Has made the process of preparation of sterile injection of ascorbic acid (vitamin C), it is known
that ascorbic acid functions as an antioxidant and the measure should be maintained in relatively
high levels in the body. In this study, formulated four formulas to injection dosage of ascorbic acid,
ascorbic acid which is used at a concentration of 500 mg / 100 ml and a variety of excipients. In this
injection was added chelating agent such as disodium EDTA, pH adjusting agent such as sodium
acetate and antimicrobial agents such as sodium benzoate. Sterilization preparations done by the C
sterilization by filtration. Vehicle used in the form of oxygen free aqua pro injection to prevent
possible oxidation of ascorbic acid. From the results of this study, four injection dosage of ascorbic
acid which is hypertonic with different concentrations of the excipient and packaged in 20ml vials.
Keywords: Injection, Ascorbic Acid, Vitamin C
Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya
PENDAHULUAN
pembuatan
sediaan
steril
kita
perlu
mengetahui
proses
sterilisasinya
yang
berkaitan
fungsinya
anti
dan
sebagai
sebagai
atherogenik,
antioksidan,
immunomodulator
antioksidan,
maka
kadar
asam
dengan
sediaan
1994;159).
2007).
yang
stabilitas
bahan
dikehendaki
aktif
(R.Voight,
bentuk
sediaan
steril
yang
umumnya
berupa
obat
ini
sediaan
pertahanan
terbagi-bagi,
karena
mengelakkan
garis
sediaan
takaran
tunggal
atau
ganda.
Bahan
seperti
pasien
penderita
maag.
tersebut
harus
segera
diberikan
penelitian
tentang
2.3. Formula
formulasi
FI
50
Konsentrasi (%)
F II
F III
F IV
50
50
50
Vit. C
Na2
EDTA
0.0025 0.005
Na Asetat qs
qs
Na Benzoat 0.5
0.5
API
20mL 20mL
0.0025 0.005
qs
qs
0.25
0.25
20m
20mL L
Praktikum
Laboratorium
ini
dilaksanakan
Tekonologi
Farmasi
di
Steril
Indralaya,
Sumatera
Selatan.
2016.
X = 0,137 ml
3. Na Benzoat
2.5. Perhitungan
Formula I
V = 13,61 ml
Metode krioskopik
wx 1000
TF =Liso x BM X V
0,3
13,61
0,1
X
X = 4,53 ml
1.Vitamin C
0,3 x 10000
144,11 x v
0,52 = 3,4 x
10 X 1000
TF = 1,9 X 176,13 X 20
= 5,39
2. Na EDTA
0,005 X 1000
TF =
36,2 X 20
= - 192,067 ml (hipertonis)
X 4,8
1.Asam askorbat
= 0,0035
3.Na Benzoat
3,4 X 0,1 X 1000
TF = 3,4
144,11 X 20
1,9
E = 17 x 176,13
= 0,1179
TF = 0,51,4> 0,52 merupakan
= 0,183 =
hipertonis
Metode Sprowls
1.Asam Askorbat
w x 1000
TF =Liso x BM X V
2.Na EDTA
0,52 = 1,9 X
0,3 X 1000
176,13 X V
17 X 4,8
336,2
10
x
x 100 % = 50 %
%
3. Na Benzoat
E = 17 x
V = 6,22 ml
0,3
6,22
E=
10
20
3,4
144,17
= 0,4010
Nacl yang ditambahkan = o,9 (9,15+0,006
X = 267,4 ml
+0,2005)%
2. NaEdta
= 8,45656 ( hipertonis)
0,52 = 4,8 x
0,3 x 1000
336,2 x v
V= 8,236 ml
0,3
8,23
0,009
X
Xh
58,5
1,8
x(
sediaan
steril
yang
umumnya
0,25
takaran
tunggal
atau
ganda.
1,8
144,17
x5)
=- 84,96 /L
2. Na Edta = 0,006 %
0,006
x 20 ml = 0,0012 g
100
3. Na benzoat = 0,2005 %
0,2005
x 20 ml = 0,040 g
100
Menurut
ini,
telah
Farmakope
yang
disuspensikan
harus
terlebih
dilarutkan
dahulu
atau
sebelum
pengemas
yang
207,9 ml
= - 187,9 ml ( hipertonis )
kali
Eksipien
X = 207,9 ml
Nacl yang ditambhkan = 20
praktikum
C.
Pada
Vitamin
pertumbuhan
mikroba
pada
(mudah
teroksidasi)
dihiroaskorbat.
digunakanlah
membentuk
Untuk
aqua
alasan
tersebut,
injection
Untuk
dihasilkan
memastikan
memenuhi
sediaan
yang
persyaratan
suatu
bebas
keseragaman
pirogenitas,
Berdasarkan
pro
asam
perhitungan
kadar,
pH,
volume,
dan
sterilitas,
kebocoran
harus
tonisitas,
KESIMPULAN
intravena/ intramuscular,
harus
sediaan
senyawa-senyawa
endotoksin
yang
hasil
Natrium
benzoate
sebagai
pengamatan
oksidasi.
5. Metode sterilisasi yang dilakukan pada
warna.
Warna
cenderung
sediaan
bening
yang
sedikit
SARAN
REFERENSI
Dalam
formulasi
sediaan
injeksi
eksipien
yang
digunakan.
Selain
itu,
137; 2171-2184
steril,
non
pirogen,
kompatibel
dan
Mada
University
Press.
Indonesia