Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANG LAUT

MODUL II
PERAMALAN GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN
Oleh :
Ardi Iman Malakani
12914002
Asisten :
Larissa Chairunisa Utari
12913036

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016

BAB I
TEORI DASAR
Gelombang terjadi akibat adanya gangguan pada suatu interface, misalnya antara udara
dengan permukaan air. Gelombang yang terjadi di laut ini disebabkan adanya perpindahan
energi dari angin yang berhembus pada suatu medan gelombang. Kecepatan angin yang
berhembus merupakan input energi yang kemudian mengalirkan momen berupa surface
stress. Sekitar 3% dari kecepatan angin yang akan menimbulkan arus permukaan. Fetch
didefinisikan sebagai wilayah tempat kecepatan dan arah angin dianggap konstan dan
seragam. Fetch dapat dibatasi oleh daratan, lengkungan, atau penyebaran garis isobar, atau
perubahan arah angin. Efek dari lebar fetch dalam membatasi pertumbuhan gelombang
biasanya diabaikan karena pada lautan umumnya lebar dan panjang fetch sama. Pada
daerah dengan garis pantai yang tak beraturan dianjurkan untuk menggunakan konsep
fetch efektif.
Dengan asumsi penentuan fetch efektif adalah:

Angin berhembus melalui permukaan air dengan lintasan yang berupa garis lurus

Angin berhembus dengan memindahkan energinya dalam arah gerakan angin


menyebar dalam radius 45 ke kanan dan kiri terhadap arah angin

Angin memindahkan satu unit energinya pada air dalam arah pergerakan angin
ditambah satu satuan energi yang ditentukan oleh harga cosinus sudut antara jarijari terhadap arah angin

Data angin bisa didapatkan dari hasil pengukuran langsung, proyeksi kecepatan
angin di fetch berdasarkan pengukuran di darat, atau estimasi dari peta sinoptik cuaca. Hal
penting yang harus diperhatikan adalah berkaitan dengan durasi angin berhembus. Untuk
keperluan praktis dalam peramalan gelombang pada umumnya mengabaikan variasi angin
yang sebesar 2,5 m/s dari rata-rata. Untuk kasus dimana variabilitas medan angin berubah
terhadap waktu dan ruang pada suatu perairan dengan geometri yang kompleks diharuskan
menggunakan pendekatan model numerik peramalan gelombang.
Dalam peramalan gelombang sangat penting untuk dilakukan pengecekan terhadap
panjang fetch, durasi, dan syarat fully developed. Dalam banyak kasus, seringkali
dibutuhkan iterasi dalam pendekatan-pendekatan tersebut dan penentuan perata-ratan
durasi angin.
Peramalan gelombang dengan metode persamaan numerik memerlukan beberapa tahap
untuk mendapat nilai amplitude dan periodenya , berikut ini tahapannya :
1. Menghitung Panjang Fetch Efektif
2. Pengolahan Data Angin Permukaan
a. Menentukan Kecepatan Angin Terkoreksi
b. Koreksi Kecepatan Angin Duration-Averaged
c. Koreksi Stabilitas
d. Koreksi Pengaruh Tempat
e. Koefisien Geser Angin
3. Peramalan Gelombang
Tinggi gelombang yang diramalkan dari data angin dapat dibedakan sebagai tinggi
gelombang spektrum (spectral wave height) Hmo dari tinggi gelombang signifikan
(significant wave height) Hs. Hmo diperoleh dari analisis spectrum gelombang sedangkan
Hs diperoleh dari analisis statistik. Bila durasi angin bertiup cukup lama sehingga tidak
terjadi lagi pertumbuhan tinggi gelombang, maka kondisi ini disebut fully-developed seas
(Waktu dan fetch tidak terbatas). Dalam hal ini panjang fetch efektif dianggap tidak
terbatas. Kondisi yang berkebalikan disebut dengan non-fully-developed seas. Kondisi
terakhir dibagi menjadi time limited dimana pertumbuhan gelombang dibatasi oleh durasi

angin bertiup (fetch yang terbentuk panjang) dan fetch limited dimana pertumbuhan
gelombang dibatasi oleh panjang fetch (waktu pembentukan pendek).
a. Peramalan Wilayah Perairan Dalam
b. Peramalan Wilayah Perairan Dangkal

