Manajemen Perubahan Kel
Manajemen Perubahan Kel
DISUSUN OLEH:
PRANCIS NABABAN
(3333130459)
RIHAN HIDAYATULLAIL
(3333131600)
RINALDY APRILIYAN
(3333132530)
Jawaban-jawaban
bagus
untuk
pertanyaan-pertanyaan
ini
berlandasan
visi
perusahaan
danmemungkinkan
untuk
mewujudkannya.
Menurut Fred R.David pernyataan visi untuk menjawab pertanyaan kita
ingin menjadi seperti apa?. Mengembangkan pernyataan visi merupakan langkah
pertama dari perencanaan strategi sebelum membuat pernyataan misi. Visi yang
jelas sangat membantu dalam menjabarkannya ke dalam tujuan (goal) organisasi
dan dalam pemilihan sasaran strategiyang sejalan dengan tujuan tersebut. Visi
harus sederhana dan dapatmenumbuhkan rasa wajib dalam diri personel
perusahaan untuk mewujudkannya,memberikan tantangan, praktis, dan realistik.
secara
jelas
gambaran dari
perusahaan
yang
ingin
dikembangkan. Visi digunakan sebagai pemandu untuk merubah hal hal yang
berhubungan dengan perusahaan. Visi menjelaskan pada karyawan kemana kita
akan menuju. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas kemana kita akan
melangkah.
Burt Nanus, dikutip dalam artikel The seven characteristics of a powerful
visions memberi 7 ciri dari sebuah visi yang efektif:
1. Appropriateness (Keserasian) cocok dengan organisasi tersebut dan
jamannya, sesuai dengan sejarah, budaya, dan nilai, konsisten dengan
situasi saat ini, dan memberikan penilaian yang realistik dan berwawasan
tentang apa yang bisa dicapai di masa depan
2. Challenging (Menantang) menerapkan standar yang tinggi dan
merefleksikan nilai-nilai yang tinggi
3. Set Direction (Memberi arahan) menjelaskan tujuan dan arah, persuasif
dan dapat dipercaya untuk memperlihatkan apa yang harus terjadi,
memberi arahan yang terfokus dan memberi harapan dan janji akan masa
depan yang lebih baik
4. Inspirational (Memberi inspirasi) menginspirasikan semangat dan
menggerakkan komitmen, memperbesar dukungan bagi sang pemimpin
karena memperlihatkan kebutuhan dan aspirasi orang banyak
5. Understandable (Mudah dimengerti) disajikan dengan baik dan mudah
dipahami, dapat menjadi panduan untuk strategi dan tindakan, dan dapat
diserap oleh mereka yang usahanya dibutuhkan untuk mengubah visi
menjadi kenyataan
6. Unique (Unik) mencerminkan keunikan organisasi, kemampuannya
yang berbeda, apa yang dipercayai, dan apa yang mereka mampu capai
7. Ambitious (Ambisius) memperlihatkan kemajuan dan memperbesar
wawasan dari organisasi
Strategi Perubahaan
Pengertian strategi telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli, yang intinya
menyatakan bahwa strategi adalah suatu alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan. Strategi dapat dikatakan sebagai suatu tindakan penyesuaian untuk
mengadakan reaksi terhadap situasi lingkungan tertentuyang dapat dianggap
penting, dimana tindakan penyesuaian tersebut dilakukan secara sadar
berdasarkan pertimbangan yang wajar. Strategi dirumuskan sedemikian rupa
sehingga jelas apa yang sedang dan akan dilaksanakan perusahaan demi mencapai
tujuan yang ingin dicapai.Pengertian strategi menurut Argyris (1985), Mintzberg
(1979), Steiner danMiner (1977) seperti yang dikutip oleh Rangkuti (2005:4) :
Strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaktif terhadap peluang
dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi suatu organisasi.
Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan
tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk
mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan
strategi, yaitu:
1. Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa
depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan
dalam lingkungan tersebut.
2. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan
dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan
dalam menjalankan misinya.
3. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari
strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4. Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang
dihadapi.
5. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan
jangka panjang. (Hariadi, 2005).
Black & Gregersen (2002) membagi straregi perubahan menjadi tiga kategori,
yaitu:
Perubahan Antisipatif ( Anticipatory Change)
Inilah perubahan yang dilakukan pemimpin pasar. Ia menciptakan standarstandar baru. Tentu saja tidak semua orang mampu untuk melakukannya, bahkan
tingkat kesulitannya relatif tinggi. Meski begitu, biayanya dalam jangka panjang
relatif kecil. Perubahan ini mirip dengan Transformasi Manajemen yang tampak
pada titik A dalam Sigmoid Curve. Sebagai catatan, semakin jauh seseorang
melakukan perubahan secara antisipatif maka semakin besar dilakukan kesalahan.
