Anda di halaman 1dari 12

28

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Metode Penyusutan Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara VII


Berdasarkan Penetapan Standar Akuntansi Keuangan, penyusutan yang dianut
oleh PT Perkebunan Nusantara VII, ditetapkan berdasarkan metode Garis Lurus
(Straight Line Method), yaitu besarnya nilai penyusutan per tahun (masa) untuk
setiap jenis atau golongan Aset Tetap yang disusut, dihitung berdasarkan taksiran
umur ekonomisnya dengan persentase tetap tertentu terhadap Nilai Perolehan
(cost) Aset Tetap yang bersangkutan. Penyusutan Aset Tetap, adalah
pengalokasian secara sistematis dan rasional atas Harga (Nilai) Perolehan Aset
Tetap pada sepanjang Umur Ekonomis yang menikmati manfaat Aset Tetap yang
bersangkutan, terhadap Aset Tetap milik perusahaan perlu dilakukan pembebanan
biaya atas pemanfaatannya sesuai dengan Masa Manfaat masing-masing
melalui Aset Tetap. Dan dalam hal tersebut berdasarkan pada Surat Edaran
Nomor 7.10/SE/01/2007 tentang Pedoman Administrasi Aktiva Tetap PTP
Nusantara VII dengan ketentuan sebagai berikut:
I. Pengertian Umum
Aktiva Tetap perusahaan meliputi Aktiva Tetap Berwujud dan Aktiva Tetap Tidak
Berwujud, yang memiliki masa manfaat (umur ekonomis) lebih dari satu tahun.
1. Aktiva Tetap Berwujud

29

Aktiva Tetap Berwujud adalah Aktiva Tetap yang diperoleh dalam bentuk siap
pakai melalui proses pengadaan dengan maksud untuk dipergunakan sebagai
pendukung operasi perusahaan dan tidak untuk dijual.
2. Aktiva Tetap Tak Berwujud
Aktiva Tetap Tak Berwujud adalah Aktiva Tetap yang secara fisik tidak dapat
dilihat, merupakan aktiva tak lancar yang memberikan hak ekonomi dan
hukum kepada perusahaan. Aktiva Tetap Tak Berwujud meliputi:
a. Hak Guna Usaha (HGU)
b. Hak Guna Bangunan (HGB)
c. Hak Paten
d. Good Will
3. Nilai Perolehan
Nilai Perolehan aktiva Tetap meliputi:
a. Semua pengeluaran dalam rangka mendapatkan Aktiva Tetap sampai
dengan aktiva tetap tersebut dalam kondisi siap untuk dipergunakan.
b. Atas Aktiva Tetap yang dibangun melalui fasilitas pinjaman (kredit), bunga
selama pembangunan Aktiva Tetap (Interest during construction)
dikapitalisasi menambah nilai perolehan aktiva tetap.
4. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi nilai perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama
umur ekonomisnya dengan cara yang rasional dan sistematik.
5. Umur Ekonomis
Umur Ekonomis adalah periode suatu aktiva yang dapat digunakan oleh suatu
perusahaan secara ekonomis.

30

6. Nilai Buku
Nilai Buku adalah Nilai perolehan aktiva tetap dikurangi dengan akumulasi
penyusutan aktiva tetap tersebut.
II. Pengelompokan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap dapat dibagi dalam beberapa jenis/kelompok, yaitu:
1. Tanah
Tanah adalah seluruh areal yang dimiliki sesuai HGU yang meliputi:
a.

Areal untuk entrys/bibitan

b.

Areal Tanaman Belum Menghasilkan

c.

Areal Tanaman Menghasilkan

d.

Areal emplasmen (kantor, rumah, pabrik)

e.

Areal cadangan/tanah kosong

f.

Areal rawa/lebung

g.

Bibit Tebu

2. Tanaman
Tanaman adalah kelompok vegetasi tanaman tahunan yang menjadi Usaha
Pokok perusahaan yang meliputi budidaya karet,kelapa sawit, teh dan tebu
yang terdiri dari:
a.

Tanaman /T.O :
Tanaman /T.O yaitu masa dari mulai proses pengolahan tanah sampai
dengan penanaman bibit dinyatakan tanaman T.O.

b.

T.O pada prinsipnya harus selesai dikerjakan akhir Desember (31/12)


pada tahun yang bersangkutan.

