Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN PROSES DAN PRODUK

KIMIA

Blok digram pembuatan Natural Gas menjadi LNG siap Jual


OLEH :
Abdul Aziz

21030114140169

Andreas Henri

21030114130136

Anwar Trisanto

21030114140167

Argino Yunanda

21030114130208

Charis Ahmad T

21030114120105

Faqihudin M

21030114120106

Indah Hayati

21030114130144

Muh. Airlangga

21030114130163

Muh. Taufik S

21030114120108

Muhtar Dzaki R

21030114140153

Noprendi

21030114120094

Rizky Pindy W

21030114120052

Siti Aghnia Salsabilla P

2103011413013

Verna Rahmalia O

21030114130166

Wahyu Satyo Triadi

21030114130126

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

BLOK DIGRAM PEMBUATAN NATURAL GAS MENJADI LNG SIAP JUAL

Gambar 1. Blok diagram pembuatan Natural Gas menjadi LNG

Pada proses pembuatan LNG dari Natural Gas, terdapat beberapa step proses yaitu :
1. Excess water and Hidrocarbon Condensate Removal
a. Oil dan Condansate removal
Untuk memproses dan transportasi terkait gas alam terlarut, harus dipisahkan
dari minyak di mana ia terlarut. pemisahan ini gas alam dari minyak yang paling
sering dilakukan dengan menggunakan peralatan yang dipasang pada atau dekat
kepala sumur.
Proses yang sebenarnya digunakan untuk minyak terpisah dari gas alam, serta
peralatan yang digunakan, dapat sangat bervariasi. Meskipun gas alam kualitas
pipa kering hampir identik di wilayah geografis yang berbeda, gas alam mentah
dari berbagai daerah mungkin memiliki komposisi yang berbeda dan persyaratan
pemisahan. Dalam banyak kasus, gas alam dilarutkan dalam tanah minyak
terutama karena tekanan bahwa pembentukan berada di bawah. Ketika gas alam
ini dan minyak diproduksi, adalah mungkin bahwa hal itu akan memisahkan
sendiri, hanya karena tekanan menurun; seperti membuka kaleng soda pop
memungkinkan pelepasan karbon dioksida terlarut. Dalam kasus ini, pemisahan
minyak dan gas relatif mudah, dan dua hidrokarbon dikirim berpisah untuk
diproses lebih lanjut. Jenis yang paling dasar dari separator dikenal sebagai
pemisah konvensional. Ini terdiri dari tangki tertutup sederhana, di mana gaya
gravitasi berfungsi untuk memisahkan cairan lebih berat seperti minyak, dan gas
gas yang lebih ringan, seperti gas alam. Dalam kasus tertentu, bagaimanapun,
peralatan khusus yang diperlukan untuk memisahkan minyak dan gas alam.
Contoh dari jenis peralatan adalah Low Temperature Separator (LTX). Hal ini
paling sering digunakan untuk sumur menghasilkan gas tekanan tinggi bersama
dengan minyak mentah light atau kondensat. pemisah ini menggunakan perbedaan
tekanan untuk mendinginkan gas alam basah dan memisahkan minyak dan
kondensat. gas basah memasuki pemisah, yang didinginkan sedikit oleh penukar

panas. Gas kemudian perjalanan melalui tekanan tinggi cairan 'KO', yang
berfungsi untuk menghilangkan cairan apapun menjadi pemisah suhu rendah. Gas
kemudian mengalir ke separator suhu rendah ini melalui mekanisme choke, yang
memperluas gas karena memasuki pemisah. ekspansi ini cepat gas memungkinkan
untuk menurunkan suhu di separator. Setelah penghapusan cair, gas kering
kemudian perjalanan kembali melalui penukar panas dan hangat oleh gas basah
yang masuk. Dengan memvariasikan tekanan gas di berbagai bagian dari
separator, adalah mungkin untuk bervariasi suhu, yang menyebabkan minyak dan
air akan terkondensasi dari aliran gas basah. hubungan tekanan-temperatur dasar
ini dapat bekerja secara terbalik juga, untuk mengekstrak gas dari aliran minyak
cair.
b. Penghapusan air
Selain memisahkan minyak dan beberapa kondensat dari aliran gas basah, perlu
untuk menghapus sebagian besar air yang terkait. Sebagian besar cairan, air bebas
yang terkait dengan gas alam diekstraksi dihapus dengan metode pemisahan
sederhana di atau dekat kepala sumur. Namun, penghapusan uap air yang ada
dalam larutan dalam gas alam membutuhkan perawatan yang lebih kompleks.
Perawatan ini terdiri dari 'dehidrasi' gas alam, yang biasanya melibatkan salah satu
dari dua proses: baik penyerapan, atau adsorpsi. Penyerapan terjadi ketika uap air
diambil oleh agen dehidrasi. Adsorpsi terjadi ketika uap air terkondensasi dan
dikumpulkan di permukaan.
2. Acid Gas Removal
Pada unit ini digunakan metode Amine Absorption dengan menggunakan
pelarut Di-Ethanol Amine (DEA). Feed gas CBM (Coal Bed Methane) pada suhu
300C dan tekanan 2 bar sebagai bahan mentah dari sistem perpipaan masuk ke Feed
CBM Compressor untuk menaikkan tekanannya sebelum memasuki kolom CO2
Absorber Column pada temperatur 300C dan tekanan 68.6 bar. Setelah keluar dari
kompressor, suhu feed meningkat menjadi 378.20C. Oleh karena itu, feed harus
didinginkan terlebih dahulu pada Feed CBM Cooler sehingga sesuai dengan kondisi
temperatur inlet pada kolom absorbsi Feed CBM masuk dari bagian bawah menara
absorber sedangkan larutan amine sebagai solvent untuk menghilangkan acid gas
(CO2) dengan konsentrasi 30.4 % berat dalam air masuk melalui bagian atas menara
dengan suhu 44.17 C.
Gas umpan yang sudah bersih dari CO2 kemudian diproses lebih lanjut di unit
dehidrasi. Larutan amine yang telah menyerap CO2 meninggalkan kolom absorber
dari bagian bawah, kemudian dialirkan ke Expansion Valve untuk menurunkan
tekanan dari 68.64 bar menjadi 6.21 bar. Selanjutnya larutan amine dialirkan ke
Amine Flash Tank sehingga hidrokarbon berat yang terlarut dapat diuapkan dan dapat
digunakan sebagi fuel gas untuk menggerakkan compressor.
Rich amine yang keluar dari bawah amine flash tank kemudian dilewatkan ke
Amine Exchanger untuk menaikkan temperatur sampai 1100C dengan media pemanas
larutan amine yang telah dibersihkan dari CO2 pada Amine Regenerator dan Amine
Reboiler dengan menggunakan steam jenuh. Rich amine yang keluar dari bawah
amine flash tank sebagian langsung di sirkulasikan kembali pada kolom CO2
Absorber Column tanpa dilewatkan ke Amine Exchanger terlebih dahulu. Rich amine
yang di sirkulasikan kembali ini masuk CO2 Absorber Column pada suhu 44.17 0C

dan tekanan 63.6 bar. Larutan amine yang kaya CO2 setelah keluar dari alat penukar
panas Amine Exchanger dimasukkan kedalam sebuah kolom Regenerator dan
dipanaskan oleh reboiler. CO2, uap air, dan sebagian kecil uap amine yang keluar
melalui puncak menara regenerator dilewatkan pada Amine Regenerator Condenser
dengan media pendingin air.
Cairan yang terbentuk ditampung dalam Amine Accumulator untuk dipompa
oleh Amine Reflux Pump sebagai refluks untuk menara regenerator, sedangkan acid
gas CO2 dibuang ke atmosfer melalui puncak kolom accumulator. Larutan amine
yang sudah bersih dari acid gas keluar dari bagian bawah kolom regenerator
bergabung dengan amine dari reboiler lalu dialirkan pada alat penukar panas Amine
Exchanger untuk didinginkan dengan media pendinginnya adalah rich amine yang
akan masuk ke menara regenerator. Sebelum mengalami pendinginan kembali pada
Lean Amine Cooler sampai temperatur 44.170C untuk dipompakan kembali oleh
Lean Amine Pump sebagai umpan pada kolom CO2 absorber.
3. Dehydration Process
Proses penghilangan air (Dehidrasi) adalah salah satu proses terakhir dari
pemurnian yang bertujuan untuk mencegah terjadinya free Water, korosi
dan tercapainya kualitas gas yang d iinginkan. Proses penghilangan air terdiri dari
beberapa tahap mulai dari penyerapan air dengan menggunakan desikan, drying dan
regenerasi. Proses dehidrasi juga sering disebut sebagai pengeringan, yaitu proses
penghilangan uap air dengan menggunakan molecular sieve adsorbtion. Seperti yang
kita ketahui, air akan mudah membeku pada suhu 0C sedangkan temperatur yang
digunakan untuk mencairkan gas jauh dibawah suhu tersebut. Oleh karena itu air
tersebut perlu dihilangkan karena dapat menyumbat pipa dan alat lainnya saat
mengalami pembekuan. Tujuan lain penghilangan air dalam gas adalah untuk
mencegah terjadinya senyawa hidrat dan korosi pada peralatan proses. Proses
dehidrasi gas alam dilakukan dengan absorpsi (menggunakan desikan cair) atau
adsorpsi (menggunakan desikan padat). Larutan yang biasa digunakan dengan
menggunakan proses absorpsi adalah tri-etilen glikol (TEG), di-etilen glikol (DEG),
dan etilen glikol (EG). Pada umumnya TEG lebih banyak digunakan daripada DEG
dan EG. Karena kehilangan glikol pada pemakaian TEG akan lebih kecil. Sedangkan
pada desikan padat yang umumnya digunakan adalah alumina, silika gel dan silika
alumina, dan molecular sieve. Pada penggunaan desikan padat diperlukan regenerasi
dikarenakan dapat jenuh sehingga umumnya digunakan dua desikan dimana satu
desikan digunakan untuk proses dehidrasi, sedangkan yang satu lagi regenerasi.
4. Mercury Removal
Merkuri adalah salah satu zat yang ada dalam gas alam. Merkuri yang
biasanya dapat ditemukan dalam bentuk dimetilmerkuri, dietilmerkuri, metilmerkuri,
atau senyawa anorganik lainnya seperti HgCl2. Namun keberadaan merkuri dalam
proses pencairan gas alam tidak diinginkan. Hal ini dikarenakan merkuri dapat
melarutkan semua peralatan pencairan yang terbuat dari aluminium. Dalam hal ini
biasanya pipa-pipa pada alat-alat penukar panas. Selain itu, merkuri merupakan
senyawa yang sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar dan manusia. Merkuri dapat
dengan cepat terserap dalam organ manusia seperti otak dan ginjal. Oleh karena itu,
merkuri harus dihilangkan dalam prose pencairan gas. Berikut ini merupakan
kandungan merkuri dalam sumur-sumur gas di berbagai negara sebagai berikut :