Namun, semakin kuat posisi anda di pasar dan semakin sering anda mendikte
pasar maka semakin besar kemungkinan keberhasilannya.
Perubahan Reaktif ( Reactive Change)
Perubahan reaktif adalah perubahan yang sering dilakukan oleh pelaku
usaha. Anda bereaksi terhadap setiap kejadian dan merespon setiap hal yang baru
terjadi. Kadang anda tidak dapat merespon setiap signal yang masih belum jelas
betul kemana akan bermuara. Signal-signal itu masih akan dibentuk oleh ribuan
pihak, sampai mengkristal menjadi sesuatu yang jelas. Semakin tidak jelas signalsignal itu maka semakin besar orang menunggu dan baru bereaksi setelah jelas.
Perubahan Krisis (crisis Change)
Banyak orang membenci krisis dan berusaha menghindar darinya. Krisis
idendtik
dengan
korban,
konflik,
kdan
kerusakam-kerusakan.
Namun,
sosialisasi pun komunikasi menjadi hal yang sangat penting agar tercipatanya
sosialisasi yang baik.
Salah
satu
tantangan
yang
seringkali
ditemui
manajemen
dalam
Misalnya di dalam
Realisasikan visi
Visi biasanya berbentuk konsep yang sulit dipahami oleh karyawan secara
real. Ubah parameter non real tersebut menjadi parameter real. Misalnya
perusahaan yang memiliki visi untuk menjadi nomor satu di bidangnya tentu tidak
segan-segan dalam melakukan proses perbaikan infrastruktur di dalam
perusahaannya sehingga secara performa yang diciptakan dalam perusahaan
memberikan nilai yang dapat dipahami secara tepat.
Manfaatkan saluran komunikasi
Manfaatkan saluran komunikasi yang informal dan terbuka Untuk
mengkomunikasikan visi, kita memerlukan saluran komunikasi yang tepat. Hal
yang menarik dalam konteks ini adalah temuan Tom Peters dan Robert Waterman
dalam buku mereka yang terkenal In Search of Excellence. Berdasarkan
pengamatan mereka ternyata komunikasi dalam organisasi lebih informal dan
terbuka. Jadi, mengkomunikasikan visi jangan menggunakan saluran komunikasi
formal, karena bisa memicu pro dan kontra. Pakailah komunikasi informal dan
terbuka karena dari sinilah terbangun motivasi, kebersamaan, kejujuran dan
kerjasama yang dibutuhkan dalam mewujudkan visi organisasi
Perhatikan setiap umpan balik (Feedback)
Sebagai pemimpin, kita perlu memperhatikan tanggapan atau pun umpan
balik berupa keluhan, keberatan, saran dan masukan dari seluruh anggota tim yang
terlibat. Sering penyesuaian yang kita lakukan terhadap visi bersama berdasarkan
masukan dari anggota tim akan memberikan dampak dan energi yang luar biasa
karena seluruh anggota merasa dilibatkan dan dihargai pandangan dan
pemikirannya.
Melibatkan semua anggota tim
Kita harus melibatkan semua komponen yang ada dalam organisasi. Hal ini
sangat penting. Dikatakan demikian, karena apabila ada salah satu komponen saja
dalam organisasi tidak dilibatkan, maka hal itu merupakan salah satu penghambat
dalam upaya mewujudkan visi organisasi.
bagian itu bisa dilakukan dengan konsultan strategis, cukup sulit, tetapi itu
merupakan bagian kecil dari keseluruhan latihan. Tugas emosional jauh lebih
berat yaitu melepaskan status quo, pilihan lain masa depan, pertentangan dalam
diri, hilang kepercayaan orang lain, dan lain lain.
Kegagalan untuk mengkomunikasikan visi sering diasosiasikan dengan
keterbatasan kemampuan intelektual pegawai tingkat lebih rendah atau manusia
menolak untuk berubah. Pengembangan sebuah visi transformasional sering
memerlukan guiding coalition untuk menghabiskan beberapa ratus jam dalam
mengumpulkan
informasi,
memahaminya,
mempertimbangkan
alternatif-
dipilih dengan baik dapat menjadi sebuah pesan yang mengesankan, sekalipun itu
harus bersaing dengan beratus-ratus informasi lain.
USE MANY DIFFERENT FORUMS
Seseorang akan lebih mendengar dan mengingat sampai pada level intelektual
dan
emosionalnya
apabila
sebuah
pesan/visi
yang
sama
tetapi tindakan tidak murah. Bahkan ada anjuran yaitu jangan cenderung percaya
pada kata-kata tetapi akan terkesan oleh tindakan.
Senada dengan hal tersebut, menceritakan suatu hal kepada orang-orang dan
kemudian bertindak dengan cara yang berbeda adalah suatu cara yang besar untuk
menghancurkan komunikasi suatu visi perubahan. Singkatnya: Tidak ada satupun
yang merusak komunikasi sebuah visi perubahan lebih dari perilaku pihak pemain
kunci yang nampak tidak konsisten dengan visi. Implikasinya kuat: Berusaha
menawarkan sebuah visi sebelum manajemen puncak mewujudkannya adalah
berat dan bahkan jauh di bawah keadaan terbaik, secara hati-hati memonitor
perilaku manajemen senior adalah sebuah ide yang baik sehingga anda dapat
mengidentifikasi dan menunjuk ketidakkonsistenan antara kata-kata dan
perbuatan.
EXPLICITLY ADDRESS SEEMING INCONSISTENCIES
Ketika terjadi hal-hal atau isu-isu tentang ketidakkonsistenan dalam usaha
perubahan, jelaskan hal tersebut dalam komunikasi yang jujur. Keterusterangan
dan pesan jujur tersebut memang sering menjadi bahan ejekan. Apalagi jika
kebanyakan karyawan sangat curiga terhadap manajemen, itu tidak akan
membantu. Tetapi untuk karyawan yang percaya pada perusahaannya, komunikasi
seperti itu akan dihargai. Kredibilitas dan kepercayaan meningkat, yang pada
akhirnya berperan untuk mengkomunikasikan visi perubahan. Oleh sebab itu,
perlu melibatkan hati dan pikiran karyawan. Sedangkan para eksekutif yang tidak
komunikatif, tidak akan mampu mengubah perusahaan mereka menjadi
kompetitor kuat. Dalam transformasi yang sukses, inkonsistensi dalam pesanpesan karyawan penting dialamatkan dengan tegas.
LISTEN AND BE LISTENED TO
Karena komunikasi visi sering merupakan sebuah aktivitas yang sulit, di mana
dia bisa dengan mudah berubah menjadi suatu yang lebih menggaung, dan bahkan
bisa menjadi komunikasi satu arah, umpan balik diabaikan dan karyawan dibuat
merasakan tak penting. Dalam usaha perubahan yang sangat sukses, ini jarang
terjadi, sebab komunikasi selalu dua arah.Diskusi dua arah merupakan suatu
metode yang penting untuk menolong orang-orang menjawab semua keraguannya
terhadap usaha transformasi. Jelas, sederhana, mengesankan, sering mengulangi,
komunikasi yang konsisten dari berbagai sumber, yang diperagakan oleh perilaku
eksekutif, akan sangat membantu.Inisiator perubahan kadang-kadang menghindari
komunikasi dua arah karena mereka menganggap akan menghabiskan biaya
minimal dua kali biaya komunikasi satu arah. Tetapi mereka melewatkan manfaat
menjadi para manajer yang benar-benar memandang tiap jam peristiwa melalui
lensa visi yang baru tersebut. Tetapi ketika orang-orang melakukannya, mereka
tanpa susah-susah menemukan lusinan jalan murah untuk menghasilkan dialog di
sekitar visi. Lima menit dalam sebuah pertemuan peluncuran produk, dua menit
dalam sebuah percakapan gang, sepuluh menit pada ujung suatu pidato.
Jika orang-orang tidak menerima suatu visi, dua langkah berikutnya dalam
proses transformasi memberdayakan individu-individu untuk tindakan luas yang
mendasar dan menciptakan kemenangan jangka pendek akan gagal. Karyawan
tidak akan ambil bagian dalam perubahan. Lebih buruk lagi, jika mereka
menerima dan kemudian mencoba untuk menerapkan sebuah visi yang
diformulasikan dengan kurang baik, semua akan sia-sia dan banyak orang-orang
akan menanggung akibatnya. Makanya dalam komunikasi dua arah, umpan balik
dari karyawan akan bisa memberitahukan kalau terjadi kesalahan atau visi perlu
dirumuskan kembali. Sehingga dengan mengerjakan lagi visi tersebut adalah jauh
lebih baik dibanding melitasi arah yang salah atau dalam sebuah arah yang
orang lain tidak ingin mengikuti.
DAFTAR PUSTAKA