fase antara isyarat masukan dengan isyarat keluaran sebagai fungsi frekuensi. Untuk
mengetahuinya, maka dilakukanlah praktikum ini yang membahas semua itu secara rinci.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum pada percobaan tapis/filter lolos rendah dan tapis/filter lolos tinggi
adalah sebagai berikut.
a. Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian filter lolos rendah dan filter lolos tinggi.
b. Mempelajari hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dan isyarat keluaran
sebagai fungsi frekuensi.
B. LANDASAN TEORI
Pada rangkaian tapis lolos rendah, untuk frekuensi rendah tegangan keluaran sama
dengan tegangan masukan, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluaran diperkecil.
Frekuensi tinggi (f) Gain = 1 G = 0 dB, 2). Frekuensi rendah (f) Gain = RC , atau G =
-20 log RC, 3). Slopenya (untuk f) adalah -6 dB/oktaf atau -20 dB/ decade ( Wijaya,
2012).
Untuk filter lolos tinggi pada frekuensi rendah tegangan keluaran diperkecil,
sedangkan pada frekuensi tinggi tegangan keluaran sama besar dengan tegangan masukan.
Tegangan keluaran diambil pada R
(2)
(Yohandri, 2009).
C. METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan tapis/filter lolos rendah dan
tapis/filter lolos tinggi dapat dilihat pada Tabel 9.1 berikut.
Tabel 9.1 Alat dan Bahan Percobaan Tapis/Filter Lolos Rendah dan Tapis/Filter Lolos Tinggi
No Nama Alat dan Bahan
Fungsi
.
1. Resistor: 20 k, 12 k, Sebagai penghambat
6,8 k
2. 2 Buah Kapasitor : 0,01 F Untuk menyimpan muatan listrik
dan 1 F
3. IC Op-Amp: A741
Sebagai penguat tegangan
4.
Menampilkan isyarat masukan dan
Osiloskop
keluaran gelombang
5. Pembangkit Isyarat AC Sebagai pembangkit isyarat gelombang
(Function Generator-FG)
6. Pencatu Daya: 12 V DC
Sebagai sumber arus listrik
7. Papan Rangkaian
Sebagai tempat rangkaian
8. Kabel Penghubung
Untuk menghubungkan rangkaian
9. Probe
Menghubungkan Catu daya atau FG
pada rangkaian.
10. Ground
Untuk mentanahkan rangkaian
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan tapis/filter lolos rendah dan tapis/filter lolos tinggi ini
adalah sebagai berikut.
a. Menyusun rangkaian Op-Amp filter lolos rendah dan filter lolos tinggi seperti terlihat pada
gambar 9.1 dan gambar 9.2. Pencatu daya A741 dibuat dengan memasang dua baterai atau
sumber DC variabel.
Ch.1(isyarat
Time/Div
Volt/Div
Vi
=
masukan)
=
=
Vp-p
Ch.2(isyarat
Time/Div
Volt/Div
V0
=
keluaran)
=
=
Vp-p
c. Mengulangi langkah b (tanpa menggambar sketsa) untuk beberapa frekuensi lain dan
melengkapi tabel.
d. Pada Rangkaian Op-Amp sebagai filter lolos tinggi, dengan menggunakan FG, mengatur
frekuensi isyarat sinusoida masukan Vi 5 kHz dengan amplitudo 2 Vp-p. Menghubungkan
isyarat masukan ke Ch.1 osiloskop dan isyarat keluaran ke Ch.2. Pembacaan pada osiloskop
adalah Vi = ..................Vp-p.
Vo = .............................Vp-p. AV = ................... Beda fase antara isyarat masukan dan
keluaran = ................0. Tampilkan isyarat masukan dan keluaran yang ada di osiloskop
adalah (buat satu gelombang saja):
e. Mengulangi langkah d (tanpa menggambar sketsa) untuk beberapa frekuensi lain dan
melengkapi tabel.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Data Pengamatan
1) Filter Lolos Rendah
Data pengamatan pada percobaan filter lolos rendah dapat dilihat pada Tabel 9.2
berikut.
