Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI UMUR 26 BULAN DENGAN DIARE


DOPUSKESMAS BANJARBARU UTARA

DOSEN PEMBIMBING :

DI SUSUN OLEH :
NAMA

: LUTHFIA RAISITA

NIM

: 722406513505

AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU


YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI
2015

LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
A. DEFINISI
Diare menurut Ngastiyah (2005), adalah keadaan frekuansi BAB lebih
dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi feces dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir saja. Menurut Suraatmaja
(2007), diare merupakan peyakit yang ditandai dengan bertambahnya
frekuensi leboh dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi
tinja (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/lendir. Menurut Simatupang
(2008), penyakit diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan
bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar lebih dari biasanya, yaitu 3 kali atau lebih dalam
sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.
Penyakit ini paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun
pertama kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare
berat. Diare adalah buang air besar dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200gram atau
200 ml/24 jam (Simadibrata, 2006).
B. KLASIFIKASI
Menurut World

Health

Oraganization

(WHO,

2006)

diare

diklasifikasikan kepada :
1. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.
2. Disentri, yaitu diare yan disertai dengan darah.
3. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
4. Diare yang disertai dengan mainutrisi berat.

C. ETIOLOGI
Menurut Ngastiyah (2006), penyakit diare dapat disebabkan oleh :
1. Infeksi oleh karena penyebaran kuman yang menyebabkan diare.
2. Faktor Malabrasi (gangguan dalam pencernaan)

dapat

3. Alergi makanan dan keracunan makanan.


4. Imunidefisiensi / Imunosupresi (kekebalan menurun).
5. Faktor lingkungan dan prilaku.
D. PATOFISIOLOGIS
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan asmatik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan asmatik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga
usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya tiksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan
mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan
sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan

bakteri

timbul

berlebihan

yang

selanjutnya

dapat

menimbulkan diare pula.


E. MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula klien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemungkinan timbul diare, tinja cair,
mungkin disertai lendir dan darah, warna tinja makin lama berubah kehijauhijauan karena bercampur dengan empedu, anus dan daerah sekitarnya timbul
lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat
makin banyak asam lamtat yang berasal dari laktasa yang tidak diabsorbsi
oleh usus selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang
atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Gejala
dehidrasi mulai tampak yaitu berat badan turun, durgor berkurang, mata dan
ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lendir dan mulut terasa
kulit tamak kering (Ngastiyah, 2005).
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotanik, isotanik, atau hipertonik).

2. Renjatan hivopolemik.
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardia, [erubahan elektrokardiogram)
4. Hifoglikemia.
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan visi mukosa usus dan defisit enzim
laktase.
6. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).
8. Aktifitas terganggu.
Penderita dengan dehidrasi akan terjadi kelemahan otot. Kelemahan juga
dapat disebabkan oleh pemasukan nutrisi yang kurang sehingga untuk
pemenuhan energi dalam tubuh berkurang (Ngastiyah, 2005).
G. PENCEGAHAN
Pada dasarnya ada 3 tingkatan pencegahan enyakit secara umum, yakni :
Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention) yang meliputi promosi
kesehatan dan pencegahan khusus, pencegahan tingkat kedua (Second
Prevention) yang meliputi diagnosis dini secara pengobatan yang tepat, dan
pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention) yang meliputi pencegahan
terhadap cacat dan rehabilitasi (Nasry, 2007).
1. Penyediaan air bersih
Air adalah salah satu kebutuhan pokok hidup manusia, bahkan hampir
70% tubuh manusia mengandung air, maka untuk keperluan tersebut,
WHO menetapkan kebutuhan perorangan perhari untuk hidup sehat 60
liter.
Air juga berperan besar dalam penularan beberapa penularan penyakit
menular termasuk diare.
2. Tempat pembuangan tinja
Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting bagi kesehatan
lingkungan pembuangan tinja yang tidak tepat dapat terpengaruh
langsung terhadap insiden enyakit tertentu yang penularannya melalui
tinja antara lain penyakit diare.
3. Status gizi
Status gizi didefenisikan sebagai keadaan kesehatan yang berhubungan
dengan penggunaan makanan oleh tubuh.
4. Pemberian ASI

ASI adalah makanan paling baik untuk bayi, komponen zat makanan
tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna dan diserap
secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup untuk menjaga
pertumbuhan sampai umut 4-6 bulan.
5. Kesadaran mencuci tangan
Diare merupakan salah satu penyakit yang penularannya berkaitan dengan
penerapan perilaku hidup sehat. Sebagian besar kuman infeksi penyebab
diare ditularkan melalui jalur oral.
6. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga
(lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain).

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2008.
Buku Saku Petugas Kesehatan LINTAS DIARE. Jakarta.
Nelson, 2009. Ilmu Kesehatan Anak 1. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai