PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gangguan obsesif kompulsif digambarkan sebagai pikiran dan tindakan
yang berulang yang menghabiskan waktu atau menyebabkan distress dan hendaya
yang bermakna. Prevelensi gangguan obsesi kompulsif sebesar 2-2,4%. Sebagian
besar gangguan dialami pada saat remaja atau dewasa muda (umur 18-24 tahun),
tetapi bisa terjadi pada masa kanak.2
Obsesi adalah hal yang mengganggu, berulang, ide-ide yang tidak
diinginkan, pikiran, atau impuls yang sulit untuk diberhentikan meskipun
mengganggu alam sadar mereka. Kompulsi merupakan perilaku yang dilakukan
berulang, baik yang dapat diamati ataupun secara mental, yang dilakukan untuk
mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh obsesi. Beberapa penelitian besar
menemukan bahwa obsesi yang tersering adalah pikiran tentang kontaminasi,
dan kompulsi tersering adalah tindakan memeriksa sesuatu. Namun, sebagian
besar individu dengan gangguan ini memiliki multipel obsesi dan kompulsi dari
waktu ke waktu.3
Gambaran penting gangguan obsesif kompulsif adalah gejala obesi atau
kompulsi berulang yang cukup berat hingga menimbulkan penderitaan yang jelas
pada orang yang menjalaninya.4
Gangguan
obsesif
kompulsif
dapat
merupakan
gangguan
yang
Obsesif-kompulsif
diklasifikasikan
dalam
Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSMIV-TR) sebagai gangguan kecemasan.2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Definisi
Obsesi adalah pikiran, perasaan, gagasan, atau sensasi yang berulang dan
mengganggu. Sedangkan kompulsi adalah perilaku yang disadari, standar, dan
berulang seperti menghitung, memeriksa, atau menghindar.7
Obsesi adalah aktivitas mental seperti pikiran, perasaan, idea, impuls yang
berulang dan intrusif. Kompulsi adalah pola perilaku tertentu yang berulang dan
disadari seperti menghitung, memeriksa, dan menghindari.2
Gangguan obsesif kompulsif (obsessive-compulsive disorder; OCD)
adalah gangguan dengan gejala obsesi atau kompulsi berulang yang cukup berat
hingga menimbulkan penderitaan yang jelas pada orang yang mengalaminya.
Pasien dengan OCD dapat memiliki obsesi atau kompulsi atau keduanya.4
Obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder OCD) adalah
gangguan kecemasan yang ditandai oleh pikiran-pikiran obsesif yang persisten
dan disertai tindakan kompulsif. Kondisi dimana individu tidak mampu
mengontrol daripikiran-pikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak
diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat
mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya.5
2.2 Epidemiologi
Prevalensi gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum diperkirakan
adalah 2 sampai 3 persen. Beberapa peneliti memperkirakan bahwa gangguan
obsesif-kompulsif ditemukan pada sebanyak 10 persen pasien rawat jalan di klinik
psikiatrik. Angka tersebut menyebabkan gangguan obsesif-kompulsif sebagai
diagnosis psikiatrik tersering keempat setelah fobia, gangguan yang berhubungan
dengan zat, dan gangguan depresif berat.4
Untuk orang dewasa, laki-laki dan wanita sama mungkin terkena. Tetapi
untuk remaja, laki-laki lebih sering terkena gangguan obsesif kompulsif
Gangguan obsesif kompulsif
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K)
dibandingkan perempuan. Usia onset rata-rata adalah kira kira 20 tahun, walaupun
laki-laki memiliki onset usia yang agak lebih awal (rata-rata sekitar 19 tahun)
dibandingkan wanita (rata-rata sekitar usia 22 tahun). Secara keseluruhan, kirakira dua pertiga pasien memiliki onset gejala sebelum usia 25 tahun, dan kurang
dari 15 persen pasien memiliki onset gejala setelah usia 35 tahun.7
2.3. Etiologi
2.3.1 Faktor biologis
a. Sistem serotoninergik
Banyak percobaan obat klinis yang telah dilakukan menyokong
hipotesis bahwa disregulasi serotonin terlibat di dalam pembentukkan gejala
obsesi dan kompulsi pada gangguan ini. Data yang menunjukkan bahwa
obat serotonergik lebih efektif dibandingkan dengan obat lain yang juga
mempengaruhi sistem neurotransmitter, tetapi apakah serotonin terlibat
sebagai penyebab terjadinya gangguan Obsesif-kompulsif masih belum
jelas.4
Penelitian klinis telah mengukur konsentrasi metabolit serotonin
sebagai contoh, 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA) di dalam cairan
serebrospinalis, dan afinitas serta jumlah tempat ikatan trombosit pada
pemberian imipramine (yang berikatan dengan tempat ambilan kembali
serotonin) dan telah melaporkan berbagai temuan pengukuran tersebut pada
pasien dengan gangguan obsesif-kompulsif.7
b. Sistem Noradrenergik
Baru-baru ini lebih sedikit bukti yang ada untuk disfungsi
sistemnoradrenergik dalam terjadinya gangguan obsesif kompulsif. Namun,
ada laporan dari peningkatandalam OCD gejala dengan clonidine oral.4
c. Sistem Neuroimunologi
Terdapat hubungan positif antara infeksi streptokokus dan gangguan
obsesif kompulsif. Infeksi Streptokokus -Hemolitikus grup A dapat
menyebabkan demam rematik, dan sekitar 10-30% pasien juga mengalami
sehingga
2.5 Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk gangguan obsesif-kompulsif menurut DSM IV:4
a) Salah satu obsesi atau kompulsi Obsesi seperti yang didefinisikan sebagai
berikut:
1. Pikiran, impuls, atau bayangan-bayangan yang rekuren dan persisten
yang dialami, pada suatu saat dimana selama gangguan, sebagai
intrusif dan tidak sesuai, dan menyebabkan kecemasan dan penderitaan
yang jelas
2. Pikiran, impuls,
atau
bayangan-bayangan
tidak
semata-mata
memeriksa)
dimaksud di atas.
Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan
Bila terjadi episode akut dari gangguan tersebut, maka diagnosis diutamakan
dari gejala gejala yang timbul lebih dahulu. Diagnosis gangguan obsesif
kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresif pada saat gejala
obsesif kompulsif tersebut timbul. Bila dari keduanya tidak ada yang
menonjol, maka baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer.
Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling
bertahan saat gejala yang lain menghilang.
e) Gejala obsesif sekunder yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom
Tourette, atau gangguan mental organk, harus dianggap sebagai bagian dari
kondisi tersebut.
F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau Pengulangan
Pedoman Diagnostik
a. Keadaan ini dapat berupa gagasan, bayangan pikiran, atau impuls
(dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu (ego alien)
b. Meskipun isi pikiran tersebut berbeda-beda, umumnya hampir selalu
menyebabkan penderitaan (distress).5
F42.1 Predominan Tindakan Kompulsif ( obsesional ritual)
Pedoman Diagnostik
a. Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan (khususnya
mencuci tangan), memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu
situasi yang dianggap berpotensi bahaya terjadi, atau masalah kerapian dan
keteraturan. Hal tersebut di latar belakangi perasaan takut terhadap bahaya
yang mengancam dirinya atau bersumber dari dirinya, dan tindakan ritual
tersebut merupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif untuk menghindari
bahaya tersebut.
b. Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita banyak waktu sampai beberapa
jam dalam sehari dan kadang-kadang berkaitan dengan ketidakmampuan
mengambil keputusan dan kelambanan.3
F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif
Pedoman Diagnostik
Gangguan obsesif kompulsif
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K)
Mengingat faktor utama penyebab utama dari gangguan obsesifkompulsif adalah faktor biologik, maka pengobatan yang disarankan adalah
pemberian farmakoterapi dan psikoterapi.7
2.7.1 Farmakoterapi
Dalam membicarakan obat anti obsesi kompulsi yang menjadi acuan
adalah klomipramin. Obat anti obsesi kompulsi dapat digolongkan
menjadi :
1. Obat anti obsesi kompulsi trisiklik, contoh klomipramin
2.Obat anti obsesi kompulsi SSRJ, contoh sertraline, paroksin,
flovoxamine, fluoxetine
No
Nama Generik
.
1
Clomipramine
Fluvoxamine
Sertraline
Fluoxetine
Nama dagang
ANAFRANIL
(Novartis)
LUVOX
(Solvay pharma)
ZOLOFT
(Pfizer)
PROZAC
(Eli lilly)
NOPRES
(Dexa Medica)
ANDEP
(Medikon)
ANTRIPRESTIN
(Pharos)
COURAGE
(Soho)
KALXETIN
(Kalbe)
Sediaan
Dosis anjuran
Tab 25 mg
75-200 mg/h
Tab 50 mg
100-250 mg/h
Tab 50 mg
50-150 mg/h
Cap 20 mg
20-80 mg/h
Caplet 20 mg
Cap 20 mg
Cap 10-20 mg
Tab 20 mg
Caplet 10 mg
Paroxetine
Citalopram
SEROXAT
(Smith-Kline)
CIPRAM
(Lundbeck)
Cap 20 mg
Tab 20 mg
40-80 mg/h
Tab 20 mg
40-60 mg/h
Mekanisme kerja
Psikoterapi suportif
Terapi perilaku
Terapi kognitif perilaku
Psikoterapi dinamik (UI)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder, OCD)
adalah kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiran-pikirannya
yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang
beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut
untuk menurunkan tingkat kecemasannya.
Etiologi dari gangguan obsesif-kompulsif belum diketahui secara pasti,
tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan obsesi
komplusif yaitu faktor biologis, perilaku dan faktor psikososial. Obsesi komplusif
terdiri dari kontaminasi, sikap ragu, pikiran instrusif, simetris dan pola lain.
Penatalaksanaan dari obsesif komplusif terdiri psikofarmakologi dan
psikoterapi. Dimana psikofarmakologi dari obsesif komplusif acuan nya obatnya
adalah clomipramine dan SSRI dan psikoterapi yang diberikan berupa psikoterapi
suportif, terapi perilaku, terapi kognitif perilaku dan psikoterapi dinamik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Benjamin J, Virginia A. Kaplan & Sadock's Comprehensive Textbook
of Psychiatry.
Seventh
Edition.
Lippincott
Williams
&
Wilkins
Publishers.2000. p 2569-2580
2. Elvira, D. S., Handisukanto. G. Buku Ajar Psikiatri Ed.2.Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta,2014
3. Jerald
Kay,Allan
Tasman.
Obsessive
Compulsive