BAB II
METODOLOGI
2.1

Membuat Fetch di AutoCad

1. Buka AutoCad
2. Klik logo AutoCad di kanan atas layar
3. Pilih Open > Pilih file Peta Indonesia.dwg
4. Ubah satuan di menu Drawing Utilities lalu Unit ganti menjadi meters di Inserticon
lalu klik OK
5. Pilih daerah P. Sumba dan membuat garis utama dari titik yang telah ditentukan
6. Membuat garis dengan sudut yang telah ditentukan yaitu 3000, 3100, 3200, 3300, 3400
7. Menghapus garis yang melewati daratan
8. Sehingga di dapat hasil seperti dibawah ini

9. Lakukan hal yang sama untuk daerah Kendari


2.2

Perhitungan Koreksi Dan Peramalan Gelombang

2.2.1

Menghitung Panjang Fetch Efektif

1. Pindahkan panjang masing masing garis di fetch yang telah dikerjakan ke dalam
tabel yang telah disediakan
2. Hitung panjang jari-jari dari titik peramalan sampai titik dimana jari-jari tersebut
memotong daratan untuk pertama kalinya Xi serta dihitung pula cosines sudut jari-jari
terhadap sumbu (cos i).
3. Panjang fetch efektif dihitung dengan formula

Dimana:
Feff = fetch efektif
xi = proyeksi radial pada arahangin (R cos i)
i = sudut antara jalur fetch yang ditinjau dengan arah angina
2.2.2 Pengolahan Data Angin Permukaan
1. Menentukan Kecepatan Angin Terkoreksi
a. Koreksi elevasi U10 persamaannya adalah:

b. Koreksi kecepatan angin duration-averaged


Kecepatan rata-rata angin 1 jam didapatkan dengan menghitung waktu angin t
dengan kecepatan tertinggi Uf untuk jarak 1 mil (1609 m);

Sehingga kecepatan angin dapat didekati dengan Uf=Ut. Untuk nilai t1mil yang didapat
di atas, tentukan nilai =3600 berdasarkan persamaan berikut:
c. Koreksi stabilitas
Adanya perbedaan suhu antara udara dengan air akan mempengaruhi stabilitas dari
transfer energi angin kepermukaan air. Perbedaan suhu udara dan air dinyatakan dalam
persamaan berikut:

Faktor koreksi stabilitas RT merupakan fungsi dari Tas yang telah didefinisikan oleh
Resio dan Vincent (1977).

Kecepatan angin efektif UT yaitu kecepatan angin yang telah dikoreksi oleh factor
perbedaan suhu, dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
d.

Koreksi pengaruh tempat

e.
f.
Jika data angin yang diperoleh merupakan data dari pengamatan stasiun di darat, maka
perlu dikoreksi dengan suatu faktor reduksi yang disebut RL.
e. Koefisien geser angin
Kecepatan angin yang didapat dari persamaan sebelumnya diubah menjadi faktor stres
angin dengan persamaan berikut:

2.2.3

Peramalan Gelombang

a. Peramalan di Wilayah Perairan Dalam


1. Hitung syarat apakah pertumbuhan gelombang fully-developed seas atau non-fullydeveloped seas berdasarkan durasi angin bertiup t.

