Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi di rumah sakit yang cukup
potensial dalam upaya kesehatan, karena selain jumlahnya yang dominan, juga
pelayanannya menggunakan metode pemecahan masalah secara ilmiah melalui
proses keperawatan yang menjadi prinsip dasar dalam program quality
assurance. Peran perawat dalam mensukseskan program menjaga mutu secara
menyeluruh menjadi sangat penting, karena perawat adalah kunci dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah pelayanan dan asuhan pasien dalam
sistem pelayanan di rumah sakit (Depkes RI, 2007).
Perawat berada dalam posisi penting untuk meningkatkan keselamatan
pasien karena kedekatannya yang melekat kepada pasien. Posisi ini memberikan
wawasan yang diperlukan perawat untuk mengidentifikasi masalah dalam system
kesehatan dan menjadi bagian dari solusi keselamatan pasien (Friesen, Farquhar
dan Hughes, 2008). Informasi baru yang berlawanan dengan informasi yang telah
ada memiliki potensi untuk mengubah sikap seseorang yang bersangkutan.
Informasi tentang patient safety kepada perawat dapat mengubah sikap perawat
untuk mendukung terlaksananya program patient safety di rumah sakit (Muchlas,
2008).
Keselamatan pasien (Patient Safety) merupakan isu global dan nasional
bagi rumah sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar
dari pelayanan pasien dan komponen kritis dari manajemen mutu. Keselamatan
pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk mengukur dan
mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan yang berdampak terhadap
pelayanan kesehatan. Program keselamatan pasien bertujuan menurunkan angka
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama
dirawat di rumah sakit sehingga sangat merugikan baik pasien sendiri dan pihak
rumah sakit. KTD bisa disebabkan oleh berbagai faktor antara lain beban kerja
perawat yang tinggi, alur komunikasi yang kurang tepat, penggunaan sarana
kurang tepat dan lain sebagainya (Nursalam, 2011).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan dengan wawancara, diskusi /
brainstorming, observasi dan penyebaran kuesioner kepada Kepala ruangan dan

perawat ruangan ICU/ICCU kuesioner yang disebarkan oleh mahasiswa tentang


indikator keselamatan pasien bagian pengurangan resiko jatuh didapatkan 64%
perawat diruangan ICU/ICCU sering menggunakan tekhnik pengurangan resiko
jatuh dan 36 perawat kadang-kadang melakukan tekhnik pengurangan resiko
jatuh pasien. Hasil observasi langsung juga didapatkan sebagian pasien yang
beresiko jatuh masih ada yang belum terpasang kancing / gelang berwarna
kuning yang merupakan tanda bahwa pasien beresiko jatuh.
Organisasi kesehatan dunia WHO (2009) juga telah menegaskan
pentingnya keselamatan dalam pelayanan yang diberikan pada pasien Safety is
a fundamental principle of patient care and a critical component of quality
management. Dalam lingkup nasional, sejak bulan Agustus 2005, Menteri
Kesehatan RI telah mencanangkan Gerakan Nasional Keselamatan Pasien
(GNKP) Rumah Sakit (RS), selanjutnya KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit)
Depkes RI telah pula menyusun Standar KP RS (Keselamatan Pasien Rumah
Sakit) yang dimasukkan ke dalam instrumen akreditasi RS ( versi 2007 ) di
Indonesia (Depkes RI, 2007).
Sementara itu di Indonesia, menurut Utarini (2011), keselamatan pasien
telah menjadi perhatian serius. Dari penelitiannya terhadap pasien rawat inap di
15 rumah sakit dengan 4.500 rekam medik menunjukkan angka KTD yang
sangat bervariasi, yaitu 8,0% hingga 98,2% untuk diagnostic error dan 4,1%
hingga 91,6% untuk medication error. Sejak itu, bukti-bukti tentang keselamatan
pasien di Indonesia pun semakin banyak.
Dengan mengamati sistem manajemen

keperawatan,

indikator

keselamatan pasien yang ada di rumah sakit dan berperan serta membantu
mencarikan alternatif penyelesaian permasalahan keperawatan yang sedang
dihadapi,