Tabel 9.2 Data Pengamatan pada Filter Lolos Rendah
No.
Frekuensi (Hz)
Vin (volt)
Vout (volt)
1.
100
10,60
10,60
2.
300
10,60
10,60
3.
500
10,60
10,40
Hasil pengamatan yang ditampilkan berupa bentuk gelombang pada layar osiloskop
dimana harga frekuensinya divariasikan dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 9.7 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 100 Hz
Keterangan:
Garis kuning (gelombang masukan), Vin = 10,60 V
Garis biru (gelombang keluaran), Vout = 10,60 V
Gambar 9.8 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 300 Hz
Keterangan:
Garis kuning (gelombang masukan), Vin = 10,60 V
Garis biru (gelombang keluaran), Vout = 10,60 V
Gambar 9.9 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 500 Hz
Keterangan:
Garis kuning (gelombang masukan), Vin = 10,60 V
Garis biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V
Gambar 9.10 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 100 Hz
Keterangan:
Garis kuning (gelombang masukan), Vin = 10,40 V
Garis biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V
Gambar 9.11 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 500 Hz
Keterangan:
Garis kuning (gelombang masukan), Vin = 10,40 V
Garis biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V
Gambar 9.12 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 5000 Hz
Keterangan:
Garis kuning (gelombang masukan), Vin = 10,40 V
Garis biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V
Gambar 9.13 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 10000 Hz
Keterangan:
Garis kuning (gelombang masukan), Vin = 10,20 V
Garis biru (gelombang keluaran), Vout = 10,20 V
b. Analisis Data
1) Filter Lolos Rendah
a) Secara Teori
Diketahui:
Ditanyakan:
Penyelesaian:
AV
R1 = 6.8 k
R2 = 12 k
AV = .... ?
= 1 + 0,566
= 1,566 kali
b) Secara Praktek
Untuk frekuensi masukan 100 Hz
Diketahui:
Vin = 5,52 Volt
Vout = 40,8 Volt
Ditanyakan:
AV = .... ?
Penyelesaian:
AV
=1
kali
Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada Tabel 9.4 berikut.
Tabel 9.4 Analisis Data pada Tapis/Filter Lolos Rendah
Frekuensi Masukan
AV (Kali)
No.
Vin (Volt)
Vout (Volt)
(Hz)
1.
100
10,60
10,60
1
2.
300
10,60
10,60
1
3.
500
10,60
10,40
0,98
2) Filter Lolos Tinggi
a) Secara Teori
Diketahui:
Ditanyakan:
Penyelesaian:
AV
R1 = 6,8 k
R2 = 12 k
AV = .... ?
= 1 + 0,566
= 1,566 kali
b) Secara Praktek
Untuk frekuensi masukan 100 Hz
Diketahui:
Vin =10,40 Volt
Vout = 10,40 Volt
Ditanyakan:
AV = .... ?
Penyelesaian:
AV
=1
kali
Dengan cara yang sama untuk data yang lain dapat dilihat pada Tabel 9.5 berikut.
Tabel 9.5 Analisis Data pada Tapis/Filter Lolos Tinggi
No
Frekuensi
Vin
VOut
Av
.
Masukan (Hz)
(volt)
(volt)
(kali)
1.
100
10,40
10,40
1
2.
500
10,40
10,40
1
3.
4.
5000
10000
10,40
10,20
10,40
10,20
1
1
2. Pembahasan
Tapis lolos rendah yaitu sebuah filter yang digunakan untuk meloloskan sinyal
berfrekuensi rendah dan meredam sinyal berfrekuensi tinggi. Filter lolos tinggi yaitu jenis
filter yang melewatkan sinyal frekuensi tinggi dan meredam sinyal berfrekuensi rendah.
