Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Big Five Personality

Oleh :
Novadri Prasetyo

1471040005

Sulfianti S

1471040011

Sri Mega Kurnia Anas

1471040033

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015

Big Five Personality


1. Sejarah dan tokoh-tokoh Teori Big Five
Kepribadian

telah

dikonsepkan

dari

bermacam-macam

perspektif teoritis yang masing-masing berbeda tingkat keluasannya


(McAdams dalam John & Srivastava, 1999). Masing-masing tingkatan
ini memiliki keunikan dalam memahami perbedaan individu dalam
perilaku dan pengalamannya. Namun, jumlah sifat kepribadian dan
skala kepribadian tetap dirancang tanpa henti- hentinya (Goldberg
dalam John & Srivastava, 1999).
Psikologi kepribadian memerlukan model deskriptif atau
taksonomi mengenai kepribadian itu sendiri. Salah satu tujuan utama
taksonomi dalam ilmu pengetahuan adalah untuk menyederhanakan
defenisi yang saling tumpang-tindih. Oleh

karena

itu,

dalam

psikologi kepribadian, suatu taksonomi akan mempermudah para


peneliti untuk meneliti sumber utama karakteristik kepribadian
daripada hanya memeriksa ribuan atribut yang berbeda-beda yang
membuat setiap individu berbeda dan unik (John & Srivastava, 1999).
Teori Big Five pertama sekali diperkenalkan oleh Lewis R.
Goldberg pada tahun 1981. Salah satu tokoh yang mengembangkan
teori Big Five ini adalah Allport yang melakukan penelitian dengan
bergantung pada hipotesis Lexical. Selain itu, Goldberg juga
menyatakan bahwa Cattell adalah bapak intelektual dari teori Big Five.
Berikut ini terdapat beberapa tokoh besar lahirnya teori big five
personality
a. Lewis R. Goldberg
Lewis R. Goldberg adalah seorang psikologis kepribadian
dari Amerika dan seorang emeritus di Universitas Oregon yang
sangat erat kaitannya dengan teori Big Five taksonomi kepribadian.
Pada tahun 1953 dia menerima gelar A.B dalam hubungan sosial
dari Universitas Harvard. Ia mendapatkan gelar Ph. D dari
psikologi di Universitas Michigan pada tahun 1958. Setelah

menerima gelar dokternya, dia menjadi asisten professor dan


bekerja di Universitas Stanford. Sejak 1960 dia mengajar di
Universitas Oregon, dimana dia adalah Professor Emeretus. Dan
Goldberg juga sudah menerbitkan lebih dari 100 artikel penelitian.
b. Gordon Allport
Allport adalah salah seorang anak dari empat bersaudara,
seorang dokter yang lahir di Indiana pada tahun 1887, namun di
besarkan di cleveran dimana dia mendapat pendidikan awal di
sekolah-sekolah negeri. Ia menyelesaikan pelajaran undergratudenya di universitas Harvard . dia mendapat gelar sarjana muda pada
tahun 1919 dengan mayor ekonomi dan filsafat. Satu tahun
mengajar bidang sosiologi dan bahasa inggris dia kembali ke
Harvard untuk menyelesaikan gelar PD.h dalam bidang psikologi
di tahun 1922.slama satu decadeia menjadi salah seorang juru tafsir
jerman di amerika. Kepribadian menurut allport adaalah organisasi
yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut
menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
c. Paul T. Costa
Paul T. Costa lahir di Franklin, New Hampshire pada 28
April tahun 1942. Dia dan Robert McCrae mulai berkolaborasi
pada tahun 1976. Dia menerima gelar sarjana psikologinya dari
universitas clark dan gelar dokter di human development
universitas chicago. Setelah posisi akademiknya di harvard dan
universitas massachusetts di boston, dia bergabung dengan nia
untuk meresmikan stress and coping section. Dari tahun 1985
sampai 2009 ia adalah kepala laboratorium kepribadian dan
kognisi (sekarang laboratorium behavioral neuroscience).
Minat

penelitiannya

termasuk

pengembangan

dewasa,

penilaian kepribadian, dan penyakit alzheimer.


d. Robert R. McCrae

Robert R. McCrae lahir di maryville, missouri pada tahun


1949, anak bungsu dari 3 bersaudara. Adalah seorang psikolog
kepribadian yang melakukan penelitian penuh di program
intramural dari national institute on aging. Minat penelitiannya
termasuk struktur kepribadian, penilaian, dan umur pengembangan;
pengaruh ciri kepribadian terhadap kesehatan mental dan
kesejahteraan, dan universalitas lintas budaya dari ciri kepribadian.
Dia menerima gelar ba dalam bidang filsafat dari michigan state
university dan gelar ph.d di psikologi kepribadian dari universitas
boston.
2. Defenisi Kepribadian
a. Lewis Goldberg
Manusia dibedakan kepada karakter-karekter serta kepribadian
yang dipunyai oleh setiap individu. Masing-masing memiliki ciriciri tersendiri, sikap, dan pola berfikir sendiri yang banyak
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan mereka dibesarkan dan
bentuk pendidikan yang diperoleh.
b. Paul T.Costa. Jr
Kepribadian merupakan penentu penting dari cara-cara orang
menghadapi stres.
c. Robert R.McCrae
Kepribadian adalah dimensi perbedaan individu dalam
kecenderungan untuk menunjukkan pola konsisten dari pikiran,
perasaan, dan tindakan.
d. Allport
Sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis danfisik individu
yang menentukan karakteristik perilakudan pikirannya.
e. Jhon and Pervin
Kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiridari polapola pikiran, perasaan dan perilaku yangkonsisten

3. Dinamika Kepribadian
Menurut Allport sifat merupakan unit dasar dari kepribadian. Ia
berpendapat bahwa sifat itu ada dan berkedudukan di sistem saraf. Allport
dan tokoh big Five lainnya mempresentasikan disposisi kepribadian umum

yang menjelaskan keteraturan fungsi seseorang dari satu situasi ke situasi


yang lain dan dari satu waktu ke waktu yang lain.
Dinamika kepribadian mempelajari interaksi antar struktur dari
kepribadian tertentu. Dengan menggunakan metode analisis faktor,
Eysenck berhasil mengidentifikasi tiga dimensi dasar kepribadian yaitu :
a. Ekstraversi
Eysenck mengenai ekstraversi dan introversi lebih dekat
dengan penggunaan popular dari kedua istilah ini. Orang-orang
ekstrover (E) mempunyai karakteristik utama, yaitu kemampuan
bersosialisasi dan sifat impulsive, senang bercanda, penuh gairah,
cepat dalam berpikir, optimis, serta sifat-sifat lain yang
mengidikasikan orang-orang yang menghargai hubungan mereka
dengan orang lain (Eysenck&Eysenck, 1969)
b. Neurotisme
Seperti halnya ekstraversi dan introversi, factor neurotisme(N)
mempunyai komponen hereditas yang kuat. Eysenck (1967)
menyatakan bahwa beberapa penelitian telah menemukan bukti
dari dasar genetic untuk sifat neurotik, seperti kecemasan, hysteria,
dan gangguan obsesif-kompulsif. Selain itu, ia menemukan
kesamaan yang lebih besar diantara pasangan kembar identik
daripada kembar fraternal dalam jumlah perilaku anti social dan
asocial, seperti kriminalitas di usia dewasa gangguan perilaku
dimasa kanak-kanak, homoseksual, dan alkoholik (Eysenck, 1964).
c. Psikotik
Teori awal Eysenck mengenai kepribadian didasari oleh dua
dimensi kepribadianekstraversi dan neurotisme.Setelah beberapa
tahun merujuk psikotik (P) secara tidak langsung sebagai factor
independen kepribadian, Eysenck akhirnya menaikkannya keposisi
yang setara dengan E dan N (Eysenck&Eysenck, 1976). Psikotik
adalah factor yang bersifat bipolar, dengan psikotik dalam
satukutur dan superego dalam kutub yang lainnya.Orang dengan
skor P yang tinggi biasanya egosentris, dingin, tidak mudah

menyesuaikan diri, impulsive, kejam, agresif, curiga,psikopatik,


dan anti sosial. Orang dengan skorpsikotik yang rendah (mengarah
padafungsi super ego) cenderung bersifat altruis (sikap tolong
menolong tanpa mengharapkan imbalan), mudah bersosialisasi,
empati, peduli, kooperatif, mudah menyesuaikan diri, dan
konvensional (S. Eysenck, 1997).
Dinamika Proses Kepribadian dalam teori Big Five pada dasarnya
berkembang melalui teori kepribadian Eysenck dan Cattell. Baik teori
Eysenck maupun Cattell memiliki asumsi yang sama tentang karakteristik
alamiah

sifat

kepribadian

dan

kegunaan

analisis

faktor

dalam

mengidentifikasikan sifat seseorang. Diantara ketiga tokoh pendekatan


trait terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisa mengenai
jumlah dan dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu
mendeskripsikan kepribadian.
Melalui pendapat tersebut big five personality mulai ditemukan.
Pada awalnya diperkenalkan oleh Lewis R.Goldberg. Mula-mula hanya
ditemukan tiga trait, yang diantarnya yaitu neuroticism, extraversion,
openness. Lalu, teorinya tersebut dikembangkan oleh Paul T.Costa dan
Robert R McCrae dengan menambahkan dua trait lagi agar tedapat lima
trait yang sesuai dengan sebutan Big Five. Kedua trait tersebut yaitu
agreeblesness dan conscientiousness.

4. Struktur Kepribadian

Struktur Kepribadian merupakan suatu aspek kualitas yang relative


stabil yang membedakan antar individu. Unit analisis yaitu variable dasar
untuk memahami kepribadian yang terdiri dari traits, type dan system
kepribadian.
a. Traits adalah respon yang konsisten pada berbagai situasi
Openness = menilai pencarian proaktif dan

apresiasi

pengalaman untuk kepentingan diri sendiri, toleransi untuk dan


eksplorasi asing
Conscientiousness = menilai tingkat organisasi individu,
ketekunan dan motivasi dalam tujuan yang diarahkan oleh
perilaku. kontras diandalkan, orang cerewet dengan mereka
yang lesu dan ceroboh.
Extraversion = menilai kuantitas dan intensitas interaksi
interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan stimulasi dan
kapasitas untuk kesenangan.
Agreeableness = menilai kualitas dari satu orientasi dalam diri
sepanjang rangkaian kesatuan dari rasa iba sampai antagonis di
dalam pikiran, perasaan dan perbuatan.

Neuroticism = menilai penyesuaian vs ketidakstabilan


emosional. mengidentifikasi individu rentan terhadap tekanan
psikologis, ide realistis, keinginan yang berlebihan atau
dorongan.
b. Type adalah traits yang dikelompokkan dalam karakteristik tertentu.
Terdapat 2 karakteristik trait, yaitu:
1. Karakteristik berdasarkan skor tinggi
a. Openness = memiliki rasa ingin tahu, aneh, ketertarikan
yang besar, kreatif,alami, imajinatif, modern.
b. Conscientiousness = terorganisi, dapat diandalkan, pekerja
keras, disiplin diri, tepat waktu, teliti, rapi, tekun dan
ambisius
c. Extraversion

supel,

aktif,

banyak

bicara,

suka

berorientasi, fun-loving, memiliki kasih saying.


d. Agreeableness = berhati lembut, baik hati, saling percaya,
penolong, pemaaf, mudah tertipu,jujur
e. Neuroticism = khawatiran, gugup, merasa tidak aman,
tidak sesuai, emosional dan suka bersedih tanpa alasan.
2. Karakteristik berdasarkan skor rendah
a. Openness = konvensional, rendah hati, memiliki
kepentingan yang sempit, tidak artistic dan tidak analitik
b. Conscientiousness = tidak ada tujuan, tidak dapat
diandalkan,pemalas, ceroboh, teledor, lalai,berkemauan
lemah, hedonistic.
c. Extraversion = pendiam, sederhana, pemurung, penyendiri,
focus pada tugas, pemalu
d. Agreeableness = sinis, kasar, curiga, tidak kooperatif,
dendam, kejam, pemarah, manipulative.
e. Neuroticism = tenang, santai, tidak emosional, tabah,
aman, puas diri
c. System adalah kumpulan berbagai bagian-bagian yang saling berkaitan
dalam menghasilkan suatu fenomena perilaku.
5. Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan

Teori kepribadian lima faktor terbukti memiliki konsistensi


apabila diterapkan di Indonesia. Kelima faktor kepribadian
yang dikonfirmasi dalam persamaan struktural diterima
sebagai faktor yeng mengukur kepribadian. Di sisi lain, model
yang disusun memiliki ketepatan model yang cukup kuat.
Faktor kepribadian adalah salah satu faktor penting yang
mempengaruhi keberhasilan karir seseorang.
b. Kekurangan
Adanya korelasi antar faktor yang

cukup

tinggi

menjadikan adanya interdependensi antar faktor di dalam Big


Five Model. Interdependensi dapat menyulitkan penggunaan
alat ukur ini apabila peneliti hendak menyusun identifikasi
sebuah faktor secara mandiri yang terlepas dari faktor
lainnya.

Sumber :
https://ahkammuhammad.wordpress.com/psikologi/teori/big-five-personality/
http://www.psikoplusconsulting.com/?q=content/big-five-personality-dankeberhasilan
Monte,F,C.,Sollod,N,R.2003. Beneath the Mask An Introduction to Theories of
Personality.United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
Spector, Paul E. 2012. Industrial and Organizational Psychology Research and
Practice. : Wiley

10

Anda mungkin juga menyukai