Laporan Tutorial Fix
Laporan Tutorial Fix
MODUL 3
BERCAK HITAM PADA KULIT
KELOMPOK 3
K1A1 12 001
GRACE HANNA C
K1A1 12 015
FATHAN RASYID
K1A1 12 024
K1A1 12 046
WAODE MARWIAH S
K1A1 12 050
K1A1 12 058
K1A1 12 070
LIDYA HARDIYANTI Y
K1A1 12 084
K1A1 12 111
LISNAWATI
K1A1 12 116
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
MODUL 3
BERCAK HITAM PADA KULIT
A. SKENARIO
Seorang wanita 35 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bercak hitam pada
daerah pipi kiri dan kanan yang telah dialami sejak 4 bulan yang lalu. Riwayat keluarga
menderita penyakit yang sama tidak ada. Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas
normal
B. KATA SULIT
Bercak/macula Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mata
Makula Hipopigmentasi (Putih)
Hiperpigmentasi (Hitam)
C. KALIMAT KUNCI
1. Wanita 35 tahun
2. Keluhan bercak hitam pada daerah pipi kiri dan kanan
3. Dialami sejak 4 bulan yang lalu
4. Riwayat keluarga menderita penyakit yang sama tidak ada
5. Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal
D. PERTANYAAN
1. Bagaimana anatomi, histologi dan fisiologi kulit !
2. Bagaimana mekanisme pembentukan warna
kulit
dan
faktor-faktor
yang
E. JAWABAN PERTANYAAN
1. ANATOMI, HISTOLOGI DAN FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m dengan berat kira-kira 15%
berat badan.
GAMBAR HISTOLOGI KULIT
Stratum Lusidum
Terdapat di bawah stratum korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut
eleidin.
Stratum Basale
Pars Papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah.
Pars Retikulare
Bagian dibawahnya yang menonjol ke arah subkutan. Terdiri atas serabutserabut penunjang yaitu serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
RAMBUT
FISIOLOGI KULIT
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, dan menjamin kelangsungan
hidup, menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit
pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang
menjamin kelangsungan hidup, juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras,
indicator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antara individu satu dengan
yang lain.
Fungsi utama kulit antara lain yaitu :
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis,
misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia
terutama yang bersifat iritan, contohnya loisol, karbol, asam,dan alkali kuat
lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra
violet; gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri, maupun jamur.
Hal ini dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan
kulit, dan serabut-serabut penunjang yang berperanan sebagai pelindung
terhadap gangguan fisis.
Melanosit turut barperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar
matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi
karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap lapisan keasama kulit
yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini
mungkin terbantuk dari hasil ekskresi keringan dan sebum, keasaman kulit
menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-6.5 sehingga merupakan
perkllindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses
keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel-sel mati
melepaskan diri secara teratur.
2. Fungsi Absorpsi
Kulit yang sehat tidak menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cauran
yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun dengan larut lemak.
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut
kelapisan
kulit
dibawahnya
dibawa
oleh
seumur
hidup,
dan
sampai
sekarang
belum
sepenuhnya
PIGMEN ENDOGEN
PIGMEN EKSOGEN
PIGMEN YANG
MENGATUR WARNA KULIT
DARI MAKANAN
hidung, dagu)
Mengenai semua ras, terutama penduduk daerah tropis
Wanita : Pria = 24 : 1, indeks terbanyak 30-44 th
Terutama pada wanita usia subur dengan riwayat pajanan sinar matahari
d. FAKTOR RISIKO
Sering terpajan sinar matahari
e. PATOMEKANISME
Paparan Sinar Matahari (Paling Banyak Berperan)
Enzim tirosinase membantu pembentukan pigmen. Bila terpapar sinar
matahari (Sinar Ultraviolet), enzim tirosinase yang terkontrol menjadi tidak
dihambat lagi sehingga memacu proses melanogenesis.
Hormon
Progesteron, estrogen, dan MSH (Melanin Stimulating Hormone) berperan
dalam pembentukan melasma. Pada kehamilan (peningkatan hormon), melasma
coklat tua.
Warna keabu-abuan atau kebiru-biruan terutama pada tipe dermal gejala
g. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Histopatologi
Tipe epidermal melanin terutama terdapat pada lapisan basal dan suprabasal,
kadang-kadang di seluruh stratum korneum dan stratum spinosum.
Tipe dermal terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah di
dermis bagian atas dan bawah, pada dermis bagian atas terdapat fokus
infiltrat.
b. Mikroskop elektron
Gambaran ultrastruktur melanosit dalam lapisan basal memberi kesan aktivitas
melanosit meningkat.
c. Wood lamp
Tipe epidermal Warna lesi tampak lebih jelas
Tiper dermal Warna lesi tidak bertambah kontras
Tipe campuran Ada lesi yang bertambah kontras dan ada yang tidak
Tipe tidak jelas Dengan sinar wood lesi menjadi tidak jelas, dengan sinar
biasa menjadi jelas.
h. PENATALAKSANAAN
Pengobatan : mengurangi pertambahan jumlah dan warna melasma.
a. Topikal
Merkuri Cara kerja terbaik. Tapi efek samping SANGAT BESAR.
Hidrokinon 2-5%
Berupa krim malam, ditambah dengan tabir surya pada siang hari, akan
tampak perbaikan dalam 6-8 minggu dan dilanjutkan sampai 6 bulan.
Efek samping : dermatitis kontak iritan atau alergi.
Bila dilakukan penghentian obat, maka akan sering timbul kekambuhan
bahkan flek yang terbentuk lebih hitam. Obat ini sudah perlahan-lahan
ditinggalkan walau masih tetap digunakan.
Asam Retinoat (Retinoic Acid/ Tretinoin) 0,1% untuk keremajaan kulit.
Terutama digunakan sebagai terapi kombinasi atau tambahan. Krimnya
dipakai malam hari, karena kalau siang hari akan terjadi fotodegradasi.
Kini asam retinoat dipakai sebagai monoterapi dan didapat perbaikan klinis
secara bermakna meskipun agak lambat.
Efek samping : eritema, deskuamasi, fotosensitasi.
Gatal, eritema => dirasakan di awal sampai terjadi penyesuaian.
Asam Azeleat (Azeleic Acid) 20% Obat aman. Digunakan dalam 6 bulan
dan memberikan hasil yang baik.
Efek samping : panas dan gatal
b. Sistemik
Asam Askorbat/ Vitamin C
Vit C mengubah melanin menjadi melanin bentuk reduksi yang berwarna
lebih cerah dan mencegah pembentukan melanin dengan mengubah DOPA
kinon menjadi DOPA
Glutation
Glutation bentuk reduksi adalah senyawa gulfhidril (SH) yang berpotensi
menghambat pembentukan melanin dengan jalan bergabung dengan Cuprum
dari tirosinase.
c. Tindakan khusus (oleh spesialis)
Pengelupasan kimiawi
Dilakukan dengan mengoleskan asam glikolat 50-70% selama 4-6 menit
setiap 3 minggu 6 kali. Sebelum dilakukan pengelupasan, pasien diberi krim
octil PABA
tidak mengandung PABA, seperti : bensofenon, sinamat, salisilat,
antranilat
c. Menghilangkan faktor penyebab melasma : pil kb, hentikan penggunaan
kosmetik berparfum dan berwarna, cegah obat-obatan yang picu melasma.
Komplikasi
Bila salah pengobatan atau menggunakan obat yang sudah tidak
digunakan lagi, contoh pada penggunaan Hidrokinon, Merkuri, dll
j. PROGNOSIS
Pengobatannya lama karena kelainan kulit ini bersifat kronik residif sehingga
dibutuhkan kesabaran dan kerja sama antara dokter dan pasien. Prognosis baik bila
pengobatan dilakukan dengan benar dan teratur.
MELANOMA MALIGNA
a. DEFINISI
Melanoma maligna adalah pertumbuhan berlebihan dari sel melanosit, yang
bermula sebagai bercak hitam atau tahi lalat dikulit. Melanoma maligna adalah
kanker kulit yang dapat bermanifestasi ke jaringan atau organ sekitarnya.
b. ETIOLOGI
Sinar matahari
Faktor genetik (herediter)
c. EPIDEMIOLOGI
Melanoma maligna relatif jarang ditemukan, seitar 1-3% dari semua keganasan
pada manusia.
Wanita dan laki-laki jumlahnya sama, dan paling sering mengenai umur 30-60
tahun. Jarang pada anak dan usia muda.
d. FAKTOR RISIKO
Kulit yang halus dan mudah teriritasi
Familial melanoma
Banyak ditemukan nevus (>50)
Phenotif (kulit cerah, rambut pirang, freckel, mata biru atau hijau)
Banyak bercak
Sering terbakar sinar matahari saat anak-anak (matahari
merupakan
carsinogenesis)
Banyak bekerja diluar rumah
Pernah mengalami kelainan kulit kronis misalnya luka bakar, sikatriks, fistel,
dan radiasi
e. PATOMEKANISME
Eksisi seluas 1 cm dengan mengikutan fascia profunda dan kelenjar getah bening
untuk melanoma
yang belum bermanifestasi.
2. PERFUSI
Merupakan tindakan paliative untuk stadium lanjut atau keadaan kambuh fokal.
