PENGANTAR
1.1
Latar Belakang
Aset sebagai elemen penting suatu entitas baik sektor publik maupun swasta,
tahun
2013
sebesar
Rp2.096.497.316.432.500,00
menjadi
Tanah
31 Desember 2014
(Audited)
(Rp)
945.677.266.992.956
31 Desember 2013
(Audited)
(Rp)
31 Desember 2012
(Audited)
(Rp)
1.041.019.298.252.419
996.878.472.254.880
Peralatan dan
331.484.412.353.590
282.940.410.570.636 238.129.446.805.797
Mesin
Gedung dan
210.934.630.857.630
191.278.171.370.296 170.243.266.954.328
Bangunan
Jalan, Irigasi, dan
476.253.657.666.187
423.232.566.227.236 379.236.269.019.824
Jaringan
Aset Tetap
49.856.505.381.076
38.607.829.866.402
14.566.662.581.210
Lainnnya Dalam 113.946.714.499.490
Konstruksi
119.419.040.145.511
96.447.328.590.044
Pengerjaan
Aset Tetap
2.128.153.187.750.929 2.096.497.316.432.500 1.895.501.446.206.083
sebelum
Penyusutan
Akumutasi
(413.564.858.797.715) (386.642.243.569.313)
Penyusutan Aset
Tetap
Jumlah Aset
1.714.588.328.953.214 1.709.855.072.863.187 1.895.501.446.206.083
Tetap
ket: () berarti minus
Sumber: LKPP 20132014 (Audited), BPK-RI 20142015
governance) yang mana tidak terjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
pada LKPP. Namun demikian, sebagaimana Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
LKPP Tahun 2012-2014 telah diungkapkan kelemahan Sistem Pengendalian
Internal (SPI) atas pengelolaan aset tetap yaitu aset tetap belum tercatat pada
Neraca/Laporan BMN, belum dilakukan inventarisasi dan penilaian, aset tetap
tidak diketahui keberadaannya, dikuasai/digunakan oleh pihak lain dan belum
didukung dokumen kepemilikan.
Tabel 1.2 Jumlah Belanja Modal
Uraian Belanja
Modal
31 Desember 2014
(Audited)
(Rp)
3.493.925.154.181
31 Desember 2013
(Audited)
(Rp)
4.634.554.545.099
31 Desember 2012
(Audited)
(Rp)
3.621.341.327.511
Belanja Modal
Peralatan dan
Mesin
53.383.384.313.966
68.330.717.773.271
43.489.836.812.569
Belanja Modal
Gedung
dan
Bangunan
19.234.955.281.773
23.143.230.323.439
19.549.767.573.166
Belanja Modal
65.637.287.728.141
78.790.109.327.027
Jalan,
Irigasi,
dan Jaringan
Belanja Modal
3.423.050.348.682
3.820.637.997.486
Aset
Tetap
Lainnya
Belanja Modal
2.175.325.499.785
2.144.953.167.012
BLU
Belanja
Dana
Bergulir
Jumlah
147.347.928.326.528
180.864.203.133.334
Sumber: 20132014 (Audited),BPK-RI, 20142015
72.322.551.241.233
Beianja
Tanah
Modal
4.011.444.117.446
2.103.005.518.752
6.201.902.176
145.104.148.492.853
belum dicatat dalam neraca dan belum dikoreksi dari Rp748,24 juta pada 2 K/L
menjadi Rpl39,22 miliar pada 13 K/L; (2) aset tetap yang diperoleh sebelum
Tahun 2005 belum dilakukan IP dari satu K/L senilai Rp636,11 miliar pada
tahun 2013 menjadi 7 K/L senilai Rp937,11 miliar pada tahun 2014; (3) aset tetap
tidak diketahui keberadaannya dari Rp83,80 miliar pada 11 K/L pada tahun 2013
menjadi Rp612,03 miliar pada 21 K/L pada tahun 2014; (4) aset tetap belum
didukung dengan dokumen kepemilikan dari Rp6,38 triliun pada 11 K/L di tahun
2013 menjadi Rp43,47 triliun pada 22 K/L pada tahun 2014; (5) aset tetap
dikuasai/digunakan pihak lain yang tidak sesuai ketentuan pengelolaan BMN dari
9 K/L senilai Rp1,88 triliun menjadi 30 K/L senilai Rp2,12 triliun.
Salah
satu
faktor
pemicu
terjadinya
permasalahan
aset
tetap
terdiri
dari
tanah
seluas
13.746m 2
senilai
Rp12.415.802.000,00
dan
bangunan
sebanyak
39
unit
senilai
Karang
Benda
yang
status
1.2
Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai optimalisasi aset di Satker MA Rl belum pernah
analisis
N.
Fairfax
Arlington.
Virginia
dalam
mempertimbangkan
alternatif
penjualan
bangunan
saat
ini
untuk
1.3
Perumusan Masalah
Lahan kosong seluas 4.114m 2 di Jalan Karang Benda Kelurahan Berkoh
10
sekitar untuk berladang dan bahkan terdapat plang nama tanah milik Pemkab
Banyumas yang tertanam di lahan tersebut.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka lahan tersebut dapat
dikategori sebagai BMN idle yang belum digunakan secara optimal sehingga
diperlukan analisis penggunaan lahan tertinggi dan terbaik atau Highest Best and
Use (HBU). Penggunaan lahan sesuai HBU akan menjadikan pengelolaan BMN
lebih tertib fisik, tertib hukum, dan tertib administrasi sehingga menimalisir
potensi gugatan dari pihak ketiga atas pengusaan tanah tersebut, menimalisir
potensi temuan pada LKKL MA RI pada tahun yang akan datang serta
berkontribusi dalam PNBP.
1.4
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Alternatif apa yang menjadi alternatif penggunaan tertinggi dan terbaik pada
tanah kosong di Jalan Karang Benda Kecamatan Purwokerto Selatan
Kabupaten Banyumas?
2. Berapa indikasi nilai wajar tanah menggunakan pendekatan data pasar dan
nilai wajar tanah menggunakan pendekatan pendapatan berdasarkan
penggunaan yang terpilih melalui analisis HBU, sebagai dasar mengambil
kebijakan dalam rangka pemanfaatan tanah tersebut?
1.5
Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
11
1.
2.
1.6
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
2.
Bagi masyarakat, penelitian ini dapat sebagai referensi peluang bisnis melalui
kerjasama dengan pihak MA RI, sedangkan bagi peneliti lain sebagai sarana
untuk evaluasi penerapan optimalisasi aset dan sebagai bahan informasi
untuk penelitian selanjutnya, terutama pada topik yang diteliti saat ini.
1.7
Sistematika Penelitian
Adapun sistematika penulisan ini dibagi menjadi 5 bab. Bab I merupakan
12
13