Periksa kondisi pertumbuhan gelombang dengan syarat berikut:


Jika gt/UA> 7.5 x 104 maka kondisi fully-developed seas
Jika gt/UA 7.5 x 104 maka kondisi non-fully-developed seas
2. Hitung nilai tc (durasi angin hasil perhitungan) untuk kondisi non-fully-developed seas

3. Cek nilai untuk kondisi non-fully-developed seas dengan syarat:


t tc maka kondisi fetch limited
t <tc maka kondisi duration limited
4. Perhitungan Hm0 dan Tm dilakukan untuk masing-masing kondisi sesuai dengan
syarat-syarat yang di atas dengan rumusan:
a. Kondisi fully-developed seas

b. Kondisi non-fully-developed seas


Jika t tc (fetch limited), maka gunakan

Jika t <tc (duration limited), maka gunakan

b. Peramalan di Wilayah Perairan Dangkal


Peramalan gelombang di wilayah perairan dangkal tidak dipengaruhi oleh
durasi, hanya ditentukan oleh koefisien geser UA, panjang fetch F, dan kedalaman
perairan d yang diasumsikan konstan. Perhitungannya adalah sebagai berikut:

2.3

Membuat Wind Rose, Wave Rose dan Joint Probability

1. Membuat data untuk WRPLOT yang berisi Tahun, Bulan, Tanggal, Jam, Arah ,
Kecepatan dan simpan dalam *.xls ( 2003 Document ).
2. Membuka WRPlot, pilih menu Tools pada toolbar, lalu pilih import from excel
3. Pilih menu open dan buka file excel
4. Isi keterangan data sesuai kolom, seperti berikut :

5. Pilih menu station information, pilih search station


6. Pilih 1 stasiun secara random
7. Lalu pilih menu save ( dalam format .sam) , dan menu import
8. Close tab yang sedang terbuka, kembali ke tab yang pertama
9. Pilih menu add files dan buka file tadi yang sudah di save dalam bentuk .sam

10. Lalu pilih tab wind rose, didapatkan hasil windrose


11. Untuk mendapatkan waverose pada orientation diganti flow vector ( blowing to )
12. Untuk mendapatkan joint probability pilih tab graph

BAB III
HASIL DAN ANALISIS
3.1

Hasil

Gambar 3.1 Fetch Pulau Sumba pada Sudut 3000

Gambar 3.2 Fetch Pulau Sumba pada Sudut 3100

Gambar 3.3 Fetch Pulau Sumba pada Sudut 3200

Gambar 3.4 Fetch Pulau Sumba pada Sudut 3300

Gambar 3.4 Fetch Pulau Sumba pada Sudut 3400

Gambar 3.5 Fetch Kendari pada Sudut 150

Gambar 3.6 Wind Rose Pulau Sumba

Gambar 3.7 Wave Rose Pulau Sumba

Gambar 3.8 Joint Probability Pulau Sumba

Gambar 3.9 Wind Rose Kendari

Gambar 3.10 Wave Rose Kendari

Gambar 3.11 Joint Probability Kendari

Grafik Tinggi Gelombang terhadap Waktu pada Perairan Dalam di daerah Sumba
0.4
0.35
0.3
0.25
1-Jam

Tinggi Gelombang (m) 0.2

6-Jam

0.15
0.1
0.05
0
0:00 0:00 0:00 0:00 0:00

Waktu ( Jam )

Grafik 3.1 Grafik Tinggi Gelombang terhadap Waktu pada Perairan Dalam di daerah Sumba

Grafik Tinggi Gelombang terhadap Waktu pada Perairan Dangkal di daerah Kendari
2
1.5

Tinggi Gelombang (m)

d1

d2
d3

0.5
0
0:00

4:48
9:36

14:24
0:00
19:12
4:48

Waktu ( Jam )

Grafik 3.2 Grafik Tinggi Gelombang terhadap Waktu pada Perairan Dangkal di daerah Kendari

Grafik Hs terhadap Ts pada Interval Waktu 1 Jam


3.5
3
2.5
2

Ts 1.5
1
0.5
0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Hs

Grafik 3.3 Grafik Hs Terhadap Ts pada Interval Waktu 1 Jam

Grafik Hs terhadap Ts pada interval 6 Jam


3.5
3
2.5
2

Ts 1.5
1
0.5
0

0.05

0.1

0.15

0.2

Hs

0.25

0.3

0.35

0.4

Grafik 3.4 Grafik Hs Terhadap Ts pada Interval Waktu 6 Jam


3.2

Analisis
Kecepatan angin

Anda mungkin juga menyukai