg/cm2
<
0,003 cm < 0,625 cm ok !!!
Syarat Aman
3,307
5 q L4
384EI
5 (0,55) (175) 4
=
384 (125000) (16666,67)
2105
3828
+
2083 ,33 1666 , 67
kg/cm2
lt <
lt
3 Qtot
2bh
3 (48,125 + 87,5)
2 25 20
= 0,41 kg/cm2
Syarat Aman
0,41
//
<
< 16,67 kg/cm2 ................ok !!!
kg/cm2
Kontrol Lendutan
E
= 125000 kg/cm2
= L/400
= 250/400 = 0.625 cm
= 1/12 x b x h
= 1/12 x (25) x (20) 3
= 16666,67 cm4
John H. Frans, ST || 36
20 cm
15 cm
15 cm
Ix
= 2 x 1/12 b h3
= 2 x 1/12 (15) (20)3
= 20000 cm4
Wn =
0 ,8 I
0 ,5 h
lt
M
Wn
22500
= 1600
= 14,0625 kg/cm2
Syarat Aman
lt <
lt
John H. Frans, ST || 37
Ha
60o
DA
60o
= 150 kg
Cos 60o
= Ha / Da
Da = Ha / cos 60o
= 150 / cos 60o
= 300 kg
Panjang Skoor ;
L = 0,3 / sin 60o
= 0,346 m
~ 0,35 m
John H. Frans, ST || 38
34 ,6 cm
= 17,12
2,021 cm
i min
P .
50 .1,14
=
F
35
tk // =
= 1,63 kg/cm2
Syarat Aman
tk
//
<
tk
//
= 50 kg
tk
tk // - ( tk // - tk ) . sin
tm =
P . cos 2
50 . cos 2 60
=
5 . 33 ,33
b . tk
= 0,075 cm
Syarat Aman
tm < h
0,075 cm < . 7 cm
0,075 cm < 1,75 cm .................... ok !!!
Lm =
50 . cos 60
P . cos
= 0,15 cm
=
5 . 33 , 33
b . tk
Syarat Aman
tm < h
0,15 cm < 7 cm
0,15 cm < 7 cm....................ok !!!
John H. Frans, ST || 39
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19
9m
Diketahui
=
=
=
=
0,5 m
19 buah
1,75 m
9m
PEMBEBANAN
1. Akibat Lantai kendaraan
o Beban P1= P19
Berat muatan hidup
Berat air hujan
Akibat Trotoar
Berat papan lantai trotoar
Berat gelagar memanjang trotoar
= (0,25) x (500)
= 0,05 x 0,25 x 1000
= 125
= 12,5
kg/m
kg/m
= 35
= 30
kg/m
kg/m
q
Toeslag 10%
= 202,5
= 30,25
kg/m
kg/m
Q total
= 232,75
kg/m
= 250
= 25
kg/m
kg/m
= q1 x L
= 232,75 x 1,75
= 1455,78 kg
o Beban P2=P18
Berat muatan hidup
Berat air hujan
= (0,5) x (500)
= 0,05 x 0,25 x 1000
John H. Frans, ST || 40
Akibat Trotoar
Berat papan lantai trotoar
Berat gelagar memanjang trotoar
= 35
= 30
kg/m
kg/m
= 340
= 44
kg/m
kg/m
= 384
kg/m
= 50
= 50
= 125
= 12,5
=53,125
kg/m
kg/m
kg/m
kg/m
kg/m
= 35
= 30
kg/m
kg/m
q
Toeslag 10%
+
Q total
Jarak gelagar melintang = 1,75 meter
Maka, P2
= q bs . L
= 384 x 1,75 m
= 847 kg
o Beban P3=P17
Berat gelagar memanjang (20/25)
Berat papan lantai kendaraan
Berat muatan hidup
Berat air hujan
Berat aspal
Akibat Trotoar
Berat papan lantai trotoar
Berat gelagar memanjang trotoar
q
Toeslag 10%
=455,625 kg/m
=35,5625 kg/m
+
Q total
=491,1875kg/m
= 50
= 30
= 25
=106,25
kg/m
kg/m
kg/m
kg/m
+
q
Toeslag 10%
=231,25
kg/m
=23,125 kg/m
+
Jurusan Teknik Sipil
Fak. Sains dan Teknik
UNDANA KUPANG
John H. Frans, ST || 41
Q total
=254,375 kg/m
= P1 + P2 + P3 + 6,5P4
= 1455,78 + 847 + 684,58 + 6,5 (445,156)
= 5880,874 kg
12 ton x 70%
= 8,4 ton
2,2 ton/m x 70% = 1,54 ton
= 1+
20
50 + 1,75
= 1,38
Jarak gelagar melintang = 0,5 m maka beban yang bekerja pada tiap gelagar adalah :
o
8 ,4 t
2
x 0,5 x 1,38
= 2,898 t
= 2898 kg
o
1, 54 t / m
x 0,5 x 1,38
2
= 0,5313 t/m
= 531,3 kg/m
Qmax
= q.L
= . 531,3 kg/m . 1,75 m
= 464,8875 kg
Maka besarnya gaya :
o
P2
= P+Q
o
John H. Frans, ST || 42
= 2898 kg + 464,8875 kg
= 3362,8875 kg
= . P2
= . 3362,8875 kg
= 1681,44 kg
P1
*P2 = P3-18
Reaksi Perletakan
RA = RB
= P1 + P2
= 1681,44 kg + 8,5 (3362,8875 kg)
= 30265,98 kg
Mmax
= RA (4,5) P1(4,5) P2 (4+3,5+3+2,5+2+1,5+1+0,5)
= 30265,98 (4,5) 1681,44 (4,5) 3362,8875 (18)
= 68098,455 kgm
Qmax
= RA
= 30265,98 kg
3. Akibat berat sendiri gelagar melintang
Gelagar melintang direncanakan 70/90
o
=
=
=
=
=
=
=
=
Mmax
Qmax
Mmax total
Qmax total
1. Kontrol Tekuk
tk =
max total
7851650,2
94500
= 83,086 kg/cm2
Syarat Aman
tk ll
<
tk ll
John H. Frans, ST || 43
3 . Q total
2 .b . h
3.37226,854
=
2.70.90
=
= 8,86 kg/cm2
Syarat Aman
<
ll
P3
=
=
=
=
=
=
Akibat P2 di titik 1
a = 0,5 meter
b = 9 m 0,5 m = 8,5 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
v
a
b
Akibat P3 di titik 2
= 1 meter
= 9 m 1 m = 8 meter
2
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
John H. Frans, ST || 44
= 0,018 cm
v
a
b
Akibat P4 di titik 3
= 1,5 meter
= 9 m 1,5 m = 7,5 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
v
a
b
Akibat P4 di titik 4
= 2 meter
= 9 m 2 m = 7 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
v
a
b
Akibat P4 di titik 5
= 2,5 meter
= 9 m 2,5 m = 6,5 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
v
a
b
Akibat P4 di titik 6
= 3 meter
= 9 m 3 m = 6 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
v
a
b
Akibat P4 di titik 7
= 3,5 meter
= 9 m 3,5 m = 5,5 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
John H. Frans, ST || 45
v
a
b
Akibat P4 di titik 8
= 4 meter
= 9 m 4 m = 5 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
v
a
b
Akibat P4 di titik 9
= 4,5 meter
= 9 m 4,5 m = 4,5 meter
P . a 2 .b 2
=
3 EI . L
Akibat q
5 .q . L 4
q =
384 EI
5.2, 4 kg . 900 4
=
384.125 10 3. 4252500.
