sejumlah kecil amonium karbonat, yang sering terdapat dalam reagensia yang telah
lama.
3. Larutan Amonium Karbonat : endapan putih barium karbonat, yang larut dalam asam
asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+ + CO32- BaCO3
Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat; ini
disebabkan karena ion amonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa, yaitu
ion karbonat, CO32-, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hidrogen karbonat,
HCO3-, maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.
NH4+ + CO32- NH3 + HCO3atau
NH4+ + BaCO3 NH3 + HCO3- + Ba2+
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik dalam
garam amonium yang berkonsentrasi tinggi.
4.
Larutan amonium oksalat : endapan putih barium oksalat Ba(COO) 2, yang hanya
sedikit larut dalam air (0,09 g/liter; K s = 1,7 x 10-7), tapi dilarutkan dengan mudah oleh
asam asetat encer (perbedaan dari kalsium) dan oleh asam mineral.
Ba2+ + (COO)22- Ba(COO)2
5.
Asam sulfat encer : endapan putih barium sulfat BaSO 4 hampir tak larut dalam asam
encer dan dalam larutan amonium sulfat, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat
mendidih. Dengan mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau lebih baik lagi
dengan menambahkan pula amonium asetat, diperoleh bentuk yang lebih mudah
disaring:
Ba2++ SO42- BaSO4
BaSO4 + H2SO4 (pekat) Ba2+ + 2HSO4Jika barium sulfat dididihkan dengan larutan natrium karbonat pekat, terjadi
transformasi parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut persamaan :
BaSO4 + CO32- BaCO3 + SO42Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika campuran disaring
dan dicuci ( jadi menghilangjkan natrium sulfat) dan residu dididihkan dengan sejumlah
larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat, lebih banyak lagi barium sulfat akan
berubah menjadi karbonat yang bersangkutan.
6.
Larutan kalsium sulfat jenuh : endapan segera dari barium sulfat putih. Fenomena
yang serupa terjadi jika dipakai reagensia strontium sulfat jenuh.
Penjelasan atas reaksi-reaksi ini adalah sebagai berikut : dari ketiga alkali tanah
sulfat, barium sulfatlah yang paling sedikit larut. Dalam larutan kalsium atau strontium
sulfat jenuh, konsentrasi ion sulfat cukup tinggi untuk menimbulkan pengendapan
dengan barium yang berjumlah agak banyak, karena hasil kali konsentrasi-konsentrasi
ion melampaui nilai hasil kali kelarutannya:
SO42- + Ba2+ BaSO4
7.
8.
Reagensia
Etanol bebas air dan eter : campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini melarutkan barium
nitrat anhidrat atau barium klorida (perbedaan dari strontium dan kalsium). Garam-
garam ini harus dipanaskan 180oC sebelum pengujian, untuk menghilangkan semua air
kristal. Uji ini bisa dipakai untuk memisahkan barium dari strontium dan atau kalsium.
10. Uji kering (pewarnaan nyala)
Garam-garam barium, bila dipanaskan dalam nyala bunsen yang tak cermerlang
(kebiru-biruan) memberi warna hijau kekuningan kepada nyala. Karena kebanyakan
garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap, kawat platinum harus dibahasi
asam klorida pekat sebelum dicelup ke dalam zat itu. Sulfat mula-mula diireduksi
menjadi sulfida dalam nyala reduksi, lalu dibasahi asam klorida pekat, dan dimasukkan
kembali ke dalam nyala.
STRONTIUM (Sr)
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium lebur
pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat barium.
1.
2.
4.
Larutan kalsium sulfat jenuh : endapan putih strontium sulfat, terbentuk dengan
lambat-lambat dalam keadaan dingin, tetapi lebih cepat dengan mendidihkan
(perbedaan dengan barium)
5.
6.
7.
8.
Etanol bebas air dan eter : campuran 1+1 dari pelarut-pelarut ini, tidak
melarutkan strontium nitrat anhidrat, tetapi melarutkan strontium klorida anhidrat. Uji
dapat dipakai untuk pemisahan kalsium, strontium, dan barium.
Uji ini dapat dilakukan sebagai berikut: endapkan strontium sebagai karbonat.
Saring endapan, larutkan satu bagian darinya dalam asam klorida, dan satu bagian lain
dalam asam nitrat. Uapkan kedua larutan di atas kaca arloji sendiri-sendiri sampai
kering, panaskan residu sampai 180oC selama 30 menit, dan coba larutkan residu dalam
ml pelarut.
9.
oksida dan kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium
hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garamgaramnya biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak bewarna,
kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida padat bersifat higroskopis dan sering
digunakan sebagai zat pengiring. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan
mudah dalam etanol atau dalam campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Reaksi-reaksi :
1. Larutan amonia: tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak.
Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat, mungkin timbul kekeruhan karena
terbentuknya kalsium karbonat.
