Kesehatan Reproduksi Remaja
Kesehatan Reproduksi Remaja
BAB I
PENDAHULUAN
A.
secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya.
Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang
menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Kaum remaja Indonesia saat ini mengalami lingkungan sosial yang sangat berbeda
daripada orangtuanya. Dewasa ini, kaum remaja lebih bebas mengekspresikan
dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa khusus antara grupnya.
Sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks ternyata lebih liberal
daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan mengembangkan
hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks.
Menurut PKBI, akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari
berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek
seksual yang tak sehat, perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti
pasangan. Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan
memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari
media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko
melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya. Secara garis besar dapat
dikelompokkan
empat
golongan
faktor
yang
dapat
berdampak
buruk
2.
Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang
membeli kebebasannya secara materi, dsb).
4.
Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual, dsb).
Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/hormonal yang sangat
dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya
dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan
masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya
yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman
serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri
mengalami perubahan fisik yang cepat. Akses untuk mendapatkan informasi bagi
remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang
kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat
remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan
makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian
informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat
penting. Melihat kondisi seperti diatas penulis ingin meneliti tentang apa saja
masalah kesehatan reproduksi remaja dan bagaimana solusi dalam mengatasinya.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah Aborsi
Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun
keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika
seseorang melakukan aborsi tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh
pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,
terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan
kehamilan yang sudah terjadi.
4.
5.
anal.
HIV dan AIDS
a. HIV
HIV merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus.
HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh
manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophageskomponenkomponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau
mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya
Tabel 2.1 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa
isu Kesehatan
Reproduksi, Indonesia, 2002-03
Ciri-ciri
Masa
Ciri-ciri
pubertas
subur
puberta
pada
Karakteristi
perempua
Perempua
berhubunga
Anemi
laki-laki
n seks
Laki-laki
80.2
70.2
20.4
46.1
65.7
Perempuan
80.8
90.1
30.7
43.1
44.9
pada
Risiko hamil
jika
sekali
Demikian pula pengetahuan remaja tentang IMS dan HIV dan AIDS masih sangat
rendah. Gencarnya informasi tentang HIV dan AIDS selama ini nampaknya belum
mampu meningkatkan pengetahuan remaja secara signifikan tentang penyakit
tersebut, apalagi sampai dengan perubahan perilaku. Apa yang telah banyak
dilakukan selama ini nampaknya baru kesadaran di kalangan remaja bahwa
fenomena HIV dan AIDS ada di sekitar mereka. Masih sangat sedikit remaja yang
memiliki pengetahuan yang benar tentang seluk beluk HIV dan AIDS. Kondisi
yang sama juga berlaku untuk IMS. Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24
tahun tentang beberapa isu HIV dan AIDS dan IMS, Indonesia, 2002-2003
Tabel 2.2 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa
isu HIV dan AIDS dan IMS, Indonesia, 2002-2003
Persen penduduk
Percaya
Mengetahui
Mengetahui
Pernah
HIV/AIDS
dengar
dapat
Karakteristik
HIV/AIDS
Laki-laki
perempuan
cara
cara
Pernah
Dapat
menghindari
menghindari
dengar
menye
dihindari
HIV/AIDS
HIV/AIDS
IMS
gejala
82.1
65.6
36.3
10.7
40.0
30.0
87.7
70.1
32.8
9.9
30.0
20.0
akibat perilaku hubungan seksual sebelum menikah, bahkan banyak juga remaja
yang terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual (PSM). Perkiraan yang
sama ternyata tidak berbeda dengan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia
(SKDI) 2004 tentang aborsi atau pengguguran kandungan, tingkat aborsi di
Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus pertahun, 30% dari aborsi tersebut
dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun.
Apabila disimpulkan dengan kenaikan 100,000 kasus aborsi pertahun saja, maka
denga menggunakan data WHO ada tahun 2004 dimana kasus aborsi telah
mencapai 2,5 juta kasus. Maka di tahun 2010 kasus aborsi dapat diperkirakan telah
mencapai 3,1 Juta kasus. Ini angka fantastis. Dan apabila 30% dari pelaku aborsi
adalah terjadi dikalangan remaja maka kasusnya dapat mencapai 930.000 kasus
pertahun. Dan mungkin saja akan berkembang terus apabila tidak segera dicegah.
Apalagi dampak kematian dari aborsi tidak aman) tersebut akan turut meningkat.
B. Kebijakan dan Solusi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
Adapun kebijakan dan solusi tentang masalah kesehatan reproduksi remaja, yaitu
sebagai berikut:
1.
Kebijakan
dikeluarkan
baik
dan
Peraturan
berdasarkan
Perundang-Undangan
kesepakatan
Internasional
yang
telah
maupun
oleh
5.
6.
mungkin masih lebih baik dibandingkan kota Malang karena informasi yang
diterima berbeda.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kehamilan dan melahirkan: usia ideal untuk hamil, bahaya hamil pada usia
muda, berbagai aspek kehamilan tak diinginkan (KTD) dan abortus
1.
2.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial.
Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat
dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan. Tingkat pengetahuan remaja di
Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya dalam hal caracara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti pencegahan
KTD, IMS, dan HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
(SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh BPS memperlihatkan bahwa
tingkat pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas
sudah cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang masa subur, risiko
kehamilan, dan anemia relatif masih rendah.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman
serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri
mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa
membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan
sejak dalam kandungan.
Selain itu, kebijakan dan solusi agar masalah masalah yang ada terkait kesehatan
reproduksi remaja juga telah dibuat dan ditawarkan. Hal ini demi meminimalisir
masalah yang ada terkait hal tersebut. Dengan kebijakan lama yang mungkin masih
gagal dan diganti kebijakan baru yang telah berpandang pada evaluasi kebijakan
sebelumnya, pastilah dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi remaja
akan lebih mudah.
Peran pemerintah, orangtua, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), institusi
pendidikan serta masyarakat sangat diperlukan dalam memahami, mencegah serta
cara mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja. Karena
kompleksnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja itu sendiri, sangatlah
urgen bagi pemerintah untuk segera bertindak. Maka dari itu dengan solusi yang
telah ditawarkan dalam pembahasan diharapkan masalah yang terjadi akan segera
dapat diatasi.
B. Saran
1.
Bagi Remaja
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/07/makalahkesehatan-reproduksi-remaja.html Diakses tanggal 9 Desember 2012
http://belajarpsikologi.com/kesehatan-reproduksi-remaja/
Definisi
Dari
Berbagai
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5233
Fauzi,
2008. Kesehatan
Reproduksi
Remaja.
Diperoleh
F.P.
dari: http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=101 diakses pada 9 Desember 2012
Papalia
dan
Olds.
dari: http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=101 diakses pada 9 Desember 2012
Hurlock. http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?
option=com_content&do_pdf=1&id=101 diakses pada 9 Desember 2012
PKBI. Aborsi dan Pergaulan Bebas Remaja yang Mengkwatirkan
http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/17/aborsi-dan-pergaulan-bebas-remajayang-mengkwatirkan/ diakses pada 9 Desember 2012
http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/detail/130
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
Antara
Harapan
Dan