mahasiswa

diharapkan

dapat

mengaplikasikan

secara

nyata

pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dan dapat memperluas wawasan


selama proses residensi.
Melihat fenomena tersebut, pelayanan keperawatan memiliki kontribusi
sangat besar terhadap citra di rumah sakit. Oleh karena itu mahasiswa tertarik
untuk membantu meningkatan pelaksanaan Indikator Keselamatan Pasien :

pengurangan resiko jatuh di ruangan ICU/ICCU di RSUD Dr. Achmad Mochtar


Bukittinggi.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan proposal ini adalah untuk mengoptimalkan
pelaksanaan program pengendalian mutu pelayanan keperawatan (keselamatan
pasien : pengurangan resiko jatuh).
C. Kegiatan
Sebagai bentuk pemecahan

masalah

belum

optimalnya

program

pengendalian mutu pelayanan keperawatan (Indikator keselamatan pasien) di


Instalasi Perawatan Intensive

RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, maka

mahasiswa residensi, Karu (ICU/ICCU) dan Perawat di Instalasi perawatan


intensive (ICU/ICCU) telah merencanakan beberapa kegiatan yang akan
dilakukan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menemui Komite keperawatan dan TIM Pokja SPO untuk pembagian SPO
ke ruangan ICU/ICCU khusus SPO pengurangan Resiko jatuh Pediatric dan
Dewasa
2. Penyusunan SPO program pengendalian mutu pelayanan keperawatan
(keselamatan pasien : pengurangan resiko jatuh geriatri) di Instalasi
Perawatan Intensive (ICU/ICCU) berdasarkan literatur dan standar
keselamatan pasien.
3. Konsultasi pakar terkait SPO program pengendalian mutu pelayanan
keperawatan (keselamatan pasien : pengurangan resiko jatuh geriatri) yang
telah dibuat.
4. Sosialisasi SPO program pengendalian mutu pelayanan keperawatan
(keselamatan pasien : pengurangan resiko jatuh geriatri) yang telah dibuat.
5. Role Play SPO program pengendalian mutu pelayanan keperawatan
(keselamatan pasien : pengurangan resiko jatuh geriatric).
6. Uji coba SPO program pengendalian mutu pelayanan keperawatan
(keselamatan pasien : pengurangan resiko jatuh geriatri) yang telah dibuat
dengan pendampingan.
7. Implementasi SPO program pengendalian mutu pelayanan keperawatan
(keselamatan pasien : pengurangan resiko jatuh geriatri) yang telah dibuat di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) (Mandiri).

8. Seminar tentang program pengendalian mutu pelayanan keperawatan


(keselamatan pasien: pengurangan resiko jatuh geriatri).
9. Pengusulan SPO program pengendalian mutu pelayanan keperawatan
(keselamatan pasien : pengurangan resiko jatuh geriatri) yang telah dibuat di
Instalasi Perawatan Intensive (ICU/ICCU) ke Direktur RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi.
D. Sarana dan Prasarana
Menurut Alwi (2012), bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dipakai
sebagai alat untuk mencapai tujuan/maksud, dengan kata lain sarana lebih
ditujukan untuk benda-benda atau peralatan yang bergerak. Sedangkan prasarana
adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu
proses (usaha, pembangunan, proyek). Dengan kata lain prasarana lebih
ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak, sebagai contoh prasarana pada
suatu kantor adalah gedung, ruang belajar dan tanah lapang.
Adapun sarana dan prasarana dalam pencapaian tujuan dalam proposal ini
adalah:
1. Sumber Daya Informasi
a. Standar SPO keselamatan pasien berdasarkan Depkes RI.
b. Literatur terkait SPO dan konsep keselamatan pasien.
2. Sumber Daya Material
a. Ruang Komite Keperawatan
b. Ruang Kabid Penunjang Medik & Non Medik
c. Ruang Kasie Keperawatan
d. Aula Diklat RSAM
e. Ruang Instalasi Perawatan Intensive (ICU/ICCU)
f. Laptop.
g. LCD/Infokus.
h. Handout.
i. Kuesioner dan lembar checklist.
j. Absensi.
3. Sumber Daya Manusia
a. Kabid dan Kasie Keperawatan
b. Koordinator Instalasi Perawatan Intensive (ICU/ICCU)
c. Perawat di Instalasi Perawatan Intensive (ICU/ICCU)
d. TIM SPO Rumah Sakit Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi.
E. Sasaran
Adapun sasaran dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Kabid dan Kasie Keperawatan
2. Kepala Ruangan ICU/ICCU

