Anda di halaman 1dari 8

Kapita Selekta

KIMIA ANORGANIK

OLEH :
SANTRI MARDIAH NINGSIH

H311 13 328

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

Penemuan Senyawa Kimia Cool Blue Efisiensi Energi Ramah Lingkungan

Penemuan Cool Blue secara tidak sengaja ditemukan team ilmuwan dari Oregon State
University, seperti yang dirilis dalam website resmi mereka New Compound Could Become
Cool Blue for Energy Efficiency in Buildings. Penemuan ini nampaknya telah
mengungkapkan sebuah pencarian yang selama beberapa tahun telah menyerap energi dan tenaga
orang orang Mesir kuno, Dinasti Han dari Cina, dan kebudayaan suku Maya tentang pigmen
biru yang mendekati sempurna.
Melalui berbagai sejarah manusia yang telah tercatat, orang orang di seluruh dunia
telah mencari senyawa anorganik yang dapat digunakan untuk melukis dengan warna biru, dan
seringkali dengan sedikit sekali keberhasilan. Kebanyakan telah mengalami permasalahan
lingkungan dan ketahanan. Unsur kobalt biru, yang dikembangkan di Perancis di awal tahun
1800 an, dapat bersifat carcinogenic. Unsur prusi biru dapat melepaskan sianida. Pigmen biru
lainnya tidaklah stabil ketika terekspos pada panas atau keadaan asam. Namun para ahli kimia di
OSU telah menemukan senyawa baru berdasarkan pada unsure mangan yang sebaiknya
menunjukkan kesemua perhatian tersebut. Senyawa tersebut sangat aman untuk diproduksi, lebih
tahan lama, dan sebaiknya menuntun pada pigmen (zat warna) biru yang ramah lingkungan
ketimbang sesuatu yang digunakan sekarang ini atau di waktu lampau. Senyawa itu dapat
bertahan pada suhu yang teramat sangat tinggi dan tidak memudar setelah seminggu di cairan
asam. Pingmen biru memiliki karakteristik yang tidak biasa dalam merefleksikan panas.

Penemuan ini disebut Cool Blue, senyawa penting dalam pendekatan baru dalam menghemat
energi bangunan. Temuannya telah dipublikasikan pada Jurnal American Chemical Society, dan
hak patennya telah dilaksanakan terhadap komposisi persenyawaan dan proses yang digunakan
untuk menciptakannya. Penelitian ini didanai oleh National Science Foundation.
Potensi senyawa kimia Cool Blue digunakan untuk membantu mengurangi penyerapan
energi panas pada atap dan dinding bangunan. Salah satu bidang yang berkembang dan cukup
menarik perhatian untuk digunakan di daerah hangat, di mana pendinginan merupakan biaya
besar. Saat ini senyawa kimia Cool Blue sedang dikembangkan dan dipertimbangkan sebagai
aplikasi komersial. Mas Subramanian, seorang profesor kimia Oregon State University yang
menemukan senyawa mengatakan bahwa, pigmen Cool Blue memiliki reflektifitas panas
inframerah sekitar 40 persen, secara signifikan lebih tinggi dari pigmen paling biru yang
sekarang digunakan. Semakin banyak penemuan pigmen, semakin menarik yang didapatkan.
Ilmuwan sudah mengetahui hal tersebut karena memiliki keuntungan yang lebih tahan lama,
aman dan cukup mudah menghasilkan energi. Saat ini tampaknya akan menjadi kandidat baru
dalam efisiensi energi.
Para peneliti mengatakan bahwa apa yang telah terjadi adalah pada suhu 1,200 derajat
centigrade hampir 2,000 derajat Fahrenheit mangan oksida lain yang tidak berbahaya ini
berubah menjadi senyawa warna biru yang hidup yang dapat digunakan untuk membuat sebuah
pigmen (zat warna) yang mampu menolak panas dan asam, ramah lingkungan dan murah untuk
diproduksi dari mineral yang telah siap tersedia. Pigmen (zat warna) biru terbaru dan
kemungkinan yang terbaik pada sejarah dunia telah lahir, sampai dengan ion unsur mangan
telah di bentuk pada sebuah ketidak laziman trigonal bipyramidal coordination dalam keadaan
panas yang teramat sangat.