2. Larutan amonium karbonat : endapan amorf putih kalsium karbonat :
Ca2+ + CO32- CaCO3
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut dalam air
yang mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang baru dibuat),
karena pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut :
CaCO3 + H2O + CO2 Ca2+ + 2HCO-3
Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi karena karbondioksida keluar selama
proses itu sehingga reaksi berlangsung kearah kiri. Ion-ion barium dan sromtium
bereaksi serupa. Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat :
CaCO3 + 2H+ Ca2+ + H2O + CO2
CaCO3 + 2CH3COOH Ca2++ H2O + CO2+ 2CH3COOKalsium karbonat larut sedikit dalam larutan garam-gaaram amonium dari asam kuat.
3. Asam sulfat encer :endapan putih kalsium sulfat :
Ca2+ + SO42- CaSO4
CaSO4 larut cukup berarti dalam air (0,61 gram Ca2+, 2,06 gram CaSO4 atau 2,61
gram CaSO4.2H2O l-1, Ks = 2,3 x 10-6) yaitu larut lebih banyak dari pada barium atau
strontium sulfat.
4. Kalsium sulfat jenuh : tak terbentuk endapan
5. Larutan amonium oksalat: endapan putih kalsium oksalat, segera dari larutanlarutan
pekat dan lambat dari larutan encer:
Ca2+ + (COO)2-2
Ca(COO)2
Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifata basa dengan amonia.
Endapan praktis tak larut dalam air, tak larut dalam asam aseta, tetapi larut dengan
mudah dalam asam-asam mineral.
6. Larutan kalium kromat: tak terrjadi larutan-larutan encer, tak pula dari larutan-larutan
pekat dengan adanya asam asetat.
7. Larutan kalium heksasianoferat (II) : endapan putih garam campuran
Ca 2+ +2K+ +[Fe (CN)6]4- K2Ca[Fe(CN)6]
Dengan adanya amonium klorida, uji ini kan lebih peka dikarenakan kalium
digantikan oleh ion-ion amonium dalam endapan. Uji ini dapat digunakan untuk
membedakan kalsium dari stronsium ; tetapi ion barium dan magnesium mengganggu.
8. Reagensia natrium dihidroksitartrat asazon: endapan kuning garam kalsium yang
sangat sedikit larut. Semua logam- logam lain, kecuali garam alkali dan amonium, tak
boleh ada. Magnesium tak mengganggu apabila konsentrasiya tidak melampaui 10 kali
konsentrasi kalsium.
9. Reagensia asam pikrolonat : kristal-kristal empat persegi panjang ang khas dari
kalsium pikrolonat dalam larutan netral atau asam asetat.
Ca(C10H7O5N4)2.8H2O
Stronsium dan barium memberi endapan tetapi dengan berbentuk kristal yang berbeda.
10. Uji (Mikroskop) kalsium sulfat dihidrat
Uji ini merupakan uji pemastian yang baik terhadap kalsium dalamm golongan IV.
Pada mikroskop tampak kristal seperti kumpulan jarum atau prisma yang memanjang
dengan adanya kalsium.
11. Etanol bebas air, atau campuran 1+1 dari etanol bebas air dan dietil eter, melarutkan
baik kalsium klorida maupun kalsium nitrat.
12. Uji kering ( pewarnaan nyala)
Senyawa- senyawa kalsium yang muda menguap, memberi warna merah- kekuningan
pada nyala bunsen.
III. KESIMPULAN
Kation golongan IV tidak dapat bereaksi dengan reagensia golongan I, II, III.
Kation-kation ini membentuk endapan dengan Amonium Karbonat dengan adanya
Amonium Klorida dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation kation ini adalah
Barium, Stronsium, dan Kalsium. Dalam analisis kation golongan IV ini Beberapa
sistem klasifikasi golongan meniadakan pemakaian amonium klorida disamping
amonium karbonat sebagai reagensia golongan, dalam hal ini magnesium harus juga
dimasukkan ke dalam golongan ini. Tetapi dalam pengerjaan analisis yang sistematis,
amonium klorida akan terdapat banyak sekali ketika kation-kation golongan IV
hendak diendapkan adalah lebih logis untuk tidak memasukkan magnesium kedalam
golongan IV. Endapan-endapan yang dihasilkan berupa endapan berwarna putih yang
terbentuk dengan reagensia golongan yaitu antara lain barium karbonat (BaCO 3),
strontium Karbonat (SrCO3), dan kalsium karbonat (CaCO3).
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Juju. 2013. Identifikasi Kation Golongan IV. (online). file:///D:/Data
%20Kuliah/kimia%20analitik/kation%20gol%204/Starain%20Room_
%20IDENTIFIKASI%20KATION%20GOLONGAN%20IV.html. Diakses tanggal 14
September 2015.
Bobone. 2014.
Identifikasi
Kation
Golongan
dan
5.(online).
file:///C:/Users/USER/Documents/identifikasi-kation-golongan-4-dan-5.html. Diakses
tanggal 14 September 2015.
Petrucci.1992.
Vogel. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : PT Kalman Media Pusaka.