3. IMUNOLOGI
Meskipun sulit dijelaskan, namun dengan memberikan BCG dapat menyebabkan
regresi parsial.
4. KEMOTERAPI
Pada kasus lanjut dapat direkomendasikan pemberian vinblastin, siklofosfamid,
dan fenilanlanin yang dapat menyebabkan regresi sekitar 15-30% pada
penderita.
i. PENCEGAHAN & KOMPLIKASI
Pencegahan
Hindari paparan sinar matahari berlebihan.
Gunakan sun block.
Gunakan pakaian (protektif)
Komplikasi
Metastasis Jauh
j. PROGNOSIS
Baik bila diterapi dengan sempurna
LENTIGO SENILIS (SOLAR LENTIGO)
a. DEFINISI
Lentigo (lentigines) adalah suatu makula berwarna coklat sampai coklat gelap atau
hitam, sirkumskripta, dengan diameter kurang dari 0,5 cm. Lesi ini mempunyai
warna yang sama (uniform) ataupun berseling-seling (variegated), dan bisa
didapatkan di mana saja dipermukaan kulit, termasuk telapak tangan, telapak kaki,
dan membran mukosa. Lentigo bisa berbentuk oval atau regular. Kelainan ini dapat
timbul sejak permulaan kehidupan.
b. ETIOLOGI
Pathogenesis dan penyebab lentigo adalah berbeda-beda pada setiap jenis lentigo.
Lentigo senilis et actinica, lebih dikenal sebagai senile atau actinic lentigo atau
Solar lentigo, adalah istilah untuk lentigines yang disebabkan oleh radiasi sinar
UV.
h. PENATALAKSANAAN
Tujuan dari farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan mencegah
komplikasi.
1) RETINOID
Retinoid mengurangi kekompakan keratinosithiperproliferatif abnormal dan
dapat mengurangi potensi degenerasi maligna. Agen ini memodulasi diferensiasi
keratinosit.
2) BLEACHING CREAMS
Bleaching creams mencerahkan kulit yang hiperpigmentasi dengan oksidasi
enzimatik menghambat tirosin dan dengan menekan proses metabolism lain dari
melanosit terutama oksidasi enzimatik3,4-dihydroxyphenylamine, sehingga
semakin menghambat produksi melanin.
i. PENCEGAHAN & KOMPLIKASI
Pencegahan
Hindari paparan sinar matahari berlebih bagi yang berisiko maupun yang tidak
berisiko
Komplikasi
Melanoma Maligna
j. PROGNOSIS
Prognosis pada lentigo bervariasi bergantung pada tipe lentigo dan pengobatannya.
Tetapi pada umumnya prognosisnya baik kecuali pada tipe sindrom lentigo yang
tidak diterapi dengan baik.
EFELID/FRECKLES
a. DEFINISI
Makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulit yang sering
terkena sinar matahari.
b. ETIOLOGI
Sinar matahari dan masalah kosmetik. Diturunkan secara dominan autosomal.
c. EPIDEMIOLOGI
Laki-laki = Perempuan
d. FAKTOR RISIKO
Lebih sering pada orang berkulit putih
e. PATOMEKANISME
f. GEJALA KLINIK & TANDA
Macula hiperpigmentasi terutama pada daerah kulit yang sering terkena sinar
matahari.
g. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan histopatologi didapatkan tidak adanya penambahahan jumlah
melanosit tetapi melanosom panjang dan berbentuk bintang seperti yang didapat
pada orang yang berkulit hitam.pembentukan melanosit lebih cepat setelah
penyinaran matahari.jumlah melanin di epidermis juga bertambah.
h. PENATALAKSANAAN
Dapat dicoba denagan obat pemutih atau dikelupas dengan fenol 40% kemudian
dinetralkan dengan alcohol
i. PENCEGAHAN & KOMPLIKASI
Pencegahan
Hindari paparan sinar matahari yang berlebih
Komplikasi
j. PROGNOSIS
Baik
HPI di kulit adalah akne vulgaris, dermatitis atopi, dan impetigo. Bahkan hiperpigmentasi
post inflamasi merupakan gejala sisa yang sering pada akne pasien berkulit gelap.
