Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan lalu lintas mrupakan masalah kesehatan utama yang sering terabaikan
oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Pengguna Jalan, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang
tidak terduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/ kerugian harta benda.
Diperkirakan didunia setiap hari terdapat 3000 orang meninggal dan cidera.
Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian nomor sembilan didunia dan
diperkirakan akan menjadi penyebab kematian nomor tiga pada tahun 2020.
Di Indonesia prevalensi cidera mencapai rerata 7,5% dengan penyebab cidera
terbanyak kedua adalah kecelakaan lalu lintas darat. Prevalensi kecelakaan darat
mencapai rerata 25,9%. Prevalensi kecelakaan lalu lintas di Indonesia yaitu provinsi
Bengkulu 44,2% dan provinsi DI Yogyakarta merupakan Provinsi ke dua dengan
angka kecelakaan tertinggi yaitu mencapai 43,3%. (Riskesdas, 2007)
Di Yogyakarta jumlah kecelakaan lalu lintas pada tahun 2009 terapat 4.384 kasus,
dengan jumlah kematian sebesar 201 meninggal dan 6.822 mengalami luka berat dan
luka ringan, kondisi tersebut meningkat tajam dibandingkan tahun 2008 yaitu
sejumlah 4058 korban dengan 292 orang meninggal dan 3766 orang mengalami luka
berat dan luka ringan. Pada tahun 2011, di Yogyakarta cidera kepala akibat
kecelakaan merupakan penyebab kematian kedua di Rumah Sakit setelah penyakit.
Prevalensi terbesar kematian adalah pada usia 15-54 tahun.

Ambulan merupakan suatu kendaraan untuk perawatan darurat yang mempunyai


ruang untuk mengemudi dan ruang untuk pasien yang biasanya bisa menampung dua
orang atau lebih. Ambulan harus bisa mengangkut berbagai perlengkapan dan
berbagai obat-obatan yang diperlukan untuk bisa memberikan perawatan darurat yang
optimum dari tenaga medis yang mengantarnya.
Ambulan YES 118 merupakan salah satu system prehospital yang mulai
dikenalkan di Indonesia sejak tahun 2008. Ambulan YES 118 telah berada di 5 kota
besar di Indonesia diantaranya adalah Jakarta, Yogyakarta, Medan, Bali, dan
Surabaya.
Di Yogyakarta jumlah pengguna ambulan YES 118 menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Pada bulan November Desember 2008 YES 118 melayani 37 kasus
(22 kasus trauma dan 6 kasus medis) pada tahun 2009 terdapat sebanyak 455 kasus
( 267 kasus trauma dan 188 kasus medis), pada tahun 2010 terdapat sebanyak 1.156
laporan kasus 9 693 trauma dan 463 medis) dan pada tahun 2011 trdapat 742 kasus
(428 trauma dan 314 medis).
Pada ambulan terdapat paramedis yang bertugas memberikan pertolongan kepada
pasien. Paramedis meliputi Perawat dan Dokter yang telah terlatih. Perawat ambulan
merupakan personel utama yang terlibat dalam perawatan pre-hospital (Wiklund
1989, Wood & Davis 1994). Di Amerika Serikat

perawat ambulan mempunyai

peranan yang sangat penting pada kegawat daruratan pre-hospital dan memiliki peran
yang sangat luas pada pertolongan pertama (Robinson 1994; Taylor ; Palmer 1996).

Keberhasilan pertolongan penderita yang mengalami gawat darurat tidak hanya


ditentukan oleh kualitas dari pelayanan gawat darurat di rumah sakit namun juga
keberhasilan pertolongan yang diberikan di luar rumah sakit diantaranya yaitu
kecepatan menemukan korban, kecepatan meminta pertolongan kualitas pertolongan
ditempat kejadian dan penanganan dalam perjalanan ke rumah sakit ( SPGDT, 2002).
Dalam penanganan pasien prehospital terdapat banyak hal yang mempengarui
keberhasilan yaitu kecepatan dalam menemukan pasien, kualitas penolongnya
termasuk ketepatan dalam pengkajian pasien dan menegakkan diagnosis pasien,
selain itu juga output dari pasien tersebut. Ketepatan dalam assessment dan diagnosis
perawat ambulan dalam menanganai pasien merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan penanganan pasien. Assessment terhadap pasien digunakan untuk
menegakkan diagnosis pasien secara keseluruhan yang nantinya akan dilaporkan
kepada rumah sakit yang dituju.
Tingkat pengetahuan

perawat ambulan berperan besar dalam melakukan

pengkajian dan menentukan diagnosis pasien yang dihadapi serta melakukan triase
pasien. Tingkat pengetahuan tersebut meliputi kemampuan dalam menangani pasein
dan berfikir kritis tentang keadaan pasien, kemampuan dalam mentriase pasien dan
kemampuan dalam menentukan tingkat keparahan pasien.
Peran perawat ambulan prehospital sangat besar dalam penanganan pasien
sebelum tiba ke rumah sakit. Karena pentingnya peran perawat ambulan dalam
penaganan pasien maka peneliti ingin meneliti tentang tingkat pengetahuan perawat
ambulan ambulan YES 118 kota Yogyakarta dalam menangani korban kecelakaan

yang disesuaikan dengan logaritma ABC sebagai dasar pertolongan korban sebelum
sampai ke rumah sakit.