Data pengamatan pada filter lolos rendah menggunakan frekuensi 100 Hz, 300 Hz dan
500 Hz. Vin dan Vout yang dihasilkan pada masing-masing frekuensi sama, yaitu 10,60 Volt.
Data pengamatan pada filter lolos tinggi, mengunakan frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 5000 Hz
dan 10000 Hz. Vin dan Vout yang dihasilkan pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz dan 5000 Hz
sama, yaitu 10,40 volt. Sedangkan pada frekuensi 10000 Hz Vin dan Vout yang dihasilkan
yaitu 10,20 Volt.
Analisis data untuk filter lolos rendah dan filter lolos tinggi,untuk tegangan penguatan
secara teori yaitu 1,566 kali. Tegangan penguatan secara praktek untuk filter lolos rendah
pada frekuensi 100 Hz, 300 Hz dan 500 Hz secara berturut-turut 1 kali, 1 kali dan 0,98 kali.
Tegangan penguatan secara praktek pada filter lolos tinggi pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz,
5000 Hz dan 10000 Hz masing-masing adalah 1 kali.
Pada filter lolos rendah, gelombang masukan dan gelombang keluaran pada frekuensi
100 Hz, 300 Hz dan 500 Hz bentuknya hampir sama namun ada perbedaan-perbedaan dari
setiap frekuensi. Begitu pula pada filter lolos tinggi, gelombang masukan dan gelombang
keluaran pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 5000 Hz dan 10000 Hz juga berbeda, gelombang
masukan pada filter lolos tinggi untuk setiap frekuensi adalah berbentuk sinusoidal. Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan gelombang ini yaitu karena frekuensinya
berbeda-beda.
Hubungan antara frekuensi terhadap tegangan masukan dan tegangan keluaran secara
teori pada tapis lolos rendah yaitu semakin tinggi frekuensi maka tegangan masukan semakin
besar dan tegangan keluaran semakin kecil. Sedangkan hubungan antara frekuensi terhadap
tegangan masukan dan tegangan keluaran secara teori pada tapis lolos tinggi yaitu semakin
besar frekuensi maka tegangan masukan semakin kecil dan tegangan keluaran semakin besar.
Namun, secara praktek diperoleh tegangan masukan dan tegangan keluaran sebanding atau
sama besar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kerusakan alat yang digunakan pada saat
melakukan pengukuran atau terjadi kesalahan pengukuran.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Rangkaian filter lolos rendah terdiri dari dua buah resistor yang dipasang secara seri dengan
sumber sinyal dan sebuah kapasitor dipasang secara paralel dengan sumber sinyal sehingga
mampu melewatkan frekuensi rendah dan meredam frekuensi tinggi. Rangkaian filter lolos
tinggi terdiri dari kapasitor yang terhubung secara paralel dengan resistor sehingga mampu
melewatkan frekuensi tinggi dan meredam frekuensi rendah.
b. Frekuensi pada filter lolos rendah berbanding terbalik dengan besarnya amplitudo yang
dihasilkan dan berbanding lurus dengan besarnya penguatan. Frekuensi pada filter lolos
tinggi juga berbanding terbalik dengan besarnya amplitudo yang dihasilkan dan berbanding
lurus dengan besarnya penguatan.
2. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk pengelola laboratorium, agar memperbaiki atau mengganti alat-alat laboratorium yang
sudah rusak.
b. Untuk asisten, agar ditingkatkan lagi cara menjelaskannya pada saat membimbing.
c. Untuk praktikan, agar tetap menjaga kekompakan dan menjaga kerapian alat-alat di
laboratorium setelah melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Jayadin. 2007. Eldas. http://ftp.gunadarma.ac.id/handouts/S1-Sistem Komputer/Pengetahuan
Komponen komputer/eldas.pdf. Diakses pada Tanggal 15 Mei 2015.
Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Sutanto. 1994. Rangkaian Elektronika. Universitas Indonesia. Jakarta.
Mengenai Saya
Arsip Blog
2016 (11)
o Maret (2)
o Januari (9)
2015 (20)
Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.