= 0,039 cm
max
= 21 + 22 + 23 + 24 + 25 + 26 + 27 + 28 + 29 + q
= 2(0,005)+2(0,018)+2(0,033)+2(0,052)+2(0,07)+2(0,086) +2(0,098) + 2(0,106) + 2(0,109) +
0,039
= 1,193 cm
L
900
=
400
400
= 2,25 cm
Syarat Aman :
<
1, 193 cm < 2,25 cm......................ok !!!
John H. Frans, ST || 46
70
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
Bidang Lintang
Diketahui :
P1
P2
P3
John H. Frans, ST || 47
P4
q
RA = RB
Kekuatan Pasak
John H. Frans, ST || 48
//
LTOTAL
=
S
63864,75
= 18,29 19 buah pasak
3999,6
AB
LAB 15754,25 kg
=
S
3999 , 6 kg
BC
LBC 13749,75 kg
=
S
3999 , 6 kg
CD
LCD 11820,75 kg
=
S
3999 , 6 kg
DE
EF
LEF 8183,25 kg
=
S
3999 , 6 kg
= 2,05 2 pasak
FG
LFG
6365 kg
=
3999 , 6 kg
S
= 1,59 2 pasak
LDE
S
9109,5 kg
3999 , 6 kg
= 3,94 3 pasak
= 3,44 3 pasak
= 2,95 3 pasak
= 2,28 3 pasak
John H. Frans, ST || 49
GH
LGH
4546,25 kg
=
3999 , 6 kg
S
= 1,14 1 pasak
HI
LHI
2727,75 kg
=
3999 , 6 kg
S
= 0,68 1 pasak
IJ
LIJ
909,25 kg
=
3999 , 6 kg
S
= 0,23 1 pasak
John H. Frans, ST || 50
6m
14 m
F rangka= 14 x 6 = 84 m2
Jumlah luas bagan vertikal jembatan yang dianggap terkena angin adalah
1,5 x Luas total = 1,5 x 84 m2 = 126 m2
o Untuk jembatan rangka luasnya 30 %
L = 0,3 x 126 m2 = 37,8 m2
Tekanan angin ( w ) = 100 kg/m2
o Besar gaya angin pada rangkanya :
= 37,8 m2 x 100 kg/m2
= 3780 kg
o Gaya angin pada muatan hidup setinggi 2 m
= 2 m x 14 m x 100 kg/m2 = 2800 kg
o Total gaya akibat angin pada jembatan rangka
= 3780 kg + 2800 kg
= 6580 kg
o Jumlah medan pada jembatan rangka = 8
o
o
tiap simpul
P/2
6580 kg
= 822,5 kg
8
6580 kg
=
= 3290 kg
2
=
Ra = Rb = 4 P
= 4 (6580 kg )
= 26320 kg
John H. Frans, ST || 51
IKATAN ANGIN
P/2
A1
A2
D1
A3
D3
T3
A4
D5
T5
A5
D7
A6
D9
T7
A7
D11
T10
6m
T1
P/2
A8
D13
T12
D15
T14
T16
T9
T2
T4
D2
B1
T6
D4
B2
T8
D6
B3
T11
D8
D10
B5
B4
T13
D12
B6
T15
D14
B7
T17
D16
B8
14 m
CREMONA
John H. Frans, ST || 52
BATANG
Tarik ( + )
Tekan ( - )
A1 = A8
A2 = A7
A3 = A6
A4 = A5
1287,5
1186,97
1768,13
B1 = B8
B2 = B7
B3 = B6
B4 = B5
1287,5
1186,97
1768,13
D1 = D15
D2 = D16
D3 = D13
D4 = D14
D5 = D11
D6 = D12
D7 = D9
D8 = D10
2575
1847,56
1126,56
373,37
2575
1847,56
1126,56
373,37
-
T1 = T16
T2 = T17
T3 = T14
T4 = T15
T5 = T12
T6 = T13
T7 = T10
T8 = T11
T9
965,63
321,87
-
643,75
5150
1253,13
1609,39
321,87
965,63
643,75
John H. Frans, ST || 53
o
o
T5
T3
T1
T7
3m
D1
D3
D5
D7
T9
T2
D6
D4
D2
D8
3m
T4
T6
1,75
1,75
T8
1,75
1,75
Ix
Fbr
Fr
tr
(1,75m ) 2 + (3 m ) 2
= 4,828 m
= 482,8 cm
= 1/12 . b . h3
= 1/12 . 15 . 203
= 10000 cm4
= 15 . 20 = 300 cm 2
= 0,8 x Fbr = 0,8 x 300 cm2
= 240 cm2
=
2575
P
=
= 10,73 kg/cm2
240
Fr
John H. Frans, ST || 54