3. Perawat di Instalasi Perawatan Intensive (ICU/ICCU)


4. TIM SPO Rumah Sakit.
F. Lokasi
Lokasi pelaksanaan kegiatan untuk peningkatan

mutu

pelayanan

keperawatan ini adalah :


1. Ruang Komite Keperawatan
2. Ruang Direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
3. Ruang Kabid Keperawatan
4. Ruang Kasie Keperawatan.
5. Aula Diklat RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
6. Ruang Instalasi Perawatan Intensive (ICU/ICCU)
G. Waktu
Waktu setiap tahapan kegiatan dapat dilihat pada ghant chart (ghant chart
terlampir).
A. Fasilitator
1. Mahasiswa Residensi Universitas Andalas
2. Bidang Pelayanan Keperawatan
3. Pembimbing Akademik / Lahan
H. Cara Evaluasi
Cara evaluasi merupakan cara menilai setiap item kegiatan yang dilakukan,
adapun cara evaluasi dari masing-masing kegiatan beserta rencana waktu/tanggal
evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
No
1

Kegiatan
Penyusunan SPO program
pengendalian mutu pelayanan
keperawatan (keselamatan
pasien : Pengurangan resiko jatuh
geriatri) di Instalasi Perawatan
Intensive (ICU/ICCU)
berdasarkan literatur dan standar
keselamatan pasien.
Konsultasi pakar terkait SPO
program pengendalian mutu
pelayanan keperawatan

Cara Evaluasi
Draf SPO program
pengendalian mutu
pelayanan keperawatan
(keselamatan pasien :
SPO pengurangan
resiko jatuh geriatri
yang telah tersusun
Masukan dan saran dari
pakar

Waktu/Tanggal
18/10/2016

19/10/2016

(keselamatan pasien :
pengurangan resiko jatuh geriatri).
Sosialisasi SPO program
pengendalian mutu pelayanan
keperawatan (keselamatan
pasien : pengurangan resiko jatuh
geriatri yang telah tersusun).
Role Play SPO program
pengendalian mutu pelayanan
keperawatan (keselamatan
pasien : pengurangan resiko
jatuh).
Uji coba SPO Indikator
Keselamatan Pasien :
pengurangan resiko jatuh yang
telah dibuat dengan
pendampingan.
Implementasi SPO program
pengendalian mutu pelayanan
keperawatan (keselamatan
pasien : pengurangan resiko jatuh
geriatri yang telah tersusun).
Seminar tentang program
pengendalian mutu pelayanan
keperawatan (keselamatan pasien:
pengurangan resiko jatuh geriatri
yang telah tersusun).
Pengusulan SPO program
Indikator keselamatan pasien :
pengurangan resiko jatuh geriatri).

Lembar absensi

02/11/2016

Pelaksanaan role play

02/11/2016

Lembar checklist
uji coba SPO Indikator
Keselamatan Pasien :
pengurangan resiko
jatuh yang telah dibuat
dengan pendampingan
Lembar Checklist
implementasi SPO

02/11/2016

Kuesioner pengetahuan
perawat tentang
Indikator Keselamatan
Pasien : Pengurangan
resiko jatuh
SK Direktur

03/11/2016

02/11/2016
s/d
02/11/2016

16/11/2016

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta


Depkes RI, 2007. Program Pengendalian Mutu Rumah Sakit. Graha Medika. Jakarta
Muchlas, 2008. Pentingnya Keselamatan Pasien bagi Mutu Rumah Sakit. EGC .
Jakarta
Nursalam, 2011. Manajamen Keperawatan. EGC. Jakarta
RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi, 2015. Profil RSUD H. Abdul Manap Kota
Jambi, 2015. Jambi
WHO, 2009. Safety is a Fundamental Principle of Patient Care and a Critical
Component of Quality Management. Balai Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai