Anda di halaman 1dari 4

BIO OPTIK

PENGERTIAN BIOOPTIK
Bio optik merupakan susunan atas kata bio dan optik.
Bio optik adalah ilmu yang mempelajari respon cahaya pada makhluk hidup
ANATOMI MATA

DAYA AKOMODASI
Kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek
Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi. Makin dekat benda yang
dilihat, semakin kuat mata/lensa berakomodasi.
Daya akomodasi tergantung kepada umur. Usia semakin tua daya akomodasi
semakin menurun
TANGGAP CAHAYA
Bagian mata yang tanggap cahaya adalah retina. Ada dua tipe fotoreseptor pada
retina yaitu Rod (batang) dan kone(kerucut). Rod dan Kone tidak terletak pada
permukaan retina melainkan beberapa lapis di belakang jaringan syaraf.
DISTRIBUSI ROD DAN KONE PADA RETINA
a. Kone (kerucut)
Tiap mata mempunyai 6,5 juta kone yang berfungsi untuk melihat siang hari
disebut
fotopik.
Melalui kone kita dapat mengenal berbagai warna, tetapi kone tidak sensitife
terhadap semua warna, ia hanya sensitive terhadap warna kuning, hijau (panjang
gelombang 550 mm). Kone terdapat terutama pada fovea sentralis.
b. Rod (batang)
Dipergunakan pada waktu malam atau disebut penglihatan Skotopik dan
merupakan ketajaman penglihatan dan dipergunakan untuk melihat ke samping:
Setiap mata ada 120 juta batang. Distribusi pada retina tidak merata, pada sudut
20 terdapat kepadatan yang maksimal. Batang ini sangat peka terhadap cahaya
biru, hijau (510 mm).

Tetapi Rod dan Kone sama-sama peka terhadap cahaya merah (650 700 nn),
tetapi penglihatan kone lebih baik terhadap cahaya merah jika dibandingkan
dengan Rod.

1.
2.
3.

ADA TIGA KOMPONEN PADA PENGINDERAAN PENGLIHATAN :


Mata memfokuskan bayangan pada retina
System syaraf mata yang memberi informasi ke otak
Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa penglihatan tersebut
JENIS PENYIMPANGAN PENGLIHATAN DAN TEKNIK KOREKSI
1. Penglihatan normal (emetrop )
Mata normal memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga. Penglihatan
normal dapat melihat benda yang jauh maupun dekat karena bayangan jatuh
tepat pada retina.
2. Rabun Jauh (Miopi)
Disebut juga mata terang dekat.
Orang yang menderita miopi dapat melihat dengan jelas benda pada jarak 25
cm, tetapi tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas.
Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi piph sebagaimana
mestinya sehingga bayangan benda jatuh di depan retina, disebabkan karena
mata dibiasakan melihat benda dengan jarak dekat atau kurang dari 25 cm.
cacat mata ini dapat diatasi dengan memakai kacamata berlensa cekung
(minus).
3. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Penderita rabun dekat dapat melihat jelas benda-benda yang sangat jauh
tetapi tidak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas.
Hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi cembung sebagaimana
mestinya sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina, disebabkan
karena mata dibiasakan melihat benda yang jaraknya jauh. Cacat mata ini
dapat diatasi dengan kacamata berlensa cembung (plus).
4. Mata Tua (Presbiopi)
Jenis mata ini bukan termasuk cacat mata, disebabkan oleh daya akomodasi
yang berkurang akibat bertambah usia.
Pada penderita presbiopi tidak dapat melihat benda jauh dengan jelas serta
tidak dapat membaca pada jarak baca normal. Jenis mata ini dapat ditolong
dengan kacamata berlensa rangkap (minus di atas dan plus di bawah) yang
disebut kacamata bifocal.
5. Astigmatisma
Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis, tapi
lebih melengkung pada satu sisi dari pada sisi yang lain. Akibatnya sebuah titik
akan difokuskan sebagai garis pendek. Penderita astagmatisma, dengan satu
mata akan melihat garis dalam satu arah lebih jelas daripada ke arah yang

berlawanan. Penderita astagmatisma dapat diatasi dengan


menggunakan kacamata berlensa silindris

6. Mata Campuran
Penderita yang matanya sekaligus mengalami prsesbiopi dan miopi, maka
memiliki titik dekat yang letaknya terlalu jauh dan titik jauh terlalu kecil, dapat
ditolong dengan kacamata berlensa rangkap atau bifocal (negatif di atas dan
positif di bawah).
TANGGAP WARNA
Ada tiga tipe kone yang tanggap terhadap tiga warna pokok yaitu: Biru, Hijau, Dan
Merah.
Kone biru
Mempunyai kemampuan tanggap gelombang frekuensi cahaya antara 400 dan
500 milimikron. Ini berarti kone biru dapat menerima cahaya, ungu, biru dan
hijau.
Kone hijau
Berkemampuan menerima gelombang cahaya dengan frekuensi antara 450 dan
650 milimikron. Ini berarti kone hijau dapat mendeteksi warna biru, hijau, kuning,
orange dan merah.
Kone merah
Dapat mendeteksi seluruh gelombang cahaya tetapi respon terhadap cahaya
orange kemerahan sangat kuat daripada warna-warna lainnya.
BUTA WARNA

Klasifikasi Buta Warna


- Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau
lebih sel sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami
oleh orang-orang.
Ada tiga klasifikasi pada Trikromasi:
*Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah.
*Deuteromalin, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita.
*Trinomali, kondisi di mana warna biru sulit di kenali penderita.
- Dikromasi
Keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi
turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecarahan
warna merah atau perpaduannya kurang.
Denteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna
hijau.
Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.

Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang
umum. Kondisi ini ditandai oelh retina mata mengalami kerusakan total dalam
respon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina

Anda mungkin juga menyukai