Proses penghilangan merkuri dapat digolongkan menjadi 2 bagian yaitu proses


tanpa regenerasi dan proses regenerasi. Salah satu contoh penghilangan merkuri tanpa
regenerasi adalah dengan menggunakan Sulphur Impregnated Activated Carbon
SIAC. Berikut ini akan dituliskan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Cac-S + Hg
Cac-HgS
Sedangkan pada proses dengan regenrasi, silver impregnated sieve yang
ditambahkan pada proses dehidrasi atau penghilangan air. Nantinya air yang terpisah
melalui proses dehidrasi mengandung merkuri. Sedangkan untuk mengilangkan
merkuri dalam air menggunakan absorben. Berikut ini adalah contoh PFD
penghilangan merkuri yang digabung dengan proses dehidrasi adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Blok Diagram Proses Penghilangan Merkuri dan Proses Dehidrasi

Keterangan :

2C-1 Separator 3 fasa : Condensat Separator utk pemisahan air & HC cair yang
mengembun utk mengurangi beban Molecular Sieve unit. Air yg terpisah dibakar di
burn-pit (ground-flare).
2C-2 ABC : water adsorber Molecular Sieve
2Y-1A : Dust filter
2E-7 : HP steam heater
2E-3 : Fin-Fan Cooler
2C-3 Separator 3 fasa : Gas alam Kondensat HC cair.
2K-2 : Turbin Compressor
2C-4 : Mercury adsorber

5. NGL Separation
Fraksi ringan (dominan C1,C2 dan sedikit C3,C4, C5)

Main Heat Exchanger

Storage of LNG

Shipping

Scrub Column

Fraksi berat C3 dan C4

Deethanizer
Depropanizaer
Debutanizer

Storage of LPG

Shipping

Gambar 3. Skema Separasi keluaran reaktor pada prose pembuatan LNG


Fraksinasi
Dalam tahap ini dilakukan pemisahan fraksi berat ( kandungan unsur C3 dan C4 ) dan
fraksi ringannya ( kandungan unsur C1 dan C2 ), alat ini disebut juga Scrub \Column. Fraksi
berat yang terpisah dari fraksi ringan kemudian dialirkan ke DeEthanizer, DePropanizer, dan
DeButanizer untuk proses pemisahan selanjutnya,. Sedangkan fraksi ringannya didinginkan
terlebih dahulu pada temperatur -50C untuk selanjutnya diproses.
MCR refrigeration and propane
Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan dengan menggunakan
pendinginan bertingkat. Bahan pendinginan yang digunakan adalah Propana dan Multi
Component Refrigerant ( MCR ) dari hasil sampingan pembuatan LNG. MCR adalah
campuran nitrogen, metana etana, propana, dan butana yang digunakan untuk pendinginan
akhir dalam proses pembuatan LNG.

Liquefaction
Tahap ini merupakan bagian inti dari proses pencairan gas alam, dengan
menggunakan Main Heat Exchanger (MHE). Gas yang diproses dalam tahap ini adalah C1
dan C2 yang didinginkan sampai pada temperatur -160C dan pada tekanan atmosfer. Setelah
berubah wujud menjadi cair maka gas cair tersebut dialirkan ke LNG Storage untuk
penyimpanan dan pengapalannya.

DAFTAR PUSTAKA

Kidnay and William. 2006. Fundamentals of Natural Gas Processing. Amerika: Taylor and
Francis Group

Anda mungkin juga menyukai