Hiperpigmentasi post inflamasi dapat terjadi karena proses berbagai penyakit yang
mempengaruhi kulit misalnya alergi, infeksi, dan trauma. Photothermolysis laser
fractional kadang-kadang menyebabkan HPI. Penyakit peradangan yang menyebabkan
HPI adalah akne, liken planus, Sistemik Lupus Eritematous (SLE), dermatitis kronis, dan
kutaneus T-cell limforma terutama varian eritroderma. Paparan sinar UV dan berbagai
bahan kimia dan obat-obatan seperti tetrasiklin, doxorubicin, bleomycin, 5-fluorourasil,
busulfan, arsenic, perak, emas, obat anti malaria, hormone dan klofazimin dapat
menyebabkan HPI.
d. PATOGENESIS
Hiperpigmentasi post inflamasi terjadi akibat kelebihan produksi melanin atau tidak
teraturnya produksi melanin setelah proses inflamasi. Jika HPI terbatas pada epidermis,
terjadi peningkatan produksi dan transfer melanin ke keratinosit sekitarnya. Meskipun
mekanisme yang tepat belum diketahui, peningkatan produksi transfer melanin
dirangsang oleh prostanoids, sitokin, kemokin, dan mediator inflamasi serta oksigen
reaktif yang dilepaskan selama inflamasi. Bebrapa studi menunjukan difat terangsang
melanosit diakibatkan oleh leukotrien (LT), seperti LT-C4 dan LT-D4, prostaglandin E2
dan D2, tromboksan-2, interleukin-1 (IL-1), IL-6, Tumor Nekrosis Faktor- (TNF-),
factor pertumbuhan epidermal, dan spesi oksigen reaktif seperti Nitrit Oksida. HPI pada
dermis terjadi akibat inflamasi yang disebabkan kerusakan keratinosit basal yang
melepaskan sejumlah besar melanin. Melanin tersebut ditangkap oleh makrofag sehingga
dinamakan melanofag. Melanofag pada dermis bagian atas pada kulit yang cedera
memberikan gambaran biru abu-abu.
e. GEJALA KLINIK
Proses inflamasi awal pada HPI biasanya bermanifestasi sebagai macula atau bercak
yang tersebar merata. Tempat kelebihan pigmen pada lapisan kulit akan menentukan
warnanya. Hipermelanosis pada epidermis memberikan warna coklat dan dapat hilang
berbulan-bulan sampai bertahun-tahun tanpa pengobatan. Sedangkan hipermelanosis
pada dermis memberikan warna abu-abu dan biru permanen tau hilang selama periode
waktu yang berkepanjangan jika dibiarkan tidak diobati.
Distribusi lesi hipermelanosit tergantung pada lokasi inflamasi. Warna lesi berkisar antara
warna coklat muda sampai hitam dengan penampakan warna coklat lebih ringan jika
pigmen dalam epidermis dan penampakan warna abu-abu gelap jika pigmen dalam
dermis.
f. DIAGNOSIS
Diagnosis HPI berdasarkan anamesis yang cermat dan pengamatan gambaran klinis
yang akurat. Anamnesis yang cermat dapat membantu menegakkan diagnosis. Anamnesis
yang dapat mendukung penegakan diagnosis HPI adalah riwayat penyakit sebelumnya
yang mempengaruhi kulit seperti infeksi, reaksi alergi, luka mekanis, reaksi obat, trauma
(misalnya luka bakar), dan penyakit inflamasi seperti akne vulgaris, liken planus, dan
dermatitis atopi.
Pemeriksaan lampu wood dapat digunakan untuk membedakan HPI pada epidermis dan
HPI pada dermis. Lesi pada epidermis cenderung memberikan batas tegas di bawah
pemeriksaan lampu wood. Sedangkan lesi pada dermis tidak menonjol pada pemeriksaan
lampu wood. Jika sebelum inflamasi, dermatosis tidak jelas atau tidak ada, biopsy kulit
dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain hiperpigmentasi. Pewarnaan pada
specimen biopsy dengan menggunakan perak Fontana-Masson memudahkan penentuan
lokasi melanin pada epidermis atau dermis.
g. PENATALAKSANAAN
Terapi HPI cenderung menjadi proses yang sulit dan sering memakan waktu 6-12
bulan untuk mencapai hasil yang diinginkan, masing-masing pilihan pengobatan
berpotensi meningkatkan hopermelanosis dermal. Penggunaan factor perlindungan
matahari-15 (SPF-15) spectrum luas atau lebih merupakan bagian penting dari setiap
regimen terapi.
Terapi HPI harus dimulai dengan mengatasi peradangan pada kulit yang mendasarinya.
Memulai pengobatan dini untuk HPI dapat membantu mempercepat resolusi dan
mencegah hiperpigmentasi lebih lanjut. Namun sangat penting untuk memperhatikan dan
mengevaluasi pengobatan yang telah diberikan karena jika tidak berhati-hati dapat
menyebabkan iritasi sehingga memperburuk HPI.
h. PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Adi dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi Keenam cetakan kedua.
Jakarta. Balai penerbit FKUI
Graham, Robin dkk. 2005. Lecture Notes Dermatologi Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga
Oktarina, Prananingrum Dwi. 2012. Laporan Hasil karya tulis ilmiah : Faktor Risiko penderita
Melasma. Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Faklutas Kedokteran Universitas
Diponegoro.