31

c.

Areal yang belum selesai proses penanaman bibit sampai triwulan I tahun
berikutnya tetap dinyatakan menjadi tanaman /TO pada tahun
berikutnya.

3. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)


Tanaman Belum Menghasilkan yaitu masa TBM 1 sampai dengan siap panen,
dimana masa pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan sampai tanaman
tersebut dinyatakan siap panen perlu didukung oleh Berita Acara.
4. Tanaman Menghasilkan (TM)
Tanaman Menghasilkan yaitu kondisi saat tanaman telah dapat dipanen atau
umur tanaman sudah dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan, yaitu:
a. Karet pada umur 6 tahun (tahun ke 6)
b. Kelapa Sawit pada umur 4 tahun (tahun ke 4)
c. Teh pada umur 4 tahun (tahun ke 4)
5. Bangunan Perumahan
Bangunan Perumahan adalah Bangunan yang dipergunakan untuk tempat
kediaman para pekerja Perusahaan.
6. Bangunan Perusahaan
Bangunan Perusahaan adalah bangunan yang dipergunakan untuk usaha
kegiatan perusahaan atau untuk kepentingan sosial lingkungan perusahaan
yang meliputi:
a. Bangunan Pabrik
b. Bangunan Kantor

: Kandir, Kantor Induk Unit Usaha, Afdeling,


Puskes.

c. Bangunan Gudang

: Hasil Produksi, Bahan

32

d. Bangunan Sosial

: Tempat Ibadah, Mess, Tempat Peristirahatan,


Gedung Pertemuan, Sekolah,Tempat Parkir.

e. Bangunan Pagar Emplasmen, Pos Satpam, Rumah Pompa/Genset


f. Tempat Pengumpulan Hasil (TPH)/Stasiun Tank Lateks (STL)/menara
pengawas
7. Mesin dan Instalasi
Mesin dan Instalasi adalah aktiva tetap berupa mesin dan instalasi pabrik atau
mesin yang dipergunakan untuk kepentingan kegiatan perusahaan atau yang
berhubungan dengan kegiatan tersebut, antara lain :
a. Mesin Pabrik termasuk Boiler, Turbin dan Instalasi Uap
b. Instalasi Pabrik
c. Mesin Genset untuk listrik pabrik maupun perumahan
d. Mesin pompa air
e. Instalasi Listrik dan Air
f. Dan lain-lain
8. Jalan, Jembatan, Saluran Air dan Penampungan Air
Jalan, Jembatan, Saluran Air dan Penampungan Air adalah jalan, jembatan
yang digunakan untuk lalu lintas produksi maupun saluran air yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan dalam areal tanaman serta lebunglebung yang dipergunakan untuk penampungan air hujan untuk keperluan
dimusim kemarau.

33

9. Alat Pengangkutan dan Alat Berat/Mesin Pertanian


Alat Pengangkutan dan Alat Berat/Mesin Pertanian adalah peralatan angkutan
dalam kegiatan perusahaan baik untuk angkutan produksi maupun angkutan
pekerja dan alat berat pertanian yang meliputi:
a. Angkutan Penumpang
b. Angkutan Produksi
c. Sepeda Motor
d. Alat Berat Pertanian
10. Alat Pertanian / Inventaris Kecil
Alat Pertanian/Inventaris Kecil adalah meliputi alat pertanian, alat rumah
tangga, alat kantor, laboratorium yang pada saat pengadaan dikategorikan
sebagai aktiva tetap dengan berpedoman pada umur ekonomis 5 tahun dan
dapat dibagi menjadi:
a. Inventaris Bangunan Perumahan
b. Inventaris Bangunan Perusahaan
c. Inventaris Pabrik
d. Inventaris Pertanian/kebun
e. Inventaris lain-lain
III. Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva tetap disusutkan selama umur ekonomisnya berdasarkan metode garis
lurus (straight line method) dengan nilai sisa (residual value) sebesar Rp. 1,-

34

1.Umur Ekonomis setiap jenis aktiva adalah sebagai berikut:


NO.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Jenis Aktiva
Hak Guna Usaha (HGU)
- Tanaman (Karet, Sawit)
- Tanaman Teh
Bangunan Perumahan: Permanen
Bangunan Perumahan: Semi Permanen
Bangunan Perusahaan: Permanen
Bangunan Perusahaan: Semi Permanen
Mesin & Instalasi: Berat
Mesin & Instalasi: Ringan
Jalan/Jembatan/Sal.Air: Permanen
Jalan/Jembatan/Sal.Air: Semi Permanen
Alat Pengangkutan dan Alat Berat Petanian
Alat Pertanian/Investaris Kecil
Investaris Lainnya
Aktiva Tak Berwujud
General Overhoul

Umur Ekonomis
(Tahun)
25
25
50
20
5
20
5
20
8
16
5
5
5
5
5
2-4

4.2 Perolehan Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara VII


Pelaksanaan administrasi Aktiva tetap dilaksanakan secara desentralisasi sehingga
pencatatannya secara utuh dilaksanakan oleh unit usaha tempat Aktiva Tetap
tersebut dioperasionalisasikan.Adapun proses pencatatan adalah nilai perolehan
yang dibukukan ke dalam rekening aktiva masing-masing adalah jumlah nilai
pengadaan (sesuai kontrak, SPB, atau OPL) ditambah pengeluaran biaya dalam
rangka kegiatan memperoleh aktiva tetap tersebut sampai aktiva tersebut siap
digunakan.
4.3 Pengeluaran Setelah Penggunaan/Operasional Aktiva Tetap
1. Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)
Biaya renovasi, general overhaul dikapitalisasi menambah nilai perolehan Aktiva
tetap apabila memenuhi salah satu syarat/kriteria sebagai berikut:
a.

Renovasi atas Pembangunan:

35

1. Menambah umur ekonomis dan pembangunan tersebut.


2. Nilai renovasi/perbaikan bernilai minimal 30% dari nilai pengadaan baru.
3. Menambah/memperluas bangunan asal.
4. Jika merubah total bangunan asal, maka terlebih dahulu diadakan proses
penghapusan bangunan asal.
b. General Overhaul atas Instansi Pabrik/Mesin:
1. Menambah umur ekonomis mesin tersebut.
2. Mengembalikan kapasitas daya mesin menjadi minimal 80% dari
sebelumnnya.
3. Nilai overhaul minimal 30% nilai pengadaan baru.
c.

Penggantian/Penambahan:
1. Genset

: Cranksaft, Linier dan Piston.

2. Boiler

: Pipa-pipa atau spare part 15%.

3. Alat Boiler

: Cranksaft, Linier, Piston.

4. Nilai pergantian minimal 30% nilai pengadaan baru.


2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure)
Pengeluaran biaya yang berhubungan dengan aktiva tetap selain ketentuan 1 s/d 3
diatas diklasifikasikan sebagai biaya eksploitasi dan menjadi beban biaya
eksploitasi pada tahun berjalan.
4.4 Penghapusan Aktiva Tetap
Penghapusan inventaris/aktiva tetap dari catatan perusahaan dilaksanakan dengan
alasan:
a. Tanaman:

36

1. Telah habis masa umur ekonomisnya sehingga akan ditanam ulang (TU)
atau diganti dengan jenis tanaman lain/konversi (TK) didukung dengan
Berita Acara.
2. Rusak karena satwa liar, kebakaran maupun bencana alam yang tidak
mungkin dilaksanakan rehabilitasi/sulam pada areal tanaman dimaksud
(didukung BA).
3. Berdasarkan perhitungan tanaman dimaksud tidak akan menguntungkan
jika dilanjutkan pengelolaannya (didukung Berita Acara).
4. Areal tanaman menghasilkan yang akan dibongkar untuk ditanam ulang
atau konversi sebelum pelaksanaan pembongkaran fisik ternyata masih
dapat dipanen.
b. Non Tanaman:
1. Akan

dijual

setelah

mendapat

persetujuan

dari

Direksi/Dewan

Komisaris/Menteri Keuangan sesuai ketentuan yang berlaku.


2. Aktiva hilang (didukung BA).
3. Rusak/musnah/terbakar (didukung BA).
4. Umur Ekonomis dan umur teknis habis (didukung BA).
c. Proses Penghapusan
1. Unit Usaha mengajukan permohonan kepada Direksi dengan alasan
usulan penghapusan.
2. Bagian teknis bersama bagian Akuntansi memeriksa kebenaran alasan
usulan.
3. Direksi memberikan persetujuan.