B. Rumusan Masalah
Tingkat pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam penanganan korban. Tingkat pengetahuan yang tinggi dan berfikir kritis akan
membantu kecepatan dan ketepatan dalam menangani keadaan korban kecelakaan
lalu lintas.

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ambulan Yes 118 DI Yogyakarta
Sebagai masukan dan informasi tantang bagaimana gambaran tingkat
pengetahuan

perawat ambulan Ambulan Yes 118 dalam penanganan pasien,

khususnya korban kecelakaan lalu lintas di kota Yogyakarta Provinsi DI Yogyakarta


berdasarkan protap pertolongan pertama. Dan sebagai evaluasi untuk Ambulan Yes
118 agar dapat memberikan pelayanan yang optimal.
2. Bagi peneliti
Menambah wawasan tentang pelayanan Ambulan Yes 118 khusunya di DI
Yogyakarta. Dan menambah wawasan mengenai bagaimana gambaran tingkat
pengetahuan penanganan

perawat ambulan Ambulan Yes 118 dalam menolong

korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan protap pertolongan pertama.


3. Bagi pendidikan

Di harapkan dapat menjadi bahan bacaan untuk mahasiswa tentang bagaimana


gambaran tingkat pengetahuan perawat ambulan ambulan yes 118 dalam menolong
korban kecelakaan lalu lintas berdasarkan protap pertolongan pertama.
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan perawat ambulan terhadap pasien
kegawat daruratan korban kecelakaan lalu lintas pada Ambulan Yes 118 kota
Yogyakarta berdasarkan protap pertolongan pertama.

E. Keaslian Penelitian
Dari penelusuran yang penulis lakukan, penulis belum menemukan penelitian
yang serupa dengan penelitian ini. Maka pada kesempatan ini penulis memberanikan
diri untuk mengambil penelitian ini. Namun terdapat beberapa penelitian yang
mendukung penelitian ini diantaranya:
1. Darsih (2003) melakukan penelitian tentang Gambaran pencapaian Standar Ambulan
Gawat Darurat sebagai Pembawa Pasien ke Instalasi Rawat Darurat RS DR. Sarjito
Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode. Hasilnya adalah 41-55% ambulan
dalam kategori kurang sesuai dengan standar Departemen Kesehatan RI berdasarkan
SK Men.Kes RI no 0152/Yan/Med/RSKS/1987 Tentang standarisasi ambulan.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yaitu sample, penelitian ini menggunakan
sample ambulan di RS Sardjito, sedangkan penelitian yang akan dilakukan
menggunakan sample perawat yang bertugas di ambulan YES 118. Lokasi penelitian

ini di RS Sardjito sedangkan penelitian yang akan dilakukan diteliti di RS yang


bekerja sama dengan PMI Yogyakarta dalam penyelenggaraan YES 118.
2. AL Afik (2005) melakukan penelitian tentang Kinerja Ambulan Gawat Darurat 118
RS PKU Muhammadyah Yogyakarta ditinjau dari fungsi ambulan gawat darurat,
waktu tanggap, tindakan dan kemampuan tim ambulan dalam menangani kasus
kegawat daruratan pra rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metodedeskriptif
dengan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja ambulan
gawat darurat 118 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat disimpulkan waktu
tanggap AGD 118 untuk daerah urban dan rural sebagian besar rata-rata ditempuh
waktu empat belas menit, dan kinerja personil sebagaian besar dalam kategori cukup.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah sample, lokasi, instrument dan waktu
pelaksanaan
3. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Windiarti (2009) meneliti tentang Gambaran
Tingkat Pengetahuan Pengemudi Ambulans dalam Pelaksanaan Transportasi antar
Rumah Sakit di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kuantitatif dengan menggunakan rancangan cross sectional.
Perbedaan penelitian ini adalah lokasi, peneliti meneliti di RSUD wilayah DIY,
sedangkan penelitian yang akan dilalukan berlokasi di rumah sakit yang bekerja sama
dengan PMI Yogyakarta dalam penyelenggaraan YE118. Peneliti menggunakan
pengemudi ambulan sebagai sample, sedangkan sample yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah perawat yang bertugas di ambulan YES 118. Hasilnya adalah
persiapan transportasi ambulan dalam kategori cukup (73,04%), aturan ambulan di
jalan raya (47,26%) dalam kategori kurang, Pemindahan pasien (58,33%) dalam

kategori cukup dan prosedur transportasi pasien ambulan (67,19%) dalam kategori
cukup.

Anda mungkin juga menyukai