Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, Indonesia menjadi negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam. Masuknya Islam berpengaruh besar pada kebudayaan yang ada di
Indonesia. Sebelumnya, kebudayaan di Indonesia adalah kebudayaan yang
bercorak Hindu-Budha. Namun setelah masuknya Islam, kebudayaan Islam
tersebut mengalami akulturasi dengan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Kebudayaan tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
Tidak banyak orang yang mengetahui bagaimana proses masuknya Islam
Untuk itu, makalah ini membahas bagaimana proses masuknya Islam ke
Indonesia serta perkembangan kebudayaan Islam yang ada di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kebudayaan islam?
2. Bagaimana Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam
di Indonesia?
3. Apa saja Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia?
4. Bagaimana Wujud Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari kebudayaan islam.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan
Kebudayaan Islam di Indonesia.
3. Untuk mengetahui Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Wujud Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan
Kebudayaan Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebudayaan Islam
Kebudayaan Islam adalah penjelmaan iman dan al-amalussalihat dari
seorang muslim atau segolongan kaum muslimin atau kebudayaan Islam ialah
manifestasi keimanan dan kebaktian dari penganut Islam sejati. Sedangkan
menurut sarjana dan pengarang Islam, Sidi Gazalba mendinisikan kebudayaan
Islam ialah cara berpikir dan cara merasa Islam yang menyatakan diri dalam
seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial
dalam suatu ruang dan suatu waktu. Dasar dari kebudayaan Islam adalah kitab
Allah (Al-quran) dan Sunnah Rasul-Nya. Apabila ada segala hasil, corak dan
ragam kebudayaan yang bertentangan dengan ajaran agama Allah dan ajaran
Rasul-Nya,

bukanlah

kebudayaan

Islam

namanya,

sekalipun

yang

menciptakannya mereka-mereka yang menamakan dirinya orang Islam.


2.2 Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di
Indonesia
Kedatangan Islam di Indonesia, tidak dapat diketahui dengan pasti.
Diperkirakan kedatangan yang pertama adalah di Aeh. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya makam-makam. Menurut Ma Huan yang datang ke Majapahit
tahun 1413, bahwa ada 3 golongan penduduk Majapahit yaitu orang-orang Islam
yang datang dari Barat, orang-orang Cina yang kebanyakan memeluk Islam dan
selebihnya rakyat yang menyembah berhala.
Banyak pendapat para ahli yang mengemukakan tentang teori-teori masuknya
Islam di Indonesia, diantaranya adalah :
1. M.C. Ricklefs dari Australian National University menyebutkan 2 proses
masuknya Islam ke nusantara yaitu :
a. Penduduk pribumi mengalami kontak dengan agama Islam dan kemudian
menganutnya.
b. Orang-orang asing (Arab, India, Cina) yang telah memeluk agama Islam
tinggal secara tetap di suatu wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk
2

asli, dan mengikuti gaya hidup lokal sedemikian rupa sehingga mereka
sudah menjadi orang Jawa, Melayu, atau suku lainnya.
2. Teori lain seputar masuknya Islam dari Timur Tengah ke nusantara diajukan
Supartono Widyosiswoyo. Menurutnya, penetrasi tersebut dapat digolongkan
menjadi 3 golongan yaitu :
a. Jalur Utara adalah proses masuknya Islam dari Persia dan Mesopotamia.
Dari sana, Islam beranjak ke timur lewat jalur darat Afganistan, Pakistan,
Gujarat, lalu menempuh jalur laut menuju Indonesia. Lewat Jalur Utara ini,
Islam tampil dalam bentuk barunya yaitu aliran Tasawuf. Dalam aliran ini,
Islam dikombinasikan dengan penguatan pengalaman personal dalam
pendekatan diri terhadap Tuhan. Aliran inilah yang secara cepat masuk dan
melakukan penetrasi penganut baru Islam di nusantara. Aceh merupakah
salah satu basis persebaran Islam pada Jalur Utara ini.
b. Jalur Tengah adalah proses masuknya Islam dari bagian barat lembah
Sungai Yordan dan bagian timur semenanjung Arabia (Hadramaut). Dari
sini Islam menyebar dalam bentuknya yang relatif asli, di antaranya adalah
aliran Wahabi. Pengaruh terutama cukup mengena di wilayah Sumatera
Barat. Ini dapat terjadi oleh sebab dari Hadramaut perjalanan laut dapat
langsung sampai ke pantai barat pulau Sumatera.
c. Jalur Selatan pangkalnya adalah di wilayah Mesir. Saat itu Kairo
merupakan pusat penyiaran agama Islam yang modern dan Indonesia
memperoleh pengaruh tertama dalam organisasi keagamaan yang disebut
Muhammadiyah. Kegiatan lewat jalur ini terutama pendidikan, dakwah, dan
penentangan bidah.
3. Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad
Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah,
terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori
tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalahan waktu masuknya
Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa
agama Islam ke Nusantara.