37

4. Pelaksanaan pemusnahan fisik aktiva (aktiva bangunan) dengan disertai


pembuatan Berita Acara (BA) pemusnahan oleh bagian terkait.
5. Penghapusan dari pembukuan berdasarkan BA dan kelengkapan lainnya.
6. Setiap penghapusan aktiva tetap harus mendapat izin terlebih dahulu dari
Direksi/Dewan Komisaris/Menteri BUMN selaku pemegang saham.
Pencatatan Penghapusan Aktiva Tetap (Harga Jual dibawah Nilai Buku):
PT Perkebunan Nusantara VII pada tahun 2010 membeli kendaraan sebesar
Rp. 30.000.000, dengan umur ekonomis 5 tahun. Pada tahun 2011 PT Perkebunan
Nusantara VII ingin menjual kembali kendaraan tersebut sebesar Rp. 20.000.000.
Penyelesaian:
Rp. 30.000.000 0

= Rp. 6.000.000

5 Tahun
Jurnal:
Beban Penyusutan

Rp. 6.000.000

Akumulasi Penyusutan

Rp. 6.000.000

Pada saat dijual tahun 2011:


Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan = Nilai Buku
( 30.000.000 6.000.000 = 24.000.000 )
Nilai Buku Nilai Jual = Rugi
( 24.000.000 20.000.000 = 4.000.000 )
Jurnal:
Kas

Rp. 20.000.000

Akumulasi Penyusutan

Rp. 6.000.000

Kerugian Penjualan Kendaraan

Rp. 4.000.000

Aktiva ( Kendaraan )

Rp. 30.000.000

38

Pencatatan Penghapusan Aktiva Tetap (Harga Jual diatas Nilai Buku):


PT Perkebunan Nusantara VII pada tahun 2011 membeli kendaraan sebesar
Rp. 24.000.000, dengan umur ekonomis 6 tahun. Pada tahun 2012 PT Perkebunan
Nusantara VII ingin menjual kembali kendaraan tersebut sebesar Rp. 22.000.000.
Penyelesaian:
Rp. 24.000.000 0

= Rp. 4.000.000

6 Tahun
Jurnal:
Beban Penyusutan

Rp. 4.000.000

Akumulasi Penyusutan

Rp. 4.000.000

Pada saat dijual tahun 2012:


Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan = Nilai Buku
( 24.000.000 4.000.000 = 20.000.000 )
Nilai Buku Nilai Jual = Laba
( 20.000.000 22.000.000 = - 2.000.000 )
Jurnal:
Kas

Rp. 22.000.000

Akumulasi Penyusutan

Rp. 4.000.000

Laba

Rp. 2.000.000

Aktiva ( Kendaraan )

Rp. 24.000.000

39

Pencatatan yang dihibahkan:


PT Perkebunan Nusantara VII menghibahkan tanah ke masyarakat di daerah Way
Sekampung seluas 1000 meter dengan harga Rp. 100.000 / meter.
Jurnal:
Hibah Tanah
Aktiva Tetap

Rp. 100.000.000
Rp. 100.000.000

4.5 Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap pada PT Perkebunan


Nusantara VII
Penyusutan Aktiva Tetap pada PT Perkebunan Nusantara VII sama dengan
pengertian-pengertian Penyusutan Aktiva Tetap pada umumnya seperti teori yang
dijelaskan oleh Martani (2013:313). Penentuan dasar tarif penyusutan metode
garis lurusnya pun sudah sesuai dengan teori yang dikemukakannya. Cara
penghitungan penyusutan sudah baik dan sesuai berdasarkan teori Martani
(2013:313). Metode pencatatan penyusutan yang digunakan adalah metode
akumulasi yang merupakan metode pencatatan penyusutan yang dicatat pada
perkiraan akumulasi penyusutan (accumulated depreciation). Sudah sesuai
dengan teori menurut Suhayati dan Anggadini (2009:251). Dari hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode penyusutan aktiva tetap pada PT
Perkebunan Nusantara VII telah berjalan dengan baik hal ini karena pada sistem
perolehan aktiva tetap dan penerapan metode penyusutan aktiva tetap yang
diterapkan selama ini di PT Perkebunan Nusantara VII sudah sesuai dengan
teoriumum (grand theory).

Anda mungkin juga menyukai