Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Kusta atau Morbus Hansen adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh infeksi Mycobacterium leprae yang secara primer menyerang syaraf tepi,
selanjutnya menyerang kulit, mukosa mulut, saluran nafas bagian atas, sistem
retikoloendotel, mata, otot, tulang dan testis. Kusta menyebar luas ke seluruh
dunia, dengan sebagian besar kasus terdapat di daerah tropis dan subtropis, tetapi
dengan adanya perpindaham penduduk maka penyakit ini bisa menyerang di mana
saja. Pada umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang berkembang,
dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan ekonomi lemah. Hal ini
sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tersebut dalam memberikan
pelayanan yang memadai di bidang kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial
ekonomi pada masyarakat. Hal ini menyebabkan penyakit kusta masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat, disamping besarnya masalah di bidang medis juga
masalah sosial yang ditimbulkan oleh penyakit ini memerlukan perhatian yang
serius. Kusta kebanyakan ditemukan di Afrika Tengan dan Asia Tenggara, dengan
angka kejadian di atas 10 per 1.000. hal ini disebabkan meningkatnya mobilitas
penduduk, misalnya imigrasi, pengungsi dan sebagainya.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh WHO pada 115 negara dan teritori pada
2006 dan diterbitkan di Weekly Epidemiological Record, prevalensi terdaftar
kusta pada awal tahun 2006 adalah 219.826 kasus. Penemuan kasus baru pada
tahun sebelumnya adalah 296.499 kasus. Alasan jumlah penemuan tahunan lebih
tinggi dari prevalensi akhir tahun dijelaskan dengan adanya fakta bahwa proporsi

kasus baru yang terapinya selesai pada tahun yang sama sehingga tidak lagi
dimasukkan ke prevalensi terdaftar. Penemuan secara global terhadap kasus baru
menunjukkan penurunan. Di India jumlah kasus kira-kira 4 juta, pada tahun 1961
jumlah penderita kusta sebesar 2,5 juta, pada tahun 1971 jumlah penderita 3,2 juta
dan tahun 1981 jumlah penderita 3,9 juta. Kusta juga banyak ditemukan di
Amerika Tengah dan Selatan dengan jumlah kasus yang tercatat lebih dari 5.000
kasus.
Selama tahun 2000 di Indonesia ditemukan 14.697 penderita baru.
Diantaranya 11.267 tipe MB (76,7%) dan 1.499 penderita anak (10,1%). Selama
tahun 2001 dan 2002 ditemukan 14.061 dan 14.716 kasus baru. Diantara kasus ini
10.768 dan 11.132 penderita tipe MB (76,6% dan 75,5%). Sedangkan jumlah
penderita anak sebanyak 1.423 kasus (10,0%) pada tahun 2001 dan 1.305 kasus
(8,9%) pada tahun 2002. Di tingkat propinsi, Jawa Timur paling banyak
menemukan penderita baru yaitu 3.785 kasus pada tahun 2001 dan 4.391 pada
tahun 2002.
Propinsi yang paling sedikit menemukan kasus baru adalah propinsi adalah
Bengkulu, yaitu 8 kasus pada tahun 2001 dan 4 kasus pada tahun 2002.
Permasalahan

penyakit

kusta

bila

dikaji

secara

mendalam

merupakan

permasalahan yang sangat kompleks bukan hanya dari segi medis tetapi juga
menyangkut masalah sosial ekonomi, budaya dan ketahanan Nasional. Dalam
keadaan ini warga masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat
dari masalah-masalah tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap
kehidupan bangsa dan negara, karena masalah-masalah tersebut dapat
mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna sosial, tuna wisma, tuna karya dan

ada kemungkinan mengarah untuk melakukan kejahatan atau gangguan di


lingkungan masyarakat. Hal ini disebabkan rasa takut, malu dan isolasi sosial
berkaitan dengan penyakit ini. Laporan tentang kusta lebih kecil daripada
sebenarnya, dan beberapa negara enggan untuk melaporkan angka kejadian
penderita kusta sehingga jumlah yang sebenarnya tidak diketahui. Melihat
besarnya manifestasi penyakit ini maka perlu dilakukan suatu langkah
penanggulangan penyakit tersebut. Program pemberantasan penyakit menular
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan
angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga memungkinkan
tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Masalah yang dimaksud bukan
saja dari segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial ekonomi, budaya,
keamanan dan ketahanan sosial. Berdasarkan dari fenomena diatas maka kami
mengangkat masalah upaya penanggulangan penyakit kusta sebagai judul
makalah

dengan

harapan

dapat

lebih

memahami

penyakit

kusta

dan

penanggulangannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, sehingga dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengkajian pada pasien dengan Kusta?
2. Apa saja diagnosa keperawatan pada bpasien dengan penyakit kusta?
3. Bagaimana intervensi keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta?
4. Bagaimana implementasi keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta?
5. Bagaimana evaluasi keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta?
6. Bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Ny.S dengan penyakit
kusta dari pengkajian sampai evaluasi?
1.3 Tujuan Studi Kasus
1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan studi kasus ini adalah untuk mahasiswa/i
mendapatkan pengalaman secara nyata atau langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan klien kusta.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian pada Ny. S di ruang Bougenville dengan kusta di
RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
2. Menegakan diagnosa pada Ny. S di ruang Bougenville dengan kusta di RS dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
3. Merencanakan intervensi Ny. S di ruang Bougenville dengan kusta di RS dr.
Doris Sylvanus Palangka Raya.
4. Melaksanakan implementasi pada Ny. S di ruang Bougenville dengan kusta di
RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
5. Mengevaluasi pada Ny. S di ruang Bougenville dengan kusta di RS dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya.
6. Mengidentifikasi penatalaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. S di ruang
Bougenville dengan kusta di RS dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapu manfaat penulisan laporan studi kasus ini adalah :

1.4.1 Teoritis
Laporan studi kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan
dalam peningkatan kualitas asuhan keperawatan dengan penyakit kusta.

1.4.2 Praktis
1.4.2.1
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Hasil studi kasus ini dapat membuka wawasan dalam pengembangan
pengetahuan khususnya ilmu keperawatan dan kesehatan pada umumnya, dalam
hal ini beraitan dengan penyakit kusta.
1.4.2.2

Bagi Mahasiswa

Memberikan dan menambah pengetahuan tentang ilmu keperawatan


khususnya asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit kusta.
1.4.2.3
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang penyakit kusta dan asuhan keperawatan
dapat menjadi acuan untuk studi kasus berikutnya.
1.4.2.4
Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit kusta, meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah sakit
kepada pasien dengan penyakit kusta.
1.4.2.5
Bagi Pasien
Pasien dapat mengetahui bagaimana cara perawata di rumah dan
mengetahui cara pencegahan terjadinya penyakit kusta.
1.4.2.6
Bagi Mahasiswa Pelaksana
Untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan penyakit kusta.

Anda mungkin juga menyukai