Syarat Aman :
tr <
tr
//
(1,75m ) 2 + (4,5 m ) 2
= 4,828 m
= 482,8 cm
Ix
= 1/12 . b . h3
= 1/12 . 15 . 203
= 10000 cm4
Fbr
Fr
= 15 . 20 = 300 cm 2
= 0.8 x Fbr = 0,8 x 300 cm2
= 240 cm2
imax
Ix
10000
=
= 5,774 cm
F
300
514,8
Lk
=
= 89,16 90
=
5,774
imin
=
2575 2,5
P
=
= 21,46 kg/cm2
300
Fbr
Syarat Aman :
tk <
tk
21,46
kg/cm2
//
John H. Frans, ST || 55
d = 1,587 cm
= 50 . d . b1 . ( 1 0,6 sin )
= 50 (3,7) (15) ( 1 0,6 . sin 45)
= 2130,22
=
=
=
=
0,085 . 14 . 6 . 2500
(0,10+0,05) . 14 . 6 . 1000
0,2 . 0,25 . 14 . 19 . 1000
0,7 . 0,9 . 9 . 9 . 1000
Toeslag 10%
P1
II. Trotoar
Papan Lantai Kendaraan
Gelagar Memanjang
Balok Sandaran
Tiang Sandaran
=
=
=
=
0,07 . 1 . 14 . 1000
0,15 . 0,2 . 14 . 1000 . 2
0,25 . 0,2 . 14 . 1000 . 3
0,15 . 0,2 . 0,9 . 1000 . 9
Toeslag 10%
P2
=
=
=
=
=
=
=
19750
17000
19000
51030
116780
12678
129458 kg
kg
kg
kg
kg +
kg
kg +
=
=
=
=
=
=
=
980
840
2100
243
4843
584,3
5427,3
kg
kg
kg
kg +
kg
kg +
kg
John H. Frans, ST || 56
= 2470,95
= 247,095
= 2718,05
kg
kg +
kg
=
=
=
=
Toeslag 10%
P4
2400
2400
6560
8256
= 19616 kg
= 2061,6 kg +
= 21677,6 kg
kg
kg
kg
kg +
P =
Q 90192,125kg
=
= 11274,12 kg
8
8
P = 5637,06 kg
RA = RB = 8/2 P
= 4P
= 4 (11274,12)
= 45096,0625 kg
John H. Frans, ST || 57
5670kg
= 708.75 kg
8
12760 kg
= 1417,78 kg
9
- RA = RB
1417,78 kg
2
= 608,64 kg
608,64
8
kg
= 76.08 kg
= 76,08 kg
= 38,04 kg
John H. Frans, ST || 58
K = 1+
14
= 1,218
50 + 14
*q
6t
x 9 m x 1,286
3,5 m
= 19,84 t
1,1 t / m
=
x 9 m x 1,286
3,5 m
= 3,64 t/m
Gaya ini akan ditahan oleh 2 gelagar induk, maka tiap gelagar induk menerima gaya :
19 ,84 t
2
3,64 t / m
= 1,82 t/m
2
Beban gaya yang berkerja pada trotoar :
q
= 900 kg/m . 50%
= 450 kg/m
= 1820 kg/m
John H. Frans, ST || 59
1.75
14
Garis Pengaruh
MB = 0
RA.L - P(L-x) = 0
P (L x)
RA =
L
14 x
GP.RA =
14
MA = 0
- RB.L + P.x = 0
P. x
RB =
L
x
y RA
0
1
7
0,5
14
0
x
y RB
0
0
7
0,5
14
1
GP.RB =
x
14
Potongan I I
Batang B1 (tinjau kiri)
MJ = 0
-B1.3
= 0
B1 = 0
Batang B1 (tinjau kanan)
MJ = 0
-RB.14 + B1.3
= 0
John H. Frans, ST || 60
3.B1 =
B1 =
x
.14
14
x
3
x
y B1
0
0
1,75
0,61
14 x
T10 = -
14
x
y T10
0
-1
1,75
-0,875
x
y T10
0
0
1,75
-0,875
x
.12,25
20
12,25x
50
Potongan II II
Batang T1 (tinjau kiri)
Ms = 0
RA.1,75 + 1,75.T1 = 0
14 x
T1 = -
14
x
y T1
0
-1
1,75
-0,875
12,25x
50
x
y T1
0
0
2,5
-0,875
John H. Frans, ST || 61
3.A1
= 0
= 0
A1
x
y A1
0
0
1,75
-0,71
x
3
14 x
- 6.0
14
4,07.D1 = -1,75.
14 x
14
x
y D1
D1 = -0,61
0
-0,61
1,75
-0,53
x
x
.12,25 6.
3
14
D1 = -0,71x
4,07.D1 = -
x
y D1
0
0
1,75
-1,775
14 x
- 6.0
14
4,07.D9 = 1,75.
x
y D9
0
0,61
1,75
0,53
14 x
14
D9 = 0,61
x
x
.12,25 6.