Pigmen ini pada akhirnya mungkin bermanfaat di semua hal dari printer inkjet sampai
bidang automobil, seni atau cat rumah, jelas para peneliti. Cat biru yang digunakan untuk
merefleksikan bagian-bagian signifikan dari energi panas matahari, dengan demikian akan
mengurangi biaya pendinginan dan nantinya akan menjadi tren baru yang penting dalam
konstruksi ramah lingkungan serta efisiensi energi. Lapisan reflektif yang lebih estetis akan
mengalami penurunan panas, mengurangi panas dari efek polusi (seperti rumah kaca) di kota,
lebih rendah dalam konsumsi energi, dan mengurangi polusi udara karena dapat menurunkan
penggunaan energi dan emisi pembangkit listrik. Ilmuwan yakin dapat memberikan kontribusi
untuk solusi efisiensienergi baru di seluruh dunia. Secara umum, warna yang digunakan atap
rumah lebih gelap, begitu juga mobil ataupun aplikasi lain akan cenderung untuk menyerap
energi panas lebih banyak. Tetapi beberapa senyawa seperti yang ditemukan dalam penelitian
Oregon State University, tak hanya memiliki warna gelap tetapi juga berkemampuan untuk
merefleksikan energi panas ke dalam spektrum inframerah, yang berperan penting dalam
sebagian besar energi panas yang menyerap sinar matahari.

Limbah B3 Perusahaan Ini Diindikasikan Mencemari Lingkungan Permukiman di Jawa


Timur
Aktivis lingkungan Jawa Timur yang tergabung dalam Tim Pendamping dan Advokasi
Kasus Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3), mengirim surat ke Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Isinya, mendesak Menteri LHK mencabut izin dan
menghentikan kegiatan PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA). Hal tersebut dikarenakan perusahaan
yang bergerak di bidang jasa pengangkutan, pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan limbah
B3 ini, diindikasikan melakukan pencemaran lingkungan di Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis,
Mojokerto.
PT. PRIA mengumpulkan, mengolah, dan memanfaatkan beragam jenis limbah B3. Sebut
saja, fly ash dan bottom ash, steel slag, iron slag, paint sludge dan sludge IPAL, tinta dan toner
bekas, sand faundry dust, grinding dust casting furnace, slag scrap, spent oil coolant, minyak
kotor solvent, serta larutan kain majun bekas. PT. PRIA satu-satunya perusahaan pengolah
limbah B3 yang ada di Indonesia timur, dan seribu industri di Jawa Timur yang menghasilkan
limbah B3 semua dikirim ke PT. PRIA.
Masyarakat Desa Lakardowo yang tersebar di Dusun Kedungpalang, Sambi Gembol, dan
Sumber Wuluh, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengeluh gatal-gatal dan
mengalami gangguan pernafasan.
Hal ini tidak lepas dari dugaan pencemaran tanah dan air akibat pembuangan limbah B3
di kawasan terbuka, atau tidak melalui tempat dan proses khusus yang aman bagi lingkungan.
Dugaan pencemaran limbah B3 itu terlihat dari kandungan sulfat, logam berat besi, timbal dan
H2S yang tinggi, pada delapan sumur warga yang ada di Dusun Kedung palang Desa Lakardowo.

