BAB IV
NERACA ENERGI
4.1
Mixing tee
Perhitungan neraca energi mixing tee bertujuan untuk mengetahui suhu
masuk ke reaktor dari suhu pencampuran udara dan ammonia. Umpan udara
dari kompresor memiliki fasa gas dengan suhu 242oC dan umpan ammonia
yang telah melewati flow control memiliki fasa gas dengan suhu -1oC dan
tekanan dari kedua umpan 8 atm. Dari hasil perhitungan di dapat suhu
mixing tee 212oC. Berikut neraca energi pada mixing tee dapat dilihat pada
tabel 4.1
Tabel 4.1 Neraca Energi pada Mixing tee
Laju Alir
H (kJ/jam)
Q Udara
812568,68
Q Amonia
-812568,68
Total
4.2
0,00
Reaktor
Perhitungan neraca energi pada reaktor bertujuan untuk mengetahui suhu
keluaran reaktor. Suhu umpan masuk 216oC dan tekanan 8 atm. Reaktor
beroperasi pada kondisi adiabatik dengan asumsi panas yang hilang
diabaikan. Dari hasil perhitungan di dapat suhu keluaran reaktor 885oC.
Berikut neraca energi pada reaktor dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Neraca Energi pada Reaktor
Laju Alir
Q reaktan
Q produk
H (kJ/jam)
Masuk
5.911.486,33
29.296.342,71
Q reaksi
Total
4.3
Keluar
-23.384.856,38
5.911.486,33
5.911.486,33
N e r a c a E n e r g i || 45
harus diserap agar suhu keluaran gas dari reaktor menurun ke suhu 234C.
Tekanan di Waste Heat Boiler (WHB) adalah 8 atm. Berikut neraca energi
pada Waste Heat Boiler dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Neraca Energi pada Waste Heat Boiler
Laju Alir
Q Produk (gas)
Q Produk (gas)
H (kJ/jam)
Masuk
Keluar
29.296.342,71
6.720.081,01
Q Pendingin
Total
4.4
29.296.342,71
22.576.261,70
29.296.342,71
Cooler-Condenser
Umpan yang masuk ke dalam Cooler-Condenser berasal dari Waste Heat
Boiler yang memiliki fasa gas dengan suhu 234 oC. Perhitungan neraca
energi pada Cooler-Condenser bertujuan untuk mengetahui jumlah panas
yang harus diserap untuk menurunkan suhu menjadi 40C. Berikut neraca
energi pada Cooler-Condenser dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Neraca Energi pada Cooler-Condenser
Laju Alir
H (kJ/jam)
Masuk
Q Reaktan
Q Kondensasi
6.720.081,01
7.156.475,60
Q Reaksi
4.661.545,60
Q Pembentukan HNO3
2.038.666,07
Q Pelarutan
519.919,18
Q Produk
371.947,97
Q sensibel asam
185.667,76
Q pendingin
Total
4.5
Keluar
20.539.071,73
21.096.687,47
21.096.687,47
Cooler
Perhitungan neraca energi pada Cooler bertujuan untuk mengetahui jumlah
panas yang harus diserap untuk menurunkan suhu udara dari 242C menjadi
40C. Berikut neraca energi pada Cooler dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Neraca Energi pada Cooler
N e r a c a E n e r g i || 46
Laju Alir
Q Udara
Q Udara
Q Pendingin
Total
4.6
H (kJ/jam)
Masuk
819.738,41
819.738,41
Keluar
56.552,09
763.186,32
819.738,41
Absorber
Perhitungan neraca energi pada absorber bertujuan untuk mengetahui
jumlah panas yang ditransfer ke air pendingin, agar dapat berlangsung
secara isotermal. Berikut neraca energi pada Absoreber dapat dilihat pada
tabel 4.6.
Tabel 4.6 Neraca Energi pada Absorber
Laju Alir
Q gas umpan
Q udara tambahan
Q reaksi oksidasi
Q Pembentukan HNO3
Q Pelarutan
Q Kondensasi
Q Absorbent
Q gas atas
Q Produk Bawah
Q yang ditransfer ke pendingin
Total
4.7
Q (kJ/jam)
Masuk
371.947,97
56.552,09
815.202,71
4.063.229,28
650.899,08
21.209,90
0,00
5.979.041,03
Keluar
0,00
217.174,31
5.761.866,72
5.979.041,03
Mixer
Perhitungan neraca energi pada mixer bertujuan untuk mengetahui panas
pencampuran antara HNO3 45 % dan HNO3 72% dan untuk mengetahui
suhu produk (HNO3 60 %) setelah pencampuran. Umpan HNO3 45 % dari
cooler condenser dan HNO3 72% dari absorber, suhu kedua umpan tersebut
adalah 40oC. Dari hasil perhitungan di dapat suhu produk 47oC, kenaikan
suhu pada produk terjadi akibat dari panas pencampuran tersebut. Berikut
neraca energi pada mixer dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Neraca Energi pada Mixer
N e r a c a E n e r g i || 47
Laju Alir
Q HNO3 45% pada 40oC
Q HNO3 72% pada 40oC
H (kJ/kg)
Masuk
Keluar
-325.774,45
-433.413,04
-2.020.000,00
1.260.812,51
Total
-759.187,49
-759.187,49