a. Teori Gujarat
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13
dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Hal ini juga
bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah
singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak
sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam
dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
b. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap
teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab
(Mesir). Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13
sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi
jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap proses
penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
c. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan
pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan
budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti peringatan
10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Selain itu,
ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke
Indonesia dengan jalan damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangannya
pada abad ke-13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah
bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India). Proses masuk dan
berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan melalui
beberapa jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh
pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul
dengan masyarakat Indonesia. Pada kesempatan itu dipergunakan untuk
menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada yang terus

menetap, atau mendirikan perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendirikan


perkampungan Pekojan. Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi
semakin sering bahkan ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia,
sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat berkembang.
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau
mubaliqh yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan
pondok-pondok pesantren. Islam juga disebarkan melalui kesenian, misalnya
melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit. Dengan demikian Islam
semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas
dari peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati.
Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para wali
yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:
1.

Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan


Islam di Jawa Timur.

2.

Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah
Ampel Surabaya.

3.

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana
Makdum Ibrahim, menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).

5.

Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin,
menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.

6.

Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri
(Gresik)

7.

Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Jafar Shodik menyebarkan ajaran Islam
di daerah Kudus.

8.

Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan
ajaran Islam di daerah Demak.

9.

Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid
menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria.

10. Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di
Jawa Barat (Cirebon)

Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat


Jawa sebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu
dekat dengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya
orang yang dikasihi Allah.

2.3 Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia:


1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh,
sebagai raja pertama yang memerintah tahun 1285 1297. Kerajaan ini masih
ada sampai abad ke-15. Pusat kerajaaan Samudera Pasai kemudian dipindah ke
Pase.
2. Kerajaan Demak
Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaitu
Raden Patah. Demak dengan cepat mencapai kejayaannya, terutama setelah
Malaka jatuh ke Portugis. Putranya yang bernama Pati Unus yang bergelar
Pangeran Sabrang Lor sangat berjasa membantu ayahnya meluaskan dan
memperkuat kedudukan kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam. Raden Patah
wafat tahun 1518 dan diganti oleh Pati Unus.
3. Kerajaan Banten
Daerah ujung barat pulau Jawa yaitu Banten dan Sunda Kelapa dapat direbut
oleh Demak, di bawah pimpinan Fatahillah. Untuk itu daerah tersebut berada di
bawah kekuasaan Demak. Setelah Banten diislamkan oleh Fatahillah maka
daerah Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Hasannudin,
sedangkan Fatahillah sendiri menetap di Cirebon, dan lebih menekuni hal
keagamaan. Dengan diberikannya Banten kepada Hasannudin,

maka

Hasannudin meletakkan dasar-dasar pemerintahan kerajaan Banten dan


mengangkat dirinya sebagai raja pertama, yang memerintah tahun 1552 1570.
4. Kerajaan Mataram
Pada awal perkembangannya kerajaan Mataram adalah daerah kadipaten yang
dikuasai oleh Ki Gede Pamanahan. Daerah tersebut diberikan oleh Pangeran

Hadiwijaya (Jaka Tingkir) yaitu raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas
jasanya membantu mengatasi perang saudara di Demak yang menjadi latar
belakang munculnya kerajaan Pajang. Kerajaan Mataram mengalami kejayaan
pada masa pemerintahan Raden Rangsang (1613-1645) yang terkenal dengan
nama Sultan Agung. Sultan Agung wafat pada tahun 1645.
5. Kerajaan Gowa Tallo
Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo pada tahun 1605. Dengan raja pertama
Kerajaan Tallo adalah Karaeng Mattoaya yang bergelar Sultan Abdullah. Raja
Gowa yaitu Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin.
6. Kerajaan Ternate Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku. Keadaan Maluku
yang subur dan diliputi oleh hutan rimba, maka daerah Maluku terkenal
sebagai penghasil rempah seperti cengkeh dan pala.
7. Kerajaan Aceh
Masa kerajaan Aceh dicapai dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
(1607-1636). Ia kemudian digantikan oleh menantunya, Iskandar Tani. Namun
ketika Iskandar Tani wafat tahun 1641, kekuasaan Aceh menjadi menurun. Hal
ini terjadi karena perselisihan di kalangan sendiri dan juga karena Belanda
berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis tahun 1941.
8. Kerajaan Malaka
Malaka sebelumnya adalah kota kecil. Namun di bawah pemerintahan Sultan
Mudzafar Syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat perdagangan antara timur
dan barat. Malaka mencapai puncak kebesarannya di bawah Sultan Mansyur
Syah (1458-1477) dan dilanjutkan oleh Sultan Alaudin Syah (1477-1488).
Malaka mengalami kemunduran ketika pemerintah Sultan Mahmud Syah
(1488-1511). Kejayaan Malaka berakhir ketika orang-orang Portugis berhasil
mengalahkan Malaka pada tahun1511.

2.4 Wujud Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam


Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha. Dengan masuknya

Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua


(lebih)

kebudayaan

karena

percampuran

bangsa-bangsa

dan

saling

mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam


Indonesia.
Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang.
Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat
kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.
1. Seni Bangunan
Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan
masjid,makam, istana.

Gambar 1.1. Masjid Aceh merupakan salah satu masjid kuno di Indonesia.
Masjid adalah tempat ibadahnya orang Islam. Di Indonesia, istilah masjid
biasanya menunjuk pada tempat untuk menyelenggarakan shalat jumat.
Masjid di Indonesia pada zaman madya biasanya mempunyai cirri khas
tersendiri, diantaranya :
1. Atapnya berbentuk atap tumpang yaitu atap bersusun. Jumlah atap
tumpang itu selalu ganjil, 3 atau 5 seperti di Jawa dan Bali pada masa
Hindu.
2. Tidak adanya menara. Pada masa itu masjid yang mempunyai menara hanya
masjid Banten dan masjid Kudus.
3. Biasanya masjid dibuat dekat istana, berada di sebelah utara atau selatan.
Biasanya didirikan di tepi barat alun-alun. Letak masjid ini melambangkan
bersatunya rakyat dan raja sesama makhluk Allah. Selain di alun-alun,
masjid juga dibangun di tempat-tempat keramat, yaitu makam wali, raja atau
ahli agama.

Bentuk perkembangannya sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang


kebanyakan masjid atasnya berbentuk kubah dan ada menara, ini merupakan
pengaruh dari Timur tengah dan India.

Gambar 1.2 Makam Sendang Duwur (Tuban)


Ciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan makam terlihat dari:
a. makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-tempat yang
keramat.
b. makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan Jirat atau
Kijing, nisannya juga terbuat dari batu.
c. di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan
cungkup atau kubba.
d. dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam
dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut
ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang
berbentuk candi bentar (tidak beratap dan tidak berpintu).
e. Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam
dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya
masjid makam Sendang Duwur seperti yang tampak pada gambar 1.2.
tersebut.
2. Seni Rupa
Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir
relief yang menghias Masjid, makam Islam berupa suluran tumbuh-tumbuhan
namun terjadi pula Sinkretisme (hasil perpaduan dua aliran seni logam), agar

didapat keserasian, misalnya ragam hias pada gambar 1.3. ditengah ragam hias
suluran terdapat bentuk kera yang distilir.

gambar 1.3. Kera yang disamarkan


3. Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang
aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan
berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab
gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi
tidak menggunakan tanda-tanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di
samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak
digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran.
Sedangkan dalam seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah
seni sastra yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu Budha dan
sastra Islam yang banyak mendapat pengaruh Persia.
Dengan demikian wujud akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat dari
tulisan/aksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf Arab Melayu
(Arab Gundul) dan isi ceritanya juga ada yang mengambil hasil sastra yang
berkembang pada jaman Hindu.
Bentuk seni sastra yang berkembang adalah:
a. Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau
tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah.
Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh

10

hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir Hamzah,
Hikayat Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu).
b. Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai
peristiwa sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad
Cirebon.
c. Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya
Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya.
d. Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena
berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari
baik/buruk.
Bentuk seni sastra tersebut di atas, banyak berkembang di Melayu dan Pulau
Jawa.
Kedatangan Islam ke Indonesia membawa pengaruh cukup besar bagi
kebudayaan Indonesia. Tetapi bukan berarti menghapus semua yang ada
sebelumnya. Misalnya, kesenian wayang yang telah ada sebelum kedatangan
Islam. Bahkan wayang ini digunakan para wali untuk menyebarkan agama
Islam.
4. Sistem Pemerintahan
Dalam pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang
pemerintahan yang bercorak Hindu ataupun Budha. Tetapi setelah Islam
masuk, maka kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha mengalami
keruntuhannya dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang
bercorak Islam seperti Samudra Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya.
Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar Sultan atau Sunan
seperti halnya para wali dan apabila rajanya meninggal tidak lagi dimakamkan
dicandi/dicandikan tetapi dimakamkan secara Islam.
5. Sistem Kalender
Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah
mengenal Kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M. Dalam
kalender Saka ini ditemukan nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon,
wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram

11

menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran


bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam).
Nama-nama bulan yang digunakan adalah 12, sama dengan penanggalan
Hijriyah (versi Islam). Demikian pula, nama-nama bulan mengacu pada bahasa
bulan Arab yaitu Sura (Muharram), Sapar (Safar), Mulud (Rabiul Awal),
Bakda Mulud (Rabiul Akhir), Jumadilawal (Jumadil Awal), Jumadilakir
(Jumadil Akhir), Rejeb (Rajab), Ruwah (Syaban), Pasa (Ramadhan), Sawal
(Syawal), Sela (Dzulqaidah), dan Besar (Dzulhijjah). Namun, penanggalan
hariannya tetap mengikuti penanggalan Saka karena penanggalan harian Saka
saat itu paling banyak digunakan penduduk Kalender Sultan Agung tersebut
dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang
bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M.

Gambar 1.4. Kalender Jawa

12

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak teori yang menyatakan tentang masuknya Agama Islam ke Indonesia,
teori-teori tersebut dibuat berdasarkan masing-masing bukti tentang awal mula
masuknya islam ke Indonesia.
Masuknya Islam berpengaruh besar pada kebudayaan yang ada di Indonesia.
Sebelumnya, kebudayaan di Indonesia adalah kebudayaan yang bercorak HinduBudha. Namun setelah masuknya Islam, berdirilah kerajaan-kerajaan islam yang
menjadikan kebudayaan Islam tersebut mengalami akulturasi dengan kebudayaan
yang ada di Indonesia. Kebudayaan tersebut terus berkembang seiring dengan
perkembangan zaman.

13

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur, penulis persembahkan kehadirat


Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Oleh
karena itu, penulis berhasil menyusun sebuah Makalah bab Perkembangan
Kebudayaan dan Agama Islam di Indonesia.
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
Tugas Mata Pelajaran Sejarah Umum.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Guru
Pembimbing. Tak lupa juga penulis berterima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Cikijing ,

November 2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebudayaan Islam ............................................................... 2
2.2 Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam
di Indonesia ........................................................................................... 2
2.3 Kerajaan-kerajaan Islam yang ada di Indonesia .................................... 6
2.4 Wujud Akulturasi Kebudayaan Indonesia dan Kebudayaan Islam ....... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13

ii

MAKALAH
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN
AGAMA ISLAM DI INDONESIA
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran
Sejarah Umum
Disusun Oleh:

Komala Indah
XI-B

ii

Anda mungkin juga menyukai