3
14
D9 = -0,276x
4,07.D9 =
x
y D9
0
0
1,75
-0,69
John H. Frans, ST || 62
Potongan IV IV
Batang A2 (tinjau kiri)
Mb = 0
RA.1.75 + 6.A2 = 0
x
y A2
0
-0,36
x
y A2
0
0
1,75
-0,315
14 x
14
A2 = -0,29
2,5
-0,3125
= -0,125x
14 x
14
x
y T2
1,75.T2 = 3. -0,36
0
-0,5
1,75
-0,4375
14
0
14 x
14
T2 = -0,5
x
y T2
0
0
1,75
0,729
14
4.0824
x
. - 1,67.(-0,175x) + 0,67x
12
T2 = 0,29167x
Potongan V V
x
0
Batang B2 (tinjau kiri)
y
B
0,36
2
Ms = 0
1,75.RA - 6.B2= 0
T2 = -8
1,75
0,315
14
0
14 x
14
14 x
B2 = 0,36
14
6.B2 = 1,75
John H. Frans, ST || 63
x
y B2
0
0
1,75
0,3125
14
1,75
14 x
)
14
14 x
T11 = -0,5
14
x
y T11
0
-0,5
x
y T11
1,75
-0,4375
0
0
14
0
1,75
-1,6875
14
-9,45
Potongan VI VI
Batang D2 (tinjau kiri)
Mc = 0
RA.3 + 4,07.D2 + 6.A2 = 0
14 x
14 x
- 6.-0,36
14
14
14 x
x
D2 = -0,61
14
y D2
4,07.D2 = -3.
x
y D2
0
0
0
-0,61
1,75
-0,53
1,75
0,0775
14
0,434
14
0
John H. Frans, ST || 64
14 x
14 x
- 6. 0,36
14
14
14 x
D10 = 0,61
14
4,07. D10 = 3.
x
y D10
0
0,61
x
y D10
1,75
0,53
14
0
0
0
1,75
-0,0775
x
y A3
14 x
A3 = -0,71
14
14
-0,434
0
-0,71
1,75
-0,62
14
0
0
0
1,75
-0,2675
14
-1,498
14 x
14 x
14 x
- 3. -0,71
+ 3,5.0,36
14
14
14
14 x
x
0
T3 = 0,5
y
T
0,5
3
14
1,75.T3 = -1,75.
x
y T3
1,75
0,4375
0
0
1,75
-0,0625
14
0
14
-0.35
John H. Frans, ST || 65
T3 = -0,5.
x
= -0,025x
14
14 x
14
x
y B3
6. B3 = 3
0
0,71
1,75
0,62
14
0
14 x
14
B3 = 0,71
x
y B3
0
0
2,5
0,375
14
2.1
14 x
14 x
14 x
+ 3. -0,36
- 3.(0,71
)
14
14
14
14 x
x
0
T12 = -0,5
y
T
-0,5
12
14
1,75.T12 = 1,75.
2,5
-0,4375
14
0
x
y T12
0
0
Potongan IX IX
Batang D3 (tinjau kiri)
Md = 0
RA.2,5 + 4,07. D3 + 6.A3 = 0
14 x
14 x
- 6.-0,71
14
14
4,07. D3 = -2,5.
John H. Frans, ST || 66
2,5
0,0625
14 x
14
D3 = -0,61
x
y D3
0
-0,61
2,5
-0,53
1,75
0,075
20
0
14
0.42
14 x
14 x
4,07. D11 = 3,5.
- 6. 0,71
14
14
0
0,97
1,75
0,85
14
0
0
-1,07
1,75
-0,94
14
0
0
0
1,75
-0,22
14 x
14
D11 = 0,97
0
0
1,75
-0,075
14
-0,42
x
y A4
14 x
14
A4 = -1,07
x
y A4
14
-1.253
John H. Frans, ST || 67
14 x
14 x
14 x
-3.-1,07
+ 3.0,71
14
14
14
14 x
T4 = 0,5
x
0
1,75
14
1,75. T4 = -3
y T4
0,5
14
0
0,4375
x
y T4
0
0
1,75
-0,1125
14
-0,63
Potongan XI XI
Batang B4 (tinjau kiri)
Mu = 0
3,5.RA - 6. B4= 0
x
y B4
0
1,07
1,75
0,94
14
0
x
y B4
0
0
1,75
0,22
14
1,253
1,75
-0,4375
14
0
14 x
14
6. B4 = 3,5
14 x
14
B4 = 1,07
14 x
14 x
14 x
+ 3. -0,71
- 3.(1,07
)
14
14
14
1,75. T13 = 3.
14 x
14
T13 = -0,5
x
y T13
0
-0,5
John H. Frans, ST || 68
x
x
x
. + 3. -2,14
- 3.( 1,79 )
14
14
14
x
= 0,5
14
2,5 T13 = 8
T13
x
y T13
0
0
1,75
0,0625
14
0,5
14 x
14 x
- 6.-1,07
14
14
14 x
x
0
D4 = -0,61
y
D
-0,61
14
4
4,07.D4 = -7.
0
0
1,75
-0,53
14
0
1,75D4 = 0,031x
14
0,0775
0,434
14 x
14 x
- 6. 1,07
14
14
4,07. D12 = 7.