Pencemaran diketahui setelah dilakukan uji kualitas air bersama Ecoton dan Inspirasi (Institut
Pemulihan dan Perlindungan Sungai) pada 22 dan 30 Maret 2016.
Selain itu, adanya warga sakit di Dusun Kedungpalang dan Sambi Gembol dalam dua
bulan terakhir, menjadi indikasi telah terjadi pencemaran yang berdampak pada kesehatan warga.
Selain air sumur yang diduga tercemar, dampak lainnya adalah tanaman layu dan mati.
Tanah brontak atau tanah mengembang ke atas, juga terjadi di sawah warga di Dusun
Kedungpalang. Serta, tingginya kadar TDS (Total Dissolved Solid) pada sumur warga di Dusun
Kedungpalang, yang mencapai 2.000 ppm atau part per million menunjukkan jauh diatas standar.
Warga Desa Lakardowo juga telah berkirim surat kepada Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK), untuk mengadukan persoalan limbah B3 yang mencemari desa mereka.
Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan Hidup Lakardowo juga meminta Kementerian LHK
menutup dan mencabut izin pengelolaan dan pemanfaatan limbah B3 PT. Putera Restu Ibu Abadi
(PT. PRIA).
PT. PRIA diduga telah melakukan penimbunan limbah B3 di lokasi perusahaan yang masuk
dalam Desa Lakardowo sejak 2011. Kementerian LHK didesak memerintahkan PT. PRIA untuk
membongkar dan memindahkan limbah B3 yang ditimbun dalam tanah di wilayah Desa
Lakardowo keluar wilayah Desa Lakardowo.
Memerintahkan kepada PT. PRIA untuk memeriksa dampak kegiatan mereka pada
lingkungan hidup di bumi Lakardowo, baik di air sumur, air sawah, gangguan tanaman,
kandungan tanah dan kesehatan udara, demikian bunyi sebagian isi surat kepada Kementerian
LHK itu. Selain itu PT. PRIA juga diminta melakukan pemeriksaan kesehatan masyarakat di tiga
dusun tersebut.

Mikroenkapsulasi Fitoplankton (Porhyridium cruentum) Kaya DHA Dan EPA Untuk


Fortifikasi Biscuit Balita Bergizi Tinggi

Pembuatan biskuit balita bergizi tinggi yang kaya akan DHA dan EPA yang berasal dari
fitoplankton Porphyridium cruentum. Fitoplankton jenis Porphyridium cruentum adalah
mikroalga merah bersel satu dan biomassa sel Porphyridium cruentum mengandung kadar air
1,25-8,83 %, kadar abu 16,8-23,6 %, karbohidrat 22,8-39,3 %, protein 27,7-40,8 % dan kadar
lemak 5,78-7,55 %.

Dalam penelitian ini hal pertama yang dilakukan kultivasi fitoplankton

Porphyridium cruentum untuk memperoleh biomassa yang akan difortifikasi kedalam biscuit,
dalam proses kultivikasi ini harus diperhatikan suhu, cahaya, salinitas, pH dan nutrisi. Nutrisi
untuk Porphyridium cruentum dapat menggunakan KNO3 dan ammonium sebagai sumber
nitrogen atau dapat digunakan urea sebagai sumber nitrogen, terbatasnya jumlah nitrogen dalam
medium akan menghambat fotosintesis, Porphyridium cruentum menggunakan CO2 sebagai
sumber karbon. Pertumbuhan menjadi lebih cepat pada kultur yang diberi cahaya dan aerasi
dengan udara yang mengandung CO2. Sumber sulfur diperoleh dari MgSO4, Na2SO3, atau
Na2S2O3 dengan konsentrasi antara

5,4-27,0 mM akan menghasilkan pertumbuhan

alga yang baik. Kemudian dilakukan pemanenan dengan cara sentrifugasi dan di ekstraksi
lipidnya dengan metode sonivikasi. sebelum difortifikasi kedalam biskuit terlebih dahulu
dilakukan analisis kadar DHA dan EPA dan pembuatan formula mikroenkapsul dengan berbagai
variasi konsentrasi untuk melihat formula mikroenkapsul terbaik.

Anda mungkin juga menyukai