14 x
14
D12 = 0,61
x
y D12
x
y D12
0
0,61
0
0
1,75
0,53
1,75
-0,0775
14
0
14
-0,434
John H. Frans, ST || 69
14 x
14 x
+ 3.1,07
14
14
2,5.T5 = -3,5
x
y T5
0
-1,5
1,75
-1,3125
14
0
14 x
14
T5 = -1,5
x
y T5
0
0
1,75
-0,3125
14
-1.75
John H. Frans, ST || 70
A4
0,05
0,25
0,12
0,47
0,24
0,37
0,25
0,12
0,71
0,47
0,24
0,62
0,71
0,5
0,41
0,47
0,94
0,21
B3
0,24
0,05
0,1
0,16
0,21
0,26
0,32
0,16
0,16
0,37
0,71
0,21
0,26
0,5
0,94
0,62
0,32
0,41
0,47
0,71
0,16
A3
0,21
A2
0,24
A1
B1
B2
B4
John H. Frans, ST || 71
0,1
0,2
0,3
0,41
0,51
0,61
0,71
0,1
0,2
0,3
0,41
0,51
0,61
D4
D3
0,68
0,51
0,34
0,17
0,4
0,27
0,13
0,85
0,4
0,53
0,57
D11
0,27
0,76
0,51
0,25
0,27
0,18
0,09
0,09
0,18
0,27
0,35
0,44
0,53
0,1
0,2
0,3
0,39
0,49
0,59
1,01
0,35
T5
0,27
1,27
0,44
1,78
1,52
0,69
D1
0,53
1,18
0,11
0,33
0,11
0,22
0,33
0,44
0,09
0,18
0,26
0,35
0,44
0,22
0,66
0,33
0,33
0,98
0,29
0,44
1,31
0,22
0,33
0,98
0,15
0,22
0,66
T12
0,11
0,11
T4
0,33
T3
0,28
0,11
0,21
0,32
0,42
0,53
0,35
0,18
0,09
0,18
0,26
0,35
0,44
0,29
0,15
0,12
0,24
0,36
0,49
0,61
0,73
0,36
0,28
0,56
0,84
1,13
1,41
1,69
0,84
T2
0,13
0,13
0,27
0,4
0,53
0,4
0,27
0,13
T1
T10
T11
T13
D9
D2
D10
D12
John H. Frans, ST || 72
0,13
0,25
0,38
0,5
0,63
0,75
0,88
0,13
0,25
0,38
0,5
0,63
0,75
0,88
BATANG
1 = Pbs . y
Tarik ( + )
Tekan ( - )
Tarik ( + )
Tekan ( - )
A1 = A8
A2 = A7
A3 = A6
A4 = A5
2,84
1,27
2,48
3,78
35568,50
15905,63
31059,82
47341,17
B1 = B8
B2 = B7
B3 = B6
B4 = B5
2,84
1,27
2,48
3,78
35568,50
15905,63
31059,82
47341,17
D1 = D8
D9 = D16
D2 = D7
D10 = D15
D3 = D6
D11 = D14
D4 = D5
D12 = D13
2,76
2,13
3,40
2,13
7,10
3,04
2,13
2,13
-
34566,57
26676,38
42582,01
26676,38
88921,25
38073,32
26676,38
26676,38
-
T1 = T9
T10 = T17
T2 = T8
T11 = T16
T3 = T7
T12 = T15
T4 = T6
T13 = T14
T5
3,52
2,91
1,76
1,76
-
3,52
6,75
1,76
1,76
5,25
44084,90
36445,19
22042,45
22042,45
-
44084,90
84537,81
22042,45
22042,45
65751,63
John H. Frans, ST || 73
BATANG
w . y
Tarik ( + )
Tekan ( - )
Tarik ( + )
Tekan ( - )
A1 = A8
A2 = A7
A3 = A6
A4 = A5
2,84
1,27
2,48
3,78
2875,50
1285,88
2511,00
3827,25
B1 = B8
B2 = B7
B3 = B6
B4 = B5
2,84
1,27
2,48
3,78
2875,50
1285,88
2511,00
3827,25
D1 = D8
D9 = D16
D2 = D7
D10 = D15
D3 = D6
D11 = D14
D4 = D5
D12 = D13
2,76
2,13
3,40
2,13
7,10
3,04
2,13
2,13
-
2794,50
2156,63
3442,50
2156,63
7188,75
3078,00
2156,63
2156,63
-
T1 = T9
T10 = T17
T2 = T8
T11 = T16
T3 = T7
T12 = T15
T4 = T6
T13 = T14
T5
3,52
2,91
1,76
1,76
-
3,52
6,75
1,76
1,76
5,25
3564,00
2946,38
1782,00
1782,00
-
3564,00
6834,38
1782,00
1782,00
5315,63
John H. Frans, ST || 74
BATANG
P . y
Tarik ( + )
Tekan ( - )
Tarik ( + )
Tekan ( - )
A1 = A8
A2 = A7
A3 = A6
A4 = A5
2,84
1,27
2,48
3,78
3521,60
1574,80
3075,20
4687,20
B1 = B8
B2 = B7
B3 = B6
B4 = B5
2,84
1,27
2,48
3,78
3521,60
1574,80
3075,20
4687,20
D1 = D8
D9 = D16
D2 = D7
D10 = D15
D3 = D6
D11 = D14
D4 = D5
D12 = D13
2,76
2,13
3,40
2,13
7,10
3,04
2,13
2,13
-
3422,40
2641,20
4216,00
2641,20
8804,00
3769,60
2641,20
2641,20
-
T1 = T9
T10 = T17
T2 = T8
T11 = T16
T3 = T7
T12 = T15
T4 = T6
T13 = T14
T5
3,52
2,91
1,76
1,76
-
3,52
6,75
1,76
1,76
5,25
4364,80
3608,40
2182,40
2182,40
-
4364,80
8370,00
2182,40
2182,40
6510,00
John H. Frans, ST || 75
BATANG
q . y
Tarik ( + )
Tekan ( - )
Tarik ( + )
Tekan ( - )
A1 = A8
A2 = A7
A3 = A6
A4 = A5
2,84
1,27
2,48
3,78
805,85
360,36
703,70
1072,58
B1 = B8
B2 = B7
B3 = B6
B4 = B5
2,84
1,27
2,48
3,78
805,85
360,36
703,70
1072,58
D1 = D8
D9 = D16
D2 = D7
D10 = D15
D3 = D6
D11 = D14
D4 = D5
D12 = D13
2,76
2,13
3,40
2,13
7,10
3,04
2,13
2,13
-
783,15
604,39
964,75
604,39
2014,63
862,60
604,39
604,39
-
T1 = T9
T10 = T17
T2 = T8
T11 = T16
T3 = T7
T12 = T15
T4 = T6
T13 = T14
T5
3,52
2,91
1,76
1,76
-
3,52
6,75
1,76
1,76
5,25
998,80
825,71
499,40
499,40
-
998,80
1915,31
499,40
499,40
1489,69
John H. Frans, ST || 76
BATANG
Kombinasi
1+2+4
Tarik ( + )
Tekan ( - )
Tarik ( + )
Tekan ( - )
A1 = A8
A2 = A7
A3 = A6
A4 = A5
41965,60
18766,31
36646,02
54835,62
39249,85
17551,87
34274,52
52241,00
B1 = B8
B2 = B7
B3 = B6
B4 = B5
41965,60
18766,31
36646,02
54835,62
39249,85
17551,87
34274,52
52241,00
D1 = D8
D9 = D16
D2 = D7
D10 = D15
D3 = D6
D11 = D14
D4 = D5
D12 = D13
40783,47
31474,20
50240,51
31474,20
94914,00
44920,92
31474,20
31474,20
-
38144,22
29437,39
46989,26
29437,39
98124,63
42013,92
29437,39
29437,39
-
T1 = T9
T10 = T17
T2 = T8
T11 = T16
T3 = T7
T12 = T15
T4 = T6
T13 = T14
52013,70
42999,96
26006,85
26006,85
-
52013,70
98742,19
26006,85
26006,85
48647,70
40217,28
24323,85
24323,85
-
48647,70
93287,50
24323,85
24323,85
T5
77577,26
72556,94
John H. Frans, ST || 77
= 2 . 20 . 30 = 1200
1
= 2 . . bh3
12
1
= 2.
. (20) . (30)3
12
= 90000 cm4
ix
it
=2.
Iq
Iy
1 3
1 1
. b . h + 2 { b . h ( b+ h) }
12
2 2
1
1
1
=2.
. 203 . 30 + 2 { 20 . 30 ( 20+ 30) }
12
2
2
4
= 70000 cm
1
. (b+b)3 . h
=
12
1
=
. (20+20)3 . 30
12
= 160000 cm4
1
= . (It + 3Iq)
4
1
= . (70000 + 3(160000))
4
= 137500 cm4
iy
90000 cm 4
= 8,66 cm
2 ( 20 )( 30 )
Ix
=
F
tr //
Iy
Fbr
137500 cm 4
= 10,70 cm
2 ( 20 )( 30 )
L
250
=
= 23,36 = 24 ; = 1,19 tr // =109 kg/cm2
;
i min 10,70
P.w
54835,62
. 1,19
= Fb = (0,8)(2)(20)(30) = 57,23
John H. Frans, ST || 78
Syarat Aman :
tr //
tr //
57,23 kg/cm2
<
<
109 kg/cm2 . Ok !!!
= . 54835,62 = 22927,81 kg
= 0,289 b = 0,289 (20) = 5,78 cm
250
Lk
=
= 43,25 = 44 ; = 1,42
;
i min 5,78
tr //
P.
= Fb =
tr // = 92 kg/cm
22927,811,42
(0,8)(20)(30) = 74,83
Syarat Aman :
tr //
tr //
74,83 kg/cm2
<
<
92 kg/cm2 . Ok !!!
= 54835,62 (Tarik)
= 2 x 20/30
= 2,5 m = 250 cm
= 2 . 0,8 . 20 . 30 = 960 cm2
tr //
P 54835,62
=
= 47,34 kg/cm2
960
n
Syarat Aman :
tr //
tr //
47,34 kg/cm2
<
<
109 kg/cm2 . Ok !!!
tr //
= . 54835,62 = 22927,81 kg
= 0,8 . 20. 30 = 480 cm4
=
1/ 2P 22927,81
=
= 47,38 kg/cm2
480
n
John H. Frans, ST || 79
Syarat Aman :
tr //
tr //
47,38 kg/cm2
<
<
109 kg/cm2 . Ok !!!
= 94914 (Tekan)
= 2 x 20/30
= 4,3 m = 430 cm
= 2 . 0,8 . 20 . 30 = 960 cm2
tr //
P 94914
=
= 100,723 kg/cm2
960
n
Syarat Aman :
tr //
tr //
<
109 kg/cm2 . Ok !!!
= . 94914 = 45457 kg
= 0,8 . 20. 30 = 480 cm4
tr //
Syarat Aman :
1/ 2P 45457
=
= 100,34 kg/cm2
480
n
tr //
100,34 kg/cm2
tr //
<
<
109 kg/cm2 . Ok !!!
John H. Frans, ST || 80
ix
it
Iq
Iy
= 8,66 cm
1 3
1 1
. b . h + b . h ( b+ h)
12
2 2
1
1
1
=
. 203 . 30 + 20 . 30 ( 20+ 30)
12
2
2
4
= 35000 cm
1
. (b+b)3 . h
12
1
=
. (20+20)3 . 30
12
= 160000 cm4
=
1
. (It + 3Iq)
4
1
= . (35000 + 3(160000))
4
= 128750 cm4
iy
45000 cm
( 20 )( 30 )
Ix
=
F
tr //
Iy
Fbr
128750 cm 4
= 14,64 cm
( 20 )( 30 )
700
L
=
= 47,81 = 48 ; = 1,47
;
i min 14,64
tr // = 88 kg/cm
P. 98742,19 1,47
= Fb = (0,8)(2)(20)(30) = 45,34
John H. Frans, ST || 81
Syarat Aman :
tr //
tr //
45,34 kg/cm2
<
88 kg/cm2 . Ok !!!
<
= . 98742,19 = 44871,095 kg
= 0,289 b = 0,289 (30) = 8,67 cm
tr //
tr // = 60 kg/cm
700
Lk
=
= 80,73 = 81 ; = 2,17 ;
i min 8,67
P.
44871,09 2,17
= Fb = (0,8)(2)(30)(20) = 38,56
Syarat Aman :
tr //
tr //
38,56 kg/cm2
<
60 kg/cm2 . ok !!!
<
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
A8
6m
T1
Z
D1
D2
T2
D9
D3
T3
T11
D10
T12
D11
D5
D4
T4
T6
T7
T5
T13
D6
D12
T14
D13
D7
T8
D14
T15
D8
D15
T16
T9
D16
T17
I
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
14 m
P=
kayu. P
1,0 .1500
= 3000 kg
0,5
P = P ( 1 0,25 sin )
= 3000 ( 1 0,25 sin )
John H. Frans, ST || 82
PERHITUNGAN SAMBUNGAN
Di Titik Simpul A
T10
A
B1
Sambungan batang B1 dan batang T10
= 900
P = 3000 ( 1 0,25 sin 900 )
= 2250 kg
P = 2 x 2250 kg = 4500 kg
n=
52013,7
= 11,56 baut
4500
= 12 baut
Di Titik Simpul J
T1
D1
tan 1 =
3,5
= 1,167
3
1 = 49, 40
T10
3
3
tan 2 =
D9
3,5
= 1,167
3
2 = 49, 40
John H. Frans, ST || 83
1 = 49, 40
P = 3000 ( 1 0,25 sin 49, 40)
= 2430,55 kg
P = 2 x 2430,55 kg = 4861.1 kg
n=
52013,7
= 10,14 baut
5128,14
= 11 baut
Sambungan batang T1 dan batang D1
2 = 49, 40
P = 3000 ( 1 0,25 sin 49, 40)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
104914
= 20,46 baut
5128,14
= 21 baut
Sambungan batang D1 dan batang D9
3 = 81,20
P = 3000 ( 1 0,25 sin 81,20)
= 2290,52 kg
P = 2 x 2290,52 kg = 4581,04 kg
n=
104914
= 22,9 baut
4581,04
= 23 baut
Di Titik Simpul R
A1
R
T1
Sambungan batang A1 dan batang T1
= 900
P = 3000 ( 1 0,25 sin 900 )
Jurusan Teknik Sipil
Fak. Sains dan Teknik
UNDANA KUPANG
John H. Frans, ST || 84
= 2250 kg
P = 2 x 2250 kg = 4500 kg
52013,7
= 11,56 baut
4500
n=
= 12 baut
Di Titik Simpul B
T11
D9
tan 1 =
1 = 63,430
tan 2 =
B1
B2
3,5
=2
1,75
1,75
= 0,58
3
2 = 30,260
3 = 900
n=
41965,6
= 8,78 baut
4779,39
= 9 baut
Sambungan batang D9 dan batang T11
2 = 30,260
P = 3000 ( 1 0,25 sin 30,260)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
99742,19
= 19,45 baut
5128,14
= 20 baut
Sambungan batang B2 dan batang T11
3 = 900
John H. Frans, ST || 85
99742,19
= 22,16 baut
4500
n=
= 23 baut
Di Titik Simpul K
T2
D2
tan 1 =
3,5
= 1,167
3
1 = 49, 40
tan 2 =
D10
T11
3
3
3,5
= 1,167
3
2 = 49, 40
n=
99742,19
= 19,45 baut
5128,14
= 20 baut
Sambungan batang T2 dan batang D2
2 = 49, 40
P = 3000 ( 1 0,25 sin 49, 40)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
44920,92
= 8,76 baut
5128,14
= 9 baut
John H. Frans, ST || 86
n=
44920,92
= 9,81 baut
4581,04
= 10 baut
Di Titik Simpul S
A1
A2
tan 1 =
3,5
=2
1,75
1 = 63,40
tan 2 =
D1
T2
3,5
= 1,167
3
2 = 49,410
3 = 900
n=
104914
= 21,95 baut
4779,39
= 22 baut
Sambungan batang D1 dan batang T2
2 = 49,410
P = 3000 ( 1 0,25 sin 49,410)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
104914
= 20,46 baut
5128,14
= 21 baut
John H. Frans, ST || 87
n=
42999,96
= 9,56 baut
4500
= 10 baut
Di Titik Simpul C
T12
D10
tan 1 =
3,5
=2
1,75
1 = 63,430
tan 2 =
B2
1,75
= 0,58
3
2 = 30,260
B3
3 = 900
n=
31474,2
= 6,59 baut
4779,39
= 7 baut
Sambungan batang D10 dan batang T12
2 = 30,260
P = 3000 ( 1 0,25 sin 30,260)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
31474,2
= 6,14 baut
5128,14
= 7 baut
John H. Frans, ST || 88
n=
36646,02
= 8,14 baut
4500
= 9 baut
Di Titik Simpul L
T3
D3
tan 1 =
3,5
= 1,167
3
1 = 49, 40
L
tan 2 =
T12
3
3
D11
3,5
= 1,167
3
2 = 49, 40
n=
50240,51
= 9,79 baut
5128,14
= 10 baut
Sambungan batang T3 dan batang D3
2 = 49, 40
P = 3000 ( 1 0,25 sin 49, 40)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
John H. Frans, ST || 89
n=
31474,2
= 6,14 baut
5128,14
= 7 baut
Sambungan batang D3 dan batang D11
3 = 81,20
P = 3000 ( 1 0,25 sin 108,920)
= 2290,52 kg
P = 2 x 2290,52 kg = 4581,04 kg
n=
50240,51
= 10,97 baut
4581,04
= 11 baut
Di Titik Simpul T
tan 1 =
A2
A3
3,5
=2
1,75
1 = 63,40
tan 2 =
3,5
= 1,167
3
2 = 49,410
D2
T3
3 = 900
n=
44920,92
= 9,39 baut
4779,39
= 10 baut
Sambungan batang D2 dan batang T3
2 = 49,410
P = 3000 ( 1 0,25 sin 49,410)
John H. Frans, ST || 90
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
44920,92
= 8,76 baut
5128,14
= 9 baut
Sambungan batang A3 dan batang T3
3 = 900
P = 3000 ( 1 0,25 sin 900 )
= 2250 kg
P = 2 x 2250 kg = 4500 kg
n=
36646,02
= 8,14 baut
4500
= 9 baut
Di Titik Simpul D
T13
D11
tan 1 =
3,5
=2
1,75
1 = 63,430
tan 2 =
B3
B4
1,75
= 0,58
3
2 = 30,260
3 = 900
n=
50240,51
= 10,51 baut
4779,39
= 11 baut
Sambungan batang D11 dan batang T13
2 = 30,260
John H. Frans, ST || 91
n=
50240,51
= 9,79 baut
5128,14
= 10 baut
Sambungan batang B4 dan batang T13
3 = 900
P = 3000 ( 1 0,25 sin 900 )
= 2250 kg
P = 2 x 2250 kg = 4500 kg
n=
55855,62
= 12,41 baut
4500
= 13 baut
Di Titik Simpul M
T4
D4
tan 1 =
1 = 49, 40
M
D12
T13
3
3
3,5
= 1,167
3
tan 2 =
3,5
= 1,167
3
2 = 49, 40
n=
31474,2
= 6,14 baut
5128,14
= 7 baut
John H. Frans, ST || 92
n=
31474,2
= 6,14 baut
5128,14
= 7 baut
Sambungan batang D4 dan batang D12
3 = 81,20
P = 3000 ( 1 0,25 sin 81,20)
= 2290,52 kg
P = 2 x 2290,52 kg = 4581,04 kg
n=
31474,2
= 6,87 baut
4581,04
= 7 baut
Di Titik Simpul U
A3
A4
tan 1 =
3,5
=2
1,75
1 = 63,40
D3
T4
tan 2 =
3,5
= 1,167
3
2 = 49,410
3 = 900
n=
36646,02
= 7,67 baut
4779,39
John H. Frans, ST || 93
= 8 baut
Sambungan batang D3 dan batang T4
2 = 49,410
P = 3000 ( 1 0,25 sin 49,410)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
31474,2
= 6,14 baut
5128,14
= 7 baut
Sambungan batang A4 dan batang T4
3 = 900
P = 3000 ( 1 0,25 sin 900 )
= 2250 kg
P = 2 x 2250 kg = 4500 kg
n=
55855,62
= 12,41 baut
4500
= 13 baut
Di Titik Simpul E
T5
tan 1 =
3,5
=2
1,75
1 = 63,430
D12
D13
tan 2 =
B4
3 = 2 = 30,260
4 = 1 = 63,430
B5
1,75
= 0,58
3
2 = 30,260
John H. Frans, ST || 94
n=
55855,62
= 11,69 baut
4779,39
= 12 baut
Sambungan batang D12 dan batang T5
2 = 30,260
P = 3000 ( 1 0,25 sin 30,260)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
77577,26
= 15,13 baut
5128,14
= 16 baut
Sambungan batang D13 dan batang T5
3 = 30,260
P = 3000 ( 1 0,25 sin 30,260)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
77577,26
= 15,13 baut
5128,14
= 16 baut
Sambungan batang B5 dan batang D13
4 = 63,430
P = 3000 ( 1 0,25 sin 63,430)
= 2389,69 kg
P = 2 x 2389,69 kg = 4779,39 kg
n=
55855,62
= 11,69 baut
4779,39
= 12 baut
John H. Frans, ST || 95
Di Titik Simpul V
A4
V
A5
tan 1 =
3,5
=2
1,75
1 = 63,40
D4
D5
tan 2 =
T5
3,5
= 1,167
3
2 = 49,410
3 = 2 = 49,410
4 = 1 = 63,40
Sambungan batang A4 dan batang D4
1 = 63,40
P = 3000 ( 1 0,25 sin 54,460 )
= 2389,69 kg
P = 2 x 2389,69 kg = 4779,39 kg
n=
55855,62
= 11,69 baut
4779,39
= 12 baut
Sambungan batang D4 dan batang T5
2 = 49,410
P = 3000 ( 1 0,25 sin 35,540)
= 2564,07 kg
P = 2 x 2564,07 kg = 5128,14 kg
n=
77577,26
= 15,13 baut
5128,14
= 16 baut
John H. Frans, ST || 96
n=
77577,26
= 15,13 baut
5128,14
= 16 baut
Sambungan batang A5 dan batang D5
4 = 63,40
P = 3000 ( 1 0,25 sin 63,40)
= 2389,69 kg
P = 2 x 2389,69 kg = 4779,39 kg
n=
55855,62
= 11,69 baut
4779,39
= 12 baut
PERHITUNGAN LANDASAN
v
Pembebanan
Reaksi akibat beban mati ( RA1 )
Reaksi akibat angin ( RA2 )
Reaksi akibat beban bergerak ( RA3 )
Rtot = 53539,5625 kg
= 45747,0625 kg
= 1012,5
kg
= . ( 9920 )+( 1820 ) +
F=
John H. Frans, ST || 97
RoL
F =
26769 ,78
60 kg/cm 2
= 446,16 cm2
Direncanakan L = 25 cm ; b = 40 cm
Harga ditetapkan
1
x Lbentang
1000
1
=
1400 cm
1000
= 1,4 cm
= b.L
= 25 cm . 40 cm = 1000 cm2
= 1/6 . b . h2
= 1/6 . 25 cm . (40 cm)2
= 6666,67 cm3
Rm
= R.
= 26769,78 kg . 1,4 cm
= 37477,69 kgcm
R
Rm
+
F
w
26769 ,78
37477,69
+
=
1000
6666 ,67
= 27,33 kg/cm2
= . q . b . L . ( . L/2 )
= . 27,33 . 25 cm . 40 cm . ( . 20 cm )
= 174000 kgcm
John H. Frans, ST || 98
M
174000
=
w
1/ 6 . b . t2
6M
6 174000
=
b .
40 cm 34,8
t2
t2
t
= 750 cm2
= 27,39 cm = 28 cm
0 , 75 . 10 6 . R . s
b
= tegangan kontak 6500
, s = 1/d
0 , 75 . 10 6 . 26769 , 78 . 1 / d 1
40
d1
= 11,88 cm = 12 cm
d2
= d1 + t
= 12 cm + 28
= 40 cm
65002 =
Sendi
M
t2
t2
t
= 292,97 cm2
= 17,11 cm = 18 cm
t1
h
t3
=.t
= . 18 = 9 cm
= 3 . t1 = 3 . 9 = 27 cm
= 1/6 . h = 1/6 . 27 = 4,5 cm
John H. Frans, ST || 99
Diameter roL
r = . d1 >
d1 >
0 ,8 . R
. L
0 , 8 . 2 . 26769 , 78
100 . 25
d1 > 17,13 cm
d1 > 18 cm
d2
d3
=
=
=
=
=
. d1
. 18 = 4,5 cm
d1 + 2 . d2
18 cm + 